Sinopsis Drama
Taiwan – Hello Again Episode 04 – 2
Images
by : SET TV , TTV, iQiyi
Ke Ai berjalan
pergi dari ruang rapat, dan… dia bertabrakan dengan Zi Hao yang menuju ruang
rapat.
“Kau mau kemana?”
“Aku harus ke
pasar Tian Tian. Itu, aku ingin menemui Kak Gang. Mereka semua pergi. Aku tidak
bisa membiarkan mereka. Karena aku, karena keluargaku, mereka…” jelas Ke Ai
dengan panik.
“Jika aku tidak
mengizinkan, bagaimana?” tanya Zi Hao dan menatap Ke Ai dengan tajam.
Ke Ai menunduk minta
maaf dan langsung berlari pergi. Zi Hao langsung hendak mengejar, tapi Li Jian
menghalangi. Dia mengingatkan Zi Hao kalau rapat akan di mulai sebentar lagi.
Zi Hao tidak peduli, dan menyuruh Li Jian untuk masuk terlebih dahulu dan
memberitahu saja yang sebenarnya pada peserta rapat. Aku dan Chang Ke Ai pergi
mencari Xiao Gang dan akan telat saat rapat.
“Bagaimana kalau
aku tidak mengizinkan?” tanya Li Jian. Jelas saja, Zi Hao tidak peduli dan
tetap pergi.
--
Para pedagang pasar
Tian Tian bersama dengan Xiao Gang pergi menemui Tiger.
“Jika kau ingin
balas dendam, datanglah padaku. Jangan lampiaskan pada mereka. Untuk meningkatkan
biaya kebersihan dan sewa, komite pasar harus terlebih dahulu setuju. Atau,
mereka bisa melakukan vote untuk mengusirmu,” ujar Xiao Gang.
Tiger tidak takut
dan malah menantang balik mereka semua. Eh, Ke Ai tiba-tiba muncul dengan
membawa sapu pel. Xiao Gang langsung menatap Wen Wen, tahu kalau dialah yang
pasti memberitahu Ke Ai masalah ini. Suasana semakin menegang. Tiger sudah mau
menyerang mereka, tetapi dia tersadar dengan cepat kalau tempat pertemuan
mereka sekarang ini memiliki kamera CCTV.
Tiger segera
memerintahkan anak buahnya untuk melepaskan kamera CCTV tersebut. Xiao Gang dengan
tenang berujar kalau ada yang namanya “Koneksi Polisi-Masyarakat”, dan pasti
polisi sudah melihat pertemuan mereka ini secara online melalui kamera CCTV
tersebut dan akan segera datang. Tiger tertawa, karena kan tidak ada yang tahu
apakah kamera CCTV itu asli atau palsu.
Mereka sudah mau
mulai tawuran, ketika tiba-tiba terdengar suara sirine polisi dan derap
langkah. Karena takut, Tiger dan anak buahnya memilih untuk pergi. Anehnya, suara
sirine itu tidak kunjung berhenti dan polisi tidak juga tampak.
Eng … ing… eng,
itu semua ternyata perbuatan Zi Hao. Dia bersembunyi di balik mobil pick-up,
dan meminjam speaker mobil tersebut untuk memutar suara sirine polisi melalui
ponselnya. Dia juga meniup peluit dan juga menggerakan kakinya dengan cepat
sehingga terdengar derap langkah.
Semua pedagang pasar
melihat yang di lakukannya. Dan Zi Hao jelas malu.
“Apa yang kau
lakukan?” tanya Ke Ai.
Tiger dan anak
buahnya tersadar kalau mereka sudah tertipu karena polisi tidak juga muncul. Jadi,
anak buahnya ingin kembali ke tempat pertemuan. Tiger melarang, karena para
pedagang pasar itu sudah mengabaikannya ketika dia bersikap baik, maka dia akan
membuat sesuatu yang ‘besar’.
Zi Hao bicara
dengan Ke Ai dan tentu semua pedagang pasar juga ikut mendengarkan. Zi Hao memarahi
Ke Ai yang sudah bolos kerja dan malah memakai seragam kerja. Seharusnya, Ke Ai
bertukar baju jika ingin bolos, karena bagaimanapun seragam kerja itu menunjukkan
identitas perusahaan.
“Kau bolos kerja.
Bagaimana jika terjadi sesuatu dan perusahaan kita terkena dampaknya?” tanya Zi
Hao.
Ibu Ke Ai langsung
meminta maaf. Zi Hao menghela nafas dan berkata tidak apa-apa. Tapi, dia
menyuruh Ke Ai untuk ikut kembali ke tempat kerja bersamanya. Saat dia menarik
tangan Ke Ai untuk ikut dengannya, Xiao Gang malah menahan tangan Ke Ai.
“Xiao Ai bukan melakukannya
dengan sengaja. Jika Hua Li dept. store terkena masalah karena hal ini, aku
yang akan bertanggung jawab.”
“Kau akan
bertanggung jawab? Jika kau bisa bertanggung jawab, maka dia tidak akan ada di
sini karena kau. Terimakasih karena sudah peduli pada pasar Tian Tian. Tapi,
untuk masalah Hua Li, dan karyawannya, aku yang akan mengatasinya. Jika tidak
ada hal lain lagi, kami harus segera kembali untuk rapat,” balas Zi Hao.
Kali ini, Xiao
Gang hanya bisa melihat Zi Hao yang menarik Ke Ai pergi.
Sambil jalan, Zi
Hao memarahi Ke Ai akan tidak bertindak impulsif. Dia bisa mengerti kalau ini
adalah masalah mendesak, tapi Ke Ai kan bisa memikirkan jalan keluar lain. Ke
Ai membalas kalau ada cara lain, dia pasti sudah memikirkannya selama 10 tahun
ini.
“Lain kali, jika
masalah ini terjadi lagi…” ujar Zi Hao.
“Lain kali, jika
masalah ini terjadi lagi, aku tetap akan bertindak seperti ini,” potong Ke Ai.
“Apa yang mau ku
katakan adalah, lain kali, jika terjadi masalah ini lagi, bawa aku.”
Zi Hao kembali
menggenggam tangan Ke Ai dan menariknya. Ke Ai protes meminta agar tangannya di
lepaskan.
“Aku tidak akan
melepaskannya. Setiap kali aku melepaskanmu, kau akan membuat masalah di suatu
tempat yang tidak terlihat olehku,” tegas Zi Hao.
Ke Ai sedikit
tercengang dengan perkataan Zi Hao. Dan karena itu, ketika Zi Hao kembali
menarik tangannya, Ke Ai kehilangan keseimbangan, dan bibirnya mendarat di pundak
Zi Hao. Membuat jas yang di kenakan Zi Hao terkena lipstick-nya di bagian dekat
pundak.
“Kenapa aku terus menabrak Yang Zi Hao hari
ini?” pikir
Ke Ai.
--
Para pedagang
pasar kembali ke pasar. Mereka khawatir dengan yang akan terjadi selanjutnya. Xiao
Gang menenangkan mereka untuk tidak perlu khawatir dan tetap berjualan seperti
biasa saja. Dia akan mencoba menyelesaikannya dengan Tiger.
Ibu Ke Ai juga
meminta maaf pada Xiao Gang karena telah membuat Xiao Gang terlibat masalah
ini. Xiao Gang menyuruh ibu untuk tidak berkata seperti itu, karena tidak
apa-apa. Dia kemudian pamit untuk kembali ke tempat kerja.
Setelah itu, ibu
bicara dengan tante Li Hua. Dia takut kalau Ke Ai akan di hukum karena tadi Zi
Hao terlihat marah. Tante Li Hua berkata tidak mungkin. Xiao Gang mendengar
pembicaraan mereka tersebut.
--
Ke Ai dan Zi Hao
sudah kembali ke tempat rapat. Zi Hao juga jadinya berganti baju dan jas. Saat di
depan pintu masuk ruang rapat, Ke Ai malah berhenti dan merasa ragu. Zi Hao
mengajaknya untuk masuk. Ke Ai mengiyakan dan kemudian menyadari kalau dasi Zi
Hao berantakan. Jadi, dia memberitahunya ke Zi Hao.
“Kalau begitu,
cepat rapikan,” perintah Zi Hao dan menghadap ke arah Ke Ai.
“Kenapa aku harus
melakukannya?” tanya Ke Ai balik.
“Lakukan saja,”
ujar Zi Hao dan menarik Ke Ai. Ke Ai kehilangan keseimbangan lagi dan jatuh ke
pelukan Zi Hao sekali lagi.
Dan saat itu,
mereka malah merasa kalau jantung mereka berdetak dengan kencang. Kenapa? (karena
kalian saling menyukai, mungkin 😊)
Dan karena
debaran jantung mereka yang kencang itu, mereka jadi menjauh dan canggung.
“Ehem, aku mengganti dasi ini karena kau. Kau juga
menyadari kalau dasinya berantakan. Jadi, kau harus memperbaikinya.”
Ke Ai merasa kalau alasan Zi Hao ada benarnya.
Jadi, dia mulai memperbaiki dasi Zi Hao. Zi Hao sendiri tampak senang dan
berusaha menahan senyum-nya yang manis itu. Masalahnya, Ke Ai terus teringat
saat dia jatuh ke pelukan Zi Hao, dan karena tidak fokus, dia malah menarik dasi
itu dengan kencang hingga mencekik Zi Hao.
“Maaf.”
“Chang Ke Ai, kau sengaja ya!” kesal Zi Hao.
“Enggaklah. Maaf ya. Dah selesai.”
--
Rapat di mulai,
Ke Ai memulai presentasi-nya. Dia menjelaskan
mengenai keuntungan melakukan siaran live melalui medsos untuk menarik pelanggan.
Pokoknya, Ke Ai bisa menjelaskan dengan baik. Para peserta rapat jadi
kagum. Salah seorang dari mereka bahkan berbisik pada Xiang Yin, menanyakan
siapa Chang Ke Ai?
“Siapa dia? Dia sangat pandai bicara. Apa Yin
Yin (di part sebelumnya, aku ngira namanya Yan Yan, tapi di sini di sebut Yin
Yin. Ampun, entah siapa nama manager Index sebenarnya. Aku sebut saja Yin Yin
mulai sekarang ya) yang secara khusus mengajarnya?”
“Namanya Chang Ke Ai. Dia adalah SPG yang baru
di pekerjakan. Tapi, kualifikasi-nya tidak cukup bagus. Dia tidak akan di
promosikan,” ujar Xiang Yin (ih, pecemburu si Xiang Yin ini).
Dan tampaknya Ke Ai mendengar ucapan Xiang Yin
tersebut.
--
Rapat sudah usai,
Zi Hao sangat bangga dengan kemampuan Ke Ai
dalam menjelaskan dan memamerkannya pada Li Jian. Li Jian membalas kalau
harusnya Ke Ai itu di puji orang lain, bukan oleh orangnya sendiri.
“Dia bukan orangku. Dia adalah alien bagiku,
okay,” jawab Zi Hao. “Sepertiya segalanya berjalan dengan baik. Tidak masalah
jika kita tidak bisa mencapai target penjualan NTD 50juta. Kita tidak perlu
menunggu lama hingga meningkatkan performa.”
“Kita tidak bisa terlalu yakin akan hal itu.”
“Tidak bisakah kau memberiku selamat dan
setuju denganku.”
“Tidak bisa,” jawab Li Jian. “Baru saja, pemegang
saham menelpon. Perjanjian kita dengan tn. Jiang untuk mencapai penjualan NTD 50juta
harus di evaluasi ulang.”
“Hah? Apa maksudmu?” kaget Zi Hao. “Semua
orang masih berusaha mendapatkan kontrak dengan tn. Jiang. Tidak mudah bagi
kita mendapatkan kesempatan ini. Tapi, para pemegang saham malah ingin
mengevaluasi hal ini?”
Zi Jie yang datang ke ruangan Zi Hao, dan
mendengar pembicaraan mereka, langsung dapat menebak kalau itu pasti perbuatan
ibunya. Itu artinya, ibunya takut kalau Zi Hao bisa mengatasi permasalahan di
departemen pakaian wanita, dan kelak Zi Hao mungkin akan menjadi pemimpin Hua
Li.
“Jadi, dia meminta para pemegang saham untuk
mengevaluasi ulang masalah ini,” simpul Zi Jie.
“Apa kau tidak bisa mengontrol ibumu?” tanya
Zi Hao kesal.
“Aku…” Zi Jie tidak bisa menjawab dan akhirnya
memilih diam.
Masih pusing masalah evaluasi ulang tersebut, Zi
Hao malah mendapat pesan dari ibunya yang mengingatkan Zi Hao untuk kencan buta
dengan putri dari pemilik bank Ju Bang besok, di hari natal.
“Anak baik. Lalu, apa kau bisa mengontrol
ibumu?” balas Zi Jie.
Zi Hao menghela nafas kesal. Dia sudah susah payah
mendapatkan perjanjian kerjasama dengan tn. Jiang, tapi mereka malah ingin
melepaskannya. Apalagi, mereka harus segera meningkatkan penjualan mereka
selama sebulan ini. Ini masalah penting.
“Ada yang lebih penting lagi,” beritahu Li
Jian begitu mendapatkan pesan di ponselnya.
“Apa?”
“Supervisor dari departemen pakaian wanita
mengirim pesan. Demi mendapatkan bonus performa penjualan, para SPG bertengkar
demi mendapatkan pelanggan.”
--
Dan benar, Xiao Tian dan Daniel sedang
bertengkar memperebutkan pelanggan. Xiao Tian marah karena Daniel merebut
pelanggannya, tapi Daniel membela diri kalau itu bukan kesalahannya. Mereka bertengkar
hebat. Dan dengan sengaja Xiao Tian berteriak keras, karena dia ingin melaporkan
masalah ini ke Xiang Yin (supervisor). Daniel tidak takut, dan bersama mereka
mencari Xiang Yin.
Dan kita juga melihat kalau Xiao Gang datang
ke Hua Li.
Daniel dan Xiao Tian bertemu dengan Xiang Yin,
dan mereka mulai saling mengadukan satu sama lain. Saat itu, Ke Ai dan Yin Yin
yang mau kembali ke toko, melihat perdebatan mereka, jadi mereka mendekat.
Dan sialnya, saat itu, Xiang Yin mendorong Daniel dan Xiao Tian. Daniel terdorong jauh ke belakang, dan menabrak Yin Yin yang tepat berada di belakangnya. Yin Yin terjatuh dan menjerit kesakitan. Xiao Tian panik melihat kalau Yin Yin mengalami pendarahan. Semua panik, dan Xiang Yin segera berteriak agar menelpon ambulans. Yin Yin juga panik, takut terjadi apa-apa pada anaknya.
--
Zi Hao dan Li Jian berjalan cepat di koridor
rumah sakit. Di dalam kamar rawat Yin Yin, ada Ke Ai, Xiang Yin dan Daniel. Yin
Yin sendiri dalam keadaan tertidur.
“Jangan bilang ini karena kau lagi?” ujar Zi
Hao pada Ke Ai. “Dia baik-baik saja saat rapat tadi siang. Kenapa dia malah
terluka di sore hari?”
“Aku…” Ke Ai hendak membela diri.
“Ini tidak ada hubungannya dengan Chang Ke Ai.
Dia tidak bersalah,” ujar Xiang Yin. “Itu kau!” marah Xiang Yin pada Daniel dan
mulai membacakan denda-denda yang harus di bayar Daniel.
Daniel yang memang merasa bersalah, menerima
denda yang Xiang Yin berikan padanya.
--
Xiao Gang berada di rumah Ke Ai, dan sedang
membantu mengelap piring. Setelah itu, dia dengan Ke Ai minum wine bersama. Ke Ai
masih merasa bersalah pada Xiao Gang mengenai Tiger. Dia merasa kalau karena
dirinya, Xiao Gang jadi terlibat dengan Tiger.
Seperti biasa, Ke Ai curhat mengenai yang
terjadi di tempat kerja. Dan seperti biasa juga, Xiao Gang menyemangatinya.
--
Eh, scene kemudian beralih memperlihatkan Zi
Jie yang mengajak segerombolan gadis untuk berbelanja di Hua Li, toko Index. Mereka
melewati minimarket. Dan kamera mengarah ke pekerja minimarket tersebut yang
sedang merapikan tumpukan kardus. Kalau aku tidak salah lihat, pekerja
minimarket itu, Daniel!
--
Zi Hao lagi-lagi mendapat pesan dari ibu untuk
kencan buta. Li Jian menyuruh Zi Hao tidak usah pergi kalau tidak suka. Kenapa Zi
Hao harus memaksakan diri?
“Benar. Jika aku tahu dia tidak melakukan ini
demi diriku, aku dapat dengan mudah menolak,” ujar Zi Hao.
“Setiap keluarga memiliki masing-masing ‘kacang
keras yang harus di pecahkan’. Brother, semangat!”
Zi Hao kemudian meminta Li Jian untuk
membawakannya laporan lagi, karena dia hendak mempelajarinya ulang.
--
Ke Ai masih curhat pada Xiao Gang. Dia merasa
tidak percaya diri dengan kemampuannya. Xiao Gang tersenyum mendengarkan. Xiao Gang
kemudian menanyakan kondisi manager Ke Ai, apa yang dokter katakan?
“Dokter bilang kalau plasenta-nya sedikit terlepas.
Sebelum dia melahirkan, dia harus tetap di atas tempat tidur demi keamanannya. Jadi,
kami sekarang harus mencari manager pengganti. Eh, tapi, kau tahu darimana
mengenai masalah manager ku?”
“Kau lupa ya, seorang pengacara mampu menemukan
mengenai masalah pribadi orang.”
Ke Ai bingung tapi tidak bertanya lanjut. Berarti,
Xiao Gang tidak memberitahu Ke Ai kalau dia tadi sore sempat ke Index.
--
Esok hari,
Berita mengenai Index yang mencari manager
pengganti dengan cepat tersebar di kalangan para karyawan. Mereka merasa kalau
itu adalah berita terbaik yang mereka terima selama natal.
“Ini hanya mencari pengawas, bukan manager,
okay?” perjelas Daniel.
“Aiyooo, itu sama aja. Hanya lakukan saja. Lebih
penting untuk mendapatkan posisi ini.”
Dan semua sibuk mengirim data diri untuk
menjadi pengawas sementara manager Yin Yin masuk di rumah sakit.
Tags:
Hello Again
Lanjut....
ReplyDelete..
Bagus banget lanjut terus
ReplyDelete