Network : TV Asahi
“Tunggu! Ibu juga mau ikut!” kata Ibu mengikuti Takuma. Dan
karena tidak mungkin menolak, maka Takuma pun membiarkan Ibu.
Si pelanggan yang menguntit Yumi, dia mendekat dan
menarik tangan Yumi dengan paksa. Dia mengajak Yumi untuk mengikutinya ke kafe di sekitar sana dan mengatakan kalau
Yumi dekat bersamanya, maka Yumi akan mendapatkan keuntungan. Tapi Yumi tidak
mau, dan Mayu pun membantu Yumi.
Tepat disaat itu Kou datang. Dia menarik tangan si
Pelanggan dan menjauhkannya dari Yumi. “Ada perlu apa dengan wanitaku?” tanya
Kou sambil menatap tajam.
“Wanita mu? Dia ini pacar mu?” kata si Pelanggan merasa
takut.
“I-iya,” kata Yumi, membenarkan. Dan si Pelanggan pun tambah
ketakutan.
“Jangan dekati dia lagi!” ancam Kou. Lalu si Pelanggan
itu pun langsung pergi.
Setelah si Pelanggan pergi dari sana, Yumi mengucapkan
terima kasih dan menanyakan maksud perkataan Kou yang mengatakan ‘wanita-ku’.
Dan Kou pun menjelaskan bahwa itu hanya untuk mengusir si Pelanggan. Lalu dia
mengajak mereka berdua untuk pulang.
Mayu mengirimkan pesan kepada Takuma bahwa dia sudah
baik- baik saja, karena Yumi telah memanggil Kou, sehingga Takuma tidak perlu
datang dan memaksakan diri. Membaca pesan itu, Takuma merasa lega sekaligus
bingung, karena Ibu dengan sinis menanyakan ada apa padanya.
“Ah, masalah nya sudah terselesaikan. Maaf, kita pulang
saja,” jelas Takuma. Dan Ibu diam.
Ibu mendatangin rumah Mayu dan memarahinya. “Pernahkah
kamu memikirkan kondisi tubuh Takuma walau sesaat? Bagaimana caramu bertanggung
jawab kalau terjadi sesuatu pada Takuma? Kumohon padamu, jangan
membunuh Takuma,” jelas Ibu. Lalu dia masuk ke dalam mobil.
Takuma
ingin menghentikan Ibu nya agar tidak memarahi Mayu, tapi dia tidak bisa. Jadi
setelah Ibu masuk ke dalam mobil duluan, dia meminta maaf kepada Mayu serta
mengatakan bahwa dia bersyukur karena Mayu baik- baik saja. Lalu setelah itu,
Takuma masuk ke dalam mobil. Dan pulang bersama Ibu.
Mayu
merasa syok. Dia masuk ke dalam rumah dan menemui Ayahnya. “Apakah aku
membebanin tubuh Takuma?” tanya Mayu. Dan Ayah merasa sedikit heran.
“Bagi
Takuma, beban adalah ketika ingin mencoba segala sesuatu yang normal. Kalau
maksudnya seperti itu, maka dirimu juga bisa dikatakan beban,” jelas Ayah.
“Baiklah,”
balas Mayu. Lalu dia masuk ke dalam kamar.
Didalam
kamar. Mayu teringat perkataan terakhir Ibu Takuma padanya barusan.
“Cowok
yang terlalu percaya diri tetapi lembut. Walaupun sebenarnya baik hati, tapi
gayanya menjengkelkan. Terus satu lagi… suka tidak jujur pada diri sendiri,”
kata Yumi, menjelaskan kriterianya.
“Bagus
apanya cowok kayak gitu? Parah itu mah,” balas Kou. Tertawa.
Kou
kemudian menawarkan diri nya sendiri. Bila memang yang Yumi inginkan adalah
cowok yang seperti itu, maka dia akan menjadi pacar Yumi. Dan mendengar itu,
Yumi mengiyakan. Lalu Kou pun menarik dan memeluk Yumi dengan erat.
Disekolah.
Takuma menyadari bahwa tampaknya Mayu masih terpikir akan perkataan Ibunya
semalam. Jadi dia pun meminta maaf. Dan Mayu membalas bahwa dia mengerti kenapa
Ibu Takuma mengatakan itu, karena itu adalah hal yang wajar, jadi dia meminta
maaf juga, karena tanpa memikirkan kondisi Takuma, dia malah menghubungin
Takuma.
“Katamu,
Tuan Kou datang, ya?” tanya Takuma. Dan Mayu mengiyakan. “Pasti aku dikira
orang payah olehnya. Karena aku sudah berjanji untuk tidak membuatmu menangis,”
gumam Takuma.
“Aku
tidak menangis, kok,” kata Mayu langsung tersenyum.
Mayu
kemudian membahas mengenai dirinya yang telah menjadi beban bagi jantung Takuma
tanpa disadari oleh dirinya sendiri. Dan Takuma tertawa mendengar itu, karena
itu memang benar, sebab kalau berada di dekat Mayu, jantungnya selalu berdebar-
debar. Lalu Takuma mendekat dan berbisik pada Mayu.
“Buatlah
aku semakin berdebar- debar lagi,” bisik Takuma, lalu dia mendekatkan wajahnya
seolah ingin mencium, dan Mayu pun langsung menghindar sedikit karena sekarang
mereka sedang berada di depan publik. Dan Takuma tertawa, karena dia hanya sedang
bercanda saja.