Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 18 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Hia
memperlihatkan video dari sebuah project diluar negeri yang menjadi dasar dari
iklah yang akan mereka buat. Tujuan iklan ini adalah untuk menginspirasi orang
disabel untuk bermimpi. Membuat mereka percaya kalau apa yang mereka mimpikan,
mungkin untuk di wujudkan. Thi dan Na mendengar ide itu dan merasa tertarik
apalagi tujuannya sangat positif. Sementara Pa, dia tampak malas dan hanya
sibuk melihat kukunya.
Dan
karena di iklan ini Thi dan Siriya akan melakukan diving, jadi syuting akan
berlangsung lama di bawah air. Hia kemudian bertanya apa Thi dan Siriya pernah
punya pengalaman melakukan diving? Thi menjawab kalau dia punya surat izin
diving. Na juga hampir keceplosan bilang ahli diving, tetapi dia langsung
memperbaiki kalimatnya kalau dia sudah pernah melakukannya dulu ketika masih
bisa jalan.
Hia
meminta untuk tidak khawatir, karena sebelum syuting, mereka akan di ajarkan
terlebih dahulu mengenai cara diving.
“Apa
yang mau kau lakukan, lakukan saja. Cepat selesaikan rapat ini! Aku juga punya
kerjaan lain yang harus ku selesaikan,” keluh Pa.
Hia
mengerti, dan dia meminta jadwal mereka untuk di atur kapan mau syutingnya. Dan
dia akan meminta asistennya untuk menghubungi nanti. Pa sudah mau langsung
keluar, tetapi Na menghentikannya. Dia menyuruh Pa untuk menulis jadwalnya
terlebih dahulu karena Pa adalah kepala project ini. Jadi Pa juga harus ikut
melihat proses syuting. Dan sebelum Pa sempat protes, Na langsung beralasan
mana tau ada masalah, biar bisa langsung di selesaikan oleh Pa. Dan Thi
membenarkan saran Na tersebut.
Dengan
terpaksa, Pa menulis jadwal kosongnya.
--
“Permainan
apa yang sedang kau pikirkan sekarang?” tanya Pa begitu Na keluar dari ruangan
sendirian.
“Tidak
ada. Aku hanya ingin bekerja denganmu.”
“Jangan
bohong. Kau sengaja menggangguku, membuatku marah dan kehilangan akal sehat!
Kenapa kau melakukannya? Apa salahku padamu?”
“Hal
ini, harusnya kau tanyakan pada dirimu sendiri. Apa kau pernah melakukan sesuatu
padaku atau tidak! Jika tidak pernah, maka kau tidak perlu takut. Tapi, jika
pernah, maka berhati-hatilah. Karena orang sepertiku, jika kau baik, aku juga
akan baik. Tapi jika kau jahat, maka aku juga akan jahat.”
“Aku
juga orang seperti itu. Jika seseorang jahat padaku terlebih dahulu, maka aku
akan membalasnya 10 kali lipat lebih buruk! Selama ini, aku bersedia menahan
diri melihatmu bahagia di rumahku tanpa melakukan apapun, karena aku menghargai
Ibu dan P’Nat. Tapi, jika kau berani menantangku hingga seperti ini, aku akan
membalasnya!” tegas Pa.
--
Krit
menemui Na dan memberikan foto Khun Chukiat, seorang pebisnins yang membantu
Khun Wiset. Dan dia juga memberikan sebuah informasi perusahaan yang di curigai
sebagai milik Khun Wiset, tetapi tidak tercantum nama Khun Wiset di daftar nama
pemegang sahamnya. Dan Krit menduga kalau Khun Wiset sepertinya menggunakan
nama orang lain. Tetapi, dia akan menyelidiki mengenai hal itu.
“Baik,
aku akan membiarkanmu mengurus mengenai Khun Wiset. Sementara aku, aku akan
terus memantau Khun Paradee. Dan seperti yang Nonthawat katakan sebelumnya,
kalau Khun Wiset selingkuh dengan Prawdta, apa ada kemungkinan kalau dia
mungkin terlibat hal ini juga?”
Krit
terlihat memikirkan hal tersebut.
Dan
adegan beralih ke, Prawdta yang sedang menyiapkan makanan, berterikan
memanggilnya ‘cintaku’ untuk datang karena makanan telah siap.
“Itu
mungkin. Tapi, ada kemungkinan juga kalau dia hanya di manfaatkan,” pendapat
Krit.
“Sebenarnya,
kalau Khun Paradee tahu kalau Khun Wiset tidak setia, itu juga bagus!” senyum
Na.
“Aku
rasa, bukannya itu akan lebih buruk? Karena Khun Paradee sangat mencintai Khun
Wiset. Jika rahasia perselingkuhan
itu terbongkar, Prawdta pasti tidak akan selamat!”
“Seperti
itu juga bagus. Jadi kita bisa tahu seberapa batas kebutralan Khun Paradee.
Apakah itu sampai batas dia bisa membunuh orang atau tidak!”
Mata
Praw di tutup dari belakang, dan Praw berbalik sambil memeluk orang yang
menutup matanya. Orang itu adalah Pichet, yang dia panggil ‘cintaku.’ (Oohhh…
dia jadi selingkuhan Wiset, dan ternyata selingkuh juga dengan Chet). Chet
melihat cincin berlian yang ada di jari Praw, dan bertanya apa pria tua itu
yang memberikan cincin tersebut? Praw membenarkan dengan riang dan bahkan
menyuruh Chet menebak berapa karat berlian tersebut.
“Ketika
kau bersamaku, bisa kah kau tidak menyebut mengenai pria tua itu?” pinta Chet.
“Dan juga berhenti tersenyum seperti ini juga.”
“Meh!
Aku senang karena cincin ini mahal. Aku sudah bilang, kalau aku memacari Khun
Wiset karena uang! Uang! Tidak ada hal lain, jadi jangan merajuk. Mmmm!”
“Terus,
berapa lama kau akan memacari pria tua itu? Hmmm?”
“Cintaku,
itu tidak akan lama. Ketika aku sudah mendapat sampai 10 juta, aku akan
berhenti. Aku tidak akan membiarkan Khun Paradee tahu perselingkuhan ini dan
akhirnya membunuhku,” jelas Praw dengan manja. Dan hal itu membuat Chet tersenyum.
--
Khun
Nat turun dari kamarnya dan kebetulan melihat Orn di dapur. Dia bertanya siapa
yang datang karena dia mendengar suara mobil. Orn memberitahu kalau itu Khun
Krit, dan dia pergi ke rumah kecil (kediaman Siriya). Khun Nat tersenyum senang
dan segera merapikan bajunya.
Krit
sedang bersama dengan KhaoSuay menunggu Na. KhaoSuay mengenakan tas ransel dan
berteriak menyuruh Na untuk cepat bersiap.
“Aku
hari ini tidak bisa pergi dengan mu karena harus belajar menyelam,” beritahu Na
pada KhaoSuay.
“Oooh.
Membosankan,” jawab KhoaSuay kecewa.
“Heh,
kau ini masih TK, kenapa sudah seperti remaja,” tegur Nuan sambil mengelus
kepala KhaoSuay.
Semua
tertawa melihat tingkahnya. Krit meminta KhaoSuay untuk ikut dengannya hari ini
saja. KhaoSuay setuju dan meminta Krit untuk cepat berangkat karena dia sudah
rindu dengan Mae’Ya. Krit mengerti dan menyuruh KhaoSuay untuk pamit dulu.
KhaoSuay pamit dengan sopan dan langsung kabur keluar. Krit langsung
mengejarnya.
Krit
berhasil menangkap KhaoSuay dan memintanya untuk tidak lari-lari dulu, nanti
cepat lelah. Nanti mereka bisa bermain bersama kalau sudah tiba. Dan Khun Nat
tiba-tiba muncul di belakang Krit.
“Kemana
kalian akan pergi? Siriya mana? Dia tidak ikut?”
“Khun
Siriya harus pergi belajar menyelam. Aku membawa KhaoSuay keluar untuk bermain.
Hanya kami berdua.”
“Kalian
berdua? Orang sepertimu… apa bisa menjaga keponakanku? Jika sesuatu terjadi
pada keponakanku, siapa yang akan tanggung jawabnya?” ujar Khun Nat (uuuhhh….
Taktik biar di ajak juga, biar terlihat kayak keluarga ibu, ayah dan anak).
“Tidak. Aku tidak percaya padamu. Lebih baik aku ikut.”
Dan
Khun Nat langsung membawa KhaoSuay ke sisi-nya, dan dengan manis bertanya
KhaoSuay mau makan apa? Mau main kemana? Dia akan membawanya.
“Tidak
perlu ikut campur,” ujar Na yang kebetulan melihatnya. “KhaoSuay, sini ke
mama.”
Dan
KhaoSuay langsung berlari ke sisi Na. Na menyuruh Krit untuk pergi sekarang,
agar tidak pulang telat nanti. Krit mengerti dan pamit pergi. Na berterimakasih
atas tawaran Khun Nat yang mau ikut, tetapi sebaiknya tidak usah. Khun Nat
terlihat kesal dan cemburu, tetapi tidak bisa mengatakan apapun.
--
Aunt
On, Peuk dan Ya serta semua tetangga berkumpul bersama di kebun bunga Aunt On.
Mereka sedang melakukan suatu kegiatan. khaoSuay datang tidak lama kemudian
bersama dengan Krit dan sangat senang berjumpa dengan Mae’Ya.
Krit
bahkan ikut dalam acara itu bersama KhaoSuay. Mereka terlihat bersenang-senang.
Aunt
On dan Peuk memperhatikan dari jauh
bersama beberapa tetangga lain. Dia merasa kalau Krit pasti menyukai Ya. Peuk
membenarkan, hal itu sangat jelas, kalau ada yang tidak menyadarinya, berarti
orang itu bodoh. Dan hanya Ya yang tidak sadar akan hal itu.
“Aku
ingin memeriksa apakah pria muda ini benar-benar orang baik. Atau dia hanya
berpura-pura menjadi Oppa yang baik
hati. Kau tahu kan, yang harus kau lakukan.”
Peuk
tertawa. Dia tahu yang harus di lakukannya.
--
Na
dan Thi tiba di tempat latihan. Pa sudah ada di sana dari tadi dan mengeluh karena
Na dan Thi datang terlambat. Salah seorang kru menghampiri mereka dan meminta
Na dan Thi untuk bertukar pakaian, semuanya sudah siap dan mereka akan mulai
latihan.
“Khun,
apa kau bisa bertukar pakaian sendiri?” tanya Thi khawatir.
“Aku
akan meminta bantuan Khun Pa. Dapatkah kau membantuku, khun Pa?”
“Eh,
kenapa harus aku? Aku bukan Nuan, pembantumu,” tolak Pa.
“P’Nuan
bukan pembantuku. P’Nuan adalah orang yang membantu menjagaku. Dan sekarang
ini, P’Nuan lagi sibuk. Jadi, bisakah kau membantuku, Khun Pa?”
Dan
dengan terpaksa, Pa membawa Na ke kamar ganti. Dia membantu Na menarik
resleting baju belakang. Dan saat itulah, Pa melihat bekas luka tembak di
punggung Na. dia terlihat terkejut dan melirik ke Na. Na memperhatikan
reaksinya.
Flashback
Na meminta bantuan Nuan untuk
membuatkan bekas luka itu. Karena jika Khun Paradee adalah pelakunya, dia akan
membuat Khun Paradee teringat dengan perbuatannya. Nuan tertawa dengan rencana
Na.
End
“Apa kau tahu bagaimana aku
mendapatkan luka itu?” tanya Na.
Khun
Pa merasa tidak nyaman mendengarnya, dan segera menarik resleting baju Na.
“Untuk apa aku tahu?”
“Itu
karena ini terjadi karena kalian semua. Salah satu dari kalian adalah orang
yang menembakku. Membuatku menjadi seperti ini. Hari itu, aku dalam perjalanan
ke rumahku. Pang! Seseorang menembaku hingga aku hampir mati. Aku bersimbah
darah dan terlentah di tanah. Kau tahu betapa menyakitkannya hal itu?”
“Kenapa
kau memberitahuku hal ini?”
“Agar
kalian semua tahu kalau kalian harus membayar hal ini. Aku akan membalas kalian
untuk segalanya. Apapun yang kau inginkan, akan ku hancurkan! Kau ingin menjadi
presiden perusahaan ini, kan?”
“Apa
yang mau kau lakukan?! Ku peringati ya, jangan menggangguku!” ancam Pa.
Dan
tentu, Na tidak takut. Dia bisa melakukan segala cara dan tidak takut dengan
ancaman Pa. Hal ini membuat Pa sangat marah.
Na
sedang di ajari menyelam oleh instruktur. Dia meminta agar Thi dan Na saling
percaya dan jang berpisah satu sama lain, agar jika ada masalah di dalam air
bisa saling menyelamatkan. Thi dan Na mengangguk mengerti. Usai itu, Thi
menyombongkan diri pada Na kalau dia sangat ahli diving, dan Siriya harus
percaya padanya. Sebaliknya, dia juga akan percaya pada Siriya. Pa melihat Na
dari jauh dengan tatapan kebencian.
Thi
dan Na mulai memakai alat menyelam dan di ajarkan teknik-teknik menyelam yang
baik.
--
Ya
masih mengurusi kebun bunga. Dan Krit membantunya dengan menggendong Ya menuju
kursi. Aunt On dan Peuk tersenyum melihat kedekatan mereka.
Krit
membantu melayani semua tetangga yang datang dalam acara tersebut. Dia juga
membantu menggemburkan tanah yang akan di gunakan untuk menanam bunga. Dan Ya
tersenyum melihatnya.
--
Na
dan Thi berlatih menyelam. Mereka saling mempercayai satu sama lain. Dan
latihan selesai.
--
Acara
sudah selesai. Krit, Ya dan KhaoSuay pulang ke rumah Aunt On. Dan Ya memasakkan
nasi goreng untuk Krit dan KhaoSuay sebagai hadiah karena sudah bekerja keras
di acara tadi. Krit memuji masakan Ya yang sangat enak.
Ya
tiba-tiba teringat saat dia kembali ke keluarga Sutharak untuk menggantikan Na
yang harus syuting iklan ST Super Car. Saat itu, dia berpura-pura sakit, dan
Thi terlihat sangat khawatir dan perhatian padanya. Dan karena itu, dia
bertanya pada Krit, apa Thi dan Na memang sangat dekat? Dia merasa aneh, karena
sebelumnya, Thi tampak sangat membencinya, tetapi di pertemuan terakhir tidak
seperti itu.
“Apa
iya? Kalau gitu, aku akan mengawasinya untukmu. Tapi aku rasa harusnya tidak
ada apapun. Jika mereka dekat, mungkin karena mereka terbiasa bertemu setiap
hari. Dan satu lagi, Khun Thi dan Khun Na… keduanya, tidak saling mempercayai.”
“Aku
harap juga seperti itu.”
--
Thi
bertanya pada Siriya, apa dia sudah mempercayainya? Dia tahu kalau di daratan,
Siriya mungkin tidak mempercayainya, tetapi di dalam air, Siriya harus
mempercayainya.
Pa
tiba-tiba berteriak karena latihannya lama sekali dan dia sudah harus pulang. Instruktur
memuji Na di depan Pa, menurutnya Siriya sangat hebat karena sudah bisa
menyelam untuk orang disable, jadi mereka bisa cepat selesai latihan. Dan untuk
terakhir, instruktur menyuruh Thi dan Siriya untuk masuk menyelam terakhir kali
tanpa di dampingi olehnya.
Pa
terlihat tidak suka mendengarnya. Dan dia kemudian melihat tabung oksigen yang
terletak di pinggir kolam.
Setelah
beberapa saat, Thi dan Na mulai menyelam kembali tanpa instruktur. Saat di
dalam air, Thi memberikan isyarat kalau mereka harus berenang bersama ke sudut
kolam berenang. Tetapi, Na menjawab dengan isyarat juga kalau dia bisa sendiri
dan mulai berenang ke sudut (si Na kan pura-pura lumpuh, jadi dia berenang
dalam posisi duduk, susah jelasinnya hhehehe k). Tetapi, belum sampai di ujung,
Na malah kesulitan bernapas dan membuat Thi panik.
Para
kru di permukaan melihat gelembung – gelembung air dan panik dengan yang
terjadi. Hanya Pa yang tersenyum senang melihat hal tersebut.
Thi
memberikan istruksi pada Na dan membawanya ke atas permukaan.
“Aku
sudah bilang padamu, jangan sok berani,” marah Thi.
“Tadi
itu sangat berbahaya! Aku sudah mengajarimu, ketika menyelam, kau harus selalu
bersama dengan rekanmu. Jika sesuatu terjadi pada pernapasanmu, itu akan
menyebabkan rasa sakit,” tegus instruktur.
“Aku
juga tidak ingin hal itu terjadi. Tapi, aku kehabisan oksigen.”
“Bagaimana
bisa? Aku baru mengisinya pagi ini,” heran instruktur.
“Tapi
bahkan jika tidak ada oksigen, bukankah instruktur sudah mengajarimu, jangan
panik. Aku pikir orang sepertimu akan hebat di dalam air dan juga di darat.
Tapi nyatanya, kau juga punya kelemahan juga,” ejek Pa dengan muka tersenyum
lebar.
“P’Pa,
jangan bercanda seperti itu! ini masalah hidup dan mati, P’!” tegur Thi.
“Siapa
yang mati? Belum ada yang mati. Aku hanya hampir mati,” ujar Na dan melihat tajam ke arah Pa.
Sementara
instruktur sibuk memeriksa tabung oksigen Na.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy