Sinopsis Lakorn : Krong Karm Episode 1 - part 2





Krong Karm Episode 1 – part 2
Network : Channel 3
Chai masuk ke dalam kamar, dan mendekati Renu. Dia lalu memuji Renu yang tercium sangat harum sekali. Renu tersenyum, dan lalu dia menanyakan apa tidak apa jika Chai tidak pulang ke rumah, karena bukankah Ibu Chai akan khawatir nantinya. Dan Chai menjawab bahwa Ibunya memiliki banyak teman, serta kemungkinan Ibu nya sekarang sedang menginap di rumah teman, jadi tidak ada yang perlu dikhawatirkan.



“Kapan kita akan mendaftarkan pernikahan kita?” tanya Renu.

“Aku akan kembali ke camp militer dalam beberapa hari. Mungkin di liburan ku selanjutnya. Mengapa? Apa kamu takut, aku akan mengabaikan mu?” balas Chai.



“Tidak. Aku baik- baik saja, bahkan jika kita tidak mendaftarkannya. Karena aku tahu, kamu tidak akan mengabaikan ku dan anak kita. Sertifikat pernikahan hanyalah kertas saja. Asalkan anak kita bisa menggunakan nama keluargamu, aku sudah begitu bersyukur. Dan bila Ibumu sadar aku tidak menginginkan harta, tapi karena memang ingin menjadi Istrimu karena aku mencintaimu. Itu sudah cukup,” jawab Renu sambil tersenyum.



Di stasiun. Sebelum naik ke dalam kereta, Yoi mengucapkan terima kasih kepada Pikhul yang sudah mengerti dan mau membantunya. Dan Pikhul membalas bahwa dia akan memberitahu suaminya, dan dia yakin suaminya akan setuju, karena keluarga mereka telah lama berhubungan. Tapi mengenai Pilkhai, dia butuh waktu untuk menyakinkannya.

“Philai, gadis yang baik. Jika aku tidak mendapatkannya sebagai menantu, maka aku tidak bisa beristirahat tenang,” kata Yoi. Lalu dia pamit pergi.

“Hati- hati ya,” kata Pilkhu, ramah.



Dirumah. Pagi hari, Renu sudah bangun duluan untuk menyiapkan makanan. Dan melihat itu, Chai berkomentar bila seandainya mereka tinggal di toko, maka Renu pasti bisa banyak membantu Ibu. Dan Renu setuju, tapi itu bila Ibu mengizinkannya untuk datang ke toko.

“Ibu ku akan lebih mengerti kita suatu hari nanti,” kata Chai, menyemangati Renu.

“Akankah kamu pergi ke toko hari ini? Jika iya, aku akan menemaninmu,” kata Renu. Dan Chai setuju.



Chai membonceng Renu menaiki sepeda, dan setibanya mereka ditoko. Chai menyuruh agar Asa menjaga Istrinya, lalu dia pun pamit dan pergi. Dengan ramah, Asa pun memanggil Renu dengan sebutan Sor (kakak ipar).



“Asa, apa ada yang bisa ku bantu?” tanya Renu, ramah.

“Tidak ada, Sor. Kami bisa mengurusnya,” jawab Chai. Tapi Renu bersikeras untuk membantu mereka di toko.



Ketika pulang ke rumah, dan melihat Renu yang berada di tokonya. Yoi pun marah dan langsung mengusir Renu. Mendengar itu, Asa meminta Ibu tenang, dan dia membela Renu yang hanya datang ke toko untuk membantu mereka.

“Siapa Sor mu? Dia hanya wanita panggilan! Dia bukan menantu ku dan bukan kakak ipar mu! Berhenti memanggilnya ‘Sor’! dan beritahu semua orang, Dia bukan menantu ku! Keluarga ini tidak akan menerima nya!” kata Yoi, memarahi Asa.



Renu tampak terluka, tapi dia menguatkan dirinya sendiri. Dia mengatatakan kepada Ibu bahwa walaupun Ibu mengatainya dengan kasar, dia tidak masalah. Karena setiap orang sudah tahu bahwa dia adalah Istri Chai dan sedang mengandung anak Chai.

“E’Renu” teriak Ibu. Dan Renu ketawa, karena apa yang dikatakan nya adalah kebenaran.

Asa menengahi mereka, dan menyarankan agar Renu pulang saja. Mendengar Asa yang masih memanggil Renu dengan sebutan Sor, maka Yoi pun kembali memarahinya, karena baginya Renu bukanlah keluarga mereka.

“Silahkan pulang ke rumah,” kata Asa, kali ini tidak menggunakan panggilan Sor.



“Capeknya berbicara kepada orang yang  tidak beralasan. Asa aku akan pulang duluan ya. Jika Chai datang, tolong beritahu dia bahwa aku akan memasakan Yummy Spicy Somtom. Jika dia mau makan, maka pulanglah. Jika kamu juga mau, kamu bisa bergabung denganku ya. Aku akan memasak untukmu!” kata Renu dengan sengaja memanasi Ibu. Lalu setelah itu dia pamit dan pergi.



“Pergi! Pergi! Pergi!” kata Yoi sambil mendorong Renu keluar dari tokonya. “Memalukan! Tidak tahu malu! Aku tidak akan baik padamu selama hidupku! Wanita panggilan! Jika kamu ingin penggali emas dan menggunakan nama keluarga ku! Bermimpilah!” teriak Yoi dengan keras. Dan setiap orang yang berada disana bisa mendengarnya. Tapi sambil tersenyum, Renu terus berjalan pergi.

Flash back
Renu teringat kepada cerita teman sekerja nya mengenai Yoi. Temannya bercerita kalau dia menjadi wanita panggilan seperti ini adalah karena Yoi. Yoi menikah dengan orang chinesse yang mempunyai toko grosir. Bukan hanya itu, Yoi juga menjadi seorang lintah darat, yang membiarkan orang meminjam dengan bunga yang tinggi. Lalu hanya untuk saus ikan saja, Yoi mau satu keranjang padi sebagai pertukaran nya.


“Apa yang kamu katakan barusan itu, bagaimana kamu bisa menjadi wanita prostitusi di sini karena dia. Bagaimana itu terjadi?” tanya Renu.

“Ibuku sakit, ayahku meminjam dari Yoi untuk biaya pengobatan Ibuku. Dan juga beberapa barang ditokonya untuk makanan sehari- hari kami. Dia menyuruh Ayahku ttd di kertas kosong, dan Ayahku yang tidak pintar membaca dan menulis melakukan apa yang dibilangnya. Setelah Ibuku mati, dia membawa kertas itu ke kantor polisi. Kami akhirnya kehilangan segalanya karena kami tidak bisa membayar hutang. Dia mengusir kami dari rumah kami sendiri. Lalu kami semua saudara berpisah sejak hari itu. Aku lapar, jadi aku kesini. Dia yang membuatku menjadi seperti ini,” jelas teman Renu.
Flash back end

Renu teringat pertanyaan temannya. “Kamu tahu ini dan apa kamu masih ingin anaknya menjadi suamimu? Apa kamu masih ingin menjadi menantunya?”



Renu berhenti berjalan di dalam gang kecil, dan mulai menangis. Dia mengingat semua perkataan kasar Yoi ketika mengusirnya dari toko. Renu tampak sangat sedih, terluka, dan tidak perdaya.

Post a Comment

Previous Post Next Post