Network : GMM One
Pernakah
kamu bertanya apa gunanya belajar dengan keras?
Pernakah
kamu merasa tak ada guru yang bisa memahami kamu?
Pernakah
kamu merasa kesal dengan sistem sekolah konyol yang bahkan tidak kita inginkan?
Saat
Direktur sedang berbicara, Taeweesilp menyela dan menyuruh agar Direktur
langsung berbicara ke intinya saja. Dan Direktur pun bertanya padanya, tipe
murid seperti apa yang di inginkan setiap sekolah.
“Yang
berbakat,” jawab Taeweesilp. Dan Direktur tersenyum senang.
Pernakah
kamu penasaran kenapa sekolah hanya tertarik pada siswa luar biasa, tanpa
melihat penderitaan kita? Dan berapa lama kita harus bertahan?
“Menurut
saya inilah waktu nya bagi kita untuk menghasilkan lebih banyak siswa Berbakat.
Inilah waktu nya potensi mereka di perkuat. Untuk mencapai hasil yang optimal,
kami membutuhkan lebih banyak dana dari kementerian. Tiga kali lipat,” jelas
Direktur kepada mereka semua.
“Hari
ini, akan kuceritakan kisah sekolah ini. Inilah kisah sekolah bernama SMA
Ritdha. Dan kelas specialnya yang disebut The
Gifted,” kata Pang. Didepan kamera laptop nya.
T H E G I F T E D
Wave
memasangkan alat komunikasi di kerah baju Pang, dan dikerah bajunya sendiri,
sehingga mereka berdua bisa saling berkomunikasi dari jauh. Lalu setelah
semuanya okay, Wave menjelaskan kepada Pang agar berhati- hati dan jangan
bertindak bodoh, karena bila Pang kehilangan alat itu, maka signal komunikasi
mereka bisa terputus.
“Aku
tahu,” kata Pang.
“Aku
harus pergi ke ruangan siaran untuk menjalan kan sistemnya. Jadi kamu akan
pergi ke ruangan rapat sendirian, dan membongkar semua nya kepada setiap orang.
Aku mempercayai mu Pang, kita tidak bisa membuat kesalahan apapun hari ini,”
jelas Wave.
Sebelum
pergi menjalan kan tugas masing- masing, Pang menatap ke arah Guru Pom. Dan
dengan tenang, Guru Pom mengatakan bahwa Pang tidak perlu mengkhawatirkannya.
Lalu Pang pun mengucapkan terima kasih, dan pergi bersama dengan Wave.
Namtaan
menghampiri Wave dan Pang. Dia mengatakan bahwa dia mau memberikan pin yang
telah dikumpulkan nya kepada mereka berdua. Lalu Wave pun menerima pin
tersebut, dan berlari pergi duluan.
“Berapa
lama kamu sudah disini?” tanya Pang sambil berjalan lebih dekat kearah Namtaan.
“Ohm
dan aku melakukan yang terbaik. Ini semua yang kami dapatkan,” jelas Namtaan
sambil menunjukan semua lencana yang ada. Dan Pang mengambil lencana kelas 8.
Karena
Pang masih tidak tampak akan bercerita padanya, maka Namtaan pun bertanya dan
dia menjelaskan bahwa dia telah mendengar semua pembicaraan Pang dengan Guru
Pom tentang Direktur. “Mengapa kamu tidak membicarakannya dengan kami? Apa kita
masih teman?” tanya Namtaan dengan sedikit emosi.
“Namtaan,
tenanglah. Aku tidak memberitahu mu karena ini berbahaya. Dan aku tahu bahwa
jika aku memberitahu mu, maka kamu akan menghentikan ku,” jelas Pang.
Namtaan
menjelaskan bahwa tentu saja dia akan menghentikan Pang, karena dia peduli pada
Pang, tapi apa selama ini Pang pernah mau berhenti. Lalu dia mengatakan bahwa
dia merasa terluka, karena Pang tidak mempercayai dirinya dan bahkan Ohm.
“Kamu
sangat berubah, Pang,” kata Namtaan.
“Namtaan,
ini tidak seperti itu,” balas Pang.
“Kemudian,
apa?” tanya Namtaan.
“Aku
minta maaf. Aku harus pergi,” balas Pang.
Namtaan
memegang tangan Pang dan menahannya, dia mengatakan bahwa jika Pang tidak mau
berhenti maka dia akan ikut dengan Pang. Tapi Pang tidak mau Namtaan terlibat
dalam masalah ini, karena orang yang bisa menghentikan Direktur hanyalah
dirinya dan Wave.
Namun
Namtaan bersikeras untuk ikut bersama dengan Pang, karena dia peduli. Dan Pang
pun membalas bahwa karena dia juga pedulilah, makanya dia tidak ingin membuat
mereka terlibat
“Tidak.
Kamu berbohong. Aku tidak ingin kamu pergi, Pang. Aku tidak mau. Bisakah kamu
tolong jangan pergi? Aku tidak ingin kamu pergi, Pang,” kata Namtaan sambil
menangis.
Melihat
Namtaan yang mulai menangis, maka Pang pun langsung memeluk dan
menenangkannnya. “Aku minta maaf, Namtaan. Aku tidak bisa mundur sekarang,”
kata Pang.
Dengan
perlahan, Pang menggerakan tangannya menyentuh leher Namtaan. Dan dengan sura kecil yang tidak
kedengaran, Pang berbisik di telinga Namtaan, lalu dia melepaskan Namtaan dan
pergi. Kemudian setelah Pang pergi, Namtaan pun terduduk dilantai dan menangis.
Diruang
siaran. Wave mengatifkan semua komputer dan peralatan elektonik, lalu melalui
alat komunikasi di kerahnya, dia menanyakan dimana Pang berada sekarang. Tapi
Pang tidak menjawab, lalu karena mendengarkan suara seperti orang menangis,
maka Wave pun bertanya.
“Tidak
ada, cuma bersin saja,” kata Pang sambil mengusap hidungnya. Dia telah berada
tepat di depan pintu ruangan rapat.
“Apa
kamu baik- baik saja? Apa kamu siap?” tanya Wave. Dan Pang mengiyakan. Lalu
Wave pun menekan tombol ‘enter’ di
komputernya.
Pang
memperhatikan lencana kelas 8 yang di dapatnya dari Namtaan. Lalu dia
mengingat- ingat semua yan telah di laluinya. Dan dengan erat, dia memegang
lencana tersebut, kemudian memasang lencana tersebut di bajunya.
Suatu
hari kamu menyadari bahwa kamu telah melalui banyak hal. Dari siswa tidak
berguna kelas 8. Berubah menjadi siswa kelas Berbakat. Kamu mulai mempelajari tentang
Potensi mu. Kamu melihat melihat ketidak adilan. Dan untuk hari ini, rasanya
agak aneh, tapi segalanya akan segera berakhir.
Tags:
The Gifted