Network : GMM One
Bu
Ladda berjalan dari belakang mendekati Namtaan.
Pang
melawan dan berusaha untuk melarikan diri, tapi sayangnya dia tidak bisa
melarikan diri sama sekali, karena anak buah Direktur terlalu banyak.
“Kalian
jangan melukainya. Dia tidak mungkin bisa melarikan diri,” kata Direktur kepada
dua anak buahnya. Lalu kedua orang itu pun melepaskan Pang.
Direktur
mengucapkan terima kasih kepada Pang serta Wave, karena mereka telah membuat
rapat ini berakhir dengan baik, dan penampilan mereka sangat bagus. Lalu
Direktur meminta agar Pang berhenti melawan padanya, karena dia tidak ingin
Wave kembali menjadi normal.
“Pang!
Bisakah kamu mendengarku? Apa yang terjadi? Pang! Apa yang terjadi?” tanya Wave
dengan panik.
“Tidak
apa,” jawab Pang sambil melihat jam di dinding dan membaca pesan masuk di
hapenya.
“Ini
belum berakhir. Kamu lah orang yang kalah,” kata Pang sambil memandangin
Direktur.
“Apa
maksudnya?” tanya Direktur, tidak mengerti.
“Aku
mempersiapkan diri ku sendiri untuk sebuah skenario, saat dimana kementerian
ada disini sepanjang waktu. Aku berpikir lama dan keras tentang bagaimana cara
nya menghancurkan sistem ini dengan sempurna. Dan aku menemukan jawaban nya,”
jelas Pang. Tapi Direktur sama sekali tidak mengerti.
Wave
yang merasa penasaran dengan apa yang sedang terjadi, dia pun turun dan berniat
keluar dari ruangan yang pintunya telah terbuka. Tapi baru saja dia membuka
pintu, Bu Ladda telah berdiri dihadapan nya. Dan Bu Ladda menyuntikan sesuatu
kepada Wave.
Melihat
hal itu, para anak buah Direktur langsung datang dan menangkap Bu Ladda.
Flash back
Saat
malam hari. Ketika Pang menemui Bu Ladda. Sebelum Bu Ladda pergi, Pang memegang
tangannya. “Kamu benar. Kami berdua tidak bisa menjatuhkan sekolah. Tapi jika
kamu membantu ku, aku yakin bahwa The
Gifted akan lenyap dari sekolah ini,” kata Pang.
Flash back End
“Jika
aku bisa membuat semua murid The Gifted
kembali menjadi normal lagi, maka Kelas Berbakat akan runtuh. Saat kamu fokus
padaku, apa kamu tahu berapa banyak murid Berbakat yang Bu Ladda dapatkan? Dan
sekarang hanya tinggal satu saja,” jelas Pang sambil mengeluarkan satu jarum
suntik yang telah di curinya. Dan dia berniat menyuntikan itu kepada dirinya
sendiri.
Ini
terasa agak aneh, tapi segalanya akan segera berakhir.
Setelah
menyuntikan cairan kembali normal itu pada dirinya sendiri, Pang membuka kedua
matanya. Dan dengan raut yang tampak sangat terkejut, dia melihat pada kedua
tangannya sendiri.
“Kamu
mengerti sekarang kan? Tubuh mu tidak berubah sedikit pun,” kata Direktur.
“Ini
tidak mungkin,” balas Pang, tidak percaya.
Wave
mencoba menggunakan potensinya. Dan hasilnya adalah dia masih bisa menggunakan
potensi tersebut.
Pang
bertanya- tanya apa yang terjadi, karena ini tidak mungkin. Dan sambil
tersenyum, Direktur menjelaskan bahwa sejak awal cairan kembali normal yang
dimilikinya adalah palsu. Karena cairan itu hanyalah sebuah vitamin, jadi itu
tidak bisa digunakan untuk menghilangkan potensi seseorang.
“Tidak
dalam dunia ini, tidak ada cairan kimia yang bisa melakukan itu,” jelas
Direktur.
“Tidak!
itu tidak mungkin!” teriak Pang, tidak bias menerima kenyataan.
Direktur
mengambil sebuah kursi dan menduduki nya. Lalu dia menatap Pang dan memuji
Pang. “Aku harus mengakui nya. Sejak aku memulai Program Kelas Berbakat, tidak
ada seorang pun yang bertindak sejauh kamu. Ini membuatku ingin tahu, jika kamu
bia menemukan jawaban untuk pertanyaan ini,” kata Direktur.
Direktur
menunjukan biodata Korn serta Mon, lalu dia mengambil jarum yang Pang gunakan
barusan. “Pertanyaannya adalah, jika cairan ini tidak bekerja sejak awal.
Bagaimana potensi Thanakorn dan Patchamon menghilang?” tanya Direktur.
Pang
mengingat hari dimana Direktur menghilangkan potensi milik Korn dan Mon. Saat
itu Direktur ada memegang bahu Korn serta Mon, dan dia mengatakan kepada mereka
berdua bahwa mulai hari ini mereka berdua akan kembali menjadi normal.
Mengingat
hal itu membuat Pang merasa sangat ketakutan.
“Aku
sudah mengetahui apa potensi mu sejak lama, yaitu sejak kita bertemu setelah
ujian tengah semester. Hari itu aku menyadari untuk pertama kalinya bahwa dua
orang bisa memiliki potensi yang sama, tapi mereka tidak bisa saling
menggunakan nya pada satu sama lain,” kata Direktur sambil menatapi Pang secara
dekat.
Pang
lalu mengingat kejadian dimana, Direktur memegang bahunya dan menyuruhnya untuk
mempercayai sistem yang ada. Dan disaat itu, dirinya menjawab bahwa dia tidak
setuju.
“Kamu
dan aku memiliki potensi yang sama,” kata Direktur sambil tersenyum.
“Tidak.
Tidak. Ini tidak bisa terjadi. Ini tidak bisa terjadi. lepaskan aku!” teriak
Pang sambil berusaha melepaskan diri, karena kedua anak buah Direktur kembali
menahan nya.
“Bisakah
kamu mengerti sekarang bahwa aku sama seperti kamu? Itu mengapa aku bisa
mengerti dengan baik potensi setiap orang,” jelas Direktur.
“Tidak.
Aku tidak seperti kamu. Aku tidak akan pernah berubah menjadi kamu. Tidak!”
teriak Pang, menolak mengakui hal itu.
“Kamu
sangat bagus, Pawaret. Tapi akuilah bahwa kamu kalah,” balas Direktur. Lalu dia
berbalik dan mau pergi.
“Tidak!
Bahkan walaupun aku kalah, aku akan terus melanjutkan perlawanan. Sistem mu
akan hancur suatu hari nanti! Lepaskan aku!!” teriak Pang.
Direktur
berbalik ke arah Pang, dan dia menjelaskan bahwa bagaimanapun keras nya Pang
berusaha untuk melawan dia, tapi Pang tidak akan pernah bisa menang. Dan untuk
membuktikan hal itu, Direktur pun mengikat Pang dikursi, dan lalu dia membawa
semua murid kelas Berbakat untuk masuk ke dalam ruangan.
“Jangan
khawatir. Aku tidak akan membahayakan Pawaret. Aku mengikat dia karena dia
mencoba untuk mengganggu rapat ku dengan kementerian. Apa kamu tahu mengapa
Pawaret melakukan itu? Dia mencoba mengubah sekolah. Tujuannya agar setiap
orang menerima perlakuan yang sama. Dan aku pikir, itu ide yang menarik,” jelas
Direktur kepada semua murid kelas berbakat. Dan disana ada Korn serta Mon juga.
“Aku
memanggil kalian kesini, karena aku mau bertanya satu pertanyaan pada kalian.
Apa setiap orang setuju pada Pawaret? Jika satu orang saja setuju, aku janji
bahwa aku akan mengubah sekolah menjadi seperti yang kalian harapkan,” tanya
Direktur kepada mereka semua. Dan mendengar itu, Pang merasa terkejut serta
gugup menunggu jawaban dari mereka.
Tags:
The Gifted