Network : iQiyi iQiyi
Ketika
Wu Mei sedang menikmati teh bersama dengan Jiang serta Fei Yu diteras teratai.
Zhang Ji datang dan melaporkan sesuatu kepadanya dengan cara berbisik, sesudah
itu dia pamit dan pergi.
Fei
Yu mulai membicarakan tentang sesuatu yang sangat Wu Mei ingin dengarkan dan
ketahui, yaitu kematian Ibunya. Tapi sebelum Fei Yu bercerita ke intinya, tepat
disaat itu Luo Jing datang ke arah mereka. Dia datang mengenakan Dress bunga yang sangat cantik. Dan melihat itu, Jiang langsung berdiri
dan menatap terpesona kepadanya.
Sementara
Wu Mei tampak seperti terkejut. Namun dengan sikap tenang, dia mempersilahkan
Luo Jing untuk duduk disebelahnya. Lalu dia memuji pakaian yang dipakai oleh
Luo Jing. Pakaian itu tampak sangat bagus.
“Pakaian
ini di berikan oleh Yang Mulia kepada ku, tentu saja tidak ada duanya,” kata
Luo Jing dengan bangga.
Dengan
sedikit erat, Wu Mei memegang tangan Luo Jing, dan memuji nya. “Sayang, kamu
benar- benar tahu bagaimana memilih pakaian ya,” katanya seperti geram.
“Terima
kasih atas pujiannya,” balas Luo Jing sambil menyingkirkan tangan Wu Mei.
Luo
Jing menyapa Fei Yu dengan sopan. Dan dia berakting dengan sangat baik. Dia
memuji bahwa Wu Mei memperlakukannya dengan baik selama disini. Dan mendengar
itu, Fei Yu tertawa senang. Sementara Wu Mei tertawa terpaksa.
“Aku
datang berkunjung untuk melihat kalian berdua, dan juga berharap bahwa kalian
akan segera memberikan anak,” kata Fei Yu. Lalu dia pamit kepada mereka semua,
dan pergi.
Setelah
Fei Yu pergi, Luo Jing langsung merebut minuman Wu Mei dan meminumnya. Kemudian
Wu Mei memarahi Luo Jing, karena telah begitu lancang. Dan dengan polos, Luo
Jing sama sekali tidak merasa bersalah, karena dia keluar hanya untuk menemui
Ayahnya, sehingga Wu Mei tidak perlu begitu marah padanya.
“Keluar
dan berlutut,” perintah Wu Mei.
“Kamu
gila?” balas Luo Jing, tidak mau.
Jiang
membela Luo Jing, dia meminta agar Wu Mei tidak perlu sampai menghukum Luo Jing
seperti itu. Dan mendengar itu, Wu Mei bertanya dengan sinis, apakah sekarang
Jiang sedang memohon padanya untuk kebaikan Luo Jing. Lalu Wu Mei menanyakan,
apakah Jiang tahu kesalahan Luo Jing.
“Kamu
hanya tidak tahu. Dia orang yang cemburuan. Siapapun yang baik padaku akan
disalahkan. Kamu lihat kan? Liu Xiu Wen di usir karena menolongku,” jelas Luo
Jing dengan sinis mengejek Wu Mei. “Akankah kamu bahagia, jika aku berhenti
berbicara pada semua Pria?” tanya Luo Jing pada Wu Mei.
“Orang
yang mengusir Liu Xiu Wen adalah kamu, Lin Luo Jing. Aku sudah memberikannya
kesempatan untuk tinggal,” balas Wu Mei mengingatkan Luo Jing akan kesalahan
yang Luo Jing lakukan sendiri.
Selama
sesaat, Luo Jing tidak bisa berkata apa-apa. Namun dengan sikap keras kepala,
Luo Jing masih menyalahkan dan menghina Wu Mei. Dia mengatakan Wu Mei sering
menyiksa orang lain karena cemburu.
“Kamu…
lepaskan pakaian itu,” geram Wu Mei. Dan Luo Jing tidak mau. “Apa kamu tahu
pakaian siapa yang kamu kenakan?”
“Tentu
saja aku tahu. Ini apa yang Kaisar berikan padaku,” kata Luo Jing dengan
bangga.
“Ini
adalah Dress Bunga dari Kaisar untuk Ibuku,” balas Wu Mei.
Mendengar
itu, barulah Luo Jing merasa menyesal. Dia mengingat kembali perkataan Xi Que
kepadanya. Dan Luo Jing meminta maaf, namun dengan kata- kata seolah dia tidak
terlalu bersalah sama sekali.
“Aku
benar tidak seharusnya memakai pakaian Ibumu. Tapi karena aku salah dengar
waktu itu. Aku benar- benar tidak berniat begitu. Maaf ya. Maaf,” kata Luo Jing
dengan pelan. Lalu dengan keras, dia mengatakan, “Tapi ada apa dengan sikap mu
barusan? Aku juga manusia. Aku pantas di hargai sedikit.”
“Tipe
wanita seperti mu, yang tidak tahu moral seorang wanita. Masih berharap di
hormati?” balas Wu Mei dengan geram.
Bukannya
menyadari kesalahan, dan melembutkan sikap. Dengan sikap sok benar, Luo Jing
malah menuduh Wu Mei marah kepadanya, karena dia telah membuat Yi Yi pergi. Dan
karena itu, maka Wu Mei pun menjadi semakin kesal.
“Aku
ingin pergi. Jika kamu tidak tahan dengan ku lagi, maka biarkan aku pergi!”
teriak Luo Jing.
“Baiklah.
Jika kamu sebegitu ingin nya pergi. Kemudian aku akan mewujudkan keinginanmu,”
balas Wu Mei. Lalu dia menyuruh orang untuk membawa Luo Jing keluar.
Dengan
kasar, Luo Jing melepaskan pakaian yang di kenakannya dan melemparkan itu
kembali kepada Wu Mei. Lalu dia pingsan. Dan Jiang langsung membantunya. “Bro,
apa kamu benar- benar tidak menyukai nya?”
“Apa
kamu ingin bertaruh? Jika aku membawanya, akankah kamu marah? Jika aku
membawanya, aku bertaruh. Nanti malam kamu pasti akan mencarinya. Karena kamu
sudah menyadari bahwa kamu mencintainya,” kata Jiang, menantang.
“Bagaimana
bisa aku menyukai dia?” balas Wu Mei, tidak mau mengakui perasaannya.
“Baiklah.
Jika kamu muncul malam ini, maka akulah pemenangnya. Kamu harus berjanji satu
hal padaku,” balas Jiang. Dan Wu Mei
setuju. Lalu Jiang pun menggendong dan membawa Luo Jing pergi bersamanya.
Wu
Mei terduduk diam di tempatnya. Dia tampak menyesal telah membiarkan Jiang
membawa Luo Jing pergi. Kemudian dia mengingat semua kenangan nya bersama
dengan Luo Jing. Baik kenangan yang baik dan kenangan yang buruk.
Lalu
tiba- tiba saja, para pelayan muncul dihadapannya, dan mengomelinya. Begitu juga
dengan Kepala Pelayan, dia menasehati Wu Mei dan mengomelinya juga, karena
telah membiarkan Luo Jing pergi. Mendengar semua itu, Wu Mei merasa pusing dan
menyuruh semuanya untuk diam. Tapi ternyata, semua itu hanyalah imajinasinya
sendiri. Karena tidak ada siapapun disekitarnya.
Kemudian
dengan sedih, Wu Mei mengambil baju yang Luo Jing lemparkan kepadanya.
Tags:
Unique Lady
Lanjut........
ReplyDelete