Khun Chai Puttipat
(2013) Episode 6 - Part 1
Network : Channel 3
Didapur.
Keaw, Katesara, dan para pekerja yang lain, mereka memasak makanan katering
bersama. Dan selagi memasak, Katesara berterima kasih kepada Keaw yang telah
mengajarkan nya cara membuat dumpling, sehingga menu di katering nya bertambah
satu. Apalagi menu dumpling buatan Keaw menjadi menu best seller yang banyak di
pesan orang.
Dengan
rendah hati, Keaw balas berterima kasih kepada Katesara juga, karena dia hanya
mengajarkan bagaimana membuat dumpling saja, tapi Katesara telah banyak
mengajarkan resep lain kepada nya.
Disaat
itu, Chinnakorn datang ke dapur. Dia menunjukan artikel yang tertulis di koran,
dan membaca artikel itu, Katesara menjelaskan bahwa dia tahu tentang pesta
dansa ini, karena Ayahnya sering diundang oleh Than Chai Kerk ke pesta ini.
Lalu Katesara bertanya, apa Chinnakorn ingin datang ke sana.
“Terus
lah membaca,” kata Chinnakorn, karena Katesara hanya membaca setengah dari
tulisan yang ada di artikel itu.
“Untuk
siapa yang ingin bergabung dalam pesta ini, silahkan membeli sebuah tiket untuk
mendapatkan kesempatan menari bersama dengan Miss kecantikan Thailand, Nona
Krongkeaw Boonmi. Dalam pesta ini, kami akan memberikan hadiah kemenangan untuk
para Miss kecantikan,” baca Katesara. Lalu dia merasa terkejut.
Dengan
heran, Keaw bertanya apa dia harus pergi ke pesta itu, padahal dia saja tidak
tahu apapun mengenai hal ini. Dan Chinnakorn menjelaskan bahwa mungkin saja,
itu karena pihak asosiasi tidak bisa menghubungin Keaw, jadi mereka mengumum
kannya di koran.
“Apa
itu berarti orang- orang itu akan berencana untuk menangkap ku lagi?” tanya
Keaw dengan cemas.
“Kemudian
jangan pergi ke pesta itu,” kata Pelayan Kate yang merasa cemas juga.
Katesara
menyaran kan agar Keaw pergi ke pesta itu. Dikarenakan Keaw berhak untuk
menerima hadiah uang tersebut serta menurutnya, walaupun Chai Pat telah merawat
Ayah Keaw, tapi Keaw tetap memerlukan dana darurat untuk ke depannya. Juga karena
ini bukan lah sebuah pesta dansa kecil, melainkan pesta yang diadakan oleh Than
Chai Kerk.
“Mereka
telah mengumum kannya di koran seperti ini. Jadi jika kamu tidak pergi, itu
akan merusak citra tuan rumah, yaitu Than Chai Kerk,” jelas Katesara.
“Itu
benar. Jika kamu tidak datang, itu seperti kamu tidak menghormati nya,” tambah
Chinnakorn merasa setuju dengan Katesara.
Keaw
merasa ragu, dan mengerti akan hal itu Katesara menjelaskan bahwa Keaw tidak
perlu takut, karena yang akan hadir disana hanyalah anggota kelas atas dan
bangsawan, jadi Ingorn serta anaknya tidak bisa masuk ke sana.
“Bagaimana
tentang General Pinit? Jika aku benar tidak bisa menghindari ini, maka aku akan
pergi. Tapi Khun Kate, tolong…”
“Jangan
khawatir, Keaw. Kami tidak akan meninggalkanmu sendirian. Kami akan mencari
cara melarikan diri, seperti yang terakhir kali. Okay?” jelas Katesara.
“Apa
yang mau ku katakan itu, tolong ajari aku caranya berdansa. Aku tidak tahu
bagaimaca berdansa,” kata Keaw dengan malu- malu. Dan mendengar itu, Katesara
serta Chinnakorn tersenyum.
Dirumah.
Nenek Aiet serta Nenek Oon menyuruh agar Chai Pat mengajari Marathee cara nya
berdansa. Dan dengan berbagai alasan, Chai Pat menolak, tapi Nenek Aiet serta
Nenek Oon terus memaksa nya, sehingga Chai Pat pun terpaksa melakukan nya.
“Nenek.
Aku sudah lama tidak berdansa, jadi aku sudah lupa,” kata Chai Pat masih
beralasan agar tidak perlu mengajari Marathee.
“Apa
yang kamu maksud lupa? Ketika musik di mulai, kamu pasti bisa melakukan nya,”
balas Nenek Oon, lalu dia menyuruh Chai Pee menyala kan musik.
Chai
Lek yang melihat itu datang untuk membantu Chai Pat. “Apa kamu mau mengajarinya
berdansa? Ah… lebih baik aku yang mengajari nya. Aku lebih ahli di antara
kelima saudara kita,” jelas Chai Lek, lalu dia mengambil alih memegang
Marathee.
Dan
dengan senang hati, Chai Pat melepaskan Marathee, dan membiarkan Chai Lek yang
mengambil alih untuk mengajari Marathee.
Nenek
Aiet bergerak maju untuk menegur Chai Lek agar membiarkan Chai Pat saja yang
mengajarai Marathee, tapi Chai Pee langsung menghalangin nya. “Aku menjamin
jika dia belajar dari P’Chai Lek, maka dia akan lebih mudah mengerti,” jelas
Chai Pee dengan penuh keyakinan, dan karena itu maka Nenek Aiet pun membiarkan
mereka.
Lalu
menggunakan kesempatan itu, Chai Pat secara diam- diam berjalan keluar dari
ruangan.
Ditempat
lain. Katesara mengajari Keaw cara nya berdansa dengan benar, namun karena
tidak bisa berdansa, maka Keaw sering hampir terjatuh atau menginjak kaki
Katesara. Dan tepat disaat itu Chai Pat datang, lalu saat dia melihat itu, dia
pun mendekati Keaw dan menawarkan diri untuk mengajari Keaw.
Melihat
Chai Pat yang mengulurkan tangan kepada nya, Keaw merasa bingung dan bertanya.
Dan Chai Pat menjelaskan bahwa dia akan mengajari Keaw, lalu dia meminta tangan
Keaw. Namun Keaw ragu untuk menyambut uluran tangan Chai Pat.
“Khun
Chai. Tolong ajarilah dia,” kata Katesara sambil tersenyum membantu Chai Pat.
“Jika
seorang wanita mengajari seorang wanita, dia akan hanya berjalan biasa. Tapi
jika kamu mau menari dengan lembut dan elegan, kamu memerlukan partner seorang
Pria yang bagus dalam menari,” jelas Chai Pat sambil tersenyum lembut kepada
Keaw.
Akhirnya
Keaw menyambut uluran tangan Chai Pat. Lalu dengan lembut Chai Pat pun mendekat
dan memeluk pinggang Keaw. Dia memberitahukan kepada Keaw postur tubuh yang
benar dalam menari, kemudian secara perlahan dia mengajak Keaw untuk mulai
bergerak.
Katesara
duduk memperhatikan mereka berdua sambil tersenyum senang.
Saat
berlatih, tanpa sengaja Keaw menginjak kaki Chai Pat, dan dengan rasa bersalah,
Keaw pun langsung meminta maaf kepada Chai Pat. Dan sambil tersenyum, Chai Pat
memandangin Keaw, seperti merasa tidak masalah.
Ditempat
lain. Marathee merasa sangat pusing, karena Chai Lek selalu saja membuat nya
menari berputar- putar. Dan karena tidak tahan lagi, maka Marathee pun meminta
kepada Nenek Aiet serta Nenek Oon bahwa dia hanya mau diajarin oleh Chai Pat
saja.
Disaat
itulah, mereka semua baru menyadari bahwa Chai Pat telah menghilang. Lalu untuk
membantu Chai Pat, maka Chai Pee segera berbohong, dia mengatakan bahwa Chai
Pat sedang berada di kamar mandi.
“Tidak
apa, jika kamu tidak mau belajar dari P’Chai Lek. Mari. Aku akan mengajari mu,”
kata Chai Pee. Dan sebelum Marathee sempat menolak, dia langsung menarik
Marathee, dan sama seperti Chai Lek barusan, dia membuat Marathee berputar-
putar lagi.
Melihat
hal itu. Nenek Aiet serta Nenek Oohn, tidak bisa melakukan apapun untuk
menghentikan Chai Pee dan menolong Marathee.
“Sekarang,
jangan turunkan kepala mu. Terus angkat kepala mu dan lihat pada wajah ku,”
kata Chai Pat sambil tersenyum dan bergerak perlahan. “Cobalah berputar,” jelas
Chai Pat. Lalu Keaw pun mencoba, dan dia berhasil.
“Aku
bisa melakukannya!” kata Keaw sambil tersenyum senang.
“Cobalah
berputar lagi,” jelas Chai Pat. Namun kali ini, Keaw hampir saja terjatuh saat
berputar, tapi untungnya dia terjatuh di dalam pelukan Chai Pat. Dan selama
sesaat, mereka berdua saling bertatapan.
“Khun
Chai,” panggil Keaw.
“Ya?”
“Aku…
tidak bisa bernafas,” kata Keaw.
Menyadari
hal itu, maka Chai Pat pun langsung melepaskan Keaw dari pelukannya dan mundur
selangkah untuk memberikan ruang bagi Keaw. Kemudian dengan perhatian, Chai Pat
menanyakan apa dia ada menyakiti Keaw. Dan Keaw menjawab tidak. Lalu mereka
mulai berdansa lagi.
“Apa
yang sedang kamu pikirkan sekarang?” tanya Keaw.
“Aku…
berpikir…” kata Chai Pat dengan pelan sambil memandang Keaw, lalu tanpa sengaja
dia malah menginjak kaki Keaw. Dan dengan cepat, Chai Pat pun langsung
berjongkok untuk memeriksa kaki Keaw, serta dia meminta maaf kepada Keaw.
“Tidak
apa, Khun Chai. Ini tidak sakit,” kata Keaw menghentikan Chai Pat.
Diruang
tamu. Chai Pat menaruh minyak kayu putih pada kaki Keaw dan mengurutnya,
walaupun Keaw mengatakan bahwa dia bisa melakukan nya sendiri, tapi Chai Pat
tetap mau menaruhkannya.
Chai
Pat mengatakan bahwa dia adalah Dokter, dan dia yang membuat Keaw terluka, jadi
dia yang harus menyembuh kannya. Serta bila kaki sakit, maka perlu di
sembuhkan.
Saat
Chai Pat masih mengurut kaki nya, Keaw meringis kesakitan dan menarik kakinya.
Lalu dengan rasa khawatir, Chai Pat menanyakan apa dia membuat Keaw kesakitan,
dan dia pun meminta maaf kepada Keaw.
“Aku
melakukannya dengan sengaja. Jadi kita sama sekarang. Khun Chai tolong biarkan
aku melakukan nya sendiri ya. Tolong ya, ini tidak terlalu sakit lagi. Lihat?
Sudah baikan kan,” kata Keaw dengan riang, lalu dia berdiri dan menunjukan
bahwa kaki nya sudah baikan.
“Khun
Chai sangat baik dan sangat bagus dalam mengurut juga. Kemudian, mari kita
lanjutkan praktek nya ya,” puji Keaw dan mengajak Chai Pat untuk kembali
berdansa. Dan Chai Pat tersenyum melihat tingkah penuh semangat Keaw.
Si
Pelayan yang melihat itu tersenyum senang melihat Chai Pat dan Keaw.
Chai
Pat dan Keaw terus berlatih berdansa hingga malam hari, dan melihat itu
Chinnakorn berkomentar bahwa itu sangat bagus seperti sebuah lukisan. Begitu
juga dengan Katesara, dia mengatakan bahwa Chai Pat dan Keaw terlihat seperti
pangeran dan putri yang ada di buku cerita anak.
“Mereka
sebut ini ‘pasangan sempurna’,” puji
si Pelayan yang melihat itu juga.
Saat
lagu telah berakhir, karena Chai Pat masih memegangnya dan tidak melepaskan
pegangannya, maka Keaw pun mengingatkan Chai Pat.
“Aku
tidak ingin lagu nya berakhir,” kata Chai Pat sambil tersenyum mendapat Keaw.
“Aku
tidak tahu bahwa menari sangat menyenangkan,” balas Keaw sambil tersenyum
senang.
“Itu
benar. Itu menyenangkan. Aku tidak pernah sebahagia ini, ketika aku menari
dengan orang lain,” balas Chai Pat.
“Itu
mengapa banyak orang suka menari,” kata Keaw setuju.
Chai
Pat berjanji kepada Keaw bahwa jika Keaw memang sangat suka menari, maka dia
akan membawa Keaw menari kemanapun yang Keaw inginkan. Dan mendengar itu, Keaw
tersenyum dengan malu- malu.
Chinnakorn
yang melihat itu, dia mengajak Katesara untuk jangan mengganggu mereka berdua
dan masuk ke dalam. Tapi Katesara tidak mau, karena sekarang mereka adalah wali
Keaw, jadi mereka harus menjaga Keaw.
Karena
Chai Pat serta Keaw terlalu lama saling bertatapan, maka si Pelayan pun
berdehem untuk mengingatkan mereka berdua. “Apa kamu tidak lapar, Khun Chai?
Ini sudah semakin gelap, tapi kita belum makan malam,” katanya.
“Ketika
Yam mengatakan begitu, aku merasa lapar,” balas Chai Pat.
Chinnakorn
serta Katesara ikut mendekat, mereka berdua memuji kesempurnaan Chai Pat dan
Keaw saat menari tadi. Mereka yakin bahwa saat acara dansa nanti, Keaw akan
mengejutkan setiap orang.
Mendengar
pujian itu, Chai Pat dan Keaw saling bertatapan sambil tersenyum malu- malu.
Dan kemudian Chai Pat menjadi salah tingkah sendiri, dia seperti bingung harus
mengatakan apa. Begitu juga dengan Keaw.
Dirumah.
Marathee menceritakan semua nya kepada Rampa, dan terus mengeluh. Kemudian
Rampa pun menasehati Marathee bahwa jika ingin menang, maka Marathee harus
menggunakan otak. Dan dengan sinis, Marathee membalas apa yang Keaw gunakan,
Keaw menggunakan tubuhnya dan senyum centil, maka dia akan menggunakan itu
juga.
“Jika
kamu masih seperti ini, bahkan jika Krongkeaw tidak muncul. Tidak mungkin,
P’Chai Pat akan mencintai kamu,” kata Rampa.
“Rampa!!
Apa kamu sedang menghina ku sekarang? Hm, kamu iri padaku kan? Tunggu dan lihat
saja, aku akan menunjukan padamu bahwa P’Chai Pat tidak bisa menjadi milik
siapa pun, tapi hanya aku!” kata Marathee dengan keras kepala, tidak mau
menerima nasihat.
Tags:
Khun Chai Puttipat
Kak d tunggu kelanjutan y,jgn lama-lama y hee... Terimakasih.
ReplyDeleteAyoooo kakak ditunggu kelanjutan'y,
ReplyDeleteSemangatttttt..
Tlg dong kelanjutannya...semangat
ReplyDeletelanjutkan lg..... semangatttt
ReplyDelete