Seorang
gadis (Xie Fu An) menaiki sepeda dengan cepat, menurunin gunung.
Sebuah
mobil kecelakaan di dekat pembelokan gunung yang tajam. Seorang Pria (Pengacara
Li) bersusah payah mengeluarkan dirinya dari dalam mobil yang terbalik. Lalu
dia menelpon untuk memanggil bantuan.
Sementara
seorang Kakek (Yan Yun Gao) yang berada di dalam mobil, dia terbaring tidak
sadarkan diri, dan disampingnya bensin mobil yang bocor menetes.
Fu
An sampai dijalan raya, tepat disaat mobil Ambulans datang. Kemudian dengan
cepat, dia mengayuh sepedanya dan mengikuti Ambulans tersebut.
“Oh tidak. Aku berencana untuk pergi
ke rumah sakit jam 3 untuk menyembuhkan kaki Pang Dai. Dan aku hampir
terlambat,” pikir Fu An dengan cemas.
Di
dalam mobil Ambulans. Petugas menghubungin pihak rumah sakit untuk
menginformasikan mengenai kondisi pasien. “Ada kecelakaan mobil, seorang korban
Pria kehilangan kesadaran dan membutuhkan rawat inap. Korban berumur sekitar 80
tahun dan masih tidak sadarkan diri,” kata si Petugas.
Sesampainya
di rumah sakit. Fu An langsung memakirkan sepedanya. Dan ketika dia akan masuk
ke dalam rumah sakit, dia berpapasan dengan Yun Gao yang tidak sadarkan diri,
karena tepat disaat itu mobil Ambulans tiba di rumah sakit juga.
Seorang
perawat yang mengenali Yun Gao, dia menanyakan, “Bukankah ini adalah pemilik
perusahaan Ba Bao Tang, $80 miliar, Yan Yun Gao?”
“Nona
Zhang, cepat carikan laporan medis Tuan Yan dari rumah sakit yang lain. Juga
hubungin keluarga nya,” kata Dokter dengan cepat, karena Pasien harus segera
ditanganin.
Di
berita. Seorang reporter wanita (Jiang Zhen Zhen) membacakan berita mengenai
Yan Yun Gao yang akan segera merayakan ulang tahun ke 80 nya tahun depan. Dan
semua pemegang saham berencana untuk merayakannya. Lalu dia memberitahu mengapa
Yan Yun Gao bisa menjadi perusahaan obat yang besar.
“Ini
semua karena botol menakjubkan yang berisi pill Ba Bao. Selama 60 tahun, pill
ini telah menyembukan banyak pasien yang tidak terhitung. Seperti diare, sakit perut,
dan kembung. Satu langkah disaat itu, dia berhasil membangun sebuah perusahaan
yang menjadi salah satu perusahaan terbaik di Asia,” jelas Zhen Zhen.
Kemudian
Zhen Zhen membahas mengenai harga saham Ba Bao Tang yang mulai menurun, seperti
kesehatan Yan Yun Gao. Dan siapakah yang akan menjadi pewaris dari $80 miliar,
perusahaan kerajaan pengobatan china?
Yan
Yun Gao mempunyai seorang anak Pria dan Putri. Anak nya yang Pria telah
meninggal akibat sakit beberapa tahun
yang lalu. Jadi salah satu orang yang berhak menjadi ahli waris adalah,
Yan Feng Feng dan suaminya, serta anak mereka Yan Yang.
Orang
kedua yang cocok menjadi pewaris adalah Yang Da Feng, cucu tertua dan juga Ketua
bagian penelitian dan pengembangan. Dia merupakan calon penerus yang paling populer.
“Jadi
siapakah yang akan menjadi penerus Ba Bao Tang?” tanya Zhen Zhen mengakhiri
laporannya.
Da
Feng mematikan tv, dan lalu dia mengomentari Zhen Zhen yang berada di dalam
pelukannya. “Aku pikir kamu mengenakan terlalu banyak make-up akhir- akhir ini.
Aku tidak suka itu,” kata Da Feng.
“Itu
pasti karena pencahayaannya. Dia terus meminta nomor hp ku, dan aku tidak
memberikannya kepada dia. Jadi 80% itu pasti caranya membalas,” balas Zhen
Zhen, lalu dia memeluk Da Feng dengan erat.
Da
Feng berpakaian dengan rapi. Melihat itu, Zhen Zhen tersenyum, lalu dia
mengatakan bahwa menurutnya jika Da Feng tetap bertahan sebagai ketua bagian
penelitian dan pengembangan, maka Da Feng akan memiliki kesempatan terbaik
untuk menjadi penerus.
“Selama
pria tua itu hidup, kita hanya akan menjadi alat pembuat uang baginya. Dia
adalah pemenang terbesar,” kata Da Feng sambil menikmati kopinya.
“Jangan
khawatir. Melihat keadaan kesehatan Kakek mu, kita tidak perlu menunggu lama
lagi,” balas Zhen Zhen.
“Pria
tua itu tidak akan mati semudah itu. Dia akan hidup, bahkan lebih kuat daripada
rumput yang di lintas kereta setiap hari nya,” balas Da Feng.
Hp
Da Feng berbunyi, dan dia mengangkatnya. Mendengar bahwa kakek nya sekarang
sedang berada di rumah sakit karena kecelakaan, Da Feng tersenyum senang.
Feng
Feng yang sedang bermaskeran dan bersantai, ketika dia mendengar kabar bahwa
Ayahnya berada dirumah sakit karena kecelakaan. Dengan senang dia langsung
menghubunin suaminya, dan menyuruh suaminya (Yan) untuk segera menghubungin
anak mereka, Yan Yang, karena mereka harus segera pergi ke rumah sakit.
“Ada
apa, pa? Aku harus mengambil foto pernikahan di toko pengantinku hari ini, apa
yang terjadi?” tanya Yan Yang, merasa terganggu dengan telpon dari Ayahnya.
“Kamu
kan bukan pengantinnya! Kamu adalah boss! Mengapa kamu tidak bisa mengambil
hari libur? Kakekmu masuk rumah sakit. Cepat dan segera kesana!” kata Yan
dengan cepat, lalu menutup telponnya.
“Ayah,
tetap lah hidup! Kamu pasti harus menunggu kami!” gumam Yan sambil tertawa senang.
Diruang
operasi. Setiap dokter dan perawat berusaha sebaik mungkin untuk mengobati Yun
Gao. Tapi tiba- tiba saja, jantung Yun Gao hampir berhenti. Dan dengan segera
Dokter pun memakai alat pacu jantung supaya Yun Gao bisa diselamatkan.
Yun
Gao mengingat tentang seorang wanita yang telah menyelamatkannya di masa muda.
Wanita itu memberikan tanaman obat kepadanya yang terluka, dan wanita itu
mengobatinya yang tidak perdaya.
“Bertahanlah!
Kamu akan baik- baik saja!” kata si Wanita.
Yun
Gao memberikan sebuah kalung jam kepada si Wanita, lalu memeluknya. “Chun
Xiang. Chun Xiang. Itu kamu,” gumam Yun Gao.
Fu
An menerima uang bayaran dari Pang Dai. Lalu dia mulai mengurut kaki Pang Dai
yang sakit menggunakan obat yang dibawanya. Dan selagi Fu An mengurut kakinya,
Pang Dai sibuk berbicara sambil makan. Pekerjaan Fu An yang mengobati orang
dirumah sakit seperti ini sebenarnya tidak boleh, tapi dia melakukannya secara
rahasia.
Pang
Dai menanyakan kondisi kesehatan Nenek Fu An yang sedang tidak sehat, dan
kemudian dia menyarankan agar Fu An segera mencari seorang pacar yang baik,
seseorang yang bisa membantu Fu An untuk menjaga Nenek dan Adik kecil Fu An.
Mendengar itu dengan keras, Fu An menekan jempol kaki Pang Dai, sehingga Pang
Dai langsung berteriak kesakitan.
“Pang
Dai. Kamu jangan bicara begitu, aku tidak ingin merusak persahabatan kita,”
jelas Fu An sambil kembali mengurut kaki Pang Dai.
Para
pasien heboh, karena melihat kedatangan keluarga Yun Gao yang datang
menggunakan mobil mewah. Dan mendengar itu, maka Fu An dan Pang Dai pun segera
ikut melihat melalui jendela.
Da
Feng memakirkan mobilnya. Disaat itu, tanpa sengaja dia menabrak sepeda Fu An
yang terpakir di belakang mobilnya, tapi dia tidak menyadari nya. Melihat
sepedanya ditabrak, Fu An merasa kesal dan menggerutu.
Feng
Feng serta Da Feng dengan senang mengomentari kondisi rumah sakit yang tampak
biasa saja dan tampak tua. Menurut mereka bahwa rumah sakit seperti ini pasti
tidak memiliki cukup staff dan perlengkapan, dan Yun Gao tidak mungkin bisa
bertahan hidup serta harus menerima takdir dengan damai.
“Jangan
khawatir. Kakek tidak akan mati semudah itu. Aku mempertaruhkan hak ahli
warisku bahwa kali ini kakek pasti akan selamat,” kata Yan Yang dengan yakin.
Dan semua orang langsung menatapnya dengan tajam, serta Yan langsung meludah.
Setiap
orang berjalan masuk ke dalam rumah sakit sambil tersenyum senang, kecuali Yan
Yang, dia berjalan dengan sikap santai dan biasa.
Ketika
mereka semua sampai di depan ruang rawat kakek, mereka langsung menghampiri
pengacara Li dan menanyakan kondisi Yun Gao. Lalu saat mengetahui bahwa Yun Gao
telah tidak sadarkan diri selama 40 menit, mereka semakin merasa senang.
Fu
An, Pang Dai, dan beberapa orang yang berada di rumah sakit, mereka berkumpul
untuk melihat apa yang terjadi.
Dokter
keluar dari dalam ruangan rawat Yun Gao. Dia memberitahukan bahwa kondisi Yun
Gao sedang sangat buruk, tapi asalkan mereka segera melakukan operasi, maka
masih ada kesempatan untuk menyelamatkan Yun Gao. Dan Dokter memberikan sebuah
kertas prosedur yang harus ditanda tanganin kepada mereka, sebelum operasi bisa
dilakukan.
Tapi
tidak satupun yang mau menanda tanganin kertas prosedur tersebut. Feng Feng
berpura- pura menangis seolah merasa sedih. Yan mengatakan kepada Dokter bahwa Ayah
mereka sudah sangat tua, jadi lebih baik membiarkan dia pergi dengan tenang. Da
Feng menyuruh Pengacara Li untuk segera mengurus semua properti kakeknya dan
mengumumkan ahli waris yang terpilih kepada perusahaan serta media, dan yang
paling penting adalah membiarkan dirinya untuk memimpin wawancara.
Kakek
yang sedang dalam keadaan setengah sadar di dalam ruangan, dia mendengar semua
pembicaraan tersebut. Dan dia merasa sedih.
“Maaf
menyela. Ketua adalah keluarga kalian. Kalian tidak bisa begitu saja menyerah
pada operasinya!” kata Pengacara Li, menyela mereka semua.
“Ini
adalah apa yang diajarkannya pada kami. Dia sudah memasuki usia pensiun dan
harus memberikan Ba Bao Tang kepada kami,” kata Da Feng dengan keras.
“Hei…
hei… kalian lihat. Kamu akhirnya mengeluarkan seluruh perasaan mu. Kakek
selangkah lagi meninggal, dan orang yang paling bahagia adalah kamu!!” balas
Feng Feng, berpura- pura menjadi anak yang berbakti.
“Apa
kamu tidak?” balas Da Feng, singkat. Dan Feng Feng langsung diam.
“Setiap
orang berhenti berakting. Siapa yang tidak akan senang bila Pria tua itu
meninggal? Aku percaya bahwa di seluruh dunia, tidak ada orang yang akan
meneteskan air mata untuk nya,” kata Yan, menghentikan perdebatan Istrinya dan
keponakannya.
Yun
Gao yang mendengar itu, bukan hanya merasa sedih lagi, melainkan sangat, sangat
sedih dan terkejut juga.
Fu
An secara diam- diam menyelinap masuk ke dalam kamar rawat Yun Gao. Dia
memeriksa denyut nadi Yun Gao, dan dia berpikir bahwa masih ada harapan. Fu An
membuka masker oksigen yang dipakai Yun Gao, lalu dia memberikan obat yang
dibawanya kepada Yun Gao. Dan memakan daun obat itu, Yun Gao teringat akan
wanita di masa mudanya dulu.
“Bertahanlah.
Kamu akan baik- baik saja,” kata Fu An sambil mengurut bagian bawah hidup Yun Gao.
“Chun
Xiang, apa itu kamu?” gumam Yun Gao.
Saat
Yun Gao bergumam, Da Feng tidak sengaja mendengar, dan ketika dia melihat ke
dalam kamar serta menemukan Fu An. Dia langsung menarik Fu An untuk keluar dari
dalam kamar rawat kakeknya. Kemudian dia memarahi Fu An yang tidak tampak
seperti petugas rumah sakit.
Seorang
perawat ikut memarahi Fu An, karena Fu An telah sembarangan memberikan pasien
makan sesuatu yang tidak seharusnya. Lalu si Perawat ingin membawa Fu An ke
kantor polisi. Melihat itu, Pang Dai langsung membela Fu An.
“Lepaskan
dia! Meskipun Fu An bukan dokter! Obat buatannya jauh lebih baik dan berguna
daripada obat rumah sakit! Tidak percaya? Lihatlah kakiku!!” kata Pang Dai
sambil mengangkat kakinya yang bau, sehingga orang- orang merasa sedikit
terganggu.
“Sudahlah.
Biarkan gadis ini pergi. Aku percaya dia melakukannya untuk niat baik,” kata
Yan Yang melepaskan Fu An. Dan si Perawat pun akhirnya membiarkan Fu An pergi,
tapi dia memperingati agar Fu An tidak datang lagi.
Sebelum
pergi Fu An menatap Da Feng dan menyentuh wajah Da Feng menggunakan jari
telunjuknya. “Orang seperti mu yang tanpa kebaikan. Aku benar- benar merasa
kasihan untuk kakekmu. Karma pasti akan datang kembali padamu. Dadah,” kata Fu
An sambil tersenyum.
“Oh ya, satu hal lagi, aku baru saja membantunya
menyembuhkan kaki nya, dan lupa mencuci tanganku!” lanjut Fu An sambil tertawa,
lalu dia pergi.
Yan
tertawa keras melihat Da Feng yang dikerjai oleh Fu An.
Monitor
jantung di ruangan rawat kakek berbunyi, dan dengan segera para perawat
langsung masuk untuk memeriksanya. Kemudian setelah selesai memeriksa, mereka
keluar dan memberitahukan bahwa Pasien telah sadar. Dan mengetahui itu, semua
orang langsung merasa kecewa, kecuali Yan Yang.
“Ini
semua salah Gadis sialan itu! Menyebabkan kita sibuk sia- sia!” gerutu Yan
dengan kesal.
Tags:
Easy Fortune Happy Life
ini yg kucari2... akhurnya ada yg bwt sinopsisnya... ditunggu klanjutannya kak😄
ReplyDeleteD tunggu kelanjutan y kak oh y lwjut kan juga ghostderella y seperti y 2cerita ini bagus semua,makasih.
ReplyDelete