Setiap
orang merasa curiga kepada hubungan antara Junpei dan Rina yang tampak sangat
akrab sekali, kepadahal Rina baru mulai bekerja di perusahaan sekitar 2- 3
bulan. Awalnya Junpei merasa takut, karena kecurigaan semua orang itu adalah
benar, tapi tanpa disangka Rina ternyata menyelamatkannya dengan mengatakan
bahwa itu tidak benar.
Seorang
teman Junpei yang melihat Rina pada malam itu keluar dari kamar asrama milik
Junpei, dia menanyakan kepada Rina apa maksudnya itu. Dan Rina menjawab bahwa
itu adalah karena Junpei akan pindah sebentar lagi, sementara dia akan tinggal
sendiri mulai sekarang sejak dia akan bercerai dari suaminya, jadi dia datang
ke asrama Junpei untuk membeli beberapa barang elektronik milik Junpei yang
tidak terpakai lagi, seperti mesin cuci dan lainnya.
Mendengar
itu kecurigaan setiap orang menghilang. Dan Junpei pun merasa lega, namun dia
merasa sedikit tidak nyaman juga.
Aku selamat. Tapi… mengapa dia? Apa
itu karena dia ingin aku berpikir bahwa aku sekarang berhutang padanya? pikir
Junpei.
Nanaka
menanyakan apa Junpei akan datang ke acara kelulusannya, karena dia ingin
bertemu dengan Junpei. Dan mendengar itu, Azu teringat kepada surat yang telah
di kirimkannya kepada Junpei.
“Dia
pasti akan datang! Karena Papa pasti ingin melihat acara kelulusan mu, kan?”
kata Azu dengan yakin.
“Ya,”
jawab Nanaka sambil tersenyum senang.
Junpei kamu sudah membaca suratnya,
kan? Kamu pasti akan datang, kan? Ke acara kelulusan Nanaka, kamu pasti akan
datang, kan? pikir Azu.
Rina
memasukan surat milik Azu ke dalam plastik sampah dan membuangnya. Namun setelah membuang nya, dia tampak ragu.
Ketika
sedang sibuk membersihkan rumah, Azu mendapatkan telpon dari Elesia Nail Salon,
tempat dia melamar pekerjaan. Pihak Elesia menelpon untuk memberitahukan bahwa
Azu di terima bekerja disana, dan mendengar itu Azu sangat senang.
Rina
berjalan pulang dengan lesu. Dia mengingat tentang kedua anaknya. Sesampainya
di rumah Izutsu, dia mencoba membuka pintu dengan kunci yang dimilikinya, tapi
dia tidak bisa membukanya, karena Izutsu telah mengganti kunci pintu. Lalu
karena itu, maka dia pun menyelinap masuk melalui pintu samping yang terbuka.
Didalam
kamar. Rina memandangin kedua anaknya yang telah tertidur nyenyak dengan
tatapan rindu, tapi sebelum dia bisa menyentuh kedua anaknya, Izutsu datang
dari belakang dan membekap mulutnya, lalu menyeretnya ke ruang makan.
“Kamu
pasti kesulitan melakukan segalanya sendiri, kan? Aku akan membesarkan mereka.
Tolong biarkan aku membesarkan mereka berdua!” pinta Rina sambil berlutut.
“Kamu
berlutut, itu tidak ada gunanya!” balas Izutsu sambil menendang Rina sekali.
Izutsu
mulai mengomel dan mengeluh, karena setiap orang disekitarnya suka mengatakan
hal yang egois. “Minta maaf lah dengan benar!” keluh Izutsu dengan suara keras.
“Aku
benar- benar minta maaf!” teriak Rina.
Ketika
Izutsu sudah tenang dan tidak berbicara lagi, Rina menjelaskan bahwa dia dan
Junpei sudah berpisah. Dan mendengar itu, Izutsu pun langsung tampak seperti
berharap supaya mereka berdua bisa rujuk kembali. Tapi Rina tidak mau, dia
hanya mau hidup bertiga saja, yaitu hidup bersama dengan kedua anaknya.
“Aku
mengerti. Pada saat meditasi, biarkan pihak ketiga netral yang menentukan.
Tidak memiliki pendapatan tetap, meninggalkan rumah dengan egois, itulah kamu,
dan aku adalah orang yang membesarkan mereka. Jika diputuskan menurut hukum,
akankah kamu berhasil?” tanya Izutsu dengan sikap yang mengintimidasi Rina.
Diwarnet.
Rina membaca kembali surat yang Azu kirimkan untuk Junpei, dan telah dirobeknya
tersebut. Ketika membaca bagian tentang Nanaka, dia menangis dan menempel
kembali surat itu menggunakan selotip.
Tags:
Holiday Love