Network: GMM
One
Mo berhasil membujuk dan bertukar
baju dengan Pria tersebut. Walaupun sedikit malu karena harus memakai baju Mo,
tapi Pria tersebut berusaha untuk tetap
percaya diri.
Mo menerima perintah baru dari
Wolf, yaitu Mo harus melakukan salah satu tindak ilegal sesuai gambar larangan
yang ada di kaus. Mo harus melakukan itu, sampai Mo menemukan target. Target
itu harus seorang Pria, dan dia akan membawa Mo ke kantor polisi.
“Hah? Polisi?” gumam Mo, terkejut.
Mo kebingungan harus melakukan
apa, jadi dia menebak dengan cara menunjuk satu persatu gambar di kaus nya,”
Satu, dua, tiga, empat, lima, aku menangkap ikan hidup. Enam, tujuh, delapan,
sembilan, sepuluh, aku melepaskannya pergi! Mengapa aku melepaskannya? Karena
dia mengigit jariku! Jari mana yang di gigitnya? Jari keliking ku!” gumam Mo
bernyanyi, dan ketika lagu selesai dia melihat dimana Jarinya berhenti.
“Permen karet?” gumam Mo, karena
melihat gambar dilarangan di bajunya.
Mo berkeliling mencari toko yang
menjual permen karet, namun karena memakan permen karet adalah tindakan yang
ilegal, maka jarang ada toko yang menjual permen karet. Disaat sedang
kebingungan, Mo melihat seorang wanita yang sedang menguyah permen karet, jadi
dia pun mengikuti si wanita untuk mencari tahu dimana si Wanita itu membeli
rumah sakit.
Merasakan ada seseorang yang
mengikutinya, si Wanita dengan cepat berjalan dan bersembunyi. Lalu dia
menyerang Mo yang mengikutinya serta mengancam Mo. Dan dengan ketakutan, Mo
tidak bisa berkata apa- apa.
Si wanita lalu menggertak akan
menembak Mo dalam hitungan ke lima, jika Mo masih berada di dekatnya. Dan
dengan cepat Mo pun berjalan pergi.
“Pergi! pergi! 5, 4, 3, 2, 1!”
kata si Wanita. Dengan ketakutan, pada saat si Wanita mengatakan 1. Mo langsung
menunduk dan melindungin kepalanya.
“Aku hanya ingin tahu dimana
membeli permen karet!” teriak Mo. Dan si Wanita tertawa.
Mo berhasil mendapatkan permen
karet yang di carinya. Dengan senang, dia menguyah permen karet yang
didapatnya. Dan selama menguyah permen karet itu, Mo menunjukan nya secara
terang- terangan kepada setiap orang yang berada disekitarnya, tapi tidak ada
satupun orang yang peduli.
Gagal di tangkap gara- gara
mengunyah permen karet. Mo pun memutuskan untuk melakukan tindakan ilegal lain
yang ada di baju nya. Dan dia menggunakan cara yang sama seperti tadi untuk
menebak. Lalu terpilih lah gambar dilarang membuang sampah sembarangan.
Mo membeli minuman, lalu dengan
sengaja dia meninggalkan minumannya di tempat umum. Seorang Pria yang melihat
itu memanggil Mo, dan dengan kegirangan Mo langsung mengulurkan tangannya.
“Tangkap aku! Tangkap aku! Tolong!” pinta Mo.
“Kamu melupakan minuman mu, ini
masih tersisa banyak,” kata si Pria dengan bingung akan sikap Mo. Dia
menyerahkan minuman Mo, dan pergi.
Gagal di tangkap gara- gara
membuang sampah sembarangan. Mo pun memutuskan untuk melakukan tindakan ilegal
lain yang ada di bajunya. Dan dia menggunakan cara yang sama seperti sebelumnya
untuk menebak. Lalu terpilih lah gambar dilarang memberi makan burung.
Mo pergi ke taman yang luas sambil
membawa sebungkus snack. Tapi anehnya, tidak ada satupun burung disana.
“Burung! Dimana kamu? Tidak kah ada burung di negara ini? Kemari dan makan lah
pop corn nya!!” teriak Mo dengan frustasi sambil melemparkan pop corn ke udara.
Capek melemparkan pop corn ke udara
yang kosong tanpa burung. Maka Mo pun berhenti melempar.
Mo mendapatkan telpon dari Wolf
yang mengingatkan bahwa hari ini akan segera berkahir. Dan dengan kesal Mo pun
menggerutu.
Melihat bunga- bunga yang sangat
cantik di taman, Mo pun memotret dan memetik bunga tersebut. Lalu seorang Pria
yang melihat itu, dia menghampiri Mo dan mengingatkan agar Mo tidak mencabut
bunga disini, karena itu adalah tindakan yang ilegal sehingga Mo bisa saja di
tangkap.
Mendengar nasihat itu, Mo langsung
melihat ke arah gambar di bajunya, dan benar, ternyata mencabut bunga adalah
tindakan yang ilegal. Mengetahui itu, Mo pun merasa senang, dan dia langsung
mencabut bunga- bunga disana.
“Apa yang kamu lakukan?! Hey, Hey,
kamu bisa saja ditangkap. Kamu tahu kan? Stop!” kata si Pria dengan heran,
karena Mo terus mencabut bunga- bunga ditaman, kepadahal telah di peringatkan.
“Kemudian tangkaplah aku! Bawa aku
polisi! Aku mencabut bunga!” kata Mo dengan senang sambil mengulurkan
tangannya.
“Apa kamu gila?! Tidak, tidak, tidak!
Berhenti!” tegas Pria itu. Dia berusaha menghentikan Mo yang terus mencabut
bunga- bunga.
“Aku bilang, tolong tangkap lah
aku!” pinta Mo.
Walaupun merasa heran kenapa Mo
melakukan tindakan ilegal, tapi karena Mo meminta agar ditangkap dan dibawa ke
kantor polisi, maka si Pria pun melakukannya. Kemudian setelah semua selesai,
yaitu Mo telah dilepaskan setelah membayar denda, si Pria pun menasehati Mo.
Dia
adalah target di Misi kedua mu. Jangan kehilangan dia. Pesan Wolf, dan Mo pun segera
mengikuti si Pria yang telah berjalan pergi meninggalkannya.
Mo berteriak memanggil si Pria,
tapi si Pria mengabaikan Mo yang dikirannya gila dan terus berjalan pergi
dengan cepat. Merasa kesal, maka Mo pun melempari kertas yang ada ditangannya
ke kepala si Pria, sehingga si Pria berhenti berjalan.
“Apa yang kamu lakukan?” gerutu si
Pria dengan heran.
“Aku minta maaf,” jawab Mo, merasa
bersalah.
Mo kemudian memohon agar si Pria
membiarkan dirinya untuk tinggal bersama. Tapi tentu saja, si Pria menolak. Si
Pria masuk ke dalam rumah dan langsung mengunci pintunya. Dan dengan
kebingungan, Mo pun menungguin si Pria di depan pintu.
Tags:
Wolf