Sinopsis C-Drama : Unique Lady Episode 10 - part 2



Network : iQiyi iQiyi
Ketika Wu Mei sedang menikmati teh bersama dengan Jiang serta Fei Yu diteras teratai. Zhang Ji datang dan melaporkan sesuatu kepadanya dengan cara berbisik, sesudah itu dia pamit dan pergi.





Fei Yu mulai membicarakan tentang sesuatu yang sangat Wu Mei ingin dengarkan dan ketahui, yaitu kematian Ibunya. Tapi sebelum Fei Yu bercerita ke intinya, tepat disaat itu Luo Jing datang ke arah mereka. Dia datang mengenakan Dress bunga yang sangat cantik. Dan melihat itu, Jiang langsung berdiri dan menatap terpesona kepadanya.



Sementara Wu Mei tampak seperti terkejut. Namun dengan sikap tenang, dia mempersilahkan Luo Jing untuk duduk disebelahnya. Lalu dia memuji pakaian yang dipakai oleh Luo Jing. Pakaian itu tampak sangat bagus.

“Pakaian ini di berikan oleh Yang Mulia kepada ku, tentu saja tidak ada duanya,” kata Luo Jing dengan bangga.




Dengan sedikit erat, Wu Mei memegang tangan Luo Jing, dan memuji nya. “Sayang, kamu benar- benar tahu bagaimana memilih pakaian ya,” katanya seperti geram.

“Terima kasih atas pujiannya,” balas Luo Jing sambil menyingkirkan tangan Wu Mei.



Luo Jing menyapa Fei Yu dengan sopan. Dan dia berakting dengan sangat baik. Dia memuji bahwa Wu Mei memperlakukannya dengan baik selama disini. Dan mendengar itu, Fei Yu tertawa senang. Sementara Wu Mei tertawa terpaksa.


“Aku datang berkunjung untuk melihat kalian berdua, dan juga berharap bahwa kalian akan segera memberikan anak,” kata Fei Yu. Lalu dia pamit kepada mereka semua, dan pergi.



Setelah Fei Yu pergi, Luo Jing langsung merebut minuman Wu Mei dan meminumnya. Kemudian Wu Mei memarahi Luo Jing, karena telah begitu lancang. Dan dengan polos, Luo Jing sama sekali tidak merasa bersalah, karena dia keluar hanya untuk menemui Ayahnya, sehingga Wu Mei tidak perlu begitu marah padanya.

“Keluar dan berlutut,” perintah Wu Mei.

“Kamu gila?” balas Luo Jing, tidak mau.



Jiang membela Luo Jing, dia meminta agar Wu Mei tidak perlu sampai menghukum Luo Jing seperti itu. Dan mendengar itu, Wu Mei bertanya dengan sinis, apakah sekarang Jiang sedang memohon padanya untuk kebaikan Luo Jing. Lalu Wu Mei menanyakan, apakah Jiang tahu kesalahan Luo Jing.



“Kamu hanya tidak tahu. Dia orang yang cemburuan. Siapapun yang baik padaku akan disalahkan. Kamu lihat kan? Liu Xiu Wen di usir karena menolongku,” jelas Luo Jing dengan sinis mengejek Wu Mei. “Akankah kamu bahagia, jika aku berhenti berbicara pada semua Pria?” tanya Luo Jing pada Wu Mei.

“Orang yang mengusir Liu Xiu Wen adalah kamu, Lin Luo Jing. Aku sudah memberikannya kesempatan untuk tinggal,” balas Wu Mei mengingatkan Luo Jing akan kesalahan yang Luo Jing lakukan sendiri.



Selama sesaat, Luo Jing tidak bisa berkata apa-apa. Namun dengan sikap keras kepala, Luo Jing masih menyalahkan dan menghina Wu Mei. Dia mengatakan Wu Mei sering menyiksa orang lain karena cemburu.

“Kamu… lepaskan pakaian itu,” geram Wu Mei. Dan Luo Jing tidak mau. “Apa kamu tahu pakaian siapa yang kamu kenakan?”


“Tentu saja aku tahu. Ini apa yang Kaisar berikan padaku,” kata Luo Jing dengan bangga.

“Ini adalah Dress Bunga dari Kaisar untuk Ibuku,” balas Wu Mei. 


Mendengar itu, barulah Luo Jing merasa menyesal. Dia mengingat kembali perkataan Xi Que kepadanya. Dan Luo Jing meminta maaf, namun dengan kata- kata seolah dia tidak terlalu bersalah sama sekali.

“Aku benar tidak seharusnya memakai pakaian Ibumu. Tapi karena aku salah dengar waktu itu. Aku benar- benar tidak berniat begitu. Maaf ya. Maaf,” kata Luo Jing dengan pelan. Lalu dengan keras, dia mengatakan, “Tapi ada apa dengan sikap mu barusan? Aku juga manusia. Aku pantas di hargai sedikit.”


“Tipe wanita seperti mu, yang tidak tahu moral seorang wanita. Masih berharap di hormati?” balas Wu Mei dengan geram.



Bukannya menyadari kesalahan, dan melembutkan sikap. Dengan sikap sok benar, Luo Jing malah menuduh Wu Mei marah kepadanya, karena dia telah membuat Yi Yi pergi. Dan karena itu, maka Wu Mei pun menjadi semakin kesal.

“Aku ingin pergi. Jika kamu tidak tahan dengan ku lagi, maka biarkan aku pergi!” teriak Luo Jing.

“Baiklah. Jika kamu sebegitu ingin nya pergi. Kemudian aku akan mewujudkan keinginanmu,” balas Wu Mei. Lalu dia menyuruh orang untuk membawa Luo Jing keluar.



Dengan kasar, Luo Jing melepaskan pakaian yang di kenakannya dan melemparkan itu kembali kepada Wu Mei. Lalu dia pingsan. Dan Jiang langsung membantunya. “Bro, apa kamu benar- benar tidak menyukai nya?”

 “Wanita ini telah melakukan begitu banyak kesalahan. Mengapa aku harus menyukainya?” balas Wu Mei.


“Apa kamu ingin bertaruh? Jika aku membawanya, akankah kamu marah? Jika aku membawanya, aku bertaruh. Nanti malam kamu pasti akan mencarinya. Karena kamu sudah menyadari bahwa kamu mencintainya,” kata Jiang, menantang.


“Bagaimana bisa aku menyukai dia?” balas Wu Mei, tidak mau mengakui perasaannya.

“Baiklah. Jika kamu muncul malam ini, maka akulah pemenangnya. Kamu harus berjanji satu hal padaku,”  balas Jiang. Dan Wu Mei setuju. Lalu Jiang pun menggendong dan membawa Luo Jing pergi bersamanya.



Wu Mei terduduk diam di tempatnya. Dia tampak menyesal telah membiarkan Jiang membawa Luo Jing pergi. Kemudian dia mengingat semua kenangan nya bersama dengan Luo Jing. Baik kenangan yang baik dan kenangan yang buruk.

Lalu tiba- tiba saja, para pelayan muncul dihadapannya, dan mengomelinya. Begitu juga dengan Kepala Pelayan, dia menasehati Wu Mei dan mengomelinya juga, karena telah membiarkan Luo Jing pergi. Mendengar semua itu, Wu Mei merasa pusing dan menyuruh semuanya untuk diam. Tapi ternyata, semua itu hanyalah imajinasinya sendiri. Karena tidak ada siapapun disekitarnya.


Kemudian dengan sedih, Wu Mei mengambil baju yang Luo Jing lemparkan kepadanya.

1 Comments

Previous Post Next Post