Sinopsis Lakorn : Krong Karm Episode 1 - part 3



Krong Karm Episode 1 – part 3
Network : Channel 3

Renu pergi berbelanja di pasar. Dan disana dia ditanyakan, apa benar dia berasal dari Takli. Dengan berani, Renu membenarkan hal itu, tapi dia juga langsung mengatakan bahwa bukan berarti semua yang berasal dari Takli adalah prostitusi. Dan dengan sikap sok baik, si penjual mengiyakan.

“Benar, aku datang dari Takli. Tapi aku tidak menjual diriku sendiri disana. Kampung halaman ku di Khleang Khlai, dekat Buen Boraphet. Aku membantu kerabatku bekerja di bar dapur. Aku kemudian bertemu Hia’Chai disana,” kata Renu, menjelaskan tentang dirinya sendiri.

“Oh. Kamu bukan wanita panggilan ya.. oopss! Kamu tidak begitu. Tapi bagaimana bisa orang bergosip seperti itu ya?!” kata si penjual, yang menyebarkan gosip pertama kali.



“Benar. Terlebih mertua ku, mereka menganggapku seorang prostitusi. Suaranya begitu keras! Tapi Hai’Chai mengenal baik diriku. Jika tidak, bagaimana dia berani membawa ku ke sini. Aku juga hamil anaknya,” kata Renu.

“Ya. Kamu benar! Aku bersimpati padamu. Oh ya, apa nama mu?” tanya si Penjual. Dan Renu menjawab dengan ramah.


Asa datang ke tempat kerja Ayahnya, dia kesana karena di suruh Ibu untuk memanggil Chai pulang. Dan Chai pun menurut.



“Memang seperti apa kakak ipar mu itu? Kamu sudah bertemu dia, kan?” tanya Ayah yang jadi penasaran.

“Aku tidak tahu tentang kakak ipar. Tapi aku tahu istrimu,” balas Asa, capek.


Renu membantu si penjual mengoreng gorengan, dan menjualnya. Renu mengatakan kepada si Penjual bahwa dia akan membantu disini, asalkan si Penjual membantu membersihkan nama baiknya. Dan si Penjual setuju, karena sebagai sesama wanita memang harus saling menolong.



“Jika aku sukses di masa depan. Aku pasti tidak akan pernah melupakan kebaikan mu,” kata Renu, berjanji.

“Ingat ya,” balas si Penjual, setuju.

Renu kemudian memberitahu bahwa ketika melihat orang penjualan, dia jadi ingin menjual barangnya juga. Dan si Penjual pun menanyakan apa yang ingin Renu jual, dan Renu tersenyum pada nya.



Ditoko. Yoi memberitahu Chai bahwa dia kemarin pergi menemui Atong, karena dia ingin Atong berhenti menjadi biksu dan menikahi Philai menggantikan Chai. Mendengar itu, Chai terkejut, dan kesal.



Tapi Ibu tidak peduli, dia menjelaskan bahwa menurut tradisi, pewaris keluarga dan kekayaannya adalah milik anak tertua, tetapi sejak Chai membawa pulang wanita seperti Renu, maka Chai tidak akan mendapatkannya. Lalu Ibu memarahi dan menceramahi Chai lagi. Dan Chai pun hanya bisa diam.



Renu pergi berjalan- jalan, dan mampir ke toko kain. Disana dia tampak sangat tertarik, melihat berbagai macam kain yang ada di sana.


Chai teringat perkataan Ibunya. Rumah yang Chai tinggalin bersama Renu sekarang, suatu hari akan diberikannya kepada Philai dan Atong.

 Flash back
“Ma, jika kamu melakukan ini, dimana Renu dan aku akan tinggal?” protes Chai.

“Dalam beberapa hari ini, Philai akan memberikan ku jawaban kapan dia akan menikah dengan Atong. Jika kamu masih tidak membawa dia kembali ke Takli, jika dia masih tidak punya malu, dan tinggal di Chumsaeng, kemudian bawa dia tinggal di kandang babi, untuk memberi makan ayam dan babi,” jelas Yoi, acuh.


Chai terus protes, karena Renu sedang hamil, jadi tidak seharusnya mereka membiarkan Renu bekerja keras. Tapi Ibu sama sekali tidak peduli, karena dulu jika dia juga begitu ketika mengandung mereka, tapi dia tidak keguguran sama sekali.

Chai memohon pada Ibu. Tapi Yoi bersikeras hati, dia menyuruh agar Chai pilih, mau urus sendiri atau dia yang urus. Kalau dia yang urus, maka dia akan merusak semuanya. Dan sekarang dia sengaja membiarkan Chai mengurus sendiri, karena dia masih menganggap Chai sebagai anaknya.

“Ma! Beri aku rumah itu, tolong,” pinta Chai.

“Jika kamu bisa tinggal, kemudian tinggal! Jika tidak, maka keluar! Tinggal dimanapun kamu mau!” balas Yoi.
Flash back end

Renu pulang, dan langsung mau ke dapur untuk memasakan makan siang. Tapi Chai memegang tangannya dan menahannya, karena ada yang ingin di bicarakannya.



“Ibuku ingin kita pindah ke rumah di pabrik,” kata Chai memberitahu. Dan Renu mengiyakan, karena dia tidak masalah tinggal dimanapun selama tinggal bersama Chai.

“Sayang, babi tercium begitu bau. Bisakah kamu menahannya?” tanya Chai. Dan Renu mengangguk, lalu dia masuk ke dalam rumah.



Yoi menyuruh Boonplook untuk membersihkan kamar Atong, karena Atong akan segera keluar dari kuil dalam beberapa hari ini dan menikah. Mendengar itu, Boonplook tampak kecewa serta tidak bersemangat.

Saat makan siang bersama. Renu memberitahu Chai kalau dia berencana memulai hidup baru mereka disini, dan barusan dia ada pergi ke sebuah toko kain.



Flash back
Ditoko kain. Pemilik memberitahu Renu kalau dia ingin menjual tokonya, bukan karena tokonya tidak berjalan baik, tapi karena Ibunya sedang sakit, jadi dia berencana pulang ke Tapanhin.

“Berapa harganya, mana tahu aku tertarik?” tanya Renu sambil tersenyum.
Flash back end
Renu memberitahu Chai bahwa dia menginginkan toko itu, karena pemilik toko tersebut juga ada mengatakan padanya bahwa dia akan memberikan semua hal di dalam toko untuk nya. Tapi Chai sedikit keberatan, karena gaji nya di kemiliteran sangat sedikit, dan hampir tidak cukup untuk kebutuhan setiap bulan. Bahkan sekarang dia sedang ada masalah dengan Ibunya, serta kalung emas nya di simpan oleh Ibu nya juga. Sehingga dia tidak memiliki uang.

“Aku punya. Tapi aku bertanya padamu dulu, karena aku istrimu. Apa kamu akan mengizinkan?” tanya Renu.



“Aku akan kembali ke camp militer dalam beberapa hari. Apa bisa kamu melakukannya? Kamu juga sedang hamil. Lalu tentang jualan, kamu tidak pernah melakukannya sebelumnya,” kata Chai. Dan Renu merasa sedikit kecewa.

Chai menyadari kekecewaan Renu. Dia memegang tangan Renu, dan mengatakan bahwa lebih baik Renu kembali ke rumah Renu saja dan tunggu dia disana. Ketika dia telah menyelesaikan kewajibannya, dia akan menjemput Renu, dan membawa Renu untuk tinggal di sini bersama- sama.

“Tidak. Aku tidak akan pergi. Aku akan menunggumu di rumah pabrik. Aku tidak apa bekerja keras,” kata Renu, menyakin kan Chai. Dan Chai pun tersenyum.



Dirumah. Pikhul membaca surat yang dikirimin oleh Chai seminggu yang lalu kepada Philai. Dan mendengar itu, Ayah marah, kenapa Philai tidak memberitahu mereka.

“Apa gunanya jika aku memberitahumu? Dia punya istri dan bayi. Bahkan jika kamu memaksanya untuk menikahi ku, aku akan dipanggil selir nya!” kata Philai.

“Dia melakukan ini. Dia menghina ku!” teriak Ayah, emosi. Dan Pikhul berusaha untuk menenangkannya.


Pikhul menjelaskan bahwa Yoi juga merasa sangat marah seperti mereka, jadi Yoi ada ke sini dan berbicara dengannya. Lalu dari hasil pembicaraan mereka, Yoi menginginkan Philai untuk menikah dengan anak kedua nya, Atong. Dan menurut Pikhul itu bukan hal yang buruk, karena Atong adalah pria yang baik juga. Mendengar itu, Philai menahan air mata kekecewaaannya.

“Terserah Philai, biar dia yang putuskan,” kata Ayah.

“Biar ku pikirkan selama semalam. Aku akan menjawab nya besok,” balas Philai.

Post a Comment

Previous Post Next Post