Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 08 – 1
Images
by : jTBC
Semua karakter, organisasi, tempat, kasus, dan
insiden dalam drama ini fiktif
“Kau bertemu
Sun Ho malam itu kan?” tanya In Ha.
“Ya.”
Flashback
Malam itu, Dong Hee berencana
bunuh diri dengan menabrakan diri ke mobil. Saat itu, ponselnya mendapat banyak
notifikasi pesan yang menyuruhnya untuk mati. Menyebutnya menjijikan. Mengejek
keluarganya yang hancur. Ibunya meninggalkannya.
Dan karena semua pesan itu, Dong
Hee berjalan ke jalan raya yang ramai. Sun Ho melihat hal tersebut. Dia melihat
hal yang Dong Hee lakukan!
“Dong Hee!!!” teriak Sun Ho.
Teriakan Sun Ho menarik perhatian
Dong Hee, hingga akhirnya Dong Hee batal untuk bunuh diri. Sun Ho lega melihatnya
dan berjalan menghampirinya.
Dengan ramah, Sun Ho menyapa Dong
Hee dan bertanya, “Apa kau dalam perjalanan pulang?”
“Kalau kau?”
“Aku hendak menemui seseorang,”
jawab Sun Ho. “Aku lega bertemu denganmu,” ujar Sun Ho dan mengeluarkan sebuah
buku dari tas-nya. “Kau sudah pernah membaca ini?”
“Belum.”
“Bacalah. Aku sudah membacanya 3
kali, dan setiap kali ku baca, terasa berbeda.”
“Aku akan membacanya dan segera
mengembalikannya padamu.”
“Aku membelikannya untukmu.”
“Untukku?”
“Ya. Kau kelihatannya suka membaca,”
puji Sun Ho.
Dong Hee berterimakasih. Sun Ho
kemudian mengeluarkan sebuah snack dan memberikannya pada Dong Hee. Sun Ho
berkata kalau snack itu akan bisa memberi kekuatan.
“Kau tahu? Jika kau cukup berani
untuk membunuh dirimu sendiri, kau bisa melakukan apapun. Jadi, kau harus
hidup. Kau harus terus maju. Kau bukanlah hantu. Anak-anak yang
menginjak-injakmu, hanya karena kau lemah… merekalah yang hantu. Jangan
menyerah! Jangan pernah menyerah!” ujar Sun Ho, menguatkan Dong Hee. “Sampai
jumpa di sekolah besok!”
Usai mengatakan hal itu, Sun Ho
berbalik pergi. Dong Hee sedikit meneteskan air matanya.
End
“Sun Ho
bilang, Sampai jumpa di sekolah besok?”
tanya In Ha memastikan. Dia menangis, karna hal itu membuktikan kalau Sun Ho
tidak mungkin berniat bunuh diri malam itu.
Dong Soo
meminta ponsel Dong Hee. Dia memarahi Dong Hee karena telah berpikir untuk mati
dan menyembunyikan semua masalah darinya. Dong Soo benar-benar marah dan
kecewa, apa Dong Hee kira dengan mati anak – anak itu akan menyesal? Tidak!
Mereka tidak akan menyesali apapun!
“Aku bisa
mengabaikan mereka,” ujar Dong Hee.
“Lalu
kenapa? Apa mereka memukul atau mengancammu? Kenapa kau ingin mati?!”
“Aku benci
semuanya. Aku benci karna miskin. Dan aku sangat takut kalau ayah akan mabuk
dan memukul kita lagi. Aku juga benci pada Ibu yang membuang kita. Aku paling
membenci diriku sendiri karena menjadi beban bagimu dan Sun Ho,” jujur Dong
Hee. “Aku adalah hantu. Mau hidup atau mati aku adalah hantu. Jadi, kupikir
lebih baik jika aku mati.”
“Kau sangat
bodoh! Kenapa kau merasa menjadi beban bagiku? Jika kau bilang begitu… jika kau
begini… kau sangat bodoh,” ujar Dong Soo penuh kesedihan. Dia kemudian berlari
keluar. Moo Jin segera mengejarnya.
Dong Hee
juga menangis, dan In Ha menenangkannya.
Moo Jin
meminta Dong Soo untuk tenang. Dong Soo tidak bisa terbawa emosi. Dong Soo
tidak bisa, dia akan menghajar semua orang yang telah mengganggu Dong Hee. Dia
tahu dimana semua orang itu tinggal dan dia akan menghajarnya sampai mati, jadi
mereka tidak bisa mengganggu Dong Hee lagi.
“Lalu
setelah itu bagaimana? Bagaimana?” tanya Moo Jin.
Dong Soo
menjerit frustasi. Hanya itu yang bisa di lakukannya untuk Dong Hee.
“Kau bisa
mendengarkannya. Kau bisa mendengarkan Dong Hee.”
“Lalu apa
yang akan berubah?”
“Aku tidak
bisa mendengarkan putraku sekarang walaupun aku ingin. Aku dapat
mendengarkannya tapi aku melewatkan kesempatan itu. kau tahu seberapa besar
penyesalanku? Dong Hee depat memberitahu apa yang di rasakannya untuk pertama
kalinya. Jika kau melakukan yang kau inginkan hanya karena kau marah, itu akan
membuat Dong Hee semakin merasa buruk. Kau akan membuatnya lebih hancur.
Mengatakan yang sebenarnya jauh lebih sulit daripada berkata dia baik-baik
saja, itu menunjukkan kalau dia mengeluarkan keberaniannya. Jadi, dengarkan
dia, peluk dan tenangkan dia. Kau bisa melakukan itu.”
“Tapi, itu
tidak bisa menyelesaikan apapun.”
“Apa yang
tidak bisa kau lakukan, tidak berarti orang dewasa dapat melakukannya. Semua
manusia itu lemah. Kita semua menderita karena hal yang tidak bisa kita
lakukan. Lakukan yang bisa kau lakukan sekarang. Lakukan saat ini. Aku sudah
kehilangan kesempatanku, tapi kau masih punya,” nasehat Moo Jin.
Dong Soo
menangis terisak-isak mendengarkan nasihat Moo Jin.
--
In Ha
membaca pesan chat group yang Dong Hee terima. Itu adalah pesan dari
teman-teman di SMP lamanya. Semua memaki dirinya dengan kasar. In Ha sampai
tidak habis pikir, kenapa semua anak-anak itu bisa seperti itu. Kenapa Dong Hee
tidak memberitahu apa yang terjadi?
“Karena
sangat jelas apa yang akan terjadi selanjutnya. Itu hanya akan membuat oppa
semakin buruk.”
In Ha
tiba-tiba menceritakan masa lalunya pada Dong Hee. Dia pernah tinggal hanya
berdua dengan saudaranya, Joon Ha. Saat itu musim dingin dan dia kelas 9.
Ayahnya sudah meninggal dan ibunya menghilang tiba-tiba, meninggalkannya dan
adiknya. Semua orang berkata kalau ibunya membuang mereka. Tapi, dia tidak
percaya hal itu, karena dia percaya pada ibunya. Dia pikir, ibunya akan kembali
sebelum dia bangun atau sebelum dia pulang sekolah. Dan hari demi hari
terlewati begitu saja. Ibunya kembali 3 tahun kemudian. Awalnya, saudara mereka
menunjukan rasa kasihan padanya dan membantu mereka dengan membawakan makanan
dan uang. Tapi, itu tidak lama. Saudara-saudaranya takut kalau mereka jadi
harus merawat mereka. Pada akhirnya, dia dan adiknya harus bertahan hidup. Saat
itu, dia sadar, ungkapan : “Semua akan
baik-baik saja selama kau merasa kaya di dalam dirimu” adalah bohong. Kau
tidak akan bisa mengatakan hal itu, jika kau pernah miskin dan susah. Ada
saat-saat dimana dia berpikir, lebih baik aku mati. Tapi, karena adiknya… Joon
Ha, dia harus berterimakasih padanya. Karena Joon Ha, dia bisa bertahan. Orang
lain berkata padanya kalau pasti sangat sulit harus menjaga Joon Ha seorang diri,
tapi Joon Ha adalah alasannya tidak menyerah. Joon Ha adalah alasannya mampu
melewati semua itu. Joon Ha sangat optimis dan ceria.
“Dong Soo
pasti merasakan hal yang sama. Dia dapat melewati hari demi hari karenamu.
Itulah kenapa dia sangat marah. Karena kau tidak mengerti yang di rasakannya.
Kau bukan beban baginya. Dia pasti merasa berat, tapi dia bisa melewatinya
karena kau. Lalu, kenapa pula kau merasa menjadi beban Sun Ho? Kau adalah teman
yang bisa di ajaknya bicara,” nasehat In Ha.
“Maafkan
aku.”
“Kenapa
harus minta maaf? Kau tidak tahu seberapa banyak keberanian yang telah kau
berikan padaku. Terimakasih banyak.”
“Tidak. Joon
Seok menjadi membenci Sun Ho karenaku. Aku tahu hal itu, tapi berpura-pura
tidak tahu,” beritahu Dong Hee. “Aku minta maaf baru memberitahumu sekarang?”
“Apa
maksudmu? Joon Seok membenci Sun Ho?”
“Sun Ho
pernah membelaku dan Joon Seok membencinya karena hal itu. Itulah awal mula…
Joon Seok mulai membully Sun Ho.”
In Ha
terkejut mendengar hal itu.
--
Joon Seok
menatap tubuh terbaring Sun Ho dengan penuh kebencian.
--
“Joon Seok
tidak pernah menunjukkannya di hadapan anak-anak lain. Dia memperhatikan dari
jauh dan mengontrol orang lain,” cerita Dong Hee.
Flashback
Saat itu, Ki Chan berpura – pura
menjadi Captain America dan memukuli Sun Ho. Young Chul yang ada di sana
ketakutan dan perlahan mundur. Tapi, Joon Seok ada di belakangnya.
“Kau ingin karakter baru? atau
haruskah kau kembali menjadi Sha Wujing (tokoh terlemah di Journey To The West
– Perjalanan ke Barat)?” tanya Joon Seok.
Mendengar ucapan Joon Seok, Young
Chul jadi terpancing. Dia berlari ke arah Sun Ho, dan menyingkirkan Ki Chan
agar dia sendiri bisa menghajar Sun Ho habis-habisan. Dia terus menendang Sun
Ho sambil berteriak kalau dia bukan Sha Wujing!
Dan Joon Seok duduk dan tersenyum
senang melihat hal tersebut.
--
Sun Ho masuk ke dalam kelas usai
di pukuli. Dia tampak kesakitan. Dong Hee dapat melihat wajah Joon Seok yang
sinis pada Sun Ho.
Joon Seok kemudian menghampiri
Sun Ho dan memberikan tumpukan kertas. “Guru les pribadiku mencarikan beberapa
pertanyaan yang mungkin akan keluar di ujian.”
“Aku tidak perlu,” jawab Sun Ho.
“Kau tidak pandai matematika. Ini
pasti akan membantumu,” ujarnya, berpura-pura baik.
Saat Joon Seok kembali ke
kursinya, teman sebangku Sun Ho memuji Joon Seok yang sangat baik. Dan Sun Ho
langsung memberikan tumpukan kertas yang di berikan Joon Seok pada temannya
itu.
Joon Seok melihat dari tempat
duduknya dan semakin marah.
End
“Joon Seok
berpura-pura baik ketika ada orang lain. Tapi, dia secara diam-diam
memanipulasi anak-anak dari belakang dan membuat Sun Ho menjadi penyendiri. Dia
bahkan membuat rumor. Joon Seok sangat kaya, dan dia juga punya nilai yang
bagus. Jadi semua orang selalu memujinya dan melakukan apapun yang dia suruh.
Tapi… Sun Ho berbeda. Jika Joon Seok melakukan hal yang salah, dia akan
memberitahu kalau itu salah. Itulah mungkin alasan kenapa Joon Seok membenci
Sun Ho. Dia melukai harga diri Joon Seok,” jelas Dong Hee.
“Apa mungkin
baginya untuk memanipulas anak-anak lain?” tanya In Ha. “Dia hanya anak berumur
16 tahun. Bagaimana bisa hal itu mungkin?”
“Aku tahu…
bisa betapa kejam-nya anak-anak. Aku pernah mengalaminya sekali.”
--
Joon Seok
masih di rumah sakit.
Flashback
Sun Ho berteriak agar Young Chul
berhenti, tapi Young Chul benar-benar gila dan terus menendang Sun Ho. Sung Jae
yang melihatnya jadi panik sendiri. Ki Chan bahkan langsung menarik Young Chul
agar berhenti.
“Aku bukan Sha Wujing! Ini adalah
permainan. Ini hanya permainan!” teriak Young Chul.
“Anak ini…. dia benar-benar
gila!” gerutu Ki Chan.
“Kau berkata untuk membuatnya
menyenangkan!”
“Aku sudah bersenang-senang, tapi
kau merusaknya!” marah Ki Chan.
Dan dengan tenang, Joon Seok
malah berkata kalau mereka harus ke akademi sekarang. Ki Chan menyarankan untuk
bolos saja, tapi tidak ada yang setuju. Saat semua sudah berjalan pergi, Sun Ho
bangkit.
“Bukankah kalian sudah kelewatan?”
Joon Seok berpura-pura baik. “3 lawan 1 itu terlalu kejam. Kau harus mandi
sebelum pergi ke akademi,” ujarnya dan berjalan menghampiri Sun Ho.
“Kenapa kau melakukan ini
padaku?”
“Lakukan apa?”
“Aku tahu kau yang membuat mereka
melakukan ini.”
“Hey, semuanya, apa aku yang
membuat kalian melakukannya? Kalian itu anak buahku atau sejenisnya? Tidak
kan?” tanya Joon Seok.
Dan Ki Chan langsung membenarkan.
Joon Seok langsung bertingkah tidak bersalah.
“Kenapa kau berubah?” tanya Sun
Ho.
“Kaulah yang berubah,” tekan Joon
Seok. “Hierarki itu berlaku dalam pertemanan. Berani sekali kau menasehatiku
padahal kau bukanlah apa-apa kecuali anak tukang roti!”
“Kau brengsek!”
Dan Joon Seok berbisik ke telinga
Sun Ho, “Da Hee adalah milikku. Dan jika kau memberitahu orang lain yang
terjadi hari ini, Soo Ho akan terlibat dalam game ini.”
Dan kita di perlihatkan 2 wajah
Joon Seok. Wajah baik dan jahat! “Ingatlah perkataanku dan jangan bertingkah
mulai dari sekarang!”
End
Joon Seok
menatap Sun Ho, “Ini semua karenamu! Kau yang membuat ini terjadi!”
Joon Ha
datang saat itu dan melihat Joon Seok yang ada di kamar Sun Ho. Joon Seok
berbalik dan memasang wajah sedihnya.
-Malaikat dan Iblis-
Eun Joo menemukan
tabung seperti lipstick gitu, dan dia menyembunyikan tabung itu di dalam laci rias-nya.
Sementara itu,
Jin Pyo memutuskan untuk mendengarkan recorder yang Dae Gil berikan padanya. Recorder
itu berisi pembicaraan Joon Seok dan Sun Ho malam itu, mengenai Da Hee. Jin Pyo
jelas terkejut.
Eun Joo melihat
Jin Pyo yang mondar mandir gelisah di ruang kerjanya dan bahkan membanting recorder
yang ada di tangannya. Setelah itu, Jin Pyo seperti menelpon seseorang.
--
In Ha pergi
ke rumah sakit. Dia mengingat lanjutan pembicaraannya dengan Dong Hee.
Flashback
In Ha bertanya mengenai Da Hee. Apa
ada sesuatu di antara Da Hee dan Sun Ho?
“Aku tidak tahu pasti. Tapi…”
“Tapi apa?”
“Joon Seok tidak pernah tertarik
pada Da Hee. Tapi setelah dia bermusuhan dengan Sun Ho, dia mulai baik pada Da
Hee.”
“Maksudmu… Joon Seok sengaja
melakukannya agar bisa menyakiti Joon Seok?”
“Kelihatannya begitu.”
End
In Ha
menghela nafas dalam. Dia menangis di dekat Sun Ho. Menangis karena tidak tahu
apapun selama ini.
--
Moo Jin mengantar
Dong Hee dan Dong Soo pulang. Moo Jin meminta maaf pada Dong Hee, karena
mungkin akan membuat posisi Dong Hee semakin sulit.
“Lebih berat
rasanya ketika aku harus bertingkah seperti tidak tahu apapun,” jawab Dong Hee.
Moo Jin benar-benar
berterimakasih pada Dong Hee. Dong Hee kemudian naik ke atap, dan memberikan
waktu untuk Dong Soo bicara dengan Moo Jin.
Moo Jin
berkata pada Dong Soo kalau dia tidak akan memberitahu apa yang Dong Hee
katakan paranya jika Dong Soo melarang. Dong Soo berkata tidak masalah, karna
Dong Hee kan tadi sudah bilang. Lagipula, pernyataan Dong Hee mungkin tidak
berarti apapun dan mungkin tidak akan ada yang percaya pada apa yang di
katakannya.
“Tapi kau percaya.
Kau, Dong Hee, dan keluargaku percaya padanya. Itu sudah cukup. Jika kita tidak
menyerah dan terus berusaha, kita pasti akan bisa menemukan sebuah petunjuk
ataupun saksi.”
“Aku harap
begitu,” ujar Dong Soo. Dia juga menyemangati Moo Jin agar dapat menemukan
penjahatnya dan memasukkkan ke dalam penjara. Dan dia juga menyuruh Moo Jin
untuk bersikap lunak ataupun kasihan pada pelaku walaupun pelakunya orang
kecil.
Moo Jin berkata
pada Dong Soo kalau dia yang akan mengatasi para anak-anak yang membully Dong Hee.
Dia akan menemui guru wali kelas di SMP Dong Hee. Dan dia menyuruh Dong Soo
untuk fokus bersekolah.
“Pak Guru! Kuatlah!”
ujar Dong Soo malu-malu dan langsung naik ke atap rumahnya.
Di atap,
Dong Hee belum masuk ke dalam rumah dan sibuk mengangkat jemuran. Dong Soo
membantunya mengangkat jemuran itu.
“Aku tidak
akan melakukan lagi. Tidak akan pernah,” ujar Dong Hee, berjanji. “Maaf.”
Dong Soo
tersenyum tipis pada Dong Hee. Dia tidak marah pada Dong Hee dan mengajaknya
untuk masuk ke dalam rumah.
--
In Ha
mendapat laporan dari Joon Ha kalau Joon Seok datang kemari tadi. Joon Ha bahkan
berkata kalau dia sudah akan marah pada Joon Seok tadi, tapi tidak bisa karena
Joon Seok terlihat depresi dan terus minta maaf. Sementara anak-anak lain yang
memukul Sun Ho malah tidak datang sama sekali.
In Ha
menghela nafas sangat dalam, dia sudah tahu yang sebenarnya, jadi tidak tertipu
lagi. “Kita harus pindah ke rumah sakit lain.”
“Kenapa?”
“Ini bukan
tempat untuk Sun Ho.”
“Kenapa begitu
tiba-tiba?”
“Aku akan
menjelaskannya nanti,” ujar In Ha dan pergi dari rumah sakit.
--
Joon Seok
sudah pulang dan memberitahu Eun Joo kalau tadi dia menjenguk Sun Ho. Eun Joo khawatir
dan bertanya kenapa Joon Seok tidak memberitahunya? Apa ibu Sun Ho ada mengatakan
sesuatu?
“Dia tidak
ada di sana tadi.”
Eun Joo kemudian
memberitahu Joon Seok kalau In Ha bilang ingin bicara dengan Joon Seok. Dia juga
tidak tahu apa, dan In Ha hanya berkata akan berkata langsung para Joon Seok. Joon
Seok tersenyum dan berkata kalau dia yakin itu pasti soal Ki Chan.
“Apa kau
baik-baik saja? Melihat Sun Ho, pasti sangat sulit.”
“Ibu ingin
aku merasa begitu?” tanya Joon Seok kesal.
“Kenapa kau
berkata seperti itu?”
“Ibu masih
tidak percaya padaku, kan? Ibu pikir kalau itu bukan kecelakaan kan?”
“Cukup. Ayah
ada di rumah.”
“Marah saja padaku!
Teriak dan katakan kalau aku orang jahat! Ibu selalu memata-mataiku dan mencurigaiku.
Ibu membuatku gila! Aku merasa seperti di hukum setiap hari. Aku tertekan!”
“Kau bahkan
tidak bisa menahan semua itu?” marah Eun Joo. “Benar. Ibu tidak sepenuhnya
percaya pada yang kau katakan. Jadi kenapa, kau ingin Ibu tidak bertanya
apapun? kau ingin Ibu tidak melakukan apapun karena kau merasa tertekan?! Kau kira
Ibu punya pilihan? Ibu juga manusia sepertimu! Ibu bingung, cemas dan melalui
hal yang berat juga. Ibu berdoa setiap hari berharap kalau itu benar-benar kecelakaan.
Ibu berdoa memohon pengampunan atas apa yang ku lakukan demi putraku. Karena kau
adalah segalanya bagi ibu. Karena ibu ingin melindungimu walau berapapun
harganya. Tolong… jangan bertingkah seperti ini. Ibu tidak bisa terus maju,
jika kau bertingkah seperti ini.”
“Aku tidak
memintanya. Itu adalah pilihan ibu sendiri!” tegas Joon Seok. Eun Joo terhenyak
mendengarnya.
Eun Joo
keluar dari kamar Joon Seok dengan lunglai. Jin Pyo melihatnya, dan bertanya ada
apa? Eun Joo berbohong kalau tidak ada apapun. Dia kemudian bertanya Jin Pyo
hendak kemana larut malam begini?
“Aku hendak
mengurus sesuatu. Tidak akan lama. Dan juga, kita harus mengirim Joon Seok
sekolah ke Inggris.”
“Inggris?”
“Kau juga
harus ikut dengannya sekitar setahun dan menenangkan diri. Aku akan
menjelaskannya secara detail,” ujar Jin Pyo dan berlalu pergi.
Eun Joo
merasa curiga. Dia jadi teringat kalau melihat Jin Pyo membanting sesuatu di
ruang kerjanya tadi. Jadi, secara diam-diam, Eun Joo masuk ke dalam ruang kerja
Jin Pyo dan mulai menggeledah laci meja Jin Pyo. Dia mau mencari apa yang Jin Pyo
lempar. Dan dia menemukan recorder di bawah rak meja.
Eun Joo mengambil
recorder itu dan hendak mendengarkan isi-nya, tapi belum sempat, dia mendengar
bunyi bel rumah. Jadi, Eun Joo menyembunyikan recorder itu di dalam saku
bajunya.
Yang datang
adalah In Ha. In Ha membahas mengenai Joon Seok yang datang ke rumah sakit. Eun
Joo berpura-pura baru tahu, dan berkata kalau mungkin Joon Seok ke sana karena
dia ada bilang pada Joon Seok kalau In Ha ingin bicara. In Ha langsung ingin
menemui Joon Seok. Eun Joo mengiyakan dengan ragu dan menyuruh In Ha untuk duduk
terlebih dahulu. Dia juga menawarkan minuman.
“Aku ingin bicara
denganmu terlebih dahulu,” ujar In Ha.
Eun Joo
semakin cemas.
--
Moo Jin
pergi ke kantor polisi menemui det. Park. Saat itu, det. Park baru saja siap
dari kembali menangkap tersangka. Jadi, dia tidak punya waktu untuk Moo Jin dan
berkata kalau dia akan menghubungi Moo Jin besok.
Moo Jin mendapat
telepon dari Joon Ha.
--
“Apa yang
ingin kau bicarakan?” tanya Eun Joo.
“Kau… apa
kau tahu sudah dari awal? Kalau Joon Seok adalah ketua geng? Apa kau tahu hal
itu?”
“Ah, apa ini
karena Ki Chan? Aku rasa kau sudah salah paham, dan berniat menelponmu. Itu tidak
benar,” bantah Eun Joo.
“Aku ke sini
bukan karena apa yang Ki Chan katakan.”
“Lalu apa? Siapa
yang akan mengatakan nonsense seperti itu?” Eun Joo masih terus berusaha membantah.
“Siapa yang
memberitahu itu tidak penting.”
“Itu penting
bagiku. Kau jadi salah paham pada putraku.”
“Kau bilang
aku salah paham, tapi tidak. Joon Seok bukanlah penonton, dia memanipulasi anak
lain untuk membully Sun Ho.”
Eun Joo
masih terus dan terus membantah. Dia masih berkeras kalau dia berkata benar. Tapi,
In Ha tidak percaya sama sekali padanya. Dia bahkan mulai meragukan kebaikan dan
air mata yang Eun Joo tunjukkan. Dia mengira kalau itu semua asli dan dia
merasa tersentuh, tapi kini tidak lagi. Entah seberapa banyak kebohongan yang
Eun Joo sembunyikan.
“Itulah yang
menggangguku. Kenapa kau berusaha sangat keras untuk jujur padaku? Kau kelihatannya
sangat jujur dan tulus sehingga menyentuhku. Aku merasa kalau kau berempati padaku.
Aku terus berpikir saat dalam perjalanan kemari. Apa yang akau ku rasakan jika
aku menjadi dirimu? Jika Sun Ho hanyalah penonton, dapatkah aku menjadi jujur
sepertimu? Aku rasa aku tidak bisa. Itulah ketika aku mulai berpikir, hanya
orang yang mempunyai banyak ha yang harus di sembunyikan, yang akan berusaha untuk
terlihat seperti orang jujur. Apa aku salah?”
“Kau salah. Kau
sangat salah. Kau salah menilai niat baikku. Ini tidak seperti kau.”
“Biarkan aku
bertanya satu hal. Apa kau benar-benar menjemput Joon Seok dari akademi malam
itu?”
Eun Joo
terkejut mendengar pertanyaan itu. Joon Seok melihatnya dari jendela kamarnya. Eun
Joo berusaha menyembunyikan keterkejutannya dan bahkan berkata kalau CCTV telah
membuktikan hal tersebut. Dia bahkan marah saat In Ha mulai mencurigai Joon Seok
sebagai pelaku.
“Seorang murid
bertemu Sun Ho kebetulan hari itu. Sun Ho bilang padanya akan menemui seseorang.
Dan dia dalam perjalanan ke sekolah. Jika mereka setuju untuk bertemu di
sekolah, maka itu pasti dengan murid yang lain.”
“Aku akan
menegaskannya padamu, Joon Seok pulang ke rumah bersamaku. Dan dia tinggal di
rumah.”
“Sejujurnya,
aku tidak percaya padamu.”
“Aku juga
tidak memaksamu untuk percaya. Kau mengira kalau Joon Seok adalah ketua gang. Baiklah,
kalau kau berpikir begitu. Semuanya bagimu mungkin terlihat mencurigakan. Tapi…
aku menangis dengan tulus dan meminta maaf secara tulus. Aku tulus menolongmu
dan berdoa setiap hari agar Sun Ho bangun. Apapun yang orang katakan, aku tetap
di pihakmu. Aku pikir menjadi penonton saja sudah mengerikan. Tapi, semuanya
salah. Kau telah melewati batas.”
In Ha hanya
meminta agar Joon Seok di pertemukan dengannya, tapi Eun Joo menolak. Dia
mengusir In Ha pulang. Mereka bisa lanjut bicara kalau In Ha sudah lebih
tenang. In Ha menjawab kalau dia sangat tenang sekarang ini. Eun Joo tetap tidak
ingin mempertemukan In Ha dengan Joon Seok.
“Aku ingin
melindungi putraku juga,” tegas Eun Joo.
Sebelum pergi,
In Ha memberitahu Eun Joo kalau dia akan memindahkan Sun Ho ke rumah sakit lain
begitu menemukan rumah sakit baru untuk Sun Ho.
“Eun Joo! Aku
ingin mempercayaimu juga. Segala yang kau katakan, aku berharap itu benar. Tapi…
aku tidak percaya kau sekarang ini!”
Setelah In
Ha pergi, Eun Joo langsung ke kamar Joon Seok. Dia dengan panik bertanya pada
Joon Seok, bukankah Joon Seok bilang tidak ada yang tahu mengenai pertemuannya
dengan Sun Ho malam itu?
“Coba ingat
lagi,” pinta Eun Joo.
“Tidak ada
yang tahu. Aku tidak memberitahu siapapun.”
“Lalu siapa?
Apa mungkin ada catatan pertemuanmu dengan Sun Ho di ponsel-nya?”
“Tidak. Kami
membuat janji temu langsung.”
Dan Joon
Seok mulai curiga. Pasti dia curiga dengan Young Chul, karena hanya Young Chul
yang tahu kalau dia akan bertemu Sun Ho malam itu.
Tags:
Beautiful World