Network : TV Asahi
Kou
serta Yumi berjalan bersama di kampus. Mereka berdua tampak sangat dekat dan
akrab sekali, sangat berbeda daripada biasanya. Kou menceritakan pada Yumi
bahwa dia merasa kepala nya sedikit sakit. Dan dengan perhatian, Yumi
memberikan obat padanya. Lalu Yumi menanyakan apa Kou senggang malam ini.
“Gimana,
ya? Kayaknya aku ada rencana,” kata Kou dengan sengaja, dan Yumi langsung
tampak kecewa. “Rencana menemuimu,” lanjut Kou menggoda Yumi, dan Yumi langsung
tersenyum senang.
“Pastikan
pintumu terbuka untukku, ya. Sampai esok pagi,” bisik Kou. Dan Yumi tersenyum
serta mengiyakan. Lalu setelah itu mereka pun berpisah ke kelas masing- masing.
Kedua
teman Kou yang melihat itu, mereka menggoda Kou, dan Kou menjelaskan bahwa itu
karena sekarang dia telah menyerah pada Mayu. Kemudian setelah mengatakan itu,
Kou mengeluarkan formulir pernikahan, dan kedua teman Kou merasa heran karena
mereka tidak menyangka kalau Kou ingin menikah dengan Yumi secepat itu.
“Bukan
untukku. Namun, Tuan Putri dan Takuma. Kalau begini, aku cuma bisa berharap
untuk kebahagiaannya,” jelas Kou.
“Apa
Takuma baik- baik saja?”
“Dia
takkan mati. Karena dia sudah berjanji,” kata Kou dengan yakin. Lalu dia
mengisikan form pernikahan tersebut.
Kou
menghubungin Mayu dan mengajaknya untuk melakukan kencan ganda bersama. Dia
akan datang bersama Yumi, pacar barunya. Sementara Mayu akan datang bersama
Takuma. Dan Mayu mengiyakan ajakan tersebut.
“Jaga
kak Yumi baik- baik, ya. Karena dia sangat menyukai kakak,” kata Mayu.
“Terima
kasih, ya,” balas Kou.
“Pak
dokter pernah bilang kalau aku mungkin nantinya tidak lancar dalam melakukan
sesuatu yang biasa, kan? Jadi aku mengira kalau itu pertandanya,” kata Takuma,
menjelaskan kondisinya.
“Memang
sepert itu. penyakitnya mungkin telah berkembang di luar dugaan. Hanya saja,
itu bukan hal yang mengejutkan. Soalnya ini hanya perihal cepat atau lambat.
Yang jelas, ayo kita lakukan pemeriksaan secara mendetail. Melihat hasilnya
nanti, kemungkinan kamu akan dirawat,” jelas Ayah Mayu.
Takuma
sedikit terkejut mendengar itu, begitu juga dengan Ibu, karena dia
mengkhawatirkan sekolah Takuma. Dan Ayah Mayu pun menjelaskan bahwa Takuma
terpaksa harus absen, dan menjalani perawatan sampai waktu transplantasi siap.
“Baiklah.
Pokoknya, untuk saat ini, ku ingin penyakitku sembuh. Aku tidak ingin menyia-
nyiakan waktu,” kata Takuma. Dan Ayah Mayu mengerti. Lalu Ibu pun akhirnya
setuju juga.
Sebelum
makan malam. Ayah mengajak Mayu untuk berbicara sebentar. Ayah memberitahukan
mengenai Takuma yang akan dirawat, dan sekolahnya akan di tunda. Karena keadaan
Takuma cukup buruk sekarang, dan Takuma akan semakin melemah nantinya, sehingga
pada akhirnya Takuma akan berada di kursi roda. Maka sebelum itu terjadi, Ayah
ingin transplantasinya berjalan tepat waktu, karena Takuma juga sangat ingin
sembuh.
Mendengar
semua itu, Mayu merasa sedikit syok. Dia meminta maaf, dan pamit pergi kepada
Ayah serta Ibu. Lalu dia pergi sambil berlari secepat mungkin.
Mayu
pergi ke rumah Takuma, dan menelponnya. Dia meminta agar Takuma melihat ke
luar. Merasa heran, Takuma pun membukan tirai kamarnya dan melihat ke luar,
lalu nampaklah Mayu yang sedang menunggu di luar sambil tersenyum lebar ke
arahnya.
Takuma
keluar dari rumah dan menemui Mayu. Kemudian ketika tiba- tiba saja Mayu
mengatakan bahwa dia ingin menyembuhkan dirinya, Takuma pun tertawa. Dan Mayu
pun menjelaskan bahwa dia mau pergi ke kuil besok untuk membelikan jimat yang
bisa menyembuhkan Takuma.
“Oh begitu, toh,” kata Takuma, tertawa.
“Walau mungkin lucu, tetapi hal seperti ini juga penting.
Ada nggak, ya? Kuil yang bisa menyembuhkan penyakit,” balas Mayu sambil
tersenyum. Kemudian mereka berdua pun melakukan searching di internet, mencari
kuil mana yang bagus.
Ibu masuk ke dalam kamar Takuma, dan menemukan Takuma
tidak ada di dalam kamar. Kemudian karena tirai kamar Takuma terbuka, maka Ibu
pun melihat keluar, dan menemukan Takuma yang sedang tertawa bersama dengan
Mayu di luar rumah.
Takuma dengan serius memandangin wajah Mayu yang tampak sedang
bersemangat mencari di internet, tentang kuil mana yang bagus untuk di
kunjungin. Lalu saat menyadari tatapan Takuma padanya, Mayu pun menatap balik
wajah Takuma. Lalu dia menutup matanya, dan Takuma mendekatkan wajahnya.
Tepat disaat itu, Ibu keluar dari dalam rumah. “Apa
maksudnya ini? Tampaknya aku sudah bilang. Jangan membunuh Takuma!” kata Ibu
memarahi Mayu.
“Aku akan melakukan sebisaku untuk Takuma!” kata Mayu,
menyakinkan Ibu.
“Memangnya apa yang bisa kamu lakukan?!” balas Ibu.
“Pasti ada yang bisa ku lakukan!” balas Mayu, yakin.
Ibu merasa sangat kesal, dan mengatakan bahwa dia
membenci Mayu. Dan mendengar itu, Mayu membalas bahwa dia tidak keberatan sama
sekali. Takuma lalu menyela mereka berdua, dia meminta agar Ibu berhenti, tapi
Ibu tidak mau berhenti dan kembali memarahi Mayu.
Ayah Takuma pulang tepat disaat itu. “Biar aku yang
mengantar Mayu pulang. Takuma dan Ibu masuk ke rumah saja,” kata Ayah yang tampaknya
menyadari situasi. Dan Mayu pun mengikutinya.
Dirumah Mayu. Ibu bercerita kepada Ayah bahwa ketika dia melihat
Mayu yang pergi untuk menemui Takuma, dia merasa itu hal yang sangat manis.
Tapi disisi lain, dia ingin meminta agar
Mayu menyerah pada Takuma.
Mayu meminta maaf kepada Ayah Takuma. Dan Ayah membalas
bahwa bagi Ibu Takuma, Takuma adalah segalanya dan alasannya untuk tetap hidup,
jadi Ayah meminta agar Mayu mau memaafkan Ibu.
“Rasanya jadi gugup, ya. Mengantar pacar anak sendiri.
Takuma juga sedang dalam usia puber, sih!” canda Ayah, ketika Mayu hanya diam
saja.
“Kalau Paman
sendiri? Mengenai aku yang pacaran dengan Takuma,” tanya Mayu, pelan.
“Takuma itu anak yang sangat baik.
Putra kebanggaanku. Terima kasih karena telah menyukai Takuma. Terima kasih karena telah membuat Takuma merasakan
cinta,” kata Ayah dengan tulus sambil membungkun berterima kasih pada Mayu.
Dan mendapatkan respon yang positif seperti itu, Mayu
merasa senang dan sedikit lebih percaya diri lagi. Karena ketika Ibu Takuma
memarahinya dan mengatakan bernci padanya, dia sempat merasa syok.
Lanjut...
ReplyDelete