Mayu
duduk menunggu Takuma yang sedang ditanganin didalam ruang ICU. Disaat itu, dia
mengingat kejadian masa kecilnya.
Flash
back
Takuma
dilarang untuk berlari- larian lagi, jika tidak maka penyakitnya akan kambuh.
Jadi Mayu pun memutuskan agar mereka bermain petak umpet saja. Mereka lalu suit
untuk menentukan siapa yang berjaga, dan siapa yang akan bersembunyi.
Mayu
yang terpilih untuk bersembunyi. Dia masuk ke dalam ruangan praktek Ayahnya dan
bersembunyi disana.
Takuma
yang terpilih untuk berjaga. Ketika dia telah selesai menghitung, dia tanpa
sengaja melihat kedua orang tua nya dan Ayah Mayu masuk ke ruangan, jadi dia
pun mengikuti mereka. Namun sebelum dia membuka pintu ruangan untuk masuk, dia
berhenti karena mendengarkan pembicaraan kedua orang tuanya.
“Dokter,
bagaimana keadaan Takuma? Takuma masih punya peluang hidup, kan?” tanya Ibu
Takuma.
“Mohon
maaf sebelumnya, tetapi saya harus berkata jujur. Keadaanya cukup sulit,” jawab
Ayah Mayu yang merupakan Dokter.
“Ternyata
dia sulit hidup sampai usia ke dua puluh, ya?”
“Ya,
dengan ilmu pengetahuan sejauh ini.”
Ibu
Takuma menangis mengetahui hal itu, dan Ayah Takuma menenangkannya.
Takuma
yang mendengar itu, dia berjalan pergi sambil menundukan kepalanya. Didalam
kamar, Takuma menutup dirinya dengan selimut dan menangis.
Mayu
yang masih berada di tempat persembunyiannya. Dia menangis juga.
Malam
hari. Dirumah. Mayu menanyakan pada Ayahnya, apa penyakit Takuma bisa sembuh.
Dan Ayah berbohong, dia tersenyum menenangkan dan mengatakan bahwa tentu saja
Takuma bisa sembuh.
Ayah
akan tertawa di kala berbohong. Pada saat itu, terlintas di benakku …
Flash
back end
Ayah
Mayu keluar dari ruang ICU. Dia tersenyum menenangkan dan mengatakan bahwa
Takuma sudah baikan, jadi Mayu boleh pulang. Dan Mayu pun mengiyakan.
Flash
back
Mayu
memaksa Takuma yang tidak mau minum obat dengan cara memberikan cicak kepada
nya. Sehingga Takuma pun meminum obatnya.
…
Tidak masalah jika harus dibenci… Aku harus menyembuhkan penyakitnya Takuma! Pikir Mayu dengan penuh tekad.
Flash back end
Keesokan
harinya. Takuma berangkat sekolah seperti biasa, seolah tidak ada yang terjadi
dan dia sudah baikan. Tapi Ritsu tahu bahwa penyakit yang Takuma derita
bukanlah penyakit biasa, melainkan penyakit jantung. Karena Ayahnya juga
menderita penyakit yang sama.
Flash
back
Ayah
Ritsu dan Kou meninggal karena penyakit jantung. Dan Ritsu yang saat itu masih
sangat kecil, ketika Ayah meninggal, dia menangis sedih. Sementara Kou, sebenarnya
dia juga sedih, tapi sebagai seorang kakak, dia berusaha kuat dan menenangkan
Ritsu.
Flash
back end
Diruang
OSIS. Kou menegur kedua temannya yang sudah berbuat tindakan berlebihan, dan
kedua teman Kou menatap ke arah Yumi yang memiliki ide.
“Kalau
bicara soal sesuatu yang berharga, ya jelas kancut, kan?” kata Yumi dengan raut
wajah tidak merasa bersalah.
“Kancut
memang berharga. Namun, konteks nya kan berbeda,” balas Kou. Dan Yumi meminta
maaf sambil tertawa.
Sewaku
kecil, kami berjanji dengan lugunya untuk menikah di ruang angkasa. Namun, itu
mustahil bagiku. Makanya, dengan Mayu…
Aku
menyukai Takuma. Tak peduli apapun yang terjadi.
Mayu
melemparkan pesawat kertas kepada Takuma. Dan Takuma membacanya, lalu dia
melihat kearah Mayu.
Diatas
atap. Takuma menanyakan apa yang ingin Mayu katakan sehingga memanggilnya ke
sini. Dan dalam hatinya, Mayu menjawab bahwa dia menyukai Takuma dan tidak
ingin berpisah dari Takuma. Namun ketika Mayu akan mengatakannya, Ritsu datang
dan menyela.
“Kalian
jadi teman saja! Jadi teman saja, nanti kalian bisa saling melengkapi. Dengan
begitu, kalian tidak perlu cemas dianggap aneh oleh orang di sekitar.
Bagaimana?” kata Ritsu.
“Aku
tidak keberatan,” jawab Takuma, pelan dan terpaksa.
“Bersedia,”
tambah Ritsu, pelan dan terpaksa.
“Oke.
Telah diputuskan,” kata Ritsu sambil menyatukan tangan mereka berdua.
Aku
dipotret begini pada saat usia ke delapan belas dirumahku. Karena aku tidak
ingin fotoku saat di pemakaman terlhat sedih.
Lanjut....
ReplyDelete