Network: TV
Asahi
“Nanaka!”
teriak Azu dengan panik, karena tidak menemukan Nanaka dimanapun.
“Mama!”
teriak Nanaka sambil berlari kencang ke arah Azu. Dan dengan perasaan sangat
lega, Azu langsung memeluk Nanaka yang berlari ke arahnya.
“Dimana
kamu barusan?” tanya Azu.
“Disana!”
jawab Nanaka. Lalu dia pergi untuk bermain bersama dengan temannya.
Episode
8 : Harapan Baru
Azu,
Junpei, dan Nanaka. Mereka bertiga makan malam bersama sambil mengobrol,
bercanda, dan tertawa bersama. Tapi tiba- tiba saja, Nanaka menanyakan apa arti
dari ‘Mama masa depan’ kepada mereka. Karena saat disekolah, ada seorang Bibi
yang menghampirinya dan mengatakan itu kepadanya.
Rina
datang. Dia berdiri di depan rumah Junpei dan Azu sambil tersenyum.
“Nanaka.
Seperti apa orangnya? Apa yang dikatakannya? Tolong beritahu kami,” kata
Junpei.
“Mm…
ketika aku berjalan dengan teman ku, dia datang. Bibi ini mengajak ku untuk
berbicara sebentar,” jelas Nanaka sambil mengingat- ingat.
“Jenis
pembicaraan seperti apa?” tanya Azu dengan gugup, mulai merasa curiga.
“Mm…
dia menanyakan tentang makanan kesukaanku. Tempat kesukaan ku, kemudian setelah
selesai bertanya, dia mengatakan….”
Flash back. Rina
mengelus pipi Nanaka dengan lembut dan mengatakan, “Aku adalah Mama masa
depanmu. Mama masa depan mu ya,” kata Rina sambil tersenyum. Flash back end.
Didalam
kamar. Azu dan Junpei berdiskusi, mereka berpikir bahwa orang itu pasti adalah
Rina, dan mereka merasa takut jika sesuatu terjadi kepada Nanaka nantinya. Azu
kemudian mengusulkan untuk menghubungin Izutsu.
Izutsu
sedang mencuci piring. Ketika dia mendengar hape nya berbunyi, dia berhenti
mencuci sebentar dan mengangkat hape nya. Lalu saat mengetahui bahwa yang
menelponnya adalah Azu, dia mengira kalau Azu ingin membicarakan tentang uang
damai.
Azu
menjelaskan bahwa dia akan segera mentransfer kan uang damai yang di
janjikannya, tapi sebenarnya apa yang ingin dibicarakannya adalah tentang Rina.
Azu meminta agar Izutsu bisa mengawasi Rina agar hal ini tidak terjadi lagi, karena
hari ini Rina datang menemui anaknya dan mengatakan bahwa dia adalah ‘Mama masa
depan’ kepada anaknya. Lalu untuk Junpei, dia telah berbaikan dengan Junpei
sekarang.
“Bahkan
walaupun kamu memberitahukan ini padaku, sekarang kami hanyalah pasangan di
atas kertas. Kami sudah memutuskan hubungan,” kata Izutsu.
“Tapi
dia adalah Ibu dari anak- anakmu, kan?” balas Azu.
“Itu
benar. Tapi tidak ada yang bisa kulakukan untukmu,” jawab Izutsu. Lalu dia
mematikan telpon, karena anaknya berteriak mengatakan bahwa dia ingin pipis.
Junpei
mengusulkan untuk menghubungin polisi. Dan Azu setuju.
Keesokan
harinya. Ketika sedang menjemur pakaian, Azu mendapatkan telpon dari Izutsu.
Izutsu
datang berkunjung ke rumah Azu. Dia datang untuk memberikan uang damai yang
diminta Azu kepada Rina, dan juga meminta maaf. Azu sebenarnya tidak ingin
menerima uang itu, tapi Izutsu memaksa, karena dia sadar bahwa mereka berdua
sama- sama dilukai.
Izutsu
menjelaskan bahwa Rina berasal dari keluarga miskin, jadi dia bekerja keras
dengan harapan agar dapat memberikan kehidupan yang baik kepada Rina. Tapi
tampaknya karena dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya, sehingga tanpa sadar
dia tidak memperhatikan keluarganya. Saat Rina dan dia berpisah sekarang, dia
baru menyadari betapa dewasanya sikap anak- anaknya, contohnya ketika dia pergi
bekerja, Kai akan membantu melipatkan pakaian yang telah kering dan menyusunnya
dengan rapi. Semua itu karena Rina yang telah mengajarkan anak- anaknya.
“Apa
yang coba aku katakan. Rina. Dia menjadi seperti sekarang adalah karena
salahku. Ini mungkin sudah terlambat,” kata Izutsu.
“Ini
sudah telat, kan? Tapi jika aku adalah kamu, ketika aku menyadari itu, jika ada
cara lain untuk bisa memulai dari awal, aku akan melakukan itu,” kata Azu.
Izutsu
menundukan kepala nya sebagai tanda terima kasih kepada Azu.
Rina
datang menemui Shiga di bar. Dia meminta tolong agar Shiga membantunya lagi
untuk memisahkan Azu dan Junpei. Tapi dengan tegas, Shiga menolak dan tidak mau
melakukan itu lagi. Namun Rina malah tertawa mengetahui itu, dan Shiga merasa
heran.
“Maksudku…
aku tidak ingin bekerja sama dengan kamu lagi,” kata Shiga, menegaskan.
“Bahkan
walaupun kejadian yang disembunyikan itu terkuak? Adikmu, dia ingin masuk universitas,
dan sekarang dia sudah menjadi karyawan di perusahaan top, kan? Kamu
membayarkan biaya pedidikannya ketika melarikan diri, kan? Aku tahu nama
perusahaan tempat nya bekerja dan di bagian mana dia. Adikmu mungkin akan
terkena masalah…” ancam Rina dengan lembut.
“Aku
sudah memberitahu dia segalanya! Aku akan menyerahkan diriku. Aku tidak akan
pernah bekerja sama dengan kamu lagi!” kata Shiga dengan tegas. Lalu dia
mengatakan hal yang sama seperti apa yang pernah Azu katakan padanya. “Jika aku
terus melarikan diri seperti ini, aku tidak akan pernah bahagia selamanya. Aku
bertemu dengan orang yang membuatku sadar,” kata Shiga.
“Bodoh!”
balas Rina.
Shiga
menasehati Rina untuk sadar, karena Junpei tidak akan pernah kembali kepada
Rina. Dan mendengar itu, raut wajah Rina langsung berubah menjadi marah.
Izutsu
menghubungin Rina dan memberitahukan bahwa dia akan membiarkan Rina untuk
menemui anak- anak. Dan mendengar itu, Rina langsung merasa senang serta sangat
kegirangan sambil berjalan dengan meloncat- loncat.
Tags:
Holiday Love