Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 08 – 2
Images
by : jTBC
Moo Jin pulang
dan menemukan In Ha yang duduk di taman dekat apartemen. Dia menanyakan keadaan
In Ha dan bertaya kenapa In Ha ada di sini?
“Aku ingin
pulang. Tapi, aku tidak ingin Soo Ho melihatku yang sangat kelelahan. Jadi, aku
beristirahat.”
Moo Jin tidak
berkata apapun dan membiarkan In Ha memeluknya.
--
Jin Pyo
bertemu dengan Dae Gil. Dia memberikan sekantong uang pada Dae Gil, dan meminta
ponsel Sun Ho. Dae Gil memberikan ponsel pengganti, dan memberitahu kalau dia sudah
membuang ponsel Sun Ho di hari kejadian itu. Dia mengambil SIM Card-nya dan
memasukkannya ke dalam ponsel itu. Jin Pyo jelas tidak percaya. Tapi, Dae Gil
tidak peduli.
Jin Pyo menebak
kalau Jin Pyo pasti sudah mengcopy isi ponsel Sun Ho ke ponsel lain. Dan dia bertanya
tujuan Dae Gil menelponnya tengah malam begini. Dae Gil menjawab kalau dia
merasa Eun Joo akan terjatuh suatu hari nanti, jadi dia memilih Jin Pyo sebagai
sekutunya karena merasa lebih aman.
“Putra
satu-satumu kecaduan judi, narkoba dan bahkan berhutang pada rentenir. Dan lebih
daripada itu, rentenir itu bahkan mulai mengancam hidupnya. Istrimu menjadi
shock dan akhirnya gila. Kau benar-benar menyedihkan.”
“Kenapa kau
tidak fokus saja mengurus keluargamu sendiri?”
“Jika kau
melukai putraku dengan cara apapun, aku akan membunuhmu putramu.”
“Dia sudah
mati bagiku,” jawab Dae Gil.
Tapi, itu
hanya di mulut saja. Saat dia tahu kalau Jin Pyo telah menyuruh orang menculik
putranya dan bahkan mengancam akan membunuhnya, Dae Gil menjadi takut. Dia berusaha
mengancam Jin Pyo juga dengan rekaman yang dimilikinya, tapi Jin Pyo tidak
takut. Jika Dae Gil menyebarkan rekaman itu, maka di saat itu juga, putra Dae
Gil akan mati. Toh, walaupun putra Dae Gil mati, tidak akan ada orang yang
peduli sama sekali, sama seperti anjing peliharaaan yang mati.
Pada akhirnya,
Dae Gil kalah pada ancaman Jin Pyo.
“Kau
terlihat sangat putus asa. Jadi, aku akan melepaskannya kali ini. Tapi, tidak
akan ada lain kali. Anak buahku akan mengikuti putramu terus seperti bayangannya.
Mereka akan mengawasinya siang dan malam. Jangan berpikir untuk melakukan
apapun dan hanya terus menunduk saja. Jangan menghilang. Jangan berhenti dari
pekerjaanmu sekarang. Hanya tetap tinggal di tempatmu biasanya. Dan mulai dari
sekarang, jika kau membutuhkan uang, kau hanya perlu meminta padaku secara
sopan. Kau pernah menjadi detektif. Bukankah memalukan bagimu untuk mengancam
orang, benarkan?” ujar Jin Pyo.
--
Di kamarnya,
Joon Seok terus mondar mandir dengan cemas. Dan dia mulai teringat kalau Young
Chul tahu dia mau menemui Sun Ho malam itu. Joon Seok hendak menelponnya, tapi
tiba-tiba Jin Pyo masuk ke dalam kamarnya.
Dia mengajak
Joon Seok untuk bicara.
“Ini apa
yang sering kakekmu sering katakan pada ayah : Titik mulai hidup seseorang sangatlah penting. Karena itulah yang akan
memutuskan bagaimana hidupnya akan terjadi. Kau terlahir di kelas atas. Itu
satu-satunya kesalahan yang kau punya. Fakta kalau kau adalah ketua karena kau
terlahir dari kalangan atas. Bahkan jika kau tidak berbicara jelas, para anak
itu akan menganggap perkataanmu sebagai perintah seolah mereka adalah pelayanmu.
Dan itu karena mereka terlahir seperti itu. Karena itulah bagaimana mereka
terlahir. Seorang pemimpin harus memiliki pikiran yang kuat. Kau tidak perlu
peduli apa yang orang lain katakan. Mereka semua tidak berguna. Jangan goyah
karena hal kecil. Hanya fokus untuk terus maju. Jika sesuatu menghalangi
jalanmu, aku akan melenyapkan itu tergantung pada hal itu. Kau harus tidur
sekarang,” ujar Jin Pyo.
Joon Seok
benar-benar senang mendengarnya dan semua kekhawatirannya hilang.
--
Pagi hari,
Soo Ho
berangkat sekolah. Dan aku tidak mengerti kenapa, kamera merekam saat Soo Ho memperbaiki
tali sepatu-nya. Apa ada sesuatu yang akan terjadi?
--
Di sekolah,
Soo Ho menghampiri Dong Hee. Dia sudah mendengar dari ibunya kalau kemarin
mereka bertemu dengan Dong Hee. Dan karena itu, dia mengajak Dong Hee untuk
bersama-sama menangkap pelaku-nya. Mereka tidak bisa mengharapkan sekolah dan polisi,
jadi mereka harus berusah sendiri.
“Bagaimana
caranya?”
“Joon Seok
adalah tersangka utama. Jadi, kita harus mencari buktinya. Kita harus mencari
bukti untuk mematahkan alibinya.”
“Bagaimana
cara kita melakukannya?”
“Itulah yang
harus kita pikirkan sekarang,” jawab Soo Ho. “Ah, aku menemukan ini di mobil
ayahku, jadi aku mengambilnya (kartu nama rep. choi). Aku sudah menghubunginya
dan berkata akan bertemu sepulan sekolah. Maukah kau ikut denganku? Kalau tidak
mau, tidak apa.”
--
Det. Park dan
det. Kim selesai menginterogasi tersangka, dan tidak menemukan petunjuk
mengenai tersangka utama yang mereka incar, Ki Deuk Cheol. Dan hal itu membuat
det. Park sangat stress. Det. Kim kemudian memberitahu kalau dia mendengar
informasi mengenai seseorang yang di sebut Mr. Ice. Dan anehnya, Mr. Ice itu
kemarin menghilang dari TKP yang mereka datangi. Atau dia kabur dengan Deuk Cheol?
Dia juga tidak begitu yakin, tapi dari yang dia dengar, ayah dari Mr. Ice adalah
polisi sehingga membuatnya menjadi berani.
“Siapa ayahnya?”
“Aku tidak
tahu nama asli dari Mr. Ice.”
Det. Park langsung
kesal mendengar jawaban dari det. Kim dan menyuruhnya untuk mencari tahu
sekarang! det. Kim langsung pergi.
Tidak lama,
Moo Jin datang dan Det. Park langsung menghela nafas panjang melihatnya.
--
In Ha sudah
menceritakannya pada Joon Ha, dan Joon Ha sangat marah.
In Ha juga
menelpon Jin Woo dan memberitahu hal itu. Dia meminta Jin Woo untuk memperhatikan
Dong Hee agar tidak di bully atau sejenisnya. Jin Woo mengerti akan hal itu.
Jin Woo juga
marah mendengar kejadian itu. Pas pula, Kang Ho datang dan menanyakan ada apa. Dia
bahkan berkata apa In Ha mengganggu lagi? Jin Woo jadi emosi dan berteriak
kalau In Ha tidak pernah begitu. Teriakannya menarik perhatian semua guru
lainnya. Jin Woo bahkan mengatakan kalah Kang Ho menyedihkan. Kang Ho jelas
marah, dan Jin Woo memilih keluar untuk menenangkan emosinya.
Jin Woo
berdiri di balkon dan melihat para siswa yang bermain di lapangan. Dia teringat
perkataan Dong Hee, kalau dirinya tidak berbeda dengan orang lain yang menganggapnya
hanya sebagai hantu.
--
Det. Park sudah
mendengarkan cerita Moo Jin. Tapi, semua itu masih dugaan dan mereka perlu
mendapatkan bukti nyata untuk mengubah dari bunuh diri agar bisa menjadi penyelidikan.
Dan karena itu, dia akan terlebih dahulu
mencoba bicara dengan Dong Hee.
“Jika itu
yang akan kau lakukan, maka tidak perlu. Dia sudah memiliki hidup yang sulit,
aku tidak ingin membuatnya lebih sulit,” ujar Moo Jin. “Kami akan mencari sendiri
buktinya.”
“Aku juga
merasa kalau ini bukan hanya masalah kekerasan sekolah. Aku bilang sulit untuk
mengadakan penyelidikan resmi. Aku tidak berkata kami tidak akan melakukan investigasi
sama sekali.”
“Apa itu artinya
kau mempercayai kami sekarang?”
“Spekulasi
tidak bisa menjadi bukti,” jawab Det. Park.
“Aku tidak
nyaman membiarkan polisi bicara sendiri dengan Dong Hee. Aku ingin di sana juga.”
Dan det. Park
setuju akan hal itu. Saat Moo Jin sudah mau pergi, dia malah mendengar det. Kim
yang melapor pada det. Park, mengenai ayah dari Mr. Ice. Ayahnya adalah satpam
di SMP Seah, Shin Dae Gil.
“Kelihatannya
dia keluar dari kepolisian karena putranya pemakain narkoba,” jelas det. Kim.
“Kau yakin?”
“Aku yakin
dia adalah ayah dari Mr. Ice. Tapi, departemennya dulu tidak mau bekerja sama. Jadi,
aku tidak tahu alasan pasti kenapa dia berhenti,”
--
Joon Ha
masih kesal dan menyarankan agar mereka memasang poster untuk mencari saksi
mata ataupun bukti. Pasti ada seseorang yang melihat pertemua mereka. Saat itu,
petugas polisi datang mencari In Ha. Itu karena In Ha membagikan kartu nama di
depan sekolah pada para murid, dan mereka mendapat laporan dari orang tua karena
hal itu meresahkan.
Dan orang
yang melaporkan adalah ibu Sung Jae. Dia juga mengumpulkan orang tua siswa yang
lain dan berusaha membuat mereka memusuhi In Ha. Seok Hee yang juga ada di sana,
sangat marah mendengar semua yang di katakan ibu Sung Jae. Seok Hee membela In
Ha yang adalah seorang ibu dan pasti melakukan hal tersebut demi anaknya. Jika
mereka ada di posisinya, mereka pasti akan melakukan hal yang sama. Mereka semua
kan ibu.
Saat itu,
Joon Ha datang dan langsung menyiram muka ibu Sung Jae dengan air.
“Apa kau
gila?!” marah ibu Sung Jae.
“Kau berkata
satu kata lagi, akan ku tunjukkan padamu apa itu sebenarnya gila. Sadarlah, kau
akan di hukum jika terus seperti ini.”
“Apa kau lupa
kalau suamiku adalah pengacara?!”
“Tuntut saja
aku. Kita akan lihat siapa yang akan menang pada akhirnya.”
Ibu Sung Jae
hanya bisa berteriak frustasi. Dan dengan tenang, Joon Ha pergi dari sana.
--
In Ha pergi
ke sekolah. Dan entah ada apa, karena mukanya terlihat sangat lelah.
Jin Woo sendiri
menghadap Sang Bok dan memberitahu mengenai Joon Seok yang mungkin adalah ketua
gang. Dan jelas saja, Sang Bok marah dan menyebut Jin Woo sudah gila. Jin Woo
menegaskan kalau Ki Chan juga mengatakan hal yang sama, tapi mereka tidak
percayanya. Sang Bok tetap ngotot kalau Jin Woo salah. Dia malah menyuruh Jin
Woo memberitahunya siapa yang mengatakan kalau Joon Seok adalah ketua gang. Jin
Woo jelas tidak mau memberitahu.
Sang Bok
terus memaksa Jin Woo memberitahu, dan akhirnya mereka bertengkar. Dia menyebut
Sang Bok menyedihkan, dan dia juga menyedihkan. Dan sekolah ini pun
menyedihkan!
“Kalau kau
merasa begitu, maka keluar saja!” perintang Sang Bok. “Jika kau tidak menyukai
di sini, kau harus pergi!”
Kang Ho yang
mendengar dari tadi, tidak bisa diam lagi. Dia berdiri dan berkata kalau dia yang
akan bicara pada Jin Woo. Dan jelas, kita tahu kalau Kang Ho melakukan itu untuk
menyelamatkan Jin Woo dari amukan Kang Ho.
--
In Ha
menemui Dae Gil. Dia menyapa Dae Gil dengan ramah. Dia sudah mau pergi, tapi,
Dae Gil tiba-tiba menghentikannya. Dae Gil memberikan sebuah pot berisi kaktus.
Dia ingin mengujungi Sun Ho, tapi tidak bisa. Jadi, dia memberikan kaktus itu
untuk Sun Ho. In Ha menerimanya dan berkata akan meletakkannya di kamar Sun Ho,
jadi Sun Ho bisa melihatnya ketika pulang (karena tidak boleh membawa tanaman
ke rumah sakit).
Dan aku curiga
ada sesuatu di bunga kaktus itu.
--
Dong Hee dan
Soo Ho menemui rept. Choi. Rept. Choi awalnya tidak mau mewawancarai Soo Ho
karena Soo Ho tidak mendapat izin dari Moo Jin. Tapi, dia tetap akan
mendengarkan cerita dari Soo Ho dan Dong Hee.
Mereka telah
selesai bicara. Rept. Choi berkata kalau dia akan menulis artikel tersebut,
tapi tidak bisa mempublikasikannya hanya berdasarkan cerita satu orang. Dia harus
mencari lebih banyak nara sumber. Soo Ho mengerti.
Saat di
dalam mobilnya, rept. Choi tersenyum senang, “Anak Oh Jin Pyo adalah orang yang
akan menghancurkan image ayahnya. Daebak!”
--
Jin Pyo menelpon
Eun Joo dan berkata kalau dia ada janji makan malam, jadi dia tidak akan pulang
terlambat.
Tapi, baru
selesai dia menelpon, dia jadi teringat saat dia melempar recorder kemarin
malam. Dengan panik, dia menyuruh supirnya untuk memutar balik mobil ke rumah.
--
Di rumah, Eun
Joo teringat dengan recorder yang kemarin di ambilnya dan belum di
dengarkannya. Jadi, dia memutuskan untuk mendengarkan isi recorder tersebut. Dan
apa yang di dengarnya, membuatnya terhenyak!
Jin Pyo
benar-benar panik, takut kalau Eun Joo akan menemukan recorder tersebut.
Eun Joo
menutup mulutnya dengan kaget mendengar isi recorder tersebut!
--
Moo Jin
seadng melihat kembali CCTV yang ada di dekat sekolah. Tapi, dia tidak
menemukan apapun. In Ha melihatnya dan merasa kesal karena mereka belum
menemukan bukti apapun. Moo Jin pun demikian.
“Tapi, kenapa
kau melihat ini?”
“Aku tidak
bisa berhenti memikirkan yang supir food truck itu katakan,” jawab Moo Jin.
Dan saat
itu, In Ha melihat sesuatu yang tidak asing. Sebuah mobil putih di rekaman
CCTV. Dia mengenali mobil itu.
--
Jin Pyo
pulang dengan panik dan berkata kalau dia meninggalkan sesuatu. Jin Pyo segera
ke ruang kerjanya dan memeriksa kolong, tetapi recorder tersebut tidak ada. Dan
dia melihat Eun Joo yang berdiri menatapnya sambil memegang recorder tersebut.
--
“Aku rasa
itu mobil Eun Joo. Itu mobil Eun Joo. Itu dia,” beritahu In Ha.
Dan mobil
itu mengarah ke gerbang belakang sekolah!
“Itu gerbang
sekolah!” ujar Moo Jin.
“Eun Joo ada
di sana malam itu!” sadar In Ha. “Dia ada di sana.”
Tags:
Beautiful World
Lanjut.....
ReplyDeleteLanjut min... Semangaaattttt
ReplyDelete