Sinopsis Lakorn : Khun Chai Puttipat Episode 1 - Part 3




Khun Chai Puttipat (2013) Episode 1 - Part 3

Network : Channel 3

Seorang wanita yang sangat cantik dan tampak bergaya bagus (Ingorn). Dia menyuruh setiap orang yang berkumpul untuk pergi, jika tidak urusan disini. Sedangkan untuk setiap gadis yang ingin mengikuti audisi, mereka yang memakai celana harus pulang dan berganti menjadi memakai rok.



Lalu tepat disaat itu, Keaw datang membawa minuman. Dia ingin masuk ke dalam kantor, tapi karena tidak kenal, maka Ingorn mengomeli Keaw. Dan melihat itu, Guru Boot langsung menjelaskan dan menyuruh agar Keaw masuk, karena semuanya sudah haus.


Didalam kantor. Ingorn memberikan pengarahan kepada setiap gadis untuk berjalan dari kanan, tapi tidak satupun dari para gadis itu yang bisa membedakan mana kanan dan kiri. Jadi Ingorn pun memberitahu mereka.

Kemudian setelah selesai membuatkan minuman, Keaw memberikan nya kepada Ingorn. Tapi melihat betapa kotornya wajah Keaw, maka Ingorn tidak jadi minum.



“Hey!! Kamu datang dari tempat sampah? Apa yang salah dengan wajahmu? Betapa kotornya! Apa kamu ada mencuci tanganmu?” tanya Ingorn, mengatai Keaw. Lalu dia menanyakan kepada Guru Boot, darimana anak kotor ini berasal.

“Keaw. Pergi dan cuci wajah serta tanganmu,” kata Guru Boot dengan lembut. Dan Keaw pun keluar dari ruangan.


Didekat tempat air. Keaw melihat dirinya sendiri yang tampak sangat kotor melalui pantulan di air. Dan kemudian, Keaw pun mengambil sabun untuk mencuci tangan serta wajahnya. Alasan kenapa Keaw kotor adalah karena dia baru saja membakar sate tadi.



Chai Pat mengendarai boat untuk menyebrang. Lalu dia mengendarai mobil menuju ke rumah sakit. Sesampainya disana, Piangporn menjelaskan bahwa tidak ada pasien gawat darurat sekarang, hanya saja Direktur ingin menemui Chai Pat. Dan Chai Pat mengerti.

Chai Pat bersama dengan dokter lainnya dan Direktur. Mereka menunggu serta menyambut General Pinit yang baru saja sampai bersama dengan Madame.



“Ini adalah Dokter M.R. Puttipat Jutathep. Sekarang dia adalah Neurosurgery (ahli bedah saraf otak dan sumsum tulang belakang) terbaik di Thailand,” kata Direktur memperkenalkan Chai Pat kepada General Pinit.



“Dokter Khun Chai. Senang bertemu denganmu,” sapa General Pinit dengan ramah sambil mengulurkan tangannya. Dan dengan sopan Chai Pat menyalamin tangan General Pinit.


General Pinit lalu memuji wajah Chai Pat yang tampak baby- face. Dan kepada Madame, General Pinit mengatakan bahwa jika mereka memiliki anak, usia anak mereka pasti hampir sama dengan Chai Pat. Dan Madame mengiyakan.

“Dokter Khun Chai, tolong jaga suami ku ya. karena….” kata Madame.

“Keadaan mental ku tidak normal. Hahaha,” tambah General Pinit sambil tertawa keras.

Direktur meminta maaf karena telah meminta Chai Pat untuk datang. Dia menjelaskan bahwa General Pinit serta Madame ada ingin mendiskusikan dengan mereka tentang pembangunan yayasan, juga mereka ingin memberikan beasiswa kepada orang –orang yang bekerja di bagian Neurosurgery.



Diruangan. Chai Pat mengucapkan terima kasih kepada General Pinit dan Madame yang telah peduli dengan Neurosurgery.  Dan Dokter Yodsawin menambahkan bahwa proyek ini akan sangat bermanfaat untuk banyak orang.

“Sejujurnya, ini ide Madame Dara. Pekerjaanku adalah mengikuti perintahnya,” kata General Pinit sambil tertawa.



“General Pinit, jangan bekerja di balik bayangan. Sesekali biarkan orang lain tahu,” kata Madame Dara dengan lembut kepada General Pinit. Dan lalu kepada Chai Pat dia menceritakan tentang Ayahnya yang meninggal karena pendarahan otak, di zaman itu, tidak ada yang tahu penyebab atau cara penyembuhannya, jadi dia ingin menyumbang untuk Ayahnya.

General Pinit menjelaskan bahwa dia tidak tahu apapun tentang profesi medis, jadi dia ingin mereka pihak rumah sakit membantunya. Contohnya mengenai yayasan yang akan dibangun nya dan dia juga akan membantu mendanai penelitian. Dan Chai Pat mengiyakan.



Sesampai nya General Pinit serta Madame Sara ke rumah. Seorang wanita cantik telah menunggu di depan pintu. Wanita itu dengan sopan memberikan salam kepada General Pinit. Sementara Madame Sara, dia berdiri dibelakang dengan wajah di cemberut melihat itu.

“General. Kamu tidak mencintai ku lagi kah? Jika kamu tidak mencintai ku lagi, aku akan pergi,” kata si Wanita.

“Aku tidak melakukan itu karena aku tidak mencintaimu. Aku selalu mencintaimu. Tidak kah kamu lihat? Kamu bisa memulai hidup baru dengan cek itu,” balas General Pinit dengan lembut sambil memegang bahu si Wanita.



“Tapi apa kamu tidak mau aku untuk menjaga mu?”

“Kamu masih mudah dan cantik, hm. Mengapa kamu tidak pergi memulai hidup baru dengan pria lajang? Aku sudah tua. Aku harus menjaga keluarga ku. Aku tidak bisa membuat mu bahagia,” jelas General Pinit.

Kemudian General Pinit menyuruh orang- orangnya untuk mengantarkan si Wanita (Ooi). Dan setelah itu, General Pinit berjalan untuk masuk ke dalam, diikuti oleh Madame Sara. Namun sebelum Madame Sara masuk ke dalam, General Pinit menghentikannya.


“Dia sudah pergi. Jadi suruh orang untuk membersihkan kamar diatas disebelah kanan dan tata ulang kamar itu,” jelas General Pinit.


Keaw yang baru saja menyelesaikan pekerjaannya, dia duduk dan menghitung semua uang yang di dapat nya hari ini. Membersihkan kelas dan membantu kepala sekolah, 7 baht. Tip dari Chai Pat 20 baht.

“Itu akan bagus jika aku bisa menghasil kan banyak uang seperti hari ini,” kata Keaw dengan gembira dan berseri- seri, menghitung banyak nya uang yang didapatnya hari ini.



Guru Boot menghampiri Keaw, dan Keaw menjelaskan dengan bersemangat bahwa dia telah menyelesaikan pekerjaannya. Lalu Guru Boot menceritakan bahwa di audisi hari ini, mereka masih belum bisa menemukan seseorang untuk mengikuti Kontes Kecantikan.

“Aku rasa jika begini, provinsi kita tidak akan mempunyai seorang wanita cantik yang bisa memasuki kontes kecantikan,” kata Guru Boot.

“Bagaimana bisa? Ayutthaya masih memiliki orang yang bagus,” kata Keaw sambil tersenyum.

Melihat senyum indah diwajah Keaw, Guru Boot tampak kepikiran akan sesuatu. Lalu dia tersenyum, “Benar. Ayutthaya masih memiliki orang yang bagus.”

Post a Comment

Previous Post Next Post