Sinopsis J-Drama : I Give My First Love To You Episode 6 - part 2



Network : TV Asahi

Kou serta Yumi berjalan bersama di kampus. Mereka berdua tampak sangat dekat dan akrab sekali, sangat berbeda daripada biasanya. Kou menceritakan pada Yumi bahwa dia merasa kepala nya sedikit sakit. Dan dengan perhatian, Yumi memberikan obat padanya. Lalu Yumi menanyakan apa Kou senggang malam ini.

“Gimana, ya? Kayaknya aku ada rencana,” kata Kou dengan sengaja, dan Yumi langsung tampak kecewa. “Rencana menemuimu,” lanjut Kou menggoda Yumi, dan Yumi langsung tersenyum senang.



“Pastikan pintumu terbuka untukku, ya. Sampai esok pagi,” bisik Kou. Dan Yumi tersenyum serta mengiyakan. Lalu setelah itu mereka pun berpisah ke kelas masing- masing.



Kedua teman Kou yang melihat itu, mereka menggoda Kou, dan Kou menjelaskan bahwa itu karena sekarang dia telah menyerah pada Mayu. Kemudian setelah mengatakan itu, Kou mengeluarkan formulir pernikahan, dan kedua teman Kou merasa heran karena mereka tidak menyangka kalau Kou ingin menikah dengan Yumi secepat itu.

“Bukan untukku. Namun, Tuan Putri dan Takuma. Kalau begini, aku cuma bisa berharap untuk kebahagiaannya,” jelas Kou.



“Apa Takuma baik- baik saja?”

“Dia takkan mati. Karena dia sudah berjanji,” kata Kou dengan yakin. Lalu dia mengisikan form pernikahan tersebut.



Kou menghubungin Mayu dan mengajaknya untuk melakukan kencan ganda bersama. Dia akan datang bersama Yumi, pacar barunya. Sementara Mayu akan datang bersama Takuma. Dan Mayu mengiyakan ajakan tersebut.

“Jaga kak Yumi baik- baik, ya. Karena dia sangat menyukai kakak,” kata Mayu.

“Terima kasih, ya,” balas Kou.

Dirumah sakit. Ibu mengeluhkan kesehatan Takuma, yang walaupun merasa sesak tapi bukannya beristirahat, melainkan malah memaksa untuk keluar rumah. Dan sebelum Ibu selesai berbicara, Takuma langsung menyela, dia meminta Ibu untuk tidak membahas itu.


“Pak dokter pernah bilang kalau aku mungkin nantinya tidak lancar dalam melakukan sesuatu yang biasa, kan? Jadi aku mengira kalau itu pertandanya,” kata Takuma, menjelaskan kondisinya.



“Memang sepert itu. penyakitnya mungkin telah berkembang di luar dugaan. Hanya saja, itu bukan hal yang mengejutkan. Soalnya ini hanya perihal cepat atau lambat. Yang jelas, ayo kita lakukan pemeriksaan secara mendetail. Melihat hasilnya nanti, kemungkinan kamu akan dirawat,” jelas Ayah Mayu.

Takuma sedikit terkejut mendengar itu, begitu juga dengan Ibu, karena dia mengkhawatirkan sekolah Takuma. Dan Ayah Mayu pun menjelaskan bahwa Takuma terpaksa harus absen, dan menjalani perawatan sampai waktu transplantasi siap.


“Baiklah. Pokoknya, untuk saat ini, ku ingin penyakitku sembuh. Aku tidak ingin menyia- nyiakan waktu,” kata Takuma. Dan Ayah Mayu mengerti. Lalu Ibu pun akhirnya setuju juga.



Sebelum makan malam. Ayah mengajak Mayu untuk berbicara sebentar. Ayah memberitahukan mengenai Takuma yang akan dirawat, dan sekolahnya akan di tunda. Karena keadaan Takuma cukup buruk sekarang, dan Takuma akan semakin melemah nantinya, sehingga pada akhirnya Takuma akan berada di kursi roda. Maka sebelum itu terjadi, Ayah ingin transplantasinya berjalan tepat waktu, karena Takuma juga sangat ingin sembuh.


Mendengar semua itu, Mayu merasa sedikit syok. Dia meminta maaf, dan pamit pergi kepada Ayah serta Ibu. Lalu dia pergi sambil berlari secepat mungkin.



Mayu pergi ke rumah Takuma, dan menelponnya. Dia meminta agar Takuma melihat ke luar. Merasa heran, Takuma pun membukan tirai kamarnya dan melihat ke luar, lalu nampaklah Mayu yang sedang menunggu di luar sambil tersenyum lebar ke arahnya.



Takuma keluar dari rumah dan menemui Mayu. Kemudian ketika tiba- tiba saja Mayu mengatakan bahwa dia ingin menyembuhkan dirinya, Takuma pun tertawa. Dan Mayu pun menjelaskan bahwa dia mau pergi ke kuil besok untuk membelikan jimat yang bisa menyembuhkan Takuma.

“Oh begitu, toh,” kata Takuma, tertawa.


“Walau mungkin lucu, tetapi hal seperti ini juga penting. Ada nggak, ya? Kuil yang bisa menyembuhkan penyakit,” balas Mayu sambil tersenyum. Kemudian mereka berdua pun melakukan searching di internet, mencari kuil mana yang bagus.



Ibu masuk ke dalam kamar Takuma, dan menemukan Takuma tidak ada di dalam kamar. Kemudian karena tirai kamar Takuma terbuka, maka Ibu pun melihat keluar, dan menemukan Takuma yang sedang tertawa bersama dengan Mayu di luar rumah.



Takuma dengan serius memandangin wajah Mayu yang tampak sedang bersemangat mencari di internet, tentang kuil mana yang bagus untuk di kunjungin. Lalu saat menyadari tatapan Takuma padanya, Mayu pun menatap balik wajah Takuma. Lalu dia menutup matanya, dan Takuma mendekatkan wajahnya.


Tepat disaat itu, Ibu keluar dari dalam rumah. “Apa maksudnya ini? Tampaknya aku sudah bilang. Jangan membunuh Takuma!” kata Ibu memarahi Mayu.

“Aku akan melakukan sebisaku untuk Takuma!” kata Mayu, menyakinkan Ibu.

“Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?!” balas Ibu.

“Pasti ada yang bisa ku lakukan!” balas Mayu, yakin.



Ibu merasa sangat kesal, dan mengatakan bahwa dia membenci Mayu. Dan mendengar itu, Mayu membalas bahwa dia tidak keberatan sama sekali. Takuma lalu menyela mereka berdua, dia meminta agar Ibu berhenti, tapi Ibu tidak mau berhenti dan kembali memarahi Mayu.



Ayah Takuma pulang tepat disaat itu. “Biar aku yang mengantar Mayu pulang. Takuma dan Ibu masuk ke rumah saja,” kata Ayah yang tampaknya menyadari situasi. Dan Mayu pun mengikutinya.



Dirumah Mayu. Ibu bercerita kepada Ayah bahwa ketika dia melihat Mayu yang pergi untuk menemui Takuma, dia merasa itu hal yang sangat manis. Tapi disisi lain, dia ingin meminta  agar Mayu menyerah pada Takuma.


Mayu meminta maaf kepada Ayah Takuma. Dan Ayah membalas bahwa bagi Ibu Takuma, Takuma adalah segalanya dan alasannya untuk tetap hidup, jadi Ayah meminta agar Mayu mau memaafkan Ibu.

“Rasanya jadi gugup, ya. Mengantar pacar anak sendiri. Takuma juga sedang dalam usia puber, sih!” canda Ayah, ketika Mayu hanya diam saja.

“Kalau Paman sendiri? Mengenai aku yang pacaran dengan Takuma,” tanya Mayu, pelan.



“Takuma itu anak yang sangat baik. Putra kebanggaanku. Terima kasih karena telah menyukai Takuma. Terima kasih karena telah membuat Takuma merasakan cinta,” kata Ayah dengan tulus sambil membungkun berterima kasih pada Mayu.


Dan mendapatkan respon yang positif seperti itu, Mayu merasa senang dan sedikit lebih percaya diri lagi. Karena ketika Ibu Takuma memarahinya dan mengatakan bernci padanya, dia sempat merasa syok.

1 Comments

Previous Post Next Post