Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 24 – 2
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Na
sudah mulai masuk kantor lagi. Dan Khun Nat tampak mencurigainya, karena dia
terus memperhatikan gerak-gerik Siriya. Krit melihat hal itu dan itu membuatnya
sedikit khawatir.
--
Di
ruangannya, Khun Nat masih terus memikirkan mengenai dua orang Siriya yang di
lihatnya di sekolah KhaoSuay. Chet masuk ke ruangan Khun Nat, dan bertanya apa
Khun Nat mencarinya tadi?
“Ya.
Kemana kau pergi?”
“Aku
pergi menemui teman.”
“Teman
atau wanita?”
“Khun
Nat, itu tidak seperti yang Khun Nat pikirkan. Aku…”
“Masalah
pribadimu, aku tidak mau tahu. Apapun yang kau lakukan, berhati-hatilah. Aku
ingin kau membantuku sesuatu.”
--
Chet
meminta informasi mengenai Khun Siriya dari seorang staff HRD secara diam-diam.
Wat kebetulan mendengar pembicaraan Chet dan staff itu. Staff itu bahkan
menerima uang tutup mulut dari Chet.
Dan
dengan sengaja, Wat menabrak Chet hingga membuat berkas dokumen yang Chet
pegang terjatuh. Wat dapat melihat kalau dokumen yang sedang Chet pegang adalah
informasi pribadi mengenai Siriya. Wat langsung kepo, tapi Chet menyuruhnya
untuk tidak perlu tahu.
--
Wat
mengumpulkan Krit dan Na dan memberitahukan hal tersebut. Na dapat menduga
kalau Khun Nat mulai curiga pada mereka. Dan karena itu, Khun Nat menyuruh Chet
untuk menyelidikinya. Wat tambah bingung, kenapa tiba-tiba Khun Nat curiga? Dan
Na menjelaskan yang terjadi di sekolah KhaoSuay. Krit bertanya pada Na, apa
yang haru mereka lakukan sekarang?
Na
merasa kalau walaupun Khun Nat tahu dia dan Siriya kembar, Khun Nat tetap tidak
akan bisa membuktikan kalau selama ini yang berada di rumah Sutharak bukanlah
Siriya. Karena dia dan Ya sangat mirip hingga tidak bisa di bedakan. Jika
ketahuan kalau Siriya punya saudara kembar, mereka bisa tetap berkeras kalau
yang selama ini di keluarga Sutharak adalah Siriya asli.
Selesai
membahas itu, mereka kembali ke kantor. Dan Krit terus memperhatikan Na, dia
teringat saran Ya yang menyuruhnya untuk lebih mengenal Na. Dan karena itu, dia
mencoba mengajak Na untuk makan malam
bersama.
“Malam
ini aku tidak bisa, Khun Krit. Bagaimana dengan hari lain?” jawab Na dengan
gampang.
Krit
setuju. Dan setelah Na pergi, Krit memarahi dirinya sendiri yang pasti sudah
gila.
--
Khun
Riam membereskan barang-barangnya di rumah. Sepertinya dia akan pergi dari
Bangkok. Saat dia keluar, dia melihat seseorang dan tampak terkejut.
--
Na
membawa Thi ke restoran karena ada seorang customer yang tiba-tiba ingin
bertemu untuk membahas hal penting. Dan ternyata, customer yang di maksud oleh
Na adalah Khun Riam.
“Kau
berbohong!” marah Thi.
“Jika
aku bilang yang sebenarnya, kau tidak akan mau ikut.”
“Kau
bisa membuatku datang, tapi kau tidak bisa membuatku tinggal,” ujar Thi dan
pergi keluar. Na menahannya. “Aku paling benci dengan orang yang berbohong.”
“Jangan
marah pada Nu’Siriya. Aku yang memohon padanya melakukan hal ini,” bela Khun
Riam.
Tetapi
Thi tidak mau mendengar dan langsung pergi. Na mengejarnya dan karena dia
menggunakan tongkat, dia jadi jatuh. Thi jelas tidak tega pergi jadinya. Dia
balik dan membantu Na.
“Aku
minta maaf karena sudah berbohong.”
Khun
Riam yang ikut mengejar jelas merasa bersalah karena Siriya sampai terjatuh. Na
kemudian memohon pada Thi. Bukankah sebelumnya Thi sudah setuju padanya untuk
membuktikan apakah dia perlu ibu atau tidak.
“Baiklah.
Ku beri kau waktu sehari. Dan setelah itu, semuanya berakhir. setuju?”
Khun
Riam dan Na kompak menjawab, “Setuju!”
--
Na
dan Thi sampai rumah malam hari. Thi menegaskan sekali lagi pada Siriya kalau
apapun yang Siriya lakukan, tidak akan mengubah pendiriannya.
--
Esok
hari,
Thi
pergi ke meja makan, dan Nuan menyiapkan sarapan padanya. Dia menyuruh Thi
untuk makan terlebih dahulu karena Siriya masih di dapur.
“Enak.
Apa ini Siriya yang buat?”
“Bukan
kami berdua.”
“Lalu
siapa?”
Dan
Khun Riam keluar dari dapur. Dia yang memasak karena dia ingat waktu kecil Thi
sangat suka dengan koay teow moo sap (kwetiaw
dengan cincang daging ba**) buatannya. Thi menatap kesal pada Khun Riam dan
Siriya, dan memutuskan untuk pergi. Na menghalanginya pergi, karena hari ini
adalah hari dimana Thi harus membuktikan kalau dia tidak perlu ibu. Dia meminta
Thi untuk duduk kembali. Dan karena sudah terlanjur janji akan memberi waktu
satu hari, Thi kembali duduk.
Akhirnya,
mereka sarapan bersama. Dan Thi tidak menghabiskan makanannya. Na melihatnya
dan memuji masakan Khun Riam. Dan KhaoSuay juga memujinya. Khun Riam bertanya
pada Thi, apa masakannya tidak sesuai selera Thi? Thi hanya menjawab kalau dia
tidak suka.
“Aw,
tadi kan Khun Thi bilang masakannya enak,” ingati Nuan.
“Sekarang,
aku sudah tidak menyukainya lagi!”
Khun
Riam tidak menyerah. Dia bertanya apa yang ingin Thi makan? Dia akan memasakkannya.
Tapi, Thi mengatakan tidak mau makan apapun.
“Perut
paman Thi keroncongan,” ujar KhaoSuay dengan keras saat mendengar suara perut
Thi.
Nuan
langsung menggodanya. Dan Thi memilih pergi dari meja makan. Thi masuk ke dalam
kamarnya, dan dia melihat tas Khun Riam yang terjatuh dan isinya berserakan. Di
dalam tas Khun Riam, ada album yang berisi foto – foto Thi dari kecil. Dan
sebuah buku yang berisi foto dewasa-nya yang di potong dari majalah-majalah.
Pas
sekali, Khun Riam datang dan menawarkan buah untuknya. Dengan panik, Thi
langsung memasukan barang – barang itu ke dalam tas Khun Riam. Tapi, akibatnya
dia malah melukai jarinya. Khun Riam langsung mengobati jari thi yang terluka.
Tetapi, belum sempat mengobati, Thi malah menarik tangannya.
“Apa
yang sebenarnya kau inginkan?” marah Thi.
“Aku
tidak ingin apapun dairmu. Aku tahu dan sadar kalau kesalahanku sangat besar
hingga sulit di maafkan.”
“Lalu,
kenapa kau kembali sekarang?”
“Aku
kembali karena aku ingin memberitahumu bahwa kau adalah putra yang terlahir
dari cintaku. Aku tidak ingin kau tenggelam karena masa lalu buruk yang ku
buat. Aku ingin memberitahumu kalau kau putra yang selalu ku inginkan.”
“Pernahkah
kau tanya padaku, apakah aku masih memerlukanmu atau tidak? biar ku beritahu,
tidak peduli seburuk apapun hal yang terjadi di hidupku, atau ketika aku hampir
mati, aku tidak pernah memikirkanmu sama sekali!”
Khun
Riam menangis mendengar perkataan Thi tersebut. Sementara Na langsung mengejar
Thi yang pergi keluar.
Na
merasa kalau ucapan Thi keterlaluan. Tapi Thi tidak merasa demikian.
“Kau
kira kalau ayah dan ibu adalah penyelamat atau malaikat gitu? Sehingga mereka
tidak akan pernah berbuat salah? Orang lain berbuat salah dan kau mau
memaafkannya. Dan ini ibumu, orang yang memberimu kehidupan, kenapa kau tidak
bisa memaafkannya?”
“Pengampunan…
itu tidak ada hubungannya dengan siapa orang itu. Tapi itu berhubungan dengan
apa yang di lakukan. Maaf Siriya, sudah ku bilang kalau apapun yang kau lakukan
tidak akan merubah apapun.”
“Baik.
Jika kau ingin terus membohongi dirimu sendiri, lakukan saja terus. Tapi biar
ku kasih tahu, hari ini kau telah menghancurkan hati orang yang sangat
mencintaimu!” ujar Na menyerah terhadap Thi.
--
Khun
Riam membereskan barangnya. Dia memutuskan untuk pergi. Na menghampirinya dan
meminta maaf karena jika dia tidak mempunyai rencana seperti ini, Khun Riam
pasti tidak akan merasa terluka seperti ini. Khun Riam mengatakan kalau dia
senang karena telah mempunyai kesempatan untuk melakukan tugasnya sebagai
seorang ibu, meskipun hanya satu hari.
“Tante,
boleh aku tanya satu hal? Kenapa waktu itu kau meninggalkan Khun Thi?”
“Aku
tidak ingin menghancurkan masa depan putraku. Kau mungkin mendengar ini sebagai
alasan. Tapi itu kebenarannya. Ketika Thi lahir dengan status dari anak wanita
simpanan, aku sudah menyakitinya lebih dari cukup. Jika aku membawanya, aku
tidak punya kemampuan untuk memberikan hidup yang baik untuknya.”
“Lalu
kenapa tante pergi dari rumah?”
“Aku
memilih menjadi wanita simpanan. Memilihuntuk mencuri milik orang lain. Tapi
suatu hari, hal itu menghantuiku. Ketika aku tahu kalau Khun Traipop punya
wanita lain. Padahal dia berjanji padaku kalau aku wanita terakhirnya, aku
menjadi marah. Marah karena aku di khianati. Dan saat itulah aku menyadari
perasaan Khun Pawinee.”
“Hingga
kau memutuskan untuk pergi?”
“Ketika
kita mencintai seseorang dengan sepenuh hati, dan di khianati. Hal itu sangat
menyakitkan, Nu. Itulah kenapa orang-orang bilang, jangan bermain dengan cinta!
Saat itu, cinta telah membutakan mataku. Itu membuatku tidak bisa melihat
cintaku pada putraku. Jadi, aku memutuskan untuk melakukan hal bodoh. Tapi
kemudian, aku harus hidup dalam penderitaan. Aku menggunakan 20 tahun hidup ini
dan akhirnya berani mengakui kesalahanku di depannya. Jika aku bisa memutar
waktu, aku akan bertahan lebih daripada ini. Aku tidak akan pernah
meninggalkannya. Tidak akan pernah!”
Dan
perkataan Khun Riam itu terdengar oleh Thi yang berdiri di dekat pintu.
“Tante,
aku rasa jika kau memberitahu alasannya pada Thi, mungkin Khun Thi bisa
mengerti kenapa kau meninggalkannya.”
“Tidak
tidak akan mendengar. Karena semua ini baginya hanyalah alasan. Bagaimanapun,
aku berbuat salah padanya.”
Thi
menangis mendengar semua perbincangan Khun Riam dan Na.
--
Chet
memberikan hasil penyelidikannya pada Khun Nat. Khun Nat memeriksanya.
“Sina
Rothanon,” baca Khun Nat.
“Dia
adalah saudara kembar Khun Siriya.”
“Siriya
punya kembaran, seperti yang ku pikirkan.”
“Khun
Nat, apa langkah selanjutmu?”
“Aku
tidak akan membiarkan penipu tinggal di rumahku.”
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com. Terimakasih. Happy Reading.
Tags:
Khun Mae Suam Roy