Sinopsis Lakorn : Khun Chai Puttipat Episode 7 - part 4




Khun Chai Puttipat (2013) Episode 7 - Part 4
Network : Channel 3
Ditaman. Keaw duduk merenung dengan sedih. Dia mengingat semua perkataan hinaan dari Nenek Oon padanya. Kemudian Keaw pun memutuskan untuk pergi dan tinggal bersama dengan Ayahnya saja, karena dia tidak ingin merepotkan Chai Pat lagi.



Tapi Chum serta Nuan langsung menahannya. Mereka berdua meminta agar Keaw tetap tinggal disini dan menunggu Chai Pat dulu, karena jika Keaw sekarang pergi begitu saja, maka Chai Pat pasti akan merasa sedih. Jadi Keaw pun tidak jadi pergi.



Diruang baca. Chai Pat duduk merenung dengan sedih. Lalu Chai Pee serta Chai Lek datang membawakan segelas alkohol untuknya sebagai penghilang stress. Tapi Chai Pat menolak untuk meminum itu, karena alkohol tidak bisa menyelesaikan masalahnya, malahan alkohol akan membuat nya mabuk dan kehilangan kontrol.

“Apa yang harus aku lakukan untuk menolong Keaw dari General Pinit?” tanya Chai Pat, meminta pendapat mereka berdua.


“Apa hanya itu masalah disini? Kelihatannya Nenek Oon dan Aiet tidak menerima keputusanmu, dan mengenai Marathee juga,” balas Chai Lek.

Chai Pat menjelaskan bahwa mereka memang harus memperbaiki semua nya satu persatu, tapi masalah yang paling penting adalah masalah Keaw. Dan mendengar itu, Chai Pee serta  Chai Lek langsung menggoda Chai Pat.



“Jika kamu tidak mencintai dia, angka tangan kirimu. Jika kamu mencintai dia, angkat tangan kananmu,” jelas Chai Pee. Dan dengan ragu, Chai Pat mau mengangkat tangan kirinya, tapi dia tidak jadi, dan dengan cepat mengangkat tangan kanan nya tinggi- tinggi.

Dengan gembira, Chai Pee serta Chai Lek langsung bersorak dan melakukan high five (tos) Kemudian mereka berdua menjelaskan bahwa ada sebuah cara untuk menolong Keaw dari General Pinit. Tapi cara ini akan membuat Chai Pat menjadi cucu durhaka di mata Nenek.



Keesokan harinya. Dirumah sakit. Chai Pat datang menemui Direktur yang memanggilnya. Dan Direktur memberitahukan kepada Chai Pat mengenai kedatangan General Pinit kemarin. Sebenarnya Direktur tidak memihak kepada siapapun, tapi dia mengkhawatirkan para pasien kurang mampu yang mau berobat.

“Jadi General Pinit menggunakan cara seperti ini untuk mengancam ku?” tebak Chai Pat.

“Hanya ini cara yang bisa digunakan nya. Kamu mengertikan?” balas Direktur.



Setelah selesai bicara dengan Direktur, Chai Pat pergi ke ruangan administrasi untuk mengambil data pasien yang harus dioperasi. Dan disana dia bertemu dengan Marathee. Namun dengan sengaja, Chai Pat mengabaikan Marathee yang terlalu banyak bertanya.

“Kamu tidak punya waktu atau kamu tidak bisa menatap ku, hah? Apa kamu malu? Kamu telah tertangkap membawa wanita murahan itu ke Hua- hin?” sindir Marathee.



“Marathee!!” balas Chai Pat dengan keras, menghentikan Marathee. Lalu dia pergi dan mengabaikan Marathee yang tampak marah.



Nuan merasa heran, ketika dia melihat dua orang pria berbaju hitam yang tampak mencurigakan. Lalu ketika Chum datang, dia langsung memberitahukan kepada Chun mengenai dua orang itu. Tapi karena dua orang pria itu telah pergi, maka Chum tidak melihat mereka.

Kemudian Nuan pun memutuskan untuk mengabaikan dua orang pria mencurigakan itu tadi. Lalu dia meminta agar Chum pergi mengambil jemuran dan menyimpan nya di kamar.



Baibua memerintahkan kedua anak buahnya untuk menangkap Keaw yang sedang berjalan di dekat tepi pantai. Dan tepat disaat itu, Chum datang. Chum menembakan peluru peringatan agar mereka melepaskan Keaw. Tapi Baibua tidak mau.



“Bila kamu sendirian, kamu bisa melakukan apa kepada kami, hah?” kata Baibua.

“Hahaha… coba hitung lagi,” balas Chum sambil tersenyum penuh kemenangan.

Nuan datang bersama seluruh warga sambil membawa senjata, dan melihat itu Baibua pun mengancam mereka. “Jika kamu melakukan apapun kepada ku, maka Keaw akan terluka juga.”


“Itu tidak benar. Mereka tidak akan berani melukai aku. Jika kamu melakukan sesuatu padaku, bahkan bila hanya sedikit saja, maka General Pinit akan menghukum mu!” balas Keaw. Lalu dia melepaskan dirinya dan pergi berlari ke arah Chum serta Nuan.



Baibua mengancam Keaw yang melarikan diri darinya. Tapi Chum langsung membalas, dia mengatakan bahwa ini adalah daerah nya, jadi ini adalah kewajibannya untuk melindungin segala hal yang ada disini, maka jika Baibua mendekat satu langkah saja, dia akan langsung menembak Baibua.


“Jika sesuatu yang buruk terjadi kepada Khun Chai Puttipat, maka itu semua karena kamu! Karena kamu, Keaw!!” teriak Baibua kepada Keaw, karena tidak seorang pun yang bisa menolak General Pinit.
  

“Berhenti bicara omong kosong!! Pergi dari sini!! Pergi!!” balas Chum, mengusir Baibua.

“Kamu akan menyesalinya nanti!!” teriak Baibua kepada Keaw, lalu dia bersama kedua anak buahnya pergi dari sana.



Keaw merasa sangat cemas kepada Chai Pat, karena mendengar perkataan Baibua barusan. Dia takut, jika General Pinit marah dan memperlakukan Chai Pat dengan buruk nantinya.

“Khun Keaw. Bahkan jika kamu keluar dari hidup Khun Chai, tidak akan ada yang berubah. Yang perlu kamu lakukan sekarang adalah mempercayai Khun Chai. Jangan melarikan diri, dan tunggu Khun Chai disini. Ya?” jelas Chum.

“Ya? Khun Keaw,” tambah Nuan. Dan Keaw diam.



Krit datang menemui Nun di rumah General Pinit. Dia datang untuk meminta uang. Tapi Nun membalas bahwa dia tidak memiliki uang, seandainya dia punya pasti dia akan mengirimkan nya kepada mereka, jadi Krit tidak perlu datang kesini untuk meminta uang lagi.

“Jika kamu tidak memiliki uang, kemudian apa ini?” tanya Krit sambil mencoba untuk mengambil kalung mutiara yang sedang Nun pakai.

“Ini milikku!!” balas Nun, mendorong Krit agar melepaskannya.
  


Didalam rumah. General Pinit menampar Baibua dan memarahinya, karena dia telah memberikan kesempatan kepada Baibua, tapi Baibua malah gagal untuk membawa Keaw kepadanya. Lalu General Pinit mengambil pistol nya.

“Tuan! Tuan!! Tolong!! Tolong!!”pinta Baibua, memohon agar General Pinit tidak membunuhnya.



Nun masuk ke dalam rumah dan menghentikan General Pinit. “Tuan! Jangan! Jangan bunuh dia disini. Jika darahnya berserakan di lantai, dan roh nya bergentayangan dirumah ini, bagaiman kami bisa tinggal di sini? Seret saja dia keluar dan bunuh dia di halaman,” kata Nun.

Baibua yang awalnya mengira Nun ingin menolongnya, dia langsung merasa kesal dan marah, karena ternyata Nun tidak menolongnnya sama sekali.



“Tuan!! Tolong. Aku mohon padamu, tuan!! Berikan aku kesempatan lagi. Kali ini, aku janji akan membawa Keaw ke sini. Jika aku tidak bisa melakukannya, maka aku akan mati di depan mu. Tolong ya, Tuan!! Aku mohon padamu!!” pinta Baibua dengan putus asa.

“Siapa yang bilang aku akan membunuhmu?! Aku akan berduel dengan Khun Chai seperti seorang gentleman eropa! Siapa yang menang, dia yang akan mendapatkan Keaw!!” balas General Pinit.



Krit masuk ke dalam rumah. Dia menawarkan diri untuk membantu General Pinit melawan Chai Pat. Tapi General Pinit sama sekali tidak menginginkan Krit untuk ikut campur, dan dia menghardik Nun yang telah membiarkan Krit masuk ke dalam rumah nya.

“Nun tidak mengizinkan aku untuk masuk. Aku yang masuk sendiri. Aku melihat mu begitu marah, jadi aku ingin membantu mu. Jika kamu benar- benar ingin mendapatkan Krongkeaw, maka kamu harus berhenti menggunakan wanita ini. Gunakan aku saja,” jelas Krit sambil menunjuk pada Baibua.

“Bisakah kamu melakukan itu?” tanya General Pinit.

“Jika aku sukses, tolong bayar aku langsung tanpa melalui Ibu ku. Okay?” balas Krit.



Selesai melakukan operasi, Yodsawin dan Chai Pat mengobrol. Yodsawin mengatakan bahwa seharusnya Chai Pat berlibur selama 3 hari, tapi ini baru 2 hari, dan Chai Pat sudah datang ke rumah sakit.

Chai Pat pun membalas bahwa sebenarnya hari ini dia datang untuk menemui Direktur, lalu karena sudah selesai, maka dia ikut membantu operasi ini.



Marathee datang. Dengan suara sangat keras, dia menanyakan mengapa Chai Pat menjadi seperti ini, Chai Pat tidak lagi memperdulikan tentang reputasi dan kehormatan keluarga mereka.

“Marathee. Ini bukan tempat, dimana kamu bisa membicara kan tentang ini,” kata Chai Pat mengingatkan, tapi Marathee tidak peduli.

“Dimana kamu ingin aku membicarakan tentang ini? Kamu melarikan diri dari Istana, pergi berlibur, dan tidak datang ke rumah sakit!! Kamu berubah sangat banyak. Kamu hanya memikirkan tentang aktifitas di ranjang. Juga bukannya pergi ke tempat lain, kamu malah membawa nya ke rumah liburan keluarga mu di Hua-hin. Begitu memalukan!!” kata Marathee, menghina.

“Ini tidak seperti itu, Marathee. Tidak ada yang terjadi,” balas Chai Pat.



“Kamu membawa wanita murahan itu dan melarikan diri dari pesta. Lalu pergi bersamanya ke laut pada saat tengah malam. Jika tidak ada apa-apa, mengapa kamu membawa nya ke sana? Kamu mau menembak burung atau ikan!!??” balas Marathee.

Chai Pat mengingatkan Marathee bahwa sebagai wanita bangsawan, tidak seharunya Marathee berbicara kasar. Tapi Marathee tidak peduli, dia membalas bahwa wanita seperti Keaw jauh lebih buruk daripada dirinya. Dan karena Marathee tidak mau berhenti juga berbicara kasar, maka Chai Pat pun tidak ingin berbicara lagi dan pergi.



Lalu Yodsawin menahan Marathee yang ingin mengejar Chai Pat. Dia menegur dan menasehati Marathee. “Aku tidak ingin melihat seorang perawat berteriak kepada Dokter di sekitar rumah sakit. Menurutmu apa yang akan orang pikirkan?” jelas Yodsawin dengan tenang.

“Doktor Yodsawin!!!” teriak Marathee, lalu pergi dengan marah.



Yodsawin mengejar Marathee. “Pernahkah kamu bertanya pada dirimu sendiri, jika kamu benar mencintai Khun Chai atau pernakah Khun Chai mencintai kamu?” tanya Yodsawin.

“Berhenti bicara sekarang!!” balas Marathee.

Yodsawin menasehati Marathee untuk menghadapi kenyataan yang ada. Dia mengatakan bahwa Marathee adalah wanita yang cantik, jadi jika Marathee mau membuka hati untuk melihat pria lain serta melepaskan Chai Pat pergi, maka Marathee akan menjadi bahagia. Tapi Marathee tidak mau melepaskan Chai Pat untuk Keaw.



“De... dengan siapa?” tanya Yodsawin, saat mendengar nama Keaw di sebut.

“Krongkeaw, Miss kontes kecantikan Thailand. Wanita pujaan mu, benar kan?” balas Marathee. Lalu dia menjelek- jelekan Keaw yang telah pergi ke Hua- hin bersama dengan Chai Pat.

Yodsawin tidak bisa mempercayai itu. Dan dengan bangga, karena merasa menang, Marathee terus menjelekan Keaw serta menghina Keaw. “Bagaimana perasaanmu? Sedih? Kecewa? Tidak mudah kan? Kamu hanya perlu mengubah pikiranmu, berhenti mencintai dan berharap pada wanita yang hanya cantik di wajah saja. Itu saja yang perlu kamu lakukan. Mudah, kan?” sindir Marathee membalikan nasihat Yodsawin barusan.


“Aku tidak percaya,” balas Yodsawin.

“Chai Pat terbuta kan cinta, dia meninggalkan pekerjaan nya dan melarikan diri dari rumah untuk bersenang- senang dengan wanita ini. Dan wanita itu yang memberikan kamu harapan,” balas Marathee dengan sinis, lalu pergi.



Malam hari. Krit mengikuti mobil Chai Pat sampai ke jalanan yang sepi. Lalu setelah itu, dia menghalangin mobil Chai Pat, sehingga Chai Pat pun terpaksa keluar dari dalam mobil. Kemudian Krit mengancungkan pistol yang dibawa nya kearah Chai Pat.

Dorr!!!

Post a Comment

Previous Post Next Post