Sinopsis
Lakorn : You Are Me episode 25 – 1
Images by : Channel 3
sinopsis di tulis oleh : Chunov (nama
samaran) di blog k-adramanov.blogspot.com
Malam
hari, di kediaman Sutharak,
Khun
Riam belum pergi dari kediaman Siriya, dia masih ada di sana dan menunggu Thi
yang belum pulang. Na merasa kasihan padanya dan menyuruhnya untuk tidur,
tetapi Khun Riam menolak. Dia ingin melakukan tugas nya sebagai seorang ibu
terakhir kali, dia akan menunggu Thi pulang.
Thi
pulang tidak lama kemudian dalam keadaan mabuk dan di bopong oleh Lert. Khun
Riam jelas cemas melihat keadaan Thi, di tambah lagi Lert mengatakan kalau
tidak biasanya Thi mabuk seperti ini. Khun Riam meminta Lert untuk membawa Thi
ke dalam kamar.
Khun
Riam membantu membuka baju dan membersihkan badan Thi. Thi masih dalam keadaan
tidak sadar dan memeluk Khun Riam. Dia bergumam dalam tidurnya, kenapa ibu
kembali sekarang? Aku sudah menunggu sangat lama.
Khun
Riam menangis. Dia dapat merasakan kalau Thi sangat terluka atas perlakuannya
dulu. Dia meminta maaf dan berjanji ini akan menjadi yang terakhir kalinya.
Setelah itu, dia tidak akan pernah datang mengganggu Thi. Tentu saja, Thi tidak
mendengar semua perkataan Khun Riam, karena dia dalam keadaan tidak sadar. Khun
Riam memeluk Thi dan berujar : “Ibu mencintaimu.”
Na
kebetulan lewat di depan kamar Thi, dan dari sela pintu yang terbuka dia
melihat Khun Riam yang memeluk Thi. Na sedikit tersenyum melihat hal tersebut.
--
Esok
hari,
Thi
terbangun dan dia teringat samar-samar perkataan Khun Riam yang bilang tidak
akan pernah mengganggunya lagi. Dengan panik, Thi keluar dan mencari Siriya dan
Nuan. Namun, tidak ada siapapun. Dia berpas-pasan dengan Orn dan bertanya
dimana semuanya?
“Mereka
pergi untuk mengantar… err… ibumu, baru saja.”
Dengan
panik, Thi berlari kencang ke pintu gerbang. Pas sekali, mobil putih keluar
dari gerbang. Thi teringat masa kecilnya saat mengejar taksi ibunya dan memohon
untuk tidak pergi. Sekarang, Thi pun melakukan hal yang sama, dia mengejar
mobil tersebut sambil berteriak : “Mae.”
Sayang
sekali, mobil itu tidak berhenti maupun berputar balik. Thi kecewa, dia
berjalan dengan langkah lunglai kembali ke rumah.
Dan…
Khun Riam bersama Siriya menunggunya di depan gerbang. Thi menangis melihatnya,
begitu pula dengan Khun Riam.
“Orn…
bilang kau sudah pergi.”
“Aku
pergi mengucapkan selamat tinggal pada Khun Pawinee.”
“Khun
Thi, adakah yang kau inginkan dari tante Riam?” tanya Na.
“Aku…
“
Khun
Riam mendekati Thi dan memeluknya dengan erat. Dan Thi tidak menolak pelukan
itu sama sekali. Khun Riam menangis dan berujar kalau Thi tidak perlu
mengatakan apapun, dia tahu yang Thi ingin katakan. Thi dengan memberanikan
diri, balas memeluk Khun Riam.
“Terimakasih
karena sudah memaafkan Ibu. Terimakasih,” ujar Khun Riam dengan sangat bahagia.
Na
melihat hal tersebut, dan dia merasa senang karena Thi telah berbaikan dengan
ibunya. Khun Pawinee yang berdiri di depan pintu rumah, tersenyum melihat hal
tersebut.
Setelah
melepaskan rindu, Khun Riam pamit untuk pergi dan menyuruh Thi untuk menjaga
diri. Thi memberi salam untuk melepas kepergian Khun Riam.
“Selamat.
Karena kau sudah bisa memahami ibumu,” ujar Na dengan tulus.
Thi
tidak menjawab, dan langsung masuk ke dalam. Na jelas heran dan mengejar Thi,
apa Thi tidak mau berterimakasih padanya sama sekali?
“Jangan
kira kalau kau adalah hero karena sudah bisa membuatku berbaikan dengan ibuku.
Dan aku akan memaafkanmu.”
“Maafkan
aku? Emang aku buat salah apa?”
“Kau
berbohong padaku mengenai customer itu.”
“Tapi
aku melakukannya untuk membantumu.”
“Tapi
itu tetap berbohong! Aku tahu niatmu baik. Tapi aku paling benci dengan orang
yang berbohong. Lain kali, jangan melakukan itu lagi.”
Na
menjadi sedikit gugup dan berterimakasih. Dia gugup karena selama ini dia juga
berbohong dengan berpura-pura menjadi Siriya. Thi tidak menyadari kegugupan
Siriya, dan malah berkata kalau dia masih marah dengan Siriya.
“Lalu
kau ingin aku buat apa?”
“Kau
bisa membuatku berbaikan dengan ibuku. Jadi kau juga harusnya tahu cara agar
aku berhenti marah padamu,” jawab Thi.
Na
berpikir sesaat. Dia mendapat sebuah ide dan langsung menyuruh Thi untuk ikut
dengannya.
Kemana
mereka?
Na
membawa Thi ke dalam arena balap mobil. Dia duduk di kursi penumpang dan Thi di
kursi pengemudi. Mereka bersenang-senang dengan mengemudikan mobil dengan
kencang dan bahkan melakukan drift. Na berteriak senang menikmati sensasi
menegangkan tersebut.
“Terimakasih,”
ujar Thi dengan tulus pada Siriya.
Mereka
saling bertatapan. Karena merasa canggung, Na hendak keluar dari mobil. Tetapi
Thi menahannya. Dia memegang kepala Siriya dan mendekatkan wajahnya. Mereka
sudah hampir berciuman.
Hanya
saja, Thi teringat peringatan Khun Pawinee agar dia tidak jatuh cinta dengan
wanita simpanan abangnya sendiri. Dan Na teringat dengan perkataan Krit agar
dia tidak lupa dengan tujuannya masuk ke keluarga Sutharak.
Akhirnya,
mereka tidak jadi berciuman dan menjauhkan wajah-wajha masing. Mereka menyadari
posisi mereka dan tidak boleh saling mencintai.
“Aku…”
“Tidak
ada yang perlu di katakan Khun. Mari kita pulang.”
--
Ya
sedang berlatih berjalan sendirian. Tapi, dia terus teringat perkataannya yang
cukup kasar pada Krit dimana dia berkata kalau semuanya sudah berakhir, mereka
akan kembali ke posisi masing-masing. Tidak lama, Lert datang dan menyuruh Ya
untuk beristirahat. Dia membantu Siriya masuk kembali ke dalam rumah.
Pas
sekali, saat mereka sudah masuk ke dalam rumah, sebuah mobil berhenti di depan
rumah. Yang datang adalah Chet! Dia memotret rumah Aunt On dan mengirimkannya
ke Khun Nat dengan pesan : Ini adalah
rumah dari saudara satu-satunya Khun Siriya. Aku rasa seharusnya kembarannya
ada di rumah ini.
Dan
tidak lama, Aunt On pulang. Chet langsung diam-diam memotret Aunt On dan
mengirimkannya ke Khun Nat.
Khun
Nat melihat foto Aunt On dan langsung menelpon Chet.
“Wanita
itu adalah tante Khun Krit. Untuk apa dia
ke sana?”
“Wanita
itu bukan tante Khun Krit. Dia adalah Aunt On. Satu-satunya keluarga Khun
Siriya. Dan ini adalah rumahnya.”
Khun
Nat jelas terkejut. Dia yakin kalau wanita itu adalah orang yang di lihatnya di
rumah sakit saat menjenguk Krit. Dan Krit dengan jelas mengatakan kalau itu
adalah tantenya. Khun Nat sadar kalau dia telah di bohongi. Di tambah lagi,
Chet menyimpulkan kalau Khun Krit sepertinya terlibat dalam hal ini.
“Haruskah
kita memberitahu hal ini pada Khun Pawinee dan Khun Athirat?”
“Jangan
dulu. Kita tidak akan melakukan apapun untuk sekarang. Hingga aku yakin kalau
wanita di rumah itu adalah Siriya yang asli! Aku perlu menyelidiki hal ini
dengan jelas.”
--
Dan
Khun Nat langsung dengan sengaja menghampiri Khun Krit dan menyindir : “Kau
punya sesuatu yang kau sembunyikan dariku, kan?”
“Apa
maksud Khun Nat?”
“Aku
akan memberimu kesempatan untuk menjawab. Kau punya sesuatu yang kau
sembunyikan dariku, kan?”
Tetapi,
Krit tidak mengerti. Dia menyuruh Khun Nat untuk langsung saja. Khun Nat malah
membalas kalau Krit pernah bilang padanya, kalau mungkin dia tidak sebaik yang
dirinya pikirkan, dan dia rasa hal itu benar. Menurutnya Krit sangat pandai
berpura-pura baik. Penipu.
“Setiap
manusia punya banyak sisi kan? Aku tidak tahu rahasia apa yang Khun Nat
maksudkan. Tapi, setiap orang punya rahasia! Bukankah begitu, Khun Nat?”
“Benar.
Jika kau tidak mau jawab. Aku yang akan mencari sendiri jawabannya.”
Krit
jadi takut mendengar perkataan Khun Nat, dia menahan Khun Nat dan bertanya, apa
yang hendak Khun Nat lakukan?
“Lepaskan
aku. Aku sudah memperingatimu sebelumnya, untuk memilih pihak yang benar. Kau
sekarang dapat menunggu untuk menerima konsekuensi atas pilihanmu. Dan aku
yakin, kau akan menyesal.”
Usai
mengatakan ancaman itu, Khun Nat pergi ke ruangannya kembali. Dia menelpon
Cheat dan berkata : “Mari kita jalankan rencana kita. Dan jangan biarkan Khun
Krit mengganggu!”
--
Thi
pergi ke arena tinju. Dia melampiaskan stress-nya dengan berlatih tinju. Dia
berusaha menghipnotis dirinya sendiri untuk tidak jatuh cinta pada ‘Siriya’.
Na
sendiri melakukan sit up di kamarnya dan menghipnotis dirinya untuk tidak
menyukai ‘Thi’.
--
Malam
hari,
Thi
masuk ke dalam kamar Siriya dan melihat barang-barangnya di kamar itu sudah di
masukkan dalam koper.
“Kau
kan awalnya tinggal di kamar ini karena ingin melindungiku dari pelaku.
Sekarang, Khun Pa sudah tertangkap. Kau harus pindah kembali ke kamarmu.”
“Mmm!
Aku juga ke sini untuk beritahu kalau aku akan kembali ke kamarku. Terimakasih
karena sudah membantu membereskan barangku.”
Tetapi, sebelum keluar, Thi mencari charger
hp-nya dulu. Ketemu, pas dia mau narik, ternyata Na juga narik. Itu punya dia
dan ada namanya di charger itu. Eh karena narik-narikan charger, Na malah
hampir jatuh, dan Thi refleks menariknya hingga mereka jadi berpelukan.
Dengan
canggung, Na melepaskan diri dan memberikan charger-nya pada Thi. Thi
berterimakasih dan berkata kalau Siriya menemukan charger-nya, dia akan
mengembalikan charger Siriya nanti.
Karena
insiden pelukan tadi, hati Na dan Thi semakin tidak enak. Mereka sudah saling
jatuh cinta tapi berusaha mengenyahkan perasaan itu.
Support penulis hanya dengan membaca sinopsis ini (Khun
Mae Suam Roy) di :
k-adramanov.blogspot.com.
Terimakasih. Happy Reading
Tags:
Khun Mae Suam Roy