Izutsu
berdiri dengan gugup di depan pintu kamar ganti pengantin Rina. Dan setelah
memberanikan dirinya, Izutsu mengetuk pintu dan masuk ke dalam kamar.
“Bagaimana
menurutmu?” tanya Rina dengan senang.
“Oh.
Kamu adalah wanita yang paling cantik di dunia,” jawab Izutsu dengan gugup. Dan
mendengar jawaban itu, Rina tersenyum lebar.
Pada waktu itu, masa depanku penuh
harapan. Itu bersinar dan berkilauan. Aku hidup sejauh ini, Segala yang telah
aku pilih, Itu adalah sejak bertemu orang ini.
Izutsu
memeluk Rina dari belakang dengan mesra. Dan dengan senang Rina memegang tangan
Izutsu yang memeluknya dengan erat.
Bersama dengan dia melalui hidup.
Aku pikir itu adalah hal yang baik.
Seorang
penjaga tiba2 datang mengetuk pintu, dan karena merasa malu serta gugup Izutsu
pun melepaskan pelukannya dan berdiri sedikit menjauh dari Rina.
Si
Penjaga masuk ke dalam kamar, dan memberitahukan bahwa sapu tangan yang
diberikannya tadi adalah salah. Jadi Rina pun melepaskan sarung tangannya dan
mengambil sarung tangan baru yang
seharusnya miliknya.
Tapi mungkin… aku mungkin telah
membuat kesalahan.
Holiday
Love ~ Episode 3 : Natal Terakhir ~
Haru
membantu mengikat rambut Nanaka, sedangkan Azu menyiapkan teh di dapur. Ketika
Azu mendengar bahwa Nanaka, anaknya, ingin memberikan kejutan kepada Junpei.
Raut wajah Azu berubah menjadi muram.
Junpei
pulang ke rumah, tapi dia tidak berani untuk keluar dari mobil dan masuk ke
dalam rumah. Ketika Nanaka, anaknya, melihatnya dan berlari ke arah mobilnya
sambil memanggil ‘Papa, Papa’ barulah Junpei berani keluar dari dalam mobil.
“Azu,
terima kasih,” kata Junpei dengan
canggung. Dan Azu hanya diam saja.
Masuk
ke dalam rumah. Azu menjelaskan bahwa alasan dia mengizinkan Junpei untuk
pulang adalah demi Nanaka, jadi selama 2 hari ke depan, Azu ingin mereka
bersikap seperti tidak ada yang terjadi di depan Nanaka.
“Hari
ini dan besok, itu akan menjadi natal terakhir kita,” kata Azu dengan dingin.
Dan Junpei terdiam, tidak bisa mengatakan apa2.
Makan
malam. Junpei dan Azu bersikap seperti biasa di depan Nanaka. Namun seperti
menyadari ada sesuatu, Nanaka bertanya mengapa Junpei seperti menangis, dan
Junpei beralasan bahwa sup nya panas.
“Aku
mengatakan pada Santa, aku ingin bertemu Papa ku! Dan itu sudah menjadi
kenyataan!” kata Nanaka dengan ceria, menceritakan harapannya.
Mendengar
itu, Azu terdiam dengan wajah murah. Sedangkan Junpei, dia bersikap biasa dan
menanyakan hadiah apa lagi yang Nanaka inginkan.
Setelah
Nanaka tertidur. Azu menyuruh Junpei untuk membaringkan futon dan tidur di
ruang tamu malam ini, dan Junpei mengiyakan, karena dia sadar bahwa dia
bersalah.
“Azu,
aku benar2 minta maaf. Maaf,” kata Junpei menghampiri Azu yang sedang mencuci
piring di dapur, karena dia merasa tidak nyaman.
“Aku
tidak tahu apa yang kamu lakukan. Maksudku, aku tidak tahu apa yang kamu
lakukan ketika kamu jauh disana!” balas Azu.
“Sekarang,
aku sudah tidak…”
“Apa
itu benar?”
Junpei
memohon agar Azu mempercayainya, tapi mengingat foto yang Izutsu kirim kan
kepadanya, Azu tidak bisa mempercayai Junpei. Dalam hatinya, Azu berpikir bahwa
Junpei masih saja berbohong kepada nya.
“Jangan
meminta ku untuk mermpercayai kamu semudah itu! Aku tidak mempercayai kamu
lagi,” gumam Azu dengan kesal. Lalu dia masuk ke dalam kamar.
Sekali kamu kehilangan
kepercayaanku, kamu tidak akan pernah bisa kembali
Keesokan
harinya. Junpei dan Azu membawa Nanaka untuk membeli sepatu baru sebagai hadiah
Natal. Selama itu, Azu dan Junpei berusaha bersikap baik2 saja. Namun seperti
memang menyadari sesuatu, Nanaka membuat tangan mereka saling berpegangan, lalu
dia berlari dan bermain- main di jalan.
Azu
ingin melepaskan tangannya, tapi Junpei menahan tangan Azu dan memegang nya
dengan erat. Namun karena merasa tidak nyaman, Azu menghentakan tangan Junpei
dan melepaskan tangannya, lalu dia berjalan menjauh.
Junpei : Nanaka. Aku bertanya-
tanya, jika dia merasakan sesuatu. Bahkan jika kami menipu dia, apa dia
mengetahuinya sebagai seorang anak kecil? Banyak keluarga. Bahkan sampai
sekarang mereka bisa masih berkumpul di lingkungan yang seperti biasa.
Azu : Mereka melakukan banyak hal
sebagai sebuah keluarga yang normal. Mereka terus seperti itu. Itu adalah hal
yang benar2 luar biasa. Hanya saja, sekarang aku baru menyadari nya.
Tags:
Holiday Love