Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 07 – 2
Images
by : jTBC
Eun Joo
pergi ke kamar Joon Seok, dan melihat Joon Seok yang tertidur di atas meja. Dia
membangunkan Joon Seok agar pindah tidur ke dalam kamar, tapi, Joon Seok tidak
merespon sama sekali. Tangan Joon Seok malah terkulai lemas, jatuh ke lantai,
dan darah mengalir dari tangannya. Eun Joo berteriak melihat tangan Joon Seok
yang berdarah. Dia berteriak histeris memanggil nama Jin Pyo!
Dan semua
itu hanyalah mimpi buruk. Jin Pyo bingung melihatnya, apalagi Eun Joo langsung
berlari ke dalam kamar Joon Seok untuk memastikan keadaan Joon Seok. Dia sangat
lega karena melihat Joon Seok baik-baik saja dan langsung memeluknya dengan
erat.
“Semuanya
akan berlalu. Baik-baik saja. Semua akan baik-baik saja,” bisik Eun Joo.
Jin Pyo
melihatnya.
--
Pagi-pagi,
Soo Ho bersiap ke sekolah. dia mengenaka roll rambut di poninya. Sepertinya,dia
berusaha bersikap seperti biasa. Dia bahkan memuji sandwich In Ha yang terbaik
dan paling enak. In Ha menanyakan keadaan Soo Ho sekolah karena dia khawatir
jika Soo Ho akan di bully karena petisi yang di buatnya.
“Aku berharap
ada masalah, ternyata malah tidak terjadi apapun. Hanya lebih dari 160 orang
yang menandatangani petisi itu.”
“160 itu
artinya lebih dari 0.”
“Aku perlu
lebih dari 10.000 tandan tangan untuk membuat issue.”
“Jangan
kecewa.”
“Tidak kok,”
jawab Soo Ho. “Tapi, ibu. Tidak ada.”
“Apa itu?”
“Ini mungkin
hanyalah kebohongan. Tapi Ki Chan bilang kalau Joon Seok adalah ketua geng-nya.”
In Ha jelas
kaget mendengarnya.
--
In Ha pergi
ke rumah Seok Hee. Dan melihat In Ha, Seok Hee jelas senang dan mengundang In
Ha untuk masuk. Tujuan In Ha datang adalah untuk menanyakan pada Young Chul,
apa benar Joon Seok adalah ketua geng-nya?
Seok Hee
menyuruh Young Chul untuk jujur. Dan Young Chul tanpa rasa bersalah bohong
kalau Ki Chan lah ketua geng-nya. Ki Chan takut kalau orang-orang akan tahu
kalau dia yang memimpin, jadi dia memfitnah Joon Seok. Dia juga ikut menghajar Sun
Ho, karena takut Ki Chan akan menghajarnya jika tidak ikut.
“Ki Chan
memukulmu? Kenapa kau tidak bilang padaku?!” marah Seok Hee.
“Dia tidak
bisa memukulku lagi sekarang. Aku tidak takut padanya lagi. Dia tidak bisa menggangguku
sekarang.”
“Apa kau
benar-benar jujur?” tanya In Ha.
“Ya. Joon Seok
hanya menonton saja.”
In Ha masih
ragu pada pernyataan Young Chul.
Seok Hee pun
demikian. Dia bertanya memastikan pada Young Chul setelah In Ha pergi. Young Chul
terus bersikeras kalau dia jujur. Seok Hee juga menyuruh Young Chul untuk
memberitahunya kalau Ki Chan memukulnya lagi.
“Dia tidak
bisa lagi sekarang. Joon Seok adalah sahabatku.”
“Apa maksudmu?”
“Tidak ada
yang bisa menyentuh sahabat Joon Seok,” jawab Young Chul dengan sombongnya.
--
Joon Seok mendapat
laporan dari Young Chul mengenai In Ha yang menanyainya. Jadi, dia memberitahunya
kepada Eun Joo. Dia menyuruh Eun Joo untuk tidak usah khawatir karena Young Chul
tidak akan mengatakan apapun. Dan sepertinya Ki Chan yang memberitahu Soo Ho,
tapi tidak usah takut, karena tidak ada yang mempercayai Ki Chan. Dia yang akan
mengatasi Ki Chan.
Eun Joo
takut dan menyuruh Joon Seok untuk tidak melakukan apapun. Apapun yang Ki Chan
lakukan, Joon Seok harus berpura-pura tidak tahu apapun. Dia yang akan
mengurusnya.
“Kalau gitu,
pindahkan saja Ki Chan ke sekolah lain. Sebuah kata dari Ayah bisa langsung
menyelesaikan semuanya.”
“Ayah tidak
bisa melakukannya begitu saja. Dan dia tidak harus melakukannya.”
“Kenapa
tidak? ibu juga bisa melakukan sesuatu. Pokoknya, jangan khawatir. Ki Chan tidak
akan melakukan apapun.”
--
Sang Bok mengumumkan
pada semua guru kalau komunitas anti bully memberitahu kalau orang tua Sun Ho
meminta sidang ulang. Jadi, sampai semuanya jelas, hukuman kerja sukarela para
siswa akan di tunda sementara ini. Dan Jin Woo harus membantu semua siswa di
kelasnya untuk bersikap seperti biasa saja lagi. Dia juga memerintahkan agar semua
guru memastikan tidak ada gosip di antara para murid.
Tidak lama,
Dae Gil masuk ke dalam sana. Semua jelas bingung. Dan ternyata Sang Bok yang
memanggil Dae Gil. Dia memperkenalkan Dae Gil adalah satpam di sekolah mereka
dan adalah mantan detektif di Unit Kejahatan Kekerasan. Dan karena pengalamannya,
Dae Gil bisa mencegah dan mengatasi apa yang di alami oleh Sun Ho. Karena itu, direktur
memberi penghargaan pada Dae Gil. Dia menyerahkan amplop berisi uang pada Dae
Gil. Dae Gil menolak untuk menerima, tapi Sang Bok meletakkan amplop itu di
tangannya.
Saat rapat
selesai, Jin Woo menghampiri Dae Gil. Dia menanyakan CCTV. Kan mereka mengganti
CCTV dengan yang baru, jadi dia mau tahu CCTV yang lama di apakan?
“Perusahaan
security mengumpulkannya.”
“Bisakah aku
meminta nomor perusahaan itu?”
“Mereka
pasti sudah menghancurkannya sekarang,” jawab Dae Gil. “Tapi, pak Guru, kenapa
kau tiba-tiba menanyakannya?”
“Tidak ada apa-apa,”
jawab Jin Woo dan berlalu pergi.
--
Jin Woo
masuk ke dalam kelas. Di dalam kelas, suasana sangat sepi.
Jin Woo menulis
di papan tulis : uhavegotmyworld@naum.com
Itu adalah email pribadi yang baru Jin Woo buat. Jadi, jika ada yang ingin di
katakan padanya, mau mengenai masalah apapun, bisa mengirim email padanya. Dia
akan berusaha membantu dan bahkan merahasiakan identitas pengirim. Dia berjanji,
dia bisa di percayai (Jin Woo menatap ke Dong Hee).
Joon Seok
tampak tidak suka. Young Chul, Sung Jae dan Ki Chan terus menundukkan kepala. Dong
Hee berusaha acuh.
--
Joon Seok,
Young Chul, dan Sung Jae berkumpul bersama. Mereka menggerutu mengenai tingkah
Jin Woo. Dan mereka mulai khawatir kalau Jin Woo mungkin percaya dengan yang Ki
Chan katakan. Dan saat sedang membahas hal itu, Young Chul mulai berani melawan
Sung Jae.
“Haruskah
kita melakukan game lagi?” tanya Young Chul pada Joon Seok. “Kali ini, Ki Chan
adalah ant-man, dan aku adalah Captain America.”
“Kau jadi
semakin mirip dengan Ki Chan,” ujar Sung Jae.
“Perhatikan
yang kau ucapkan itu! Kenapa aku seperti dia?!” marah Young Chul.
“Kau sama
seperti dia!”
“Kau mau
mati?!” tantang Young Chul (Issh, kesal kali lihat anak ini. Pengecut yang
bertingkah karena merasa ada backingan, Joon Seok!)
Mereka mulai
bertengkar, dan Joon Seok melerai mereka. Dia menegaskan kalau Ki Chan lah yang
berbohong, jadi abaikan saja dia. Dia juga memberitahu kalau Sun Ho ada di
rumah sakit kakek-nya.
--
Joon Ha dan
In Ha ada di toko. Joon Ha memberitahu kalau dia sudah mencari sedikit informasi
mengenai reporter Choi. Dan dari hasil pencariannya, reporter Choi itu benar di
tuntut sekali karena memperkosa pelayan bar.
“Apa?! Bagaimana
bisa pria sepertinya masih menjadi jurnalis?”
“Dia baru-baru
ini di nyatakan tidak bersalah karena tidak ada bukti.”
“Jadi?”
“Dia jelas
mempunyai lebih banyak kekuatan (kedudukan) daripada pelayan itu. Aku dapat
menebak apa yang terjadi.”
Dan In Ha
memutuskan untuk membuang kartu nama reporter Choi saja. Dia kemudian membawa
tumpukan kartu namanya ke dalam tas. Dia akan membagikannya pada siswa SMP Seah.
Joon Ha jelas khawatir, karena sekolah pasti tidak akan suka. In Ha mengabaikannya.
Setelah In Ha
pergi, Joon Ha mendengar ponsel In Ha yang berbunyi. Telepon dari Eun Joo. Joon
Ha mengangkatnya dan memberitahu kalau In Ha meninggalkan ponselnya dan pergi
ke sekolah. Apa ada hal penting?
--
Reporter Choi
menemui Moo Jin di rumah sakit.
“Darimana
kau tahu nomor ku?” tanya Moo Jin.
“Seorang
teman universitas bekerja di tempat yang sama dengan Anda. Aku ingin menulis
artikel mengenai apa yang terjadi pada putra Anda. Tapi, sekolah dan polisi
terus menolak untuk bekerja sama. Dan aku harus mendengarkan dari keluarga
korban terlebih dahulu. Aku membaca petisi yang putrimu upload. Dan kelihatannya
sama seperti Anda, tidak berpikir kalau putra Anda melakukan bunuh diri. Apa
ada alasannya?”
“Kami ada
kecurigaan tapi kami tidak punya bukti jelas-nya. jadi, aku tidak merasa kami
berada di posisi dapat merilis artikel.”
“Aku juga
tidak ingin merilis artikel hanya berdasarkan kecurigaan. Aku akan mendengarkan
Anda terlebih dahulu dan menilai seberapa banyak ceritamu dapat di publikasikan.”
“Aku tidak
bisa membiarkan penilaian orang lain mempengaruhi keluargaku.”
“Aku mencoba
menulis artikel untuk menolong mu dan keluargamu.”
“Terimakasih
atas tawaran Anda, tapi aku harus sangat berhati-hati. Aku akan menelponmu
setelah memutuskan.”
“Aku tahu Anda
adalah ayah, tapi Anda juga adalah guru. Selain dari yang terjadi pada Sun Ho,
ada banyak masalah juga dengan Komite Kekerasan Sekolah. Jika artikel Sun Ho dapat
membantu meningkatkan masalah, aku rasa itu akan sangat berarti.”
Moo Jin
tetap menolak. Dan Ji Kyung terus membujuknya. Sadar kalau Moo Jin tidak akan
bisa di bujuk, dia tidak memaksa lagi. Dan setelah Moo Jin pergi, Ji Kyung
langsung ngedumel kesal, padahal dia ingin memberi pelajaran pada Jin Pyo.
--
Sang Bok
menelpon Jin Pyo dan memberitahu kalau seorang reporter bernama Choi Ji Kyung
terus berusaha menggali informasih mengenai korupsi di yayasan.
“Jangan merespon
apapun, dan abaikan saja dia,” perintah Jin Pyo.
“Kita terus
mengabaikannya, tapi aku yakin dia sudah mengunjungi orang tua Sun Ho juga. dan
aku khawatir kalau dia mungkin akan mempublikasikan artikel skandal.”
Jin Pyo menyuruh
Sang Bok tidak khawatir karena mereka telah melakukan sesuai buku panduan.
Tapi,
setelah menutup telepon, Jin Pyo tersenyum sinis sekaligus kesal. Sepertinya dia
dan Ji Kyung saling mengenal.
--
Jam pulang
sekolah,
In Ha
berdiri di depan gerbang sekolah. Dia menyapa semua siswa yang keluar dan
menanyakan apakah mereka kelas 9. Dia memperkenalkan dirinya adalah ibu Sun Ho,
dan jika mereka tahu sesuatu, mereka bisa menghubunginya. Dia membagikan kartu
namanya.
Dari jauh,
Eun Joo melihat apa yang In Ha lakukan tersebut. Dia tampak cemas.
In Ha sudah
membagikan banyak kartu namanya, tapi ternyata semua kartu nama yang di
bagikannya, di buang oleh para siswa tersebut. In Ha hendak memungutnya, tapi Eun
Joo muncul tiba-tiba dan membantunya memungut kartu namanya. In Ha mengira
kalau Eun Joo datang untuk menjemput Joon Seok.
“Tidak, Joon
Ha bilang padaku kalau kau di sini,” jawab Eun Joo. Dan dia menawarkan untuk
membantu In Ha. In Ha menolak bantuannya.
“Oh, apakah
kau sudah bilang pada Joon Seok kalau aku ingin bicara dengannya?”
“Ah, aku
minta maaf. Aku benar-benar lupa. Aku akan memberitahunya hari ini.”
In Ha
mengerti dan mulai membagikan kartu namanya lagi.
Dae Gil juga
melihat apa yang In Ha lakukan tersebut.
--
Det. Park meminta
Jin Woo menemuinya di kantor polisi. Dia memperlihatkan rekaman CCTV di hari
kejadian, dimana saat Sun Ho pergi dari akademi, dia bertemu dengan seorang
gadis di jalan.
“Sebagaimana
yang kau tahu, tidak ada satupun yang mengatakan bertemu Sun Ho di hari itu. Dapat
kau mengenali siapa ini?”
“Aku tidak
bisa mengenalinya dari kamera ini.”
“Dapatkah
setidaknya kau menebaknya?”
“Entahlah.”
“Mungkinkah
itu Da Hee?”
“Da Hee
berambut panjang dan cukup kurus. Dan gadis ini tidak setinggi Da Hee.”
“Jika kau
melihat CCTV ini, kau bisa melihat kalau ada gantungan boneka di tas gadis ini.
dapatkah kau memeriksa, apakah ada seseorang di kelas Anda yang mempunyai tas
dan gantungan boneka serupa?”
“Ya, aku
akan memeriksanya. Tapi, apa Anda juga merasa kalau mungkin saja ada seseorang
yang mendorongnya dari atap sekolah?”
Det. Park tidak
bisa menyatakan demikian. Makanya dia menyelidikinya sendiri. Dan ini bukanlah
kompetisi resmi, itulah kenapa dia meminta Jin Woo yang kemari, bukannya dia
yang ke sekolah. Jika dia ke sekolah, maka para atasan akan menjadi sensitif.
--
Dan kita melihat
kalau Dong Hee mengenakan tas serupa dengan gadis di CCTV dan juga ada
gantungan boneka di tasnya.
Dong Hee
pulang ke rumah dan melihat Moo Jin yang sudah menunggu di depan rumah. Moo Jin
menyapanya dengan ramah. Dia melihat seragam Dong Hee, dan bertanya ada di
kelas berapa Dong Hee?
“Aku senior.”
“Lalu, kau
harusnya mengenal putraku. Park Sun Ho adalah putraku.”
“Aku ada di
kelas yang sama dengannya,” beritahu Dong Hee dan terus menunduk.
Moo Jin
datang membawakan beberapa makanan untuk Dong Hee dan Dong Soo. Dia merasa
tidak sopan karena datang dengan tangan kosong saat mengunjungi seseorang. Dia kemarin
datang terburu-buru dan tidak membawa apapun, jadi dia membawakannya hari ini.
Dong Hee mengangkat
jemuran sebelum masuk ke dalam rumah. Moo Jin bertanya pada Dong Hee, apakah
Dong Soo pulang kemarin? Dong Hee mengangguk.
“Apa kau ada
bilang padanya untuk menelponku?”
“Ya.”
“Oppa-mu
pasti sangat marah denganku. Dia tidak menjawab teleponku.”
“Haruskah
aku mencoba menelponnya lagi?” tanya Dong Hee.
“Tidak, aku hanya
akan berkunjung lagi.”
Moo Jin
sudah hendak pergi, tapi saat dia berbalik, ternyata Dong Soo sudah pulang ke
rumah. Jadi, Dong Hee memilih pergi untuk memberikan waktu bagi oppanya untuk
bicara dengan Moo Jin.
Dong Soo meminta
agar Moo Jin membawa kembali makanan itu, dia tidak perlu belas kasihan.
“Kenapa aku
harus kasihan padamu? Aku lah yang paling memprihatinkan sekarang ini. Kau tahu
siapa yang harus di kasihani? Adalah orang yang hidup dengan mematuhi aturan yang
di bentuk masyarakat, dan akhirnya malah melewatkan hal penting di hidup ini. Mungkin
mereka adalah orang bodoh. Kau tidak memprihatinkan sama sekali. Kau mengganggumkan
dan hebat. Kau masih muda tapi kau sudah menjaga adikmu, dan tahu tidak ada
yang gratis. Kau bekerja keras untuk hidup. Aku tidak merasa aku akan mampu melakukan
apa yang kau lakukan. Juga, apa yang salah dengan di kasihani? Sangat mengerikan
hidup di dunia dimana tidak ada seorang pun yang mengasihani orang lain. Merasa
bersalah untuk orang lain adalah hal yang indah. Demi menenangkan, aku
mengatakan hal yang tidak bertanggung jawab. Untuk anak yang merasa putus asa,
aku berkata untuk berani. Melewati hari demi hari saja sudah susah, apa lagi
yang bisa kau lakukan? Benar? Aku minta maaf telah memukulmu. Aku terlalu emosi
saat itu dan melampiaskannya padamu. Aku sangat risau hari itu.”
“Kenapa Anda
risau?”
“Karena orang
dewasa terlalu buruk. Kau tidak bisa menghubungi ibumu sama sekali?”
“Aku tidak
memerlukannya. Aku juga tidak akan menemuinya walaupun dia datang.”
Dan Moo Jin
memberikan sebuah amplop pada Dong Soo. Itu adalah uang gaji Dong Soo yang
telah di mintanya. Dan dia juga akan membantu Dong Soo menemukan pekerjaan,
jadi Dong Soo harus tetap bersekolah. Dia sudah mengambil cuti, jadi dia
mempunyai banyak waktu. Dia juga akan sering mengunjungi Dong Soo.
“Apa Anda
mengambil cuti karena apa yang terjadi pada putra Anda?” tanya Dong Soo.
“Itu juga.
dan hal lainnya. Bye.”
“Pak Guru!”
panggil Dong Soo. “Ada yang ingin ku katakan.”
“Apa itu?”
“Adikku…
tampaknya tahu sesuatu mengenai putra Anda. Tapi, aku menyuruhnya untuk tidak
ikut campur,” beritahu Dong Soo (great job, guy!)
“Sun Ho ku?”
“Ya,” jawab
Dong Soo. Dan dia langsung berlari keluar rumah mencari Dong Hee.
--
Eun Joo
masuk ke kamar Joon Seok untuk meletakkan baju yang telah di cuci. Dan dia juga
sekalian menyusun barang di laci Joon Seok. Tapi dia menemukan sebuah benda,
mirip tabung lipstick gitu.
--
Jin Pyo dalam
perjalanan pulang, tapi tiba-tiba supirnya menginjak rem. Itu karena ada
seseroang di depan rumah. Dae Gil.
“Kau
mengikutiku,” ujar Dae Gil. Dia menunjukkan recorder-nya, “Di dalamnya ada
percakapan menarik.”
--
Moo Jin
berada di toko In Ha. In Ha merasa cemas menanti kedatangan Dong Hee dan Dong
Soo. Moo Jin berusaha memintanya tenang. Dan tidak lama, Dong Soo datang
bersama Dong Hee. Mereka bicara berempat.
--
Joon Seok
pergi ke rumah sakit. Dia melihat tubuh Sun Ho.
--
“Kau bertemu
Sun Ho malam itu?” tanya In Ha.
“Ya.”
“Apa yang
kalian bicarakan?”
“Dia bilang
akan pergi ke suatu tempat,” jawab Dong Hee. “Dia dalam perjalanan bertemu
seseorang.”
“Apa dia ada
bilang bertemu siapa?” tanya In Ha, lagi.
“Tidak,”
jawab Dong Hee. “Tapi… tidak mungkin Sun Ho akan bunuh diri,” yakin Dong Hee.
“Kenapa kau
bisa berpikir begitu?” tanya Moo Jin.
“Sejujurnya… aku berencana bunuh diri hari itu,” akui Dong Hee. Dan Dong Soo jelas
terkejut mendengarnya. “Tapi Sun Ho bilang…”
Kau tahu? Jika kau cukup
berani untuk membunuh dirimu sendiri, kau bisa melakukan apapun. Jadi, kau
harus hidup. Kau harus terus maju. Kau bukanlah hantu. Anak-anak yang menginjak-injakmu,
hanya karena kau lemah… merekalah yang hantu. Jangan menyerah! Jangan pernah
menyerah!
Tags:
Beautiful World