Sinopsis Korean Drama : Left-Handed Wife Episode 01


Sinopsis Korean Drama : Left-Handed Wife Episode 01
Images by : KBS2
Di sebuah mobil yang di kendarai oleh seorang wanita, Esther Jung, terjadi perdebatan dua orang pria yang duduk di kursi penumpang, Park Do Gyung dan Lee Soo Hoo. Do Kyung berteriak kalau dia tidak akan pernah menikahi Esther apapun yang terjadi. Hal ini membuat Soo Ho menjadi sangat marah karena Do Kyung tidak mau bertanggungjawab setelah menghamili Esther.
“Khawatirkan dirimu sendiri. Jangan terlibat kehidupan percintaan orang lain saat berbulan madu!” peringati Do Gyung.
Soo Ho semakin emosi dengan sifat egois Do Gyung. Esther juga pusing dengan pertikaian mereka sehingga dia membesarkan suara musik mobil.
Diam-diam, sebuah mobil truk telah mengintai mobil mereka. Dia menelpon seseorang dan melapor kalau dia telah menemukan target-nya. Truk itu segera melaju mengejar mobil Esther.

Esther dapat merasakan kalau ada truk yang mengikuti mobil mereka. Dia memberitahu hal itu pada Do Gyung dan Soo Ho. Soo Ho juga cemas dan hendak menelpon istrinya tapi baterai ponselnya habis.

Truk itu melaju kencang dan melewati mobil Esther. Esther menghela nafas lega karena ternyata truk itu tidak mengikuti mereka. Soo Ho meminta Esther untuk meminjamkannya ponsel. Dia ingin menelpon istrinya, San Ha, yang pasti khawatir karena dia belum juga kembali. Esther segera meminjamkan ponselnya.
--


San Ha berlari ke lobby hotel dan bertanya pada resepsionis sambil menunjukkan foto Soo Ho. Apa resepsionis ada melihat suaminya? Tadi dia pergi membeli anggur, tapi sudah 3 jam belum kembali juga. Resepsionis juga tidak yakin apa ada melihatnya atau tidak.
“Tolong perhatikan baik-baik. Aku tidak bisa menghubunginya dan dia tidak menjawab teleponnya. Kami sedang berbulan madu. Ini bukan kebiasaannya. Kumohon.”
Tapi, resepsionis tetap tidak tahu. Dia juga tidak bisa melayani San Ha lama-lama karena harus melayani tamu hotel yang lain.
--
Soo Ho berusaha menelpon San Ha, tetapi tidak masuk. itu karena San Ha juga sedang berusaha menghubungi ponselnya.
Do Gyung berteriak menyuruh Esther untuk mematikan musik karena itu mengganggunya. Tetapi, Esther semakin memperbesar suara musiknya. Hal itu membuat Do Gyung semakin emosi dan memarahi Esther untuk mematikannya.
Esther akhirnya mengalah dan mematikan musik. Tapi, saat perhatiannya teralih untuk mematikan musik, truk yang tadi melewati mereka, melaju kencang ke arah mereka. Bersiap menabrak mereka.
“Awas!!” teriak Soo Ho.
Terlambat. Kecelakaan tidak terelakkan. Esther membanting setir, tapi hal itu membuatnya menabrak pagar pembatas jalan dan menjerumuskan mobil ke arah jurang.
--
San Ha keluar hotel untuk mencari Soo Ho. Dan dia  menemukan jam tangan Soo Ho yang terjatuh di tanah depan hotel. Hal ini membuatnya semakin khawatir. Dia mulai berlari sambil berteriak memanggil nama Soo Ho di sepanjang jalan.
--

Esther selamat dari kecelakaan itu. Dia keluar dari mobil dan melihat supir truk yang menabrak mereka, keluar melihat keadaan mobil mereka kemudian melaju pergi.
Esther berteriak kaget melihat tubuh Do Gyung yang terlempar keluar mobil dan kepalanya menghantam batu.
“Do Gyung-ssi. Bangun. Bangun. Bagaimana dengan bayi kita?” tangis Esther sambil terus membangunkan Do Gyung. Tapi, tangan Do Gyung malah terkulai lemah.

Esther histeris menyadari kalau Do Gyung meninggal. Dia segera memeriksa keadaan Soo Ho yang juga tidak sadarkan diri. Dia memohon agar Soo Ho sadar dan tidak meninggal. Dia sangat takut.
Esther berteriak meminta tolong karena kedua pria itu tewas. Dia sangat takut dan hendak menelpon ambulans dengan ponsel Do Gyung.
Tetapi…
Dia kemudian teringat peringatan ibu Do Gyung padanya, sebelumnya.
“Ku peringati kau. Jika kau mendekati putraku lagi, akan ku bunuh kau!”
Esther tersadar. Semua adalah perbuatan ibu Do Gyung yang ingin membunuhnya!
--
San Ha masih mencari Soo Hoo di sekitar jalanan hotel, tapi dia tidak menemukan siapapun.
Seorang merasakan panggilan San Ha, Soo Ho yang dalam keadaan sekarat, bergumam memanggil nama San Ha. Dia juga sempat melihat mayat Do Gyung. Dia terus bergumam memanggil nama San Ha.

San Ha dengan langkah lunglai tiba di kantor polisi. Sambil menangis, dia melaporkan kalau suaminya menghilang. Dia berteriak meminta tolong agar suaminya di temukan.
--
Esther dengan bantuan beberapa pria berpakaian hitam, membawa tubuh Do Gyung dan Soo Ho ke sebuah tempat.

“Akan ku ubah. Park Do Gyung, Lee Soo Ho. Takdir kalian. Akan ku ubah!” ujar Esther penuh tekad dan memegang perutnya, “Aku tidak akan menyesalinya!”
3 bulan sebelumnya…

San Ha sibuk mempersiapkan baju-bajunya ke dalam koper. Ibunya, Baek Geum Hee, sedang berada di ruang tamu dan memberitahu teman-temannya kalau anaknya, San Ha, akan pergi berlibur bersama teman-temannya keluar negeri. Teman ny. Baek malah menyuruh ny. Baek agar tidak mengizinkan San Ha pergi.
“Bagaimana kalau calon menantumu selingkuh? Hubungan 10 tahun? Itu bukan masalah besar bagi anak-anak zaman sekarang. Mereka belum menikah dan kini dia dokter. Dia calon yang cocok untuk keluarga kaya,” ujar teman ny. Baek.
Ny. Baek jelas kesal mendengarnya dan memilih menutup telepon.

San Ha selesai berkemas. Dan tidak lupa, dia membawa fotonya bersama dengan Soo Ho. Ny. Baek masuk sambil mengomel dan juga mengomentari San Ha yang masih sangat menyukai Soo Ho padahal sudah pacaran hampir 10 tahun.
“Apa artinya 10 tahun? 10 tahun, 100 tahun… tidak, selamanya aku akan mencintainya,” jawab San Ha.
Ny. Baek tertawa mendengarnya. Dia kemudian memberikan kotak bekal makanan untuk San Ha bawa dan bahkan menasehatinya untuk membaginya dengan teman-temannya nanti. San Ha langsung protes kalau membawa bekal saat pergi keluar negeri itu sangat norak. Tapi, dia tetap membawanya dan berterimakasih atas perhatian ibunya.
Ayahnya, Oh Chang Soo, dan adiknya, Oh Seul Ha, bersiap mengantarkan San Ha ke bandara. Tetapi, San Ha menolak dengan alasan kalau bus bandara sangat dekat dan dia bisa pergi sendiri. tn. Oh tertawa dan mengatakan kalau dia hanya ingin melihat wajah San Ha lebih lama agar tidak rindu saat San Ha pergi beberapa hari. Seul Ha langsung meminta agar ayahnya juga memperhatikannya karena dia juga sudah mau lulus SMA. Mereka saling bercanda satu sama lain.

tn. Oh kemudian mengeluarkan uang dan memberikannya pada San Ha untuk membeli makanan. San Ha menolak, tetapi tn. Oh memaksanya untuk menerima. Bagaimanapun, San Ha sudah membantunya di pabrik kosmetik selama 3 tahun, jadi hanya ini yang bisa di berikannya. San Ha berterimakasih atas perhatian ayahnya.
Seul Ha  langsung memeluk manja tn. Oh agar bisa mendapatkan uang juga seperti San Ha.
“San Ha. Kamu sungguh akan keluar negeri? Tidak, bukan?” tanya ny. Baek yang tiba-tiba keluar.
“Apa maksud Ibu? Kenapa tidak?”
Ny. Baek menunjukkan passport San Ha yang tertinggal di atas kasur dan memberikannya pada San Ha. San Ha tertawa dan membenarkan kalau dia hampir melupakannya. Ny. Baek langsung menasehatinya untuk fokus dan jangan lupa menelpon begitu sudah sampai. San Ha mengiyakan dan pamit untuk pergi.
Saat sudah di luar rumah, wajah San Ha berubah sedih, “Ibu, Ayah, maaf. Aku berjanji akan pulang dengan selamat. Aku akan menjadi putri yang baik saat kembali.”
--
Seorang pria terluka karena tertimbun puing di lokasi penggusuran di bawa ke rumah sakit. Dan Soo Hoo segera memeriksa kondisi vital pria itu. Dia segera memberikan pertolongan pertama dan menggunakan alat pacu jantung.
San Ha ternyata tiba di rumah sakit dan melihat hal itu.
Soo Ho berhasil menyelamatkan denyut jantung pria itu. Pria itu kembali hidup. Soo Ho menghela nafas lega.
“Kamu gila? Kamu lupa ini hari apa?” marah San Ha begitu Soo Ho menghampirinya.
“Maaf. Kamu tahu di IGD harus selalu waspada. Maaf.”
“Tetap saja, apa hanya kamu dokter di sini? Kamu mengoperasi setiap hari,” omel San Ha.
--

Di tempat lain, seorang wanita paruh baya dengan penampilan mewah, Cho Ae Ra, melihat sebuah lukisan karya Vermeer “Girl With Pearl Earring” yang disebut “Mona Lisa” dari Eropa Utara. Dia memperhatikan lukisan itu dengan seksama, dan kolektor lukisan itu memberitahu sejarah lukisan itu dengan mendetail.
Esther menghampiri ny. Cho dan memberikan kacamata serta sapu tangan agar ny. Cho bisa menilai lukisan itu dengan lebih seksama. Ny. Cho memeriksa lukisan itu dan menanyakan harga lukisan itu. Kolektor berkata akan menjual lukisan itu 15 juta dollar untuk ny. Cho yang akan memajang lukisan itu di perayaan hari jadi galerinya.
Ny. Cho diam sesaat dan pergi ke belakang. Dan ketika kembali, dia merobek lukisan itu dengan gunting yang di bawanya. Kolektor dan Esther jelas merasa terkejut melihatnya.
“Beraninya kamu berusaha menipuku,” marah ny. Cho pada si kolektor.
--

Ny. Cho pulang dengan kesal ke kantornya. Esther langsung menemuinya di ruangan dan bersumpah kalau dia sama sekali tidak tahu kalau lukisan itu palsu. Dia hanay merasa kalau lukisan itu bagus jika di pajang di pameran hari jadi ke-15 galeri dan pasti akan menjadi perbincangan. Dan itu sempurna untuk Perang Bintang. 
Ny. Cho bisa tahu kalau lukisan itu palsu karena para wanita di karya Vermeer tidak punya bulu mata sehingga tampak mengidap atrichia. Tapi, lukisan wanita yang di perlihatkan padanya memiliki bulu mata yang tampak jelas, serta lukisan bagian bawah bibir tidak di lukis dengan jelas, melainkan hanya di usap. Karena itu, dia tahu kalau itu palsu dan tidak taku merusaknya. Jika dia benar merusak lukisan yang asli, laporkan saja dia ke polisi.
“Maaf,” ujar Esther sekali lagi.
“Kamu tidak tahu karena tidak mencurigainya. Kamu bisa tahu itu palsu jika memperhatikannya baik-baik.”
Puas mengomel Esther, ny. Cho menghubungi putranya, Park Do Gyung. Dia bertanya mengenai rapat di Tiongkok, apa berjalan lancar? Do Gyung berkata kalau dia sedang di pesawat dan tidak bisa bicara. Tapi, ny. Cho tetap bertanya hasil rapat itu. Do Gyung jadi kesal dan mengomeli ibunya yang terus mengganggunya.
Ny. Cho bisa menebak kalau Do Gyung gagal lagi, dan itu pasti akan membuat kakek merasa marah. Do Gyung malah mendengarnya, dan menegaskan kalau dia hanya tidak mau membahas bisnis saat sedang duduk di pesawat kelas satu. Dia bahkan berakting seolah-olah pramugari memintanya mematikan telepon dan memakai sabuk karena ada turbulensi.
Padahal, kenyataannya, Do Gyung sedang berada di dalam taksi.

“Ku harap semua berjalan lancar. Pimpinan menantikannya,” harap Ny. Cho. “Kapan Do Gyung mendarat?” tanyanya pada Esther. (dari tadi, Esther masih ada di depannya, dan Ny. Cho terus menyuruhnya untuk menundukkan kepala meminta maaf ). “Berdiri tegak,” perintah ny. Cho.
“Sekitar satu jam lagi.”
“Aku sebaiknya menjemputnya sendiri.”
Esther melarang karena Ny. Cho harus menghadiri Anugerah Seniman Tahunan setengah jam lagi sebagai pemenang. Dan juga ny. Cho harus memeriksa karya yang akan di kirim keluar negeri. Ny. Cho berkata kalau karya itu bisa Esther yang memeriksanya, tapi acara anugerah itu yang tidak bisa tidak di hadirinya. Jadi, ny. Cho menelpon Pak Kim dan memerintahkannya untuk ke bandara dan menjemput Do Gyung agar tidak kabur. Jika Do Gyung tidak mau mendengar, gunakan kekerasan saja.  
--
Esther selesai bekerja dan hendak pulang. Tapi, begitu dia membuka pintu mobil, seseorang ikut masuk ke dalam mobilnya. Esther sampai kaget apalagi yang masuk adalah Do Gyung. Bukankah harusnya Do Gyung berada di Shanghai? Bagaimana kalau ny. Cho tahu?
“Jalan,” perintah Do Gyung mengabaikan pertanyaan Esther. Esther tersenyum melihatnya dan melajukan mobilnya.
--
Ny. Baek meletakkan dan merapikan baju-baju San Ha di lemari pakaian. Saat sedang membersihkan itu, dia menemukan sebuah dokumen yang di sembunyikan di bawah lemari. Ny. Baek jadi curiga, dokumen apa itu? Apa San Ha meminjam dari rentenir untuk membayar penelitian kosmetik?
Karena rasa penasaran itu, dia memeriksa isi formulir itu. Pendaftaran Pernikahan Lee Soo Ho, Oh San Ha.
Ny. Baek langsung merasa lemas. Kapan Soo Hoo dan San Ha menikah?
--
Soo Ho berganti baju menjadi baju pasien dan San Ha membantunya. San Ha memberitahu Soo Ho kalau dia tidak memberitahu orang tuanya mengenai operasi ini.
“Bagus. Itu hanya akan membuat mereka cemas. Mari beritahu mereka setelah aku sehat. Ada banyak keajaiban di dunia ini. Ibu menemukanku setelah aku di campakkan saat masih bayi, donor ginjal muncul tepat waktu, bisa di operasi, dan kamu. Semuanya merupakan keajaiban bagiku. Bagaimana aku bisa membalas semua orang?”
“Dua tas desainer dan ibuku akan tunduk di hadapanmu. Dan aku… ciuman?”
Soo Ho langsung mencium bibir San Ha. Tapi, San Ha meminta tambahan ciuman lagi karena satu saja tidak cukup.
“Lantas, bagaimana dengan donornya?” tanya Soo Ho.
“Apa lagi? kamu harus cepat sehat dan bahagia. Serta menolong lebih banyak pasien. Itulah yang kumau jika menjadi donornya.”
“Baik, akan kulakukan itu.”
Soo Ho kemudian memberitahu perasaannya yang merasa cemas karena akan segera menjalani operasi. San Ha memeluknya dan menenangkannya untuk tidak khawatir. Soo Ho memuji aroma tubuh San Ha yang harum.
San Ha kemudian pamit untuk pergi ke pabrik kosmetik untuk bekerja. Dia akan segera kembali usai membereskan urusannya. Soo Ho bingung karena San Ha tiba-tiba mau pergi. San Ha memintanya untuk tidak khawatir, karena dia akan selalu menemani Soo Ho selama operasi.
--

Suster masuk dan bertanya, apa sudah selesai berganti baju? Dan ternyat, orang itu adalah San Ha. San Ha meminta suster untuk merahasiakan dari Soo Ho kalau dia yang menjadi donor ginjal untuknya.
--
Ny. Baek memberitahu tn. Oh mengenai surat pendaftaran pernikahan itu. tn. Oh jelas kaget dan tidak percaya. Tapi, ny. Baek memberitahu kalau dia juga awalnya tidak percaya dan memeriksa ke Balai Kota dn ternyata benar. Soo Ho dan San Ha sudah menikah secara sah. Dia sudah menelpon Soo Ho tapi teleponnya tidak aktif.
tn. Oh tambah panik dan segera menelpon ke rumah sakit tempat Soo Ho bekerja. Dia meminta izin untuk di sambungkan dengan Soo Ho.
“dr. Lee Soo Ho sedang menjalani operasi. Kami menemukan donor ginjal,” beritahu pihak rumah sakit.
Ny. Baek mulai bisa menebak yang terjadi dan segera berlari menuju rumah sakit. tn. Oh mengejarnya dan memintanya untuk tenang dulu. Ny. Baek tidak bisa tenang, karena pasti itu tujuannya mereka mendaftarkan pernikahan tanpa memberitahu mereka.
“Kamu tidak bisa memberikan atau mengambil organmu dari sembarang orang! Dia menjadikan pria itu suaminya agar bisa memberikan organnya. Untuk membagikannya sebagai istrinya!” jelas ny. Baek.
tn. Oh mengerti. Dia akan mengambil mobil dulu dan mereka akan bersama ke rumah sakit.
--
Ny. Cho pulang ke rumah dan melihat ibunya, Chun Soo Im sedang sibuk bersama dengan pembantu membuat makan malam. Ny. Cho meminta ny. Chun untuk tidak ke dapur, tapi ny. Chun mengatakan kalau dia mau memasak untuk Do Gyung dan Nam Joon yang baru pulang dari dinas luar negeri.
“Kenapa Nam Joon adalah keluarga? Do Gyung adalah cucu ibu satu-satunya. Nam Joon hanya orang asing yang tinggal di sini,” omel Ny. Cho.
“Kita sudah makan bersama selama lebih dari 10 tahun. Tentu saja kita keluarga. Dan juga, kenapa Do Gyung cucuku satu-satunya?” balas Ny. Chun.
Baru juga di omongin, ny. Cho mendapat laporan kalau Do Gyung sudah kabur dari bandara. Ny. Cho langsung meneloon Do Gyung, tapi ponselnya tidak aktif.
--
Do Gyung sedang bersama dengan Esther dan bermanja-manja. Esther memperlakukannya dengan baik dan bahkan membantunya membersikan telinga. Mereka diam-diam pacaran di belakang ny. Cho.
Do Gyung juga memberikan kotak hadiah untuk Esther. Sebuah sepatu edisi terbatas. Esther sangat senang karena sepatu itu sangat sulit di dapatkan.
“Astaga, siapa dulu aku. Aku Putra Mahkota Grup Aura, Park Do Gyung.”
Esther langsung mencoba sepatunya dan sangat menyukainya. Do Gyung langsung menggendongnya dan membawanya ke atas tempat tidur.
--
Ny. Cho sangat kesal dan hendak pergi mencari Do Gyung. Dia bertemu dengan suaminya, Park Kang Chul. Mereka tampaknya tidak begitu akrab dari cara mereka bicara.
--
Ny. Baek dan tn. Oh dalam perjalanan menuju rumah sakit. Ny. Baek menyesali keputusannya karena sudah membawa Soo Ho waktu itu (saat Soo Ho dibuang). tn. Oh  memarahi istrinya untuk tidak bicara seperti itu jika tidak serius.
“Aku seharusnya tidak mengambil bayi yang di campakkan itu,” ujar ny. Baek sekali lagi.


Flashback
Ny. Baek dan tn. Oh berada dalam mobil dan dalam perjalanan pindah rumah. Saat itu, ny. Baek melihat seorang bayi yang di tinggal sendirian di pinggir jalan dan menangis keras. Bayi itu mengenakan kalung dengan liontin berbentuk kunci. Karena merasa kasihan. Ny. Baek membawa bayi itu dan mengantarkannya ke panti asuhan.
“Tidak. Saat dia batal adopsi dan kembali ke panti asuhan, seharusnya aku merelakannya dan membiarkan kami menjalani kehidupan berbeda.”
Saat Soo Ho sudah agak besar, dan di kembalikan ke panti asuhan, Ny. Baek merasa tidak tega. Dia menjenguk Soo Ho yang batal di adopsi oleh orang lain dan menenangkannya.
“Dengan begitu, dia tidak akan bertemu dengan San Ha.”


Soo Ho yang sudah dewasa, datang ke rumah ny. Baek. Dan itulah pertama kalinya, Soo Ho dan San Ha bertemu. Kedatangan Soo Ho adalah untuk memberitahu kalau dia berhasil masuk universitas kedokteran dan hendak berterimakasih pada ny. Baek.
Saat itu, tampak San Ha sudah jatuh cinta pada Soo Ho pada pandangan pertama.
--
Soo Ho di bawa ke rumah operasi. Saat belum masuk ruang operasi, dia bertanya pada suster, apa San Ha belum kembali?
“Dia menelpon bilang akan kemari,” bohong suster.
Soo Ho mengerti dan dia di bawa memasuki ruang operasi.
San Ha juga bersiap di bawa ke rumah sakit.
--
Do Gyung dan Esther tidur bersama. Ester merasa khawatir, jika ny. Cho tahu hubungan mereka, dia pasti akan dapat masalah bukan? Do Gyung berkata kalau Esther bukan hanya akan mendapat masalah tapi juga akan mati.
“Jangan cemas. Aku akan memberitahunya nanti,” ujar Do Gyung.
“Sungguh? Kau sungguh bisa memberitahunya?”
“Sungguh.”
Esther kemudian pamit untuk pergi karena Soo Ho oppa akan di operasi, jadi dia harus ke rumah sakit?
“Siapa itu? Pria yang tumbuh bersamamu di panti asuhan yang sudah seperti kakakmu?” tanya Do Gyung.
“Ya, cinta pertamaku.”
--
Ny. Cho menuju apartemen Do Gyung.
Apartemen Do Gyung ini keren lho, soalnya yang kayak mesin jawab kalau ada tamu itu, memberitahu kalau ada mobil BM sekian yang memasuki apartemen. Do Gyung mengenali kalau itu adalah nomor pelat mobil ibunya.
Do Gyung langsung berteriak panik pada Esther yang sedang berada di kamar mandi. Ibunya datang. Dia bahkan menyeret Esther yang masih mengenakan jubah mandi agar segera keluar dari apartemennya. Esther jelas menolak karena dia kan masih pakai jubah mandi.
“Mungkin ini ada bagusnya. Kenapa kamu tidak memberitahunya soal hubungan kita?”
“Kamu sudah gila!” marah Do Gyung.
“Katamu kamu mau memberitahunya. Ini waktunya. Beri tahu dia.”
“Tidak! jangan sekarang,” tolak Do Gyung. “Aku tidak bisa memberitahunya selagi terlihat seperti ini. Akan canggung bagi orang tua dan anak. Jadi, kita harus secara resmi memberitahunya di tempat bagus. Itu lebih baik juga bagimu.”
Esther akhirnya mengerti dan mulai bertukar baju secara cepat walaupun dia merasa sangat kesal dengan Do Gyung. Selesai bertukar baju, dan Do Gyung hendak membawa Esther keluar, semua sudah terlambat. Ibunya sudah sampai di depan pintu.
Do Gyung merasa panik dan menyembunyikan Esther di luar beranda kamarnya tanpa sepatu. Dia bahkan menutup jendela dan tirainya. Esther benar-benar kesal dan sampai terduduk menangis.

Do Gyung sibuk menyembunyikan sepatu hak Esther dan jubah mandinya. Tapi, ibunya berhasil masuk ke apartemennya dengan kunci cadangan yang dimilikinya, sehingga Do Gyung bersembunyi di kamar mandi.
Do Gyung berpura-pura baru selesai mandi dan tidak mendengar suara bel saat ibunya datang. Ny. Cho langsung mengomeli Do Gyung yang berada di sini, sementara Nam Joon mungkin sekarang sedang berusaha menjilat kakeknya untuk mendapatkan harta warisan bagian Do Gyung.
“Aku bertemu teman sekolah di pesawat. Kami minum segelas wine,” bohong Do Gyung. “Aku tidak mau bau alkohol di depan kakek. Aku baru mau pergi. Lihat? Aku bahkan mandi.”
Ny. Cho sudah hampir percaya, tapi dia melihat sepatu wanita di meja samping tempat tidur. Sepatu baru yang Do Gyung belikan untuk Esther.
“Apa kau membawa wanita kemari?” marah ny. Cho dan mulai memeriksa kamar Do Gyung.
Dia melihat jendela kamar yang berkibar dan mulai memeriksa beranda. Do Gyung langsung menutup mata ketakutan. Tapi, tidak ada siapapun di beranda. Do Gyung sampai heran.
Esther sedang bergelantungan di pagar beranda apartemen.
--
San Ha sudah akan di bawa ke ruang operasi, tapi ny. Baek dan tn. Oh tiba tepat waktu. Dia menghalangi San Ha memasuki ruang operasi.
“Bangun Oh San Ha. Bangun sekarang juga, San Ha!” teriak ny. Baek.
“Ibu?!” kaget San Ha.
Bersambung

1 Comments

Previous Post Next Post