Network: GMM
One
Por
: Misi 1. Danang. Temukan orang pertama yang bisa bicara bahasa Thailand
kepadamu.
Di stasiun bus. Por kebingungan
harus melakukan apa. Memberanikan dirinya, Por pun berteriak dengan harapan
akan ada orang yang mengerti bahasanya,” Adakah yang bisa berbicara bahasa
Thai, tolong lah!” teriak Por dalam bahasa Thailang. Tapi setiap orang yang ada
di sana hanya diam saja, mengabaikannya.
Didalam bus. Ketika akan membeli
tiket kepada petugas di dalam bus, dengan sengaja Por berbicara menggunakan
bahasa Thailand. “Halo, Sawasdee Krap (Sapaan Thai). Bisakah kamu bicara bahasa
Thailand?” tanya Por, tapi si Petugas tidak mengerti.
Akhirnya Por pun menyerah. Dia
berbicara dalam bahasa Inggris dan memberitahu bahwa dia mau membeli 1 tiket ke
Marble Mountains.
Sesampainya di tempat tujuan. Por
berkeliling di seluruh tempat wisata yang ada disana, dan melihat- lihat.
Kemudian ketika dia masuk ke dalam sebuah gua yang ada disana, tiba- tiba saja
Por mendengar suara seorang wanita yang sedang berguman, seperti berdoa. Dan
Por pun mencari asal suara itu, lalu ketika dia melihat wanita yang bergumam
itu, dia pun mengikutinya keluar dari dalam gua.
Por menghampiri si Wanita untuk
menanyakan apa yang terjadi pada si Wanita. Tapi si Wanita salah paham, dia
mengira bahwa Por ingin meminta uang pada nya. Jadi si Wanita langsung
mengatakan bahwa dia tidak punya uang dan menyuruh Por untuk pergi.
Por menjelaskan bahwa si Wanita
salah paham, dia berbicara dalam bahasa Inggris. Tapi sialnya, si Wanita
ternyata kurang pandai bahasa Inggris. Si Wanita mengusir Por untuk pergi dan
tidak mau mendengarkan penjelasan Por, karena dia tidak mengerti.
“Maaf. Dari mana asal mu? Mm… aku…
dari Thailand. Sawasdee Krap (Sapaan Thai). Kamu?” tanya Por, mencoba untuk
berkomunikasi.
“Ah… Sawasdee Krap. Thailand.
Thailand,” balas si Wanita. Tepat disaat itu, hape Por bergetar.
“Kamu
menemukan targetmu, yaitu orang pertama yang bisa berbicara Thai kepadamu,” kata Wolf.
“Tidak, tidak yang ini. Aku tidak
bisa mengerti bahasa nya,” protes Por. Tapi Wolf langsung mematikan telpon. Dan
Por pun menggerutu.
Por berusaha berbicara kepada si
Wanita lagi, dan dengan bahasa asing yang bukan bahasa Inggris, si Wanita
berbicara dengan cepat. Dan Yah, Por sama sekali tidak bisa mengerti bahasa apa
itu.
Si Wanita mengambil sebuah foto
dan menunjukan nya kepada Por. Lalu dia memeluk foto tersebut sambil menangis.
“Pacar mu? Halo. Apa ini pacarmu?
Kamu memergokinya selingkuh dan kamu patah hati, kan?” kata Por, menebak apa
yang membuat si Wanita sedih. Dia berbicara dalam bahasa Inggris.
“Jangan menangis. Hey, tenang.
Tenang. Aku akan membelikan mu air minum. Sehingga kamu akan merasa lebih
baikan. Tenang. Minum air. Kamu tenanglah. Tunggu aku. Tunggu aku di sini
sebentar. Okay?” kata Por dalam bahasa Inggris dan menggunakan bahasa tubuh.
Supaya si Wanita yang sedang menangis itu mengerti perkataannya.
Por pergi membeli minum. Disaat
itu Wolf menghubunginnya lagi. Wolf memberitahu misi untuk Por yaitu Por harus
membantu si Wanita melalui masa sulit ini. Dan Por pun kebingungan tidak
mengerti, karena Wolf tidak menjelaskan lebih lanjut gimana caranya.
Ketika telah membeli minum dan kembali
ke tempat awal, dimana dia meminta si Wanita menunggu, Por merasa sangat
terkejut. Dia melihat si Wanita memanjat pagar pembatas jembatan, dan seperti
akan melompat bunuh diri dari sana.
“Hey! Apa yang kamu lakukan?” kata
Por menarik si Wanita agar jangan melakukan itu. Dan dengan bahasa yang tidak
dimengerti, si Wanita berbicara sambil menunjuk ke bawah jembatan.
“Hanya karena seorang Pria. Jangan
bunuh dirimu sendiri. Dengarkan! Tenang. Minum air. Minum. Dan pikirkan itu
nanti saja!” kata Por dengan tegas. Menggunakan bahasa Inggris dan bahasa tubuh
supaya si Wanita mengerti. Dan ketika akhirnya, si Wanita mengerti, dia
mengambil air yang Por berikan dan meminumnya.
“Okay. Udah baikan? Aku adalah
pria yang baik. Por, Pria baik. Dan kamu?” tanya Por memperkenalkan namannya.
“Camelia,” jawab si Wanita
memperkenalkan dirinya.
Por pulang bersama Camelia. Di
perjalanan Por menanyakan tempat Camelia menginap malam ini, tapi karena
perbedaan bahasa, maka mereka berdua agak sulit berkomunikasi dengan baik. Dan
capek dengan hal itu, maka Por pun mengajak si Wanita untuk tidur di hotel
dengannya.
Camelia langsung menolak dan
menjauhi Por, ketika Por mengajaknya untuk menginap bersama di hotel. Dan
dengan kesusahan, Por pun langsung menjelaskan,” Jangan khawatir. Por, Pria
baik. Kamu tidur disini, dan aku tidur disini,” jelas Por dengan bahasa tubuh.
Maksudnya Camelia tidur di tempat tidur, dia akan tidur di lantai.
“Okay,” kata Camelia, ketika
akhirnya dia mengerti.
Malam hari. Por kesulitan untuk
tidur dengan nyenyak, karena Camelia sibuk berdoa dengan suara yang keras.
Mo tidur diteras rumah si Pria.
Dan melihat itu, si Pria merasa tidak tega. Si Pria keluar dari rumah dan
membangunkan Mo, “Apa yang kamu lakukan? Mengapa kamu tinggal disini?” tanya si
Pria.
“Aku tidak punya tempat yang
dituju. Aku hanya punya sedikit uang yang tersisa. Tolong izinkan aku menginap
disini. Aku janji, aku akan bersikap baik,” jelas Mo, beralasan. Lalu dia
memperkenalkan dirinya.
“Aku Pactrick,” kata Pactrick memperkenalkan
dirinya.
Pactrick membawa Mo masuk kedalam
rumah, dan mengizinkan Mo untuk menginap di rumahnya. Tapi ada beberapa
larangan yang Mo harus patuhi dirumahnya, dan larangan apa saja, itu bisa
dilihat di gambar larangan yang dipajang dirumahnya. Dan Mo menurut.
Tepat disaat itu, seorang teman
Pactrick datang berkujung. Dan melihatnya, Mo tampak terkejut.
Tags:
Wolf