Network : iQiyi iQiyi
“Dimana
kamu berada kemarin malam?” tanya Wu Mei dengan tegas. Dan Xiu Wen menundukan
kepalanya, tidak bisa menjawab.
“Dia
berada dikamar ku,” kata Yi Yi, menjawab. Dan Luo Jing menatap heran kepadanya.
“Apa
masih ada yang mau kamu katakan?” tanya Wu Mei, kepada Xiu Wen.
“Seorang
Pria single dan wanita di dalam satu kamar. Apa ada yang harus dijelaskan?”
jawab Yi Yi. Dan Luo Jing merasa terkejut.
Jiang
dengan bersemangat, dia mengatakan bahwa dia tidak mengira, kalau wanita paling
cantik di Sheng Jing menyukai seorang pengawal. Dan Yi Yi mendekati Xiu Wen,
tanpa menyangkali perkataan Jiang. Lalu Jiang menanyakan, sejak kapan Xiu Wen
dan Yi Yi berhubungan.
“Tuan
Muda Jiang. Yang Mulia. Kemarin malam, aku benar bersama dengan Yi Yi,” kata
Jiang, mengakui.
“Dia
adalah tamu yang aku undang. Apa kamu tau apa ini?” tanya Wu Mei, tegas.
“Yang
Mulia. Bisa dibilang kami tumbuh besar bersama. Dan kemarin malam, ketika kami
bertemu lagi, kami tidak bisa menahan diri dan membicarakan tentang masa lalu.
Tolong maafkan Yi Yi,” kata Yi Yi, membuat alasan.
Luo
Jing mendekati Xiu Wen, dan menanyakan apakah yang Yi Yi katakan benar. Dan Xiu
Wen membenarkan. Dengan heran, Luo Jing pun berpikir, karena setau nya Xiu Wen
tidak pernah memberitahu nya tentang itu. Serta dulu, di Wen Xiang, bukankah
Xiu Wen pernah kesana untuk menangkap nya karena perintah dari Ayahnya, jadi
Xiu Wen pasti seharusnya ada bertemu dengan Yi Yi. Dan Luo Jing merasa curiga.
Wu
Mei angkat bicara. Menurutnya walaupun Xiu Wen dan Yi Yi adalah teman lama,
tapi bertemu di malam hari di dalam kamar tamu di kediaman nya, maka itu
merupakan kejahatan juga. Lalu Wu Mei menanyakan kepada Luo Jing, hukuman apa
yang pantas untuk di berikan kepada Xiu Wen, karena Xiu Wen adalah bawahan Luo
Jing.
“Dinilai dari pandangan matanya, mungkinkah kemarin malam
benar- benar berhubungan dengannya? Apa dia benar- benar mencoba untuk mencuri
sesuatu? Jika begitu, maka bukankah Xiu Wen akan dibawa ke kantor pengadilan?” pikir
Luo Jing. Dia merasa dilema.
“Liu
Xiu Wen. Apa ada yang ingin kamu katakan kepada ku?” tanya Luo Jing.
“Xiu
Wen minta maaf kepada Nona,” jawab Xiu Wen.
Karena
tampaknya Xiu Wen memilih untuk tidak bicara, maka Luo Jing pun membuat
keputusan. Yaitu menurut peraturan di kediaman Lin, maka Xiu Wen akan diusir
dan digulingkan dari posisi saat ini.
Mendengar itu, Wu Mei merasa terkejut, dan menanyakan bukankah itu sedikit
kurang sopan.
“Kamu
yang menyuruhku untuk menyelesaikannya. Kenapa? Apa kamu mau menelan kata- kata
mu?” kata Luo Jing.
“Tidak.
Jika itu adalah keputusan dari Permaisuri. Maka mulai hari ini, kamu harus
mengambil semua barang mu dan tinggalkan kediaman ini,” kata Wu Mei, kepada Xiu
Wen.
Xiu
Wen sama sekali tidak keberatan akan keputusan itu. Dia menerimanya dan meminta
maaf kepada mereka berdua. Lalu dia berbalik untuk pergi. Namun tiba- tiba
saja, Yi Yi terjatuh di dekat nya. Dan melihat itu, Jiang menanyakan apakah Yi
Yi baik- baik saja. Sementara Wu Mei menatap curiga kepadanya.
“Aku
sedikit lelah kemarin malam. Terima kasih atas kebaikan Yang Mulia. Yi Yi akan
kembali ke Wen Xiang sekarang. Bisakah Pengawal Liu membawa ku kembali untuk
beristirahat?” kata Yi Yi dengan lemah. Dan Xiu Wen pun membantunya berjalan.
Ketika
kedua orang tersebut telah pergi meninggalkan ruangan. Seorang penjaga masuk
dan melaporkan kedatangan Perdana Mentri. Mendengar itu, Luo Jing sedikit
terkejut. Sementara Wu Mei, dia bersikap tenang dan mengajak Zhang Ji untuk
mengikutinya keluar.
“Liu
Xiu Wen. Apa tidak ada yang ingin kamu katakan padaku?” tanya Luo Jing,
memanggil dan mengikuti Xiu Wen yang membantu Yi Yi untuk kembali ke kamar.
“Nona,
aku…” kata Xiu Wen ingin menjawab. Tapi Yi Yi menyikutnya sedikit, jadi dia pun
langsung diam.
Luo
Jing sedikit salah paham. Dia menanyakan, apakah Ayah nya yang mengirim Xiu Wen
ke sini. Dan apakah Xiu Wen sedang mencari sesuatu di kediaman Yuan Zheng.
“Nona,
apa kamu tahu? Jika bukan untuk melindungin mu, mengapa aku memasuki kediaman
ini?” jelas Xiu Wen. Lalu dengan curiga Luo Jing menatap ke arah Yi Yi, dan
menanyakan hubungan mereka berdua. Dengan cepat, Xiu Wen langsung menjawab,”
Ini tidak seperti apa yang Nona pikirkan. Maaf.”
“Jika
kamu memiliki sesuatu yang tidak bisa kamu katakan. Aku akan membiarkannya.
Tapi jangan lupakan janji mu kepadaku,” kata Luo Jing.
“Xiu
Wen tidak akan pernah melupakannya,” balas Xiu Wen, tegas. Dan Luo Jing pun
merasa sedikit lega.
Karena
Yi Yi tampak semakin lemah, maka Xiu Wen pun pamit kepada Luo Jing, dan membawa
Yi Yi untuk kembali ke kamar. Melihat itu, Luo Jing memikirkan tentang betapa
besarnya pengorbanan Xiu Wen kepadanya selama ini, jadi jika benar Xiu Wen
memiliki hubungan dengan Yi Yi, maka dia akan mengikhlaskan nya.
Fei
Yu menyapa Wu Mei dengan semangat. Lalu dia menanyakan dimana Luo Jing serta
bagaimana kesehatan Luo Jing. Dengan sedikit gugup, Wu Mei pun menjawab bahwa
kesehatan Luo Jing dalam beberapa hari ini sudah lumayan baikan. Dan dia serta
Luo Jing memang telah berniat untuk mengunjungin Fei Yu nantinya.
“Benarkah.
Tapi mengapa aku tidak melihatnya?” tanya Fei Yu sambil melihat ke sekitar.
“Ah.
Dia sedikit lelah belakangan ini. Biar ku suruh seseorang untuk memanggilnya,”
jawab Wu Mei, dengan cepat.
Fei
Yu tertawa. Dan kemudian dia membahas tentang betapa dirinya sudah ingin segera
memiliki cucu dari Wu Mei serta Luo Jing. Mendengar itu, Wu Mei hanya tertawa
saja. Lalu dia mempersilahkan Fei Yu untuk masuk ke dalam kediamannya.
Xi
Que berlari menghampiri Luo Jing dengan panik. Dan melaporkan kedatangan Fei Yu
yang sudah memasuki kediaman. Mendengar itu, Luo Jing terkejut, dan mencemaskan
pakaian pelayan yang sedang dipakainya. Luo Jing takut, bila Ayahnya melihat
dia seperti ini, dan menganggapnya tidak berguna lagi, maka pasti Ayahnya akan
membunuhnya.
“Apa
aku harus memohon pada Zhong Wu Mei untuk berakting dengan ku di hadapan
Ayahku? Itu terlalu memalukan. Apa yang harus ku lakukan? Liu Xiu Wen sudah
pergi, tidak ada yang melindungin ku lagi,” gumam Luo Jing, gelisah.
Xi
Que memberitahu Luo Jing untuk tenang, karena Luo Jing hanya perlu bertukar
baju menggunakan baju yang bagus. Dan seingatnya, ada sebuah baju bagus yang di
simpan di gudang barat oleh Wu Mei,
sehingga mereka bisa ke sana dan mengambilnya. Mengetahui hal itu, Luo
Jing menjadi bersemangat kembali.
Digudang
barat. Ada sebuah brangkas dengan dua kode. Dan Xi Que menjelaskan bahwa
setahunya, dulu Yang Mulia Kaisar pernah memberikan sebuah dress bunga untuk
Yang Mulia Permaisuri. Dan baju tersebut di simpan dalam berangkas tersebut.
Clue untuk membuka brangkasnya adalah Tahun
harimau, dan Tahun Kambing.
Luo
Jing salah paham lagi. Dia mengira bahwa pakaian yang dimaksud oleh Xi Que,
yang diberikan oleh Kaisar kepada Yang Mulia Permaisuri, itu adalah hadiah yang
dipersiapkan untuk nya yang akan menjadi Permaisuri Wu Mei. Jadi dengan
bersemangat, dia mulai memikirkan kode untuk membuka brangkas tersebut.
“38,”
kata Luo Jing, setelah berpikir sejenak.
“Mengapa
38?”
“Kamu
tidak sadar? Hitunglah. Ada dua belas binatang didalam shio, apa binatang yang
ketiga dan yang ke delapan?” jelas Luo Jing. Dan Xi Que mulai berhitung.
Luo
Jing berhasil membuka brangkas tersebut, dan benar didalamnya ada sebuah
pakaian berwarna biru yang sangat indah. Dress
Bunga.
“Zhong
Wu Mei. Aku datang,” gumam Luo Jing sambil tersenyum bangga.
Tags:
Unique Lady