Sinopsis Lakorn : Trabab See Chompo (Pink Sin)
Episode 15 – 2
Images : Channel 3
Khun Nai datang ke kamar Kiew. Dan Kiew
langsung menghapus air matanya. Khun Nai lansung berrtanya, kemana Peat pergi?
“Peat bilang kalau dia punya urusan yang harus
segera di selesaikan, ayah,” bohong Kiew.
Khun Nai tampak marah.
--
Peat pergi ke condo Chaya. Chaya masih
menangis jika mengingat saat pernikahan Peat dan Kiew. Bel condo-nya berbunyi,
dan saat dia membuka pintu, Peat berdiri di depannya. Mereka saling bertatapan.
Flashback
Kemarin,
saat Peat datang ke tempat Chaya dan bilang ingin membicarakan sesuatu.
“Kenapa?
Kau ingin aku keluar dari hidupmu? Jika kau mau, aku akan melakukannya,” ujar
Chaya. (Wow, udah bagus itu).
“Chaya.
Jika aku bilang padamu kalau aku tidak bicara baik denganmu karena rencanaku…”
“Dan
kau juga menyakitiku. Itu juga rencanamu?”
“Ya.
Termasuk pernikahanku dengan Kiew.” (ampun lho kamu Peat!!)
“Jelaskan
padaku. Aku akan mendengarkan,” ujar Chaya dengan suara keras.
Peat
menjelaskan kalau ayahnya meninggalkan ibunya di malam pernikahan mereka untuk
menemui ibunya Kiew. Ibunya sangat marah karena di abaikan dan memilih keluar
dengan ayah kandungnya hingga dia mengandung dirinya. Jika saja Khun Nai tidak
pergi malam itu, dan jika saja Khun Sa tahu mana yang benar dan salah, hidupnya
pasti tidak akan hancur seperti ini! Jadi, dia mau setiap orang mendapatkan karma
atas apa yang mereka lakukan!
“Lalu
kenapa kau harus menikahinya? Masih banyak metode lain untuk balas dendam,”
marah Chaya.
“Tidak
ada metode balas dendam yang lebih baik daripada mengulangi masa lalu itu. Aku
akan menikahi Kiew dan aku akan pergi dari kamar pengantin, sama seperti yang
ayah lakukan. Menyakiti ayah secara langsung, ayah akan bisa menahannya. Tapi,
jika aku menyakiti putrinya, ayah pasti akan terluka berkali-kali lipat.”
“Kau
yakin kalau kau menikahinya karena ingin balas dendam? Bukan karena kau
mencintainya? Dari yang ku lihat, kau terlihat sangat mencintainya.”
“Aku
tidak mencintainya. Segala itu hanya pura-pura. Orang yang ku pikirkan mengenai
cintai, hanya ada satu orang. Itu adalah Chaya (aissh… kau memberi harapan
palsu lagi kepada Chaya yang mencoba move on darimu!!) Kau adalah orang yang
ada di sisiku ketika aku marah. Kau orang yang paling ku percayai. Dan yang
lebih penting, kau benar-benar mencintaiku. Aku sudah melihatnya selama ini. Aku
bukannya tidak melihat, tapi aku hanya tidak mengatakannya, kalau aku juga
menyukaimu (dia bilangnya suka, bukan cinta). Dan tunggu hingga hari ini tiba
untuk ku katakan.”
“Benarkah
Peat?” tanya Chaya penuh harapan dan bahagia. “Peat, kau jujur kan?”
Peat
mengangguk. Dan Chaya langsung menyadarkan kepalanya ke bahu Peat. Dia benar-benar
senang dan bahagia. Dia bahkan sudah tidak marah lagi.
“Kalau
aku mau kau membantuku sekali lagi, apa kamu bisa?”
“Aku
siap melakukan apapun yang kau inginkan. Apa yang harus ku lakukan?”
“Di
hari pernikahan, buat semua orang percaya kalau kau sudah bisa melupakanku. Dan
setelah pergi dari kamar pengantin, aku akan datang mencarimu langsung.”
End
Dan karena itulah, Peat datang menemui Chaya. Chaya
bertanya dengan serius pada Peat, apa Peat benar-benar tidak mencintai Kiew? Dia
bertanya hal itu karena dari cara Peat memandang Kiew, Chaya belum pernah
melihat Peat memandang orang lain seperti itu, bahkan padanya.
“Biarkan aku masuk dulu dan aku akan menjawab
pertanyaanmu, ya.”
Dan di depan pintu condo Chaya, terlihat kalau
Kris melihat mereka berdua.
--
Khun Nai marah karena Peat pergi meninggalkan
Kiew di hari pernikahan seperti ini. Kiew berusaha menenangkan Khun Nai kalau
dia tidak apa-apa dan bisa menunggu Peat.
“Pengantin pria harusnya di kamar pengantin
bersama dengan pengantin wanita. Bukan keluar seperti ini!’ marah Khun Nai. Dan
setelah itu, dia teringat saat dia juga melakukan hal yang sama seperti yang
Peat lakukan. Dia meninggalkan Khun Panee sama seperti Peat. “Atau Peat… dia…”
“Ada apa, yah?”
“Tidak ada,” sembunyikan Khun Nai. “Aku hanya
berpikir kalau hari ini harusnya menjadi hari penting bagimu dan Peat.”
“Setiap hari juga hari yang penting, yah. Meskipun
hari ini Peat tidak ada di sini, mulai dari sekarang, Peat akan selalu bersama
denganku setiap hari.”
Khun Nai tahu kalau Kiew hanya berpura-pura
baik-baik saja. Tapi, Kiew terus berusaha menyembunyikan perasaannya sebenarnya
dan menyuruh Khun Nai untuk beristirahat. Khun Nai tidak bertanya lagi dan kembali
ke kamarnya, tapi terlihat dari raut wajahnya dia sepertinya sudah curiga kalau
Peat hanya ingin balas dendam padanya.
--
Peat sudah masuk di dalam condo Chaya. Wajahnya
terlihat merasa bersalah. Chaya memanggilnya dan menanti jawaban Peat atas
pertanyaannya tadi. Dan Peat menyakinkan Chaya kalau dia benar-benar tidak merasakan
apapun pada Kiew selain rasa benci!
Tapi, wajahnya tampak bersalah saat dia
teringat saat Kiew memohon padanya untuk tidak pergi.
Ponsel Peat berbunyi. Telepon dari Khun Nai. Dan
Peat memilih untuk tidak menjawab. Chaya bertanya rencana Peat selanjutnya. Dan
Peat mengajak Chaya untuk membicarakan mengenai mereka saja. Bukankah Chaya sudah
percaya padanya?
“Kalau begitu… malam ini akan menjadi malam
kita!” ujar Chaya dan mendekat ke Peat.
--
Kiew masuk ke kamar penganti. Dia melihat baju
pengantin Peat yang berserakan di lantai kamar mandi. Kiew terduduk dan
menangis penuh kesedihan sambil memeluk baju pengantin itu.
--
Chaya sudah berganti pakaian dan Peat
membawanya ke restoran Katha. Katha jelas kaget melihat Peat dan Chaya datang
bersama ke restorannya, padahal hari ini hari pernikahan Peat. Dan bukan hanya
itu, Chaya juga menggandeng tangan Peat. Kris juga ada di sana dan tidak suka
melihat mereka.
Katha langsung dengan nada marah, bertanya kenapa
Peat kemari? Bukannya harusnya bersama dengan pengantinnya? Dan kenapa dia
datang bersama dengan Chaya?
“Aku bosan. Ingin merayakan,” jawab Peat.
“Bosan? Kau baru menikah, bagaimana bisa sudah
bosan? Dan pengantinmu tidak mengatakan apapun?” tanya Katha.
Tapi, Peat tidak menjawab dan malah
minum-minum. Kris juga minum dengan emosi. Katha kesal melihat Chaya. Dia menarik
Chaya menjauh dan mengajaknya bicara berdua. Dia mau tahu apa yang terjadi. Tapi,
Chaya menjawab tidak tahu apapun. Peat tiba-tiba datang menemuinya dan memintanya
untuk menemaninya.
“Aku rasa dia bertengkar dengan pengantinnya.”
“Itulah kenapa kau bahagia?! Melihat orang
lain bertengkar dan kau bahagia?!” marah Katha.
“Tidak. aku hanya bahagia melihat semua
temanku berkumpul bersama.”
“Aku
sudah merasa ada yang aneh dari awal. Biar ku tanya jujur saja, kau
menyembunyikan sesuatu kan?”
“Tidak ada apapun. Dan jika kau mau tahu,
tanya Peat saja sendiri!”
“Aku tentu akan tanya langsung!”
Peat mengajak Kris untuk minum-minum dan cheers.
Kris menatapnya dan langsung memukulinya. Katha yang lagi bicara dengan Chaya
jelas terkejut. Kris dengan marah bertanya alasan Peat melakukan hal ini? Peat berpura-pura
bodoh dan bertanya apa yang di lakukannya?
“Jangan biarkan aku mengatakannya! Betapa bajingannya
kau!”
“Ini urusanku. Kau tidak perlu ikut campur!’
marah Peat dan memukuli Kris.
Mereka terus menerus pukul-pukulan. Katha dan Chaya
melerai mereka. Katha dengan emosi menyuruh mereka untuk diam. Dia bahkan
menyuruh Peat untuk pergi saja dulu, dan baru datang lagi jika sudah berpikiran
jernih. Peat langsung pergi dengan marah dan Chaya mengikutinya.
Setelah Peat dan Chaya pergi, Katha bicara
baik dengan Kris. Dia tahu kalau Kris marah karena Peat datang dengan Chaya,
tapi Kris harusnya tidak bertindak seperti itu. Kris hanya diam dan terus
minum.
--
Peat dan Chaya pulang ke condo. Chaya segera
mengeluarkan handuk untuk mengobati luka pukulan di wajah Peat. Tapi, Peat
melarangnya dan bahkan meminta Chaya untuk meninggalkannya sendiri. Wajah Chaya
tampak kecewa. Dia akhirnya pergi ke kamarnya dengan kesal dan hanya menyuruh
Peat untuk minum obat.
Setelah Chaya pergi, Peat tampak gelisah. Entah
apa yang di pikirkannya karena dia bangkit berdiri.
--
Kiew melihat foto prewedding-nya dengan Peat
dan menangis. Dia benar-benar sedih dan kecewa.
--
Peat duduk di pinggir jendela. Dia tidak
tampak bahagia dengan balas dendam yang telah di lakukannya. Sebaliknya,
wajahnya malah tampak merasa bersalah.
--
Esok hari,
Peat akhirnya pulang ke rumah. Dan begitu dia masuk
rumah, Khun Nai sudah langsung bertanya kemana saja dia kemarin?
“Kau bangun cepat atau kau tidak tidur
semalaman?” tanya Peat dengan sarkasm.
“Aku bertanya padamu. Kemana kau pergi kemarin
malam?”
Kiew mendengar suara mereka. Dia turun. Peat
melihatnya. Peat berpura-pura menguap dan meminta Khun Nai untuk bicara nanti
saja. Khun Nai tidak mau dan memanggil Peat yang berjalan menuju kamar.
“Biarkan saja, ayah,” ujar Kiew. “Peat mungkin
belum siap untuk bicara sekarang. Orang seperti Peat, kau tidak bisa
memaksanya.”
Peat tersenyum sinis dan berjalan masuk ke
dalam kamarnya. Dia berjalan melewati Kiew begitu saja.
--
Kris tertidur di restoran Katha. Begitu
bangun, dia langsung teringat saat kemarin melihat Peat yang datang ke condo
Chaya. Dan kemudian, Peat membawa Chaya ke restoran Katha. Setelah itu, dia
menghajarnya.
--
Peat siap mandi dan begitu keluar, dia melihat
Kiew sudah menunggunya. Kiew menggandeng tangan Peat dan berkata akan mengobati
luka di wajah Peat. Peat menatapnya dengan heran.
“Kau tidak akan bertanya padaku, seperti ayah?
Mengenai kemana aku kemarin?”
“Aku tidak berani tanya.”
“Kenapa?”
“Karena aku takut kalau aku tanya, kau mungkin
akan marah lagi.”
Peat langsung tidak mau bicara lagi. Dia mau
istirahat saja. Kiew akhirnya meminta Peat memberitahu ada apa? Kenapa Peat
bersikap seperti orang yang tidak saling mencintai?
“Kau berpikir berlebihan. Aku sudah bilang
kalau aku lelah. Aku hanya ingin bertemu teman-temanku. Itu saja. Jika aku
tidak mencintaimu, kenapa aku mau menikah denganmu?”
“Lalu apa kau punya hal yang tidak nyaman
padaku? Kau bisa beritahu aku. Mungkin aku bisa membantumu. Kita sudah menjadi
suami istri sekarang. Apapun itu, kita harus saling mendukung. Jangan di pendam
sendiri.”
Peat tidak mau membahas hal itu. Dia ingin tidur
dan meminta untuk bicara nanti saja. Kiew benar-benar kecewa.
“Kalau begitu, aku akan menunggu hingga kau
siap untuk bicara. Peat, silahkan beristirahat,” ujar Kiew.
Dia mendekat ke arah Peat yang menutup mata
dan tidur (sepertinya pura-pura). DIa memeluk Peat dengan penuh cinta. Walaupun
di hari pernikahan mereka, mereka tidak bisa tidur bersama, tapi hari ini
mereka bisa tidur bersama. Dia telah menjadi istri sah Peat dan dia akan terus
di sisi Peat entah itu susah ataupun senang. Dia mencintai Peat!
Tapi, Peat tidak memberikan respon apapun
terhadap ucapannya. Kekecewaan Kiew semakin mendalam. Dia berbalik membelakangi
Peat dan menahan air matanya.
BERSAMBUNG
Tags:
Pink Sin
Lanjut min...pnasarannnn😂😂😂😂
ReplyDeleteLanjut kak
ReplyDeleteLanjuuut min...semangaaatt
ReplyDeletelanjut kak, semangat ya.
ReplyDeleteSemangat min
ReplyDeleteLanjutt...
ReplyDeleteLanjut donk kakak..😘 penasaran neh
ReplyDeleteLanjutkan ampe tamat👍👍👏👏
ReplyDeletekak lanjut dong :)
ReplyDelete