Sinopsis Korean
Drama : Left-Handed Wife Episode 01
Images by : KBS2
Di sebuah mobil yang di kendarai
oleh seorang wanita, Esther Jung, terjadi perdebatan dua orang pria yang duduk
di kursi penumpang, Park Do Gyung dan Lee Soo Hoo. Do Kyung berteriak kalau dia
tidak akan pernah menikahi Esther apapun yang terjadi. Hal ini membuat Soo Ho
menjadi sangat marah karena Do Kyung tidak mau bertanggungjawab setelah
menghamili Esther.
“Khawatirkan
dirimu sendiri. Jangan terlibat kehidupan percintaan orang lain saat berbulan
madu!” peringati Do Gyung.
Soo
Ho semakin emosi dengan sifat egois Do Gyung. Esther juga pusing dengan
pertikaian mereka sehingga dia membesarkan suara musik mobil.
Diam-diam,
sebuah mobil truk telah mengintai mobil mereka. Dia menelpon seseorang dan
melapor kalau dia telah menemukan target-nya. Truk itu segera melaju mengejar
mobil Esther.
Esther
dapat merasakan kalau ada truk yang mengikuti mobil mereka. Dia memberitahu hal
itu pada Do Gyung dan Soo Ho. Soo Ho juga cemas dan hendak menelpon istrinya
tapi baterai ponselnya habis.
Truk
itu melaju kencang dan melewati mobil Esther. Esther menghela nafas lega karena
ternyata truk itu tidak mengikuti mereka. Soo Ho meminta Esther untuk
meminjamkannya ponsel. Dia ingin menelpon istrinya, San Ha, yang pasti khawatir
karena dia belum juga kembali. Esther segera meminjamkan ponselnya.
--
San
Ha berlari ke lobby hotel dan bertanya pada resepsionis sambil menunjukkan foto
Soo Ho. Apa resepsionis ada melihat suaminya? Tadi dia pergi membeli anggur,
tapi sudah 3 jam belum kembali juga. Resepsionis juga tidak yakin apa ada
melihatnya atau tidak.
“Tolong
perhatikan baik-baik. Aku tidak bisa menghubunginya dan dia tidak menjawab
teleponnya. Kami sedang berbulan madu. Ini bukan kebiasaannya. Kumohon.”
Tapi,
resepsionis tetap tidak tahu. Dia juga tidak bisa melayani San Ha lama-lama
karena harus melayani tamu hotel yang lain.
--
Soo
Ho berusaha menelpon San Ha, tetapi tidak masuk. itu karena San Ha juga sedang
berusaha menghubungi ponselnya.
Do
Gyung berteriak menyuruh Esther untuk mematikan musik karena itu mengganggunya.
Tetapi, Esther semakin memperbesar suara musiknya. Hal itu membuat Do Gyung
semakin emosi dan memarahi Esther untuk mematikannya.
Esther
akhirnya mengalah dan mematikan musik. Tapi, saat perhatiannya teralih untuk
mematikan musik, truk yang tadi melewati mereka, melaju kencang ke arah mereka.
Bersiap menabrak mereka.
“Awas!!”
teriak Soo Ho.
Terlambat.
Kecelakaan tidak terelakkan. Esther membanting setir, tapi hal itu membuatnya
menabrak pagar pembatas jalan dan menjerumuskan mobil ke arah jurang.
--
San
Ha keluar hotel untuk mencari Soo Ho. Dan dia
menemukan jam tangan Soo Ho yang terjatuh di tanah depan hotel. Hal ini
membuatnya semakin khawatir. Dia mulai berlari sambil berteriak memanggil nama
Soo Ho di sepanjang jalan.
--
Esther
selamat dari kecelakaan itu. Dia keluar dari mobil dan melihat supir truk yang
menabrak mereka, keluar melihat keadaan mobil mereka kemudian melaju pergi.
Esther
berteriak kaget melihat tubuh Do Gyung yang terlempar keluar mobil dan
kepalanya menghantam batu.
“Do
Gyung-ssi. Bangun. Bangun. Bagaimana dengan bayi kita?” tangis Esther sambil
terus membangunkan Do Gyung. Tapi, tangan Do Gyung malah terkulai lemah.
Esther
histeris menyadari kalau Do Gyung meninggal. Dia segera memeriksa keadaan Soo
Ho yang juga tidak sadarkan diri. Dia memohon agar Soo Ho sadar dan tidak
meninggal. Dia sangat takut.
Esther
berteriak meminta tolong karena kedua pria itu tewas. Dia sangat takut dan
hendak menelpon ambulans dengan ponsel Do Gyung.
Tetapi…
Dia
kemudian teringat peringatan ibu Do Gyung padanya, sebelumnya.
“Ku peringati kau. Jika kau
mendekati putraku lagi, akan ku bunuh kau!”
Esther
tersadar. Semua adalah perbuatan ibu Do Gyung yang ingin membunuhnya!
--
San
Ha masih mencari Soo Hoo di sekitar jalanan hotel, tapi dia tidak menemukan
siapapun.
Seorang
merasakan panggilan San Ha, Soo Ho yang dalam keadaan sekarat, bergumam
memanggil nama San Ha. Dia juga sempat melihat mayat Do Gyung. Dia terus
bergumam memanggil nama San Ha.
San
Ha dengan langkah lunglai tiba di kantor polisi. Sambil menangis, dia
melaporkan kalau suaminya menghilang. Dia berteriak meminta tolong agar
suaminya di temukan.
--
Esther
dengan bantuan beberapa pria berpakaian hitam, membawa tubuh Do Gyung dan Soo
Ho ke sebuah tempat.
“Akan
ku ubah. Park Do Gyung, Lee Soo Ho. Takdir kalian. Akan ku ubah!” ujar Esther
penuh tekad dan memegang perutnya, “Aku tidak akan menyesalinya!”
3 bulan sebelumnya…
San
Ha sibuk mempersiapkan baju-bajunya ke dalam koper. Ibunya, Baek Geum Hee,
sedang berada di ruang tamu dan memberitahu teman-temannya kalau anaknya, San
Ha, akan pergi berlibur bersama teman-temannya keluar negeri. Teman ny. Baek malah
menyuruh ny. Baek agar tidak mengizinkan San Ha pergi.
“Bagaimana
kalau calon menantumu selingkuh? Hubungan 10 tahun? Itu bukan masalah besar
bagi anak-anak zaman sekarang. Mereka belum menikah dan kini dia dokter. Dia
calon yang cocok untuk keluarga kaya,” ujar teman ny. Baek.
Ny.
Baek jelas kesal mendengarnya dan memilih menutup telepon.
San
Ha selesai berkemas. Dan tidak lupa, dia membawa fotonya bersama dengan Soo Ho.
Ny. Baek masuk sambil mengomel dan juga mengomentari San Ha yang masih sangat
menyukai Soo Ho padahal sudah pacaran hampir 10 tahun.
“Apa
artinya 10 tahun? 10 tahun, 100 tahun… tidak, selamanya aku akan mencintainya,”
jawab San Ha.
Ny.
Baek tertawa mendengarnya. Dia kemudian memberikan kotak bekal makanan untuk
San Ha bawa dan bahkan menasehatinya untuk membaginya dengan teman-temannya
nanti. San Ha langsung protes kalau membawa bekal saat pergi keluar negeri itu
sangat norak. Tapi, dia tetap membawanya dan berterimakasih atas perhatian
ibunya.
Ayahnya,
Oh Chang Soo, dan adiknya, Oh Seul Ha, bersiap mengantarkan San Ha ke bandara. Tetapi,
San Ha menolak dengan alasan kalau bus bandara sangat dekat dan dia bisa pergi
sendiri. tn. Oh tertawa dan mengatakan kalau dia hanya ingin melihat wajah San
Ha lebih lama agar tidak rindu saat San Ha pergi beberapa hari. Seul Ha
langsung meminta agar ayahnya juga memperhatikannya karena dia juga sudah mau
lulus SMA. Mereka saling bercanda satu sama lain.
tn.
Oh kemudian mengeluarkan uang dan memberikannya pada San Ha untuk membeli makanan.
San Ha menolak, tetapi tn. Oh memaksanya untuk menerima. Bagaimanapun, San Ha sudah
membantunya di pabrik kosmetik selama 3 tahun, jadi hanya ini yang bisa di
berikannya. San Ha berterimakasih atas perhatian ayahnya.
Seul
Ha langsung memeluk manja tn. Oh agar
bisa mendapatkan uang juga seperti San Ha.
“San
Ha. Kamu sungguh akan keluar negeri? Tidak, bukan?” tanya ny. Baek yang
tiba-tiba keluar.
“Apa
maksud Ibu? Kenapa tidak?”
Ny.
Baek menunjukkan passport San Ha yang tertinggal di atas kasur dan memberikannya
pada San Ha. San Ha tertawa dan membenarkan kalau dia hampir melupakannya. Ny.
Baek langsung menasehatinya untuk fokus dan jangan lupa menelpon begitu sudah
sampai. San Ha mengiyakan dan pamit untuk pergi.
Saat
sudah di luar rumah, wajah San Ha berubah sedih, “Ibu, Ayah, maaf. Aku berjanji akan pulang dengan selamat. Aku akan menjadi
putri yang baik saat kembali.”
--
Seorang
pria terluka karena tertimbun puing di lokasi penggusuran di bawa ke rumah
sakit. Dan Soo Hoo segera memeriksa kondisi vital pria itu. Dia segera memberikan
pertolongan pertama dan menggunakan alat pacu jantung.
San
Ha ternyata tiba di rumah sakit dan melihat hal itu.
Soo
Ho berhasil menyelamatkan denyut jantung pria itu. Pria itu kembali hidup. Soo Ho
menghela nafas lega.
“Kamu
gila? Kamu lupa ini hari apa?” marah San Ha begitu Soo Ho menghampirinya.
“Maaf.
Kamu tahu di IGD harus selalu waspada. Maaf.”
“Tetap
saja, apa hanya kamu dokter di sini? Kamu mengoperasi setiap hari,” omel San
Ha.
--
Di
tempat lain, seorang wanita paruh baya dengan penampilan mewah, Cho Ae Ra,
melihat sebuah lukisan karya Vermeer “Girl With Pearl Earring” yang disebut “Mona
Lisa” dari Eropa Utara. Dia memperhatikan lukisan itu dengan seksama, dan
kolektor lukisan itu memberitahu sejarah lukisan itu dengan mendetail.
Esther
menghampiri ny. Cho dan memberikan kacamata serta sapu tangan agar ny. Cho bisa
menilai lukisan itu dengan lebih seksama. Ny. Cho memeriksa lukisan itu dan
menanyakan harga lukisan itu. Kolektor berkata akan menjual lukisan itu 15 juta
dollar untuk ny. Cho yang akan memajang lukisan itu di perayaan hari jadi galerinya.
Ny.
Cho diam sesaat dan pergi ke belakang. Dan ketika kembali, dia merobek lukisan
itu dengan gunting yang di bawanya. Kolektor dan Esther jelas merasa terkejut
melihatnya.
“Beraninya
kamu berusaha menipuku,” marah ny. Cho pada si kolektor.
--
Ny.
Cho pulang dengan kesal ke kantornya. Esther langsung menemuinya di ruangan dan
bersumpah kalau dia sama sekali tidak tahu kalau lukisan itu palsu. Dia hanay
merasa kalau lukisan itu bagus jika di pajang di pameran hari jadi ke-15 galeri
dan pasti akan menjadi perbincangan. Dan itu sempurna untuk Perang
Bintang.
Ny.
Cho bisa tahu kalau lukisan itu palsu karena para wanita di karya Vermeer tidak
punya bulu mata sehingga tampak mengidap atrichia. Tapi, lukisan wanita yang di
perlihatkan padanya memiliki bulu mata yang tampak jelas, serta lukisan bagian
bawah bibir tidak di lukis dengan jelas, melainkan hanya di usap. Karena itu,
dia tahu kalau itu palsu dan tidak taku merusaknya. Jika dia benar merusak lukisan
yang asli, laporkan saja dia ke polisi.
“Maaf,”
ujar Esther sekali lagi.
“Kamu
tidak tahu karena tidak mencurigainya. Kamu bisa tahu itu palsu jika
memperhatikannya baik-baik.”
Puas
mengomel Esther, ny. Cho menghubungi putranya, Park Do Gyung. Dia bertanya mengenai
rapat di Tiongkok, apa berjalan lancar? Do Gyung berkata kalau dia sedang di
pesawat dan tidak bisa bicara. Tapi, ny. Cho tetap bertanya hasil rapat itu. Do
Gyung jadi kesal dan mengomeli ibunya yang terus mengganggunya.
Ny.
Cho bisa menebak kalau Do Gyung gagal lagi, dan itu pasti akan membuat kakek
merasa marah. Do Gyung malah mendengarnya, dan menegaskan kalau dia hanya tidak
mau membahas bisnis saat sedang duduk di pesawat kelas satu. Dia bahkan berakting
seolah-olah pramugari memintanya mematikan telepon dan memakai sabuk karena ada
turbulensi.
Padahal,
kenyataannya, Do Gyung sedang berada di dalam taksi.
“Ku
harap semua berjalan lancar. Pimpinan menantikannya,” harap Ny. Cho. “Kapan Do
Gyung mendarat?” tanyanya pada Esther. (dari tadi, Esther masih ada di
depannya, dan Ny. Cho terus menyuruhnya untuk menundukkan kepala meminta maaf ).
“Berdiri tegak,” perintah ny. Cho.
“Sekitar
satu jam lagi.”
“Aku
sebaiknya menjemputnya sendiri.”
Esther
melarang karena Ny. Cho harus menghadiri Anugerah Seniman Tahunan setengah jam
lagi sebagai pemenang. Dan juga ny. Cho harus memeriksa karya yang akan di
kirim keluar negeri. Ny. Cho berkata kalau karya itu bisa Esther yang
memeriksanya, tapi acara anugerah itu yang tidak bisa tidak di hadirinya. Jadi,
ny. Cho menelpon Pak Kim dan memerintahkannya untuk ke bandara dan menjemput Do
Gyung agar tidak kabur. Jika Do Gyung tidak mau mendengar, gunakan kekerasan
saja.
--
Esther
selesai bekerja dan hendak pulang. Tapi, begitu dia membuka pintu mobil, seseorang
ikut masuk ke dalam mobilnya. Esther sampai kaget apalagi yang masuk adalah Do
Gyung. Bukankah harusnya Do Gyung berada di Shanghai? Bagaimana kalau ny. Cho tahu?
“Jalan,”
perintah Do Gyung mengabaikan pertanyaan Esther. Esther tersenyum melihatnya dan
melajukan mobilnya.
--
Ny.
Baek meletakkan dan merapikan baju-baju San Ha di lemari pakaian. Saat sedang
membersihkan itu, dia menemukan sebuah dokumen yang di sembunyikan di bawah lemari.
Ny. Baek jadi curiga, dokumen apa itu? Apa San Ha meminjam dari rentenir untuk
membayar penelitian kosmetik?
Karena
rasa penasaran itu, dia memeriksa isi formulir itu. Pendaftaran Pernikahan Lee Soo Ho, Oh San Ha.
Ny.
Baek langsung merasa lemas. Kapan Soo Hoo dan San Ha menikah?
--
Soo
Ho berganti baju menjadi baju pasien dan San Ha membantunya. San Ha memberitahu
Soo Ho kalau dia tidak memberitahu orang tuanya mengenai operasi ini.
“Bagus.
Itu hanya akan membuat mereka cemas. Mari beritahu mereka setelah aku sehat. Ada
banyak keajaiban di dunia ini. Ibu menemukanku setelah aku di campakkan saat
masih bayi, donor ginjal muncul tepat waktu, bisa di operasi, dan kamu. Semuanya
merupakan keajaiban bagiku. Bagaimana aku bisa membalas semua orang?”
“Dua
tas desainer dan ibuku akan tunduk di hadapanmu. Dan aku… ciuman?”
Soo
Ho langsung mencium bibir San Ha. Tapi, San Ha meminta tambahan ciuman lagi
karena satu saja tidak cukup.
“Lantas,
bagaimana dengan donornya?” tanya Soo Ho.
“Apa
lagi? kamu harus cepat sehat dan bahagia. Serta menolong lebih banyak pasien. Itulah
yang kumau jika menjadi donornya.”
“Baik,
akan kulakukan itu.”
Soo
Ho kemudian memberitahu perasaannya yang merasa cemas karena akan segera
menjalani operasi. San Ha memeluknya dan menenangkannya untuk tidak khawatir. Soo
Ho memuji aroma tubuh San Ha yang harum.
San
Ha kemudian pamit untuk pergi ke pabrik kosmetik untuk bekerja. Dia akan segera
kembali usai membereskan urusannya. Soo Ho bingung karena San Ha tiba-tiba mau
pergi. San Ha memintanya untuk tidak khawatir, karena dia akan selalu menemani
Soo Ho selama operasi.
--
Suster
masuk dan bertanya, apa sudah selesai berganti baju? Dan ternyat, orang itu
adalah San Ha. San Ha meminta suster untuk merahasiakan dari Soo Ho kalau dia
yang menjadi donor ginjal untuknya.
--
Ny.
Baek memberitahu tn. Oh mengenai surat pendaftaran pernikahan itu. tn. Oh jelas
kaget dan tidak percaya. Tapi, ny. Baek memberitahu kalau dia juga awalnya
tidak percaya dan memeriksa ke Balai Kota dn ternyata benar. Soo Ho dan San Ha
sudah menikah secara sah. Dia sudah menelpon Soo Ho tapi teleponnya tidak
aktif.
tn.
Oh tambah panik dan segera menelpon ke rumah sakit tempat Soo Ho bekerja. Dia meminta
izin untuk di sambungkan dengan Soo Ho.
“dr.
Lee Soo Ho sedang menjalani operasi. Kami menemukan donor ginjal,” beritahu pihak
rumah sakit.
Ny.
Baek mulai bisa menebak yang terjadi dan segera berlari menuju rumah sakit. tn.
Oh mengejarnya dan memintanya untuk tenang dulu. Ny. Baek tidak bisa tenang, karena
pasti itu tujuannya mereka mendaftarkan pernikahan tanpa memberitahu mereka.
“Kamu
tidak bisa memberikan atau mengambil organmu dari sembarang orang! Dia menjadikan
pria itu suaminya agar bisa memberikan organnya. Untuk membagikannya sebagai
istrinya!” jelas ny. Baek.
tn.
Oh mengerti. Dia akan mengambil mobil dulu dan mereka akan bersama ke rumah
sakit.
--
Ny.
Cho pulang ke rumah dan melihat ibunya, Chun Soo Im sedang sibuk bersama dengan
pembantu membuat makan malam. Ny. Cho meminta ny. Chun untuk tidak ke dapur,
tapi ny. Chun mengatakan kalau dia mau memasak untuk Do Gyung dan Nam Joon yang
baru pulang dari dinas luar negeri.
“Kenapa
Nam Joon adalah keluarga? Do Gyung adalah cucu ibu satu-satunya. Nam Joon hanya
orang asing yang tinggal di sini,” omel Ny. Cho.
“Kita
sudah makan bersama selama lebih dari 10 tahun. Tentu saja kita keluarga. Dan juga,
kenapa Do Gyung cucuku satu-satunya?” balas Ny. Chun.
Baru
juga di omongin, ny. Cho mendapat laporan kalau Do Gyung sudah kabur dari
bandara. Ny. Cho langsung meneloon Do Gyung, tapi ponselnya tidak aktif.
--
Do
Gyung sedang bersama dengan Esther dan bermanja-manja. Esther memperlakukannya
dengan baik dan bahkan membantunya membersikan telinga. Mereka diam-diam
pacaran di belakang ny. Cho.
Do
Gyung juga memberikan kotak hadiah untuk Esther. Sebuah sepatu edisi terbatas. Esther
sangat senang karena sepatu itu sangat sulit di dapatkan.
“Astaga,
siapa dulu aku. Aku Putra Mahkota Grup Aura, Park Do Gyung.”
Esther
langsung mencoba sepatunya dan sangat menyukainya. Do Gyung langsung
menggendongnya dan membawanya ke atas tempat tidur.
--
Ny.
Cho sangat kesal dan hendak pergi mencari Do Gyung. Dia bertemu dengan suaminya,
Park Kang Chul. Mereka tampaknya tidak begitu akrab dari cara mereka bicara.
--
Ny.
Baek dan tn. Oh dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ny. Baek menyesali keputusannya
karena sudah membawa Soo Ho waktu itu (saat Soo Ho dibuang). tn. Oh memarahi istrinya untuk tidak bicara seperti
itu jika tidak serius.
“Aku
seharusnya tidak mengambil bayi yang di campakkan itu,” ujar ny. Baek sekali
lagi.
Flashback
Ny. Baek dan tn. Oh berada dalam
mobil dan dalam perjalanan pindah rumah. Saat itu, ny. Baek melihat seorang
bayi yang di tinggal sendirian di pinggir jalan dan menangis keras. Bayi itu
mengenakan kalung dengan liontin berbentuk kunci. Karena merasa kasihan. Ny. Baek
membawa bayi itu dan mengantarkannya ke panti asuhan.
“Tidak.
Saat dia batal adopsi dan kembali ke panti asuhan, seharusnya aku merelakannya
dan membiarkan kami menjalani kehidupan berbeda.”
Saat Soo Ho sudah agak besar, dan
di kembalikan ke panti asuhan, Ny. Baek merasa tidak tega. Dia menjenguk Soo Ho
yang batal di adopsi oleh orang lain dan menenangkannya.
“Dengan
begitu, dia tidak akan bertemu dengan San Ha.”
Soo Ho yang sudah dewasa, datang
ke rumah ny. Baek. Dan itulah pertama kalinya, Soo Ho dan San Ha bertemu. Kedatangan
Soo Ho adalah untuk memberitahu kalau dia berhasil masuk universitas kedokteran
dan hendak berterimakasih pada ny. Baek.
Saat itu, tampak San Ha sudah
jatuh cinta pada Soo Ho pada pandangan pertama.
--
Soo
Ho di bawa ke rumah operasi. Saat belum masuk ruang operasi, dia bertanya pada
suster, apa San Ha belum kembali?
“Dia
menelpon bilang akan kemari,” bohong suster.
Soo
Ho mengerti dan dia di bawa memasuki ruang operasi.
San
Ha juga bersiap di bawa ke rumah sakit.
--
Do
Gyung dan Esther tidur bersama. Ester merasa khawatir, jika ny. Cho tahu
hubungan mereka, dia pasti akan dapat masalah bukan? Do Gyung berkata kalau
Esther bukan hanya akan mendapat masalah tapi juga akan mati.
“Jangan
cemas. Aku akan memberitahunya nanti,” ujar Do Gyung.
“Sungguh?
Kau sungguh bisa memberitahunya?”
“Sungguh.”
Esther
kemudian pamit untuk pergi karena Soo Ho oppa
akan di operasi, jadi dia harus ke rumah sakit?
“Siapa
itu? Pria yang tumbuh bersamamu di panti asuhan yang sudah seperti kakakmu?”
tanya Do Gyung.
“Ya,
cinta pertamaku.”
--
Ny.
Cho menuju apartemen Do Gyung.
Apartemen
Do Gyung ini keren lho, soalnya yang kayak mesin jawab kalau ada tamu itu,
memberitahu kalau ada mobil BM sekian yang memasuki apartemen. Do Gyung
mengenali kalau itu adalah nomor pelat mobil ibunya.
Do
Gyung langsung berteriak panik pada Esther yang sedang berada di kamar mandi. Ibunya
datang. Dia bahkan menyeret Esther yang masih mengenakan jubah mandi agar
segera keluar dari apartemennya. Esther jelas menolak karena dia kan masih pakai
jubah mandi.
“Mungkin
ini ada bagusnya. Kenapa kamu tidak memberitahunya soal hubungan kita?”
“Kamu
sudah gila!” marah Do Gyung.
“Katamu
kamu mau memberitahunya. Ini waktunya. Beri tahu dia.”
“Tidak!
jangan sekarang,” tolak Do Gyung. “Aku tidak bisa memberitahunya selagi
terlihat seperti ini. Akan canggung bagi orang tua dan anak. Jadi, kita harus
secara resmi memberitahunya di tempat bagus. Itu lebih baik juga bagimu.”
Esther
akhirnya mengerti dan mulai bertukar baju secara cepat walaupun dia merasa
sangat kesal dengan Do Gyung. Selesai bertukar baju, dan Do Gyung hendak
membawa Esther keluar, semua sudah terlambat. Ibunya sudah sampai di depan pintu.
Do
Gyung merasa panik dan menyembunyikan Esther di luar beranda kamarnya tanpa
sepatu. Dia bahkan menutup jendela dan tirainya. Esther benar-benar kesal dan
sampai terduduk menangis.
Do
Gyung sibuk menyembunyikan sepatu hak Esther dan jubah mandinya. Tapi, ibunya
berhasil masuk ke apartemennya dengan kunci cadangan yang dimilikinya, sehingga
Do Gyung bersembunyi di kamar mandi.
Do
Gyung berpura-pura baru selesai mandi dan tidak mendengar suara bel saat ibunya
datang. Ny. Cho langsung mengomeli Do Gyung yang berada di sini, sementara Nam
Joon mungkin sekarang sedang berusaha menjilat kakeknya untuk mendapatkan harta
warisan bagian Do Gyung.
“Aku
bertemu teman sekolah di pesawat. Kami minum segelas wine,” bohong Do Gyung. “Aku
tidak mau bau alkohol di depan kakek. Aku baru mau pergi. Lihat? Aku bahkan
mandi.”
Ny.
Cho sudah hampir percaya, tapi dia melihat sepatu wanita di meja samping tempat
tidur. Sepatu baru yang Do Gyung belikan untuk Esther.
“Apa
kau membawa wanita kemari?” marah ny. Cho dan mulai memeriksa kamar Do Gyung.
Dia
melihat jendela kamar yang berkibar dan mulai memeriksa beranda. Do Gyung
langsung menutup mata ketakutan. Tapi, tidak ada siapapun di beranda. Do Gyung
sampai heran.
Esther
sedang bergelantungan di pagar beranda apartemen.
--
San
Ha sudah akan di bawa ke ruang operasi, tapi ny. Baek dan tn. Oh tiba tepat
waktu. Dia menghalangi San Ha memasuki ruang operasi.
“Bangun
Oh San Ha. Bangun sekarang juga, San Ha!” teriak ny. Baek.
“Ibu?!”
kaget San Ha.
Bersambung
Tags:
Left-Handed Wife
bagus ceritanya. semangat utk melanjutkan ya min....
ReplyDelete