Tabib
memberikan obat dingin untuk Luo Jing, karena suhu didalam badan Luo Jing
sedikit panas. Kemudian setelah itu dia meminta Luo Jing untuk beristirahat.
Dan dengan perhatian, Jiang lalu mengambil obat itu dan meniupkannya untuk
diminum oleh Luo Jing. Namun Luo Jing menolak, dan mau melakukannya sendiri
saja.
“Kamu
seorang pasien sekarang. Ini,” kata Jiang. Dan Luo Jing memalingkan wajahnya.
“Jika kamu masih tidak mau minum, maka aku akan menyuapi langsung dari mulut ke
mulut,” kata Jiang sedikit mengancam. Dan karena itu, maka Luo Jing pun
meminumnya.
Dengan
pandangan tampak sedih, Luo Jing menanyaka jam berapa sekarang. Dan mendengar
itu, Jiang pun menanyakan apakah Luo Jing ingin kembali.
“Dia
berdarah dingin, tidak berhati. Dia memperlakukan ku seperti itu. Siapa yang
mau kembali? Aku marah,” gumam Luo Jing.
Setelah
selesai menyuapi Luo Jing. Jiang berdiri dan menjelaskan, “Aku sudah buat
taruhan dengannya.”
Wu
Mei dengan sikap gelisah sama sekali tidak bisa tenang. Lalu disaat itu, Zhang
Ji datang dan melaporkan mengenai keadaan Luo Jing yang sudah sadarkan diri.
Dan Zhang Ji menanyakan, bagaimana jika Luo Jing benar- benar tidak kembali.
“Jika
dia tidak kembali, maka biarkanlah. Apa menurutmu, aku masih peduli
tentangnya?” kata Wu Mei dengan sikap dingin. Lalu Zhang Ji pun mengundurkan
diri, dan pergi.
“Jika
kamu begitu hebat, maka jangan kembali selama hidupmu,” gumam Wu Mei. Lalu dia
memanggil Zhang Ji, dan memberikan perintah,” Jika ada kabar terbaru darinya,
laporkan padaku langsung.”
Mendengar
itu, Zhang Ji tersenyum. Dan mengiyakan. Lalu dia pergi.
Luo
Jing merasa cemas dan pesimis bahwa Wu Mei akan datang menjemput nya kembali.
Dan Jiang pun menenangkan agar Luo Jing tidak perlu khawatir, karena jika Wu
Mei beneran tidak datang untuk menjemput Luo Jing, maka dia akan membawa Luo
Jing dan menjaga Luo Jing dengan panik.
“Terima
kasih,” kata Luo Jing sambil tersenyum. Tapi tanpa semangat.
Untuk
membuat Luo Jing kembali bersemangat, maka Jiang menawarkan bahwa hari ini
apapun yang Luo Jing ingin mainkan, maka dia akan menemanin Luo Jing untuk
bermain. Dan Luo Jing pun langsung mengajak Jiang untuk mengikutinya.
Direstoran.
Setelah selesai bermain, Jiang mentraktir makanan untuk Luo Jing. Dan
menanyakan apakah Luo Jing sudah senang. Lalu Luo Jing pun menjawab bahwa hari
ini dia sudah cukup senang, karena dia sudah lama tidak bersenang- senang
seperti ini. Mendengar itu, Jiang juga ikut merasa senang.
“Aku
sedikit penasaran. Kamu mengenal tempat ini dengan baik, jadi biasanya… kamu
datang dengan siapa ke sini?” tanya Luo Jing, bercanda dan penasaran.
“Kamu
cemburu ya,” balas Jiang. Dan Luo Jing langsung menyangkalnya.
Dengan
gemas, Jiang mengulurkan tangannya untuk menyentuh wajah Luo Jing. Tapi Luo
Jing langsung memukul tangan Jiang agar tidak menyentuhnya.
Jiang
menjelaskan bahwa dia mengenal baik tempat ini adalah karena tempat ini
merupakan bagian dari harta kekayaan keluarganya. Dan mengetahui itu, Luo Jing
merasa sedikit kagum. Lalu tiba- tiba saja, Jiang mengucapkan terima kasih
kepada Luo Jing. Sehingga Luo Jing merasa heran.
“Gadis
kecil. Kamu tau? Tidak pernah ada siapapun yang bisa membuat ku merasakan itu.
Bersenang- senang dengannya, membeli barang untuknya. Jika itu mungkin, aku
berharap setiap hari bisa seperti ini,” kata Jiang dengan serius. Lalu dia
bertanya,” Apa kamu pikir aku akan kalah?”
“Dia
tidak akan datang mencariku. Kamu harus mempersiapkan 100 emas yang kamu
janjikan pada taruhan mu,” balas Luo Jing.
Luo
Jing kembali tampak pesimis dan sedih lagi. Jadi Jiang pun bercanda dan
berusaha membuat Luo Jing untuk tertawa lagi. Tapi Luo Jing tetap tampak sedih.
Sehingga Jiang pun menyemangati Luo Jing. Dia berjanji akan memarahi Wu Mei,
dan tidak akan membiarkan Wu Mei untuk
membully Luo Jing lagi.
“Itu
hanya akan merepotkanmu,” kata Luo Jing, pelan.
Pelayan
datang menghampiri Luo Jing dan Jiang. Dia memberitahu bahwa sekarang sudah
lewat tengah malam, jadi dia akan menutup toko. Dan Jiang pun mengeluarkan 1
gold, lalu memberikannya kepada si Pelayan.
“Aku
percaya ini masih sore sekarang,” kata Jiang. Dan si Pelayan langsung
mengiyakan, lalu dengan senang dia menerima gold tersebut.
“Aku
sudah bilang. Dia tidak akan datang mencariku,” gumam Luo Jing, sedih.
“Siapa
bilang? Jika dia tidak datang, maka aku akan merobek kediaman Yuan Zheng,” kata
Jiang, menyemangati. Dan Luo Jing tersenyum.
Kepala
Pelayan dan para pelayan bekerja sama. Mereka berdiri di depan halaman kamar Wu
Mei. Dan membicarakan tentang bulan malam yang telah terlihat di langit. Serta
warna langit yang sudah berubah menjadi gelap.
Tapi
seorang pelayan malah menghancurkan semuanya, “Dimana? Kenapa aku tidak bisa
melihat apapun ya?”
“Xiao
Huang, kamu harus berakting menggunakan perasaan,” kata Kepala Pelayan
mengingatkannya dengan suara pelan.
Didalam
kamar. Xiu Wen mendengar semua pembicaraan Kepala Pelayan dan para pelayan yang
berbicara dengan suara keras. Dan dia pun merasa gelisah.
Zhang
Ji datang dengan mengigit setangkai bunga mawar di mulutnya. Dan semua pelayan
langsung berseru bersamaan. “Itu dia. Itu dia.”
Kemudian
Xi Que muncul dan mendekati Zhang Ji. “Kekasih ku tercinta, kamu disini, ketika
aku disana. Kerinduan yang kumiliki untukmu hanya bisa di simpan di dalam hati.
Terkunci erat didalam hatiku,” kata Xi Que berakting.
Tidak
tahan mendengarkan semua drama mereka. Maka Wu Mei pun keluar dari dalam kamar,
lalu dia memarahi mereka. Dan dengan cepat, mereka semua pun langsung berlari
pergi. Kecuali Zhang Ji, karena Wu Mei memanggilnya. Jadi Zhang Ji pun terpaksa
menghampiri Wu Mei.
“Bagaimana
bisa kamu bergabung dengan mereka untuk membuat keributan?” tegur Wu Mei. Lalu
dia menanyakan dengan suara pelan,”Apa ada kabar baru?”
“Tidak
ada kabar baru untuk sekarang,” jawab Zhang Ji, cepat.
“Jadi
dimana mereka sekarang?”
“Toko
Dokter.”
“Bagaimana
bisa mereka masih disana? Cepat siapkan kuda. Sekarang,” perintah Wu Mei. Dan
Zhang Ji langsung mengiyakan.
Wu
Mei menaiki kuda, keluar dari dalam kediaman nya.
Jiang
berjalan- jalan bersama dengan Luo Jing. Lalu ketika berada di tengah jalan,
Jiang menanyakan apakah Luo Jing ingin melihat salju. Dan karena itu tidak
mungkin, maka Luo Jing pun mengatai Jiang gila.
“Tunggu
aku,” kata Jiang. Lalu dia masuk ke dalam sebuah tempat. Dan Luo Jing berdiri,
menunggu nya di depan pintu.
Tiba-
tiba tidak berapa lama setelah Jiang masuk ke dalam. Salju turun. Dan melihat
itu, Luo Jing merasa sangat kagum. Ternyata salju tersebut berasal dari
gumpalan es serut yang Jiang serta para bawahannya kipas- kipas dari atas
bangunan.
Luo
Jing tertawa dan berputar- putar menikmati salju tersebut. Dan melihat itu,
Jiang tersenyum lebar.
Tags:
Unique Lady
Lanjut dong min.. 😘
ReplyDeleteLanjut jangan lama lama ya😊
ReplyDelete