Sinopsis
C-Drama : Emperors and Me Episode 12 - 1
Images by : Mango TV
Guo Yan membawa mereka ke sebuah kediaman. Sepanjang
jalan, Guo Yan terus saja terbatuk-batuk kecil. Guo Yan memperlakukan mereka
dengan sopan dan bahkan mempersilahkan mereka duduk serta menghindangkan the untuk
mereka.
“Bolehkah aku bertanya, darimana asal kalian?”
tanya Guo Yan. “Di sini banyak negara, tapi aksen bicara kalian baru pertama
kali ku dengar.”
Belum sempat mereka menjawab pertanyaan, seorang
wanita masuk dan Guo Yan langsung bangkit menyambutnya. Wanita itu, Le Xue. Luo
Xi sangat senang melihatnya dan langsung berlari ke arah Le Xue.
“Kau masih hidup. Terimakasih Tuhan,” ujar
Luo Xi penuh kebahagiaan dan memeluk Le Xue dengan erat. “Aku kira kita tidak
akan pernah bertemu lagi.”
Murong juga tampak berkaca-kaca melihat Xue,
tapi dia tidak berani menghampiri Xue karena dia sadar kalau di era ini, Xue
bukanlah kakakknya dan tidak mengenalnya.
Le Xue sendiri tampak bingung melihat Luo Xi.
Dia sampai terdiam sesaat sebelum berbicara, “Guo Si (nama samaran Guo Yan)
bilang padaku kalau ada beberapa pengunjung. Tidak ku sangka itu kau.”
“Tampaknya, aku melakukan hal yang benar
dengan membawa mereka ke sini,” ujar Guo Si (aku sebut pakai nama samarannya
aja ya, sebelum identitas aslinya terungkap).
Tetapi, tiba-tiba saja, Qin Shang jatuh
pingsan. Murong dan Luo Xi panik. Le Xue segera memerintahkan dayangnya untuk
memanggil tabib.
Bahu Qin Shang ternyata terluka bakar karena
melindungi Luo Xi dan Murong saat itu. Tabib juga menjelaskan kalau luka itu
mulai bernanah yang membuat Qin Shang terkena demam tinggi. Luo Xi yang
mendengar luka Qin Shang bernanah menjadi khawatir karena di era ini belum ada
yang namanya antibiotik.
“Satu-satunya cara adalah melakukan akupuntur
di sekitar luka-nya agar dapat membantu penyebaran obatnya dan juga memakai
obat herbal di saat bersamaan.”
“Tabib, aku adalah teman baik dari pemilik
mansion ini. Aku menjual herbal. Jika kau membutuhkan obat atau apapun…,” jelas
Guo Si.
Tabib memberitahu kalau dia butuh obat langka
dan meminta yang lain untuk menunggu di luar sementara dia mengobati Qin Shang.
Ini agar tidak ada bakteri yang mengontaminasi Qin Shang.
Guo Si berkata pada Xue kalau dia masih akan
memberikan beberapa obat herbal untuk Xue dkk walaupun tabib tidak membutuhkan.
Dan dia juga pamit untuk kembali ke kediamannya. Xue dengan elegan
berterimakasih atas bantuan Guo Si.
Setelah Guo Si pergi, Xue menatap Murong. “Kau…?”
“Aku teman Luo Xi. Murong Yu.”
“Murong Yu?” bingung Xue.
“Aku berasal dari dunia-nya juga. Kalian bisa
bicara dengan bebas tanpa khawatir.”
Dan akhirnya, Le Xue bertanya pada Luo Xi,
apa yang sebenarnya terjadi? Bagaimana Luo Xi bisa datang kemari?
Luo Xi menangis menceritakan semua yang
terjadi. Mengenai dia yang sampai ke negara An dan bertemu Murong. Dan seterusnya….
Hingga mereka sampai ke tempat ini. tapi, Luo Xi tidak memberitau mengenai Le
Xue yang meninggal di era negara An. Dia juga menyalahkan dirinya sendiri karena
harus terus melompati waktu saat dalam keadaan bahaya dan akhirnya membuat Le
Xue terjebak di sini dan membuat Qin Shang terluka.
Tabib keluar dan memberitahu kalau mereka
sudah boleh masuk untuk menjenguk. Dia memberitahu kalau Qin Shang bisa sadar maka
itu adalah hal bagus, tapi jika tidak… tahulah ya. Luo Xi semakin cemas, tapi
Le Xue mengatakan kalau Qin Shang pasti tidak apa-apa. Tidak mungkin Qin Shang
meninggal hanya karena luka. Walaupun tidak ada anbiotik, tapi obat herbal di
sini juga baik.
Luo Xi mengerti. Dia meminta air dingin pada
Le Xue, karena dia melihat di rumah sakit, orang-orang mengompres menggunakan air
dingin untuk menurunkan panas. Jadi, dia ingin mengompres Qin Shang. Le Xue mengerti.
Tabib juga pamit pergi karena sudah mengobati
Qin Shang.
--
Le Xue mengajak bicara Murong saat mereka
berdua.
“Murong Yu, kau adalah kaisar kerajaan An 200
tahun mendatang. Tapi, kenapa kau tampak tertarik padaku?”
“Kau terlihat seperti teman lamaku.”
“Apakah aku terlihat mirip temanmu atau
akulah teman lamamu itu?”
“Kenapa kau bisa berkata seperti itu?”
“Luo Xi tampak terkejut melihatku masih hidup
tadi. Jadi, dia awalnya pasti mengira aku meninggal. Di samping itu, kau tidak
terkejut sama sekali mengetahui aku bisa hidup sangat lama sejak era Qi. Jadi aku
menduga kalau kau pasti sudah melihatku di dinasti lain. Luo Xi tmenyebut era
Qi, era Chen dan era An 200 tahun mendatang. Jadi, kau sudah melihatku di 200
tahun setelah era ini?”
“Ya,” akui Murong. “Luo Xi tidak mengatakannya
padamu karena dia ingin membawamu kembali. Jika dia berhasil, kau tidak akan
ada di era An 200 tahun kemudian.”
“Akankah aku meninggal 200 tahun kemudian?”
“Kakak sangat pintar.”
“Kakak?”
“200 tahun mendatang, kau akan menjadi
kakakku,” beritahu Murong.
--
Luo Xi mengompres dan menjaga Qin Shang hingga
malam hari. Dia masih merasa bersalah, karena dirinya Qin Shang terluka.
Luo Xi melepaskan kalung giok-nya, “Kau masih
ingat, aku sudah pernah bilang kalau aku mengalami kecelakaan mobil ketika aku
berusia 15 tahun. Tidak ada yang percaya kalau aku bisa selamat. Lalu, ibuku
pergi mencari ‘guru’ dan mendapatkan giok ini. Aku langsung sadarkan dirik
begitu aku memakai giok ini. Sejak saat itu, aku tidak pernah melepaskannya. Ini
melindungiku dari bahaya, tapi orang-orang di sekitarku menjadi tidak beruntung.
Mungkin giok ini menjauhkan bahaya dariku, dan memindahkannya apa yang seharusnya
terjadi padaku kepada orang lain. Jika giok ini benar-benar hebat, tolong
lindungi Qin Shang. Jika ada hal buruk terjadi, pindahkan saja padaku, aku
tidak ingin ada orang lain lagi yang terluka.”
Dan Luo Xi membuka tangan Qin Shang dan
meletakkan giok itu. Qin Shang masih belum sadar. Luo Xi menangis menyesali
telah datang ke era Qi.
“Jika kau tidak datang ke dinasti Qi,
bagaimana kita bisa bertemu,” ujar Qin Shang dengan suara kecil. Dia sudah
sadar, dan hal itu membuat Luo Xi sangat bahagia. “Aku tidak menyesal telah
bertemu denganmu meskipun jika aku harus terluka berat.”
--
Esok hari,
Qin Shang sudah merasa lebih baik dan
menyuruh Luo Xi untuk beristirahat. Tapi, Luo Xi tidak mau dan masih ingin
menjaga Qin Shang. Qin Shang terus menyuruh Luo Xi untuk beristirahat, dan
akhirnya Luo Xi mau mendengarkannya. Dia pamit dan menyuruh Qin Shang memanggilnya
jika perlu apapun.
Xue menemui Luo Xi. Dia memberitahu Luo Xi kalau
Murong sudah memberitahunya yang terjadi 200 tahun yang lalu, kalau dia akan
meninggal. Luo Xi segera menggenggam tangan Xue dan berkata akan membawa Xue
kembali ke masa depan kali ini, jadi, Xue tidak perlu khawatir akan apapun.
“Hidup dan mati adalah hal yang di tentukan
oleh takdir. Dan kita tidak bisa melakukan apapun,” ujar Xue dan melepaskan
genggaman Luo Xi.
“Xue, aku tidak bisa mengenalmu yang berbeda
sekarang.”
“Kau beristirahatlah. Aku akan menjaga Qin Shang.”
“Tunggu. Xue, aku tidak tahu apa yang sudah
kau lalui selama ini. Tapi, temanku Xue adalah gadis berhati hangat. Dia akan
menceramahiku jika aku tidak peduli pada teman sekamar. Dia akan meminta maaf bersamaku.
Dia sangat baik pada setiap orang. Dia peduli pada setiap orang, dan berharap
setiap orang akan bahagia. Aku bisa merasakan betapa kesepiannya kau sekarang,
betapa tidak bahagia-nya dirimu. Tapi, aku tahu kalau kau hanya mencoba
berbeda. Karena kau tahu akan lebih kecewa ketika kau mulai peduli.”
“Orang berubah. Dari dinasti Qi hingga
dinasti Chen. Aku telah melewati hidup 400 tahun. Jika semua hal akan sirna
selama 400 tahun, itu akan sangat sulit jika memiliki emosi. Aku kira aku tidak
akan pernah punya perasaan apapun lagi setelah kesedihan dan kebahagiaan. Tapi setiap
aku sendirian, aku akan teringat saat-saat kita bersama. Luo Xi. Aku merindukan
keluargaku,” tangis Le Xue.
Luo Xi langsung memeluknya.
--
Luo Xi beristirahat dan tertidur hampir seharian.
Saat dia sadar, seorang dayang sudah ada di sampingnya untuk menjaganya. Luo Xi
kemudian bangkit untuk menemui Qin Shang.
Saat keluar, dia bertemu dengan Guo Si. Guo Si
datang membawakan obat dan makanan untuk mereka. Luo Xi memuji Guo Si yang
sangat baik. Guo Si kemudian mengajar Luo Xi untuk berbincang sebentar.
Saat itu, Guo Si melihat bekas tanda lahir di
tangan Luo Xi. Dia mengira kalau Luo Xi terluka. Luo Xi langsung menjelaskan
kalau itu hanya tanda lahirnya dan dia langsung menarik baju lengan panjangnya
untuk menutup bekas luka itu.
Guo Si bertanya suatu hal kepada Luo Xi,
mengenai yang Luo Xi katakan kemarin, antibiotik. Apa itu? Luo Xi sedikit gugup
dan berbohong kalau itu adalah obat yang di gunakan di negaranya.
“Aku sudah menjelajahi banyak negara ketika
masih muda. Tapi aku tidak pernah mendengar hal seperti itu. Kau bilang kalau
kau berasal dari negara lain, apa itu bohong? Mungkin kau berasal dari… dunia
lain?”
“Hahaha… kau pasti bercanda. Tidak kusangka
kau orang yang lucu,” tawa Luo Xi dengan canggung.
Untungnya, Murong datang di saat yang tepat
hingga Guo Si memilih untuk pergi. Setelah Guo Si pergi, Luo Xi memberitahu
Murong kalau Guo Si sangat pintar hingga bisa berpikir kalau mereka dari dunia
lain.
Tags:
Emperors and Me