Images
by : jTBC
Semua karakter, organisasi, tempat, kasus, dan
insiden dalam drama ini fiktif
Eun Joo
menemui Dae Gil di bawah jembatan.
Flashback
Setelah Eun Joo meletakkan sepatu
Sun Ho di atap, dia segera turun dari atap sekolah. Dan sialnya, ternyata Dae
Gil sudah ada di sana melihat tubuh Sun Ho yang bersimbah darah dan melihat
Joon Seok yang berlari keluar. Eun Joo sangat panik dan bingung harus melakukan
apa, apalagi Dae Gil melihat dirinya.
Dan pilihan yang di milikinya
hanyalah memohon. Dia berkata kalau semuanya adalah kecelakaan. Saat Dae Gil
hendak menelpon ambulans, Eun Joo menahannya dan memintanya untuk
mendengarkannya dulu. Dia memohon agar Dae Gil tidak memberitahu siapapun kalau
melihat dirinya dan Joon Seok.
“Ini benar-benar kecelakaan. Dia bersumpah
kalau ini kecelakaan. Itu… Sun Ho melompat sendiri dari atap, di depan mata
Joon Seok. Sun Ho melompat. Joon Seok datang ke sekolah hanya karena Sun Ho menelpon
dan memintanya. Joon Seok tidak melakukan apapun. Dia tidak ada hubungannya
dengan semua ini,” bohong Eun Joo.
“Kenapa tidak Anda katakan saja
kepada polisi mengenai yang terjadi…”
“Mereka tidak akan percaya
padaku. Mereka akan membayangkan hal-hal gila dan menyebarkan rumor dan
menyalahkan kami.”
“Tetap saja, polisi akan
menemukan hal ini.”
“Jika Anda tetap diam, maka tidak
akan ada yang tahu,” mohon Eun Joo. “Masa depan putraku tergantung pada hal ini.
Tolong. Tolong berpura-pura kau tidak melihat apapun. Jika Anda bisa melakukannya
untukku, aku akan membayarmu sebanyak yang kau inginkan. Tidak peduli sebanyak
apapun itu, aku akan membayarnya. Aku akan menulis perjanjian jika kau ingin. Tolong?!”
mohon Eun Joo terus menerus dan bahkan sampai berlutut. “Joon Seok-ku masih 16
tahun. Ini terlalu berat baginya. Aku akan berhutang padamu seumur hidupku. Aku
mohon padamu. Aku mohon.”
Dae Gil jadi bingung, dan dia juga
terus melihat ke arah CCTV yang terpasang di sana.
End
Eun Joo
menatap Dae Gil dengan tajam. Dia menuduh
Dae Gil yang pasti mengambil ponsel dan buku diary Sun Ho di hari TKP, karena
hanya Dae Gil yang ada di sana saat itu. Dia juga bertanya tujuan Dae Gil
mengirim video pembullyan itu pada In Ha? Apa untuk mengancamnya?
“Aku tidak
tahu apa maksud Anda mengenai ponsel dan buku diary itu.”
“Jangan
berbohong padaku! Kenapa kau melakukan ini? Bukankah aku sudah membayarmu?!”
“Anda lah
yang telah berbohong.”
“Apa maksudmu?”
“Malam itu,
aku percaya ketika Anda bilang Sun Ho mencoba bunuh diri. Jika aku tahu apa
yang sebenarnya terjadi, aku tidak akan pernah menolong Anda.”
Eun Joo
masih coba menyangkal kalau dia sudah berbohong. Tapi, Dae Gil sudah tidak
percaya padanya, Eun Joo lah yang membuat Sun Ho seolah bunuh diri! Eun Joo
masih tetap berkeras kalau apa yang di katakannya malam itu adalah benar.
“Kau mau
tahu kebenarannya?” tanya Dae Gil. “Sun Ho, dia di bunuh oleh Joo Seok! Kau mengetahui
hal itu dan menyamarkannya menjadi bunuh diri!”
“Berhenti!”
teriak Eun Joo frustasi. “Entah kau percaya atau tidak, apa yang terjadi malam
itu adalah kecelakaan. Joon Seok tidak melakukan apapun. Bahkan jika itu benar,
kau telah menjadi komplotan.”
“Anda kita,
Anda hanya beruntung karena CCTV nya rusak? Anda tidak mengatakan apapun
mengenai CCTV, akulah yang mengurus hal itu. CCTV merekam segala yang Anda dan
Joon Seok lakukan. Menutup mulutku tidak akan membuat Anda bisa bebas dari hal
ini. Seperti yang Anda katakan, kita berada di kapal yang sama. Aku tidak akan
mendapatkan apapun dengan mengungkapkan apa yang terjadi di malam itu.”
Eun Joo panik
mendengar mengenai CCTV, dan meminta Dae Gil memberitahunya dimana CCTV
tersebut. Dae Gil tidak mau memberitahu dan hanya berkata sudah memusnahkannya.
Eun Joo takut dan bertanya apa dia bisa mempercayai Dae Gil?
“Jangan
percaya siapapun. Aku bahkan tidak mempercayai Anda. Ketika Anda memikirkan
apa yang sudah Anda lakukan pada keluarga Sun Ho, Anda seharusnya bisa menahan
semuanya kan?”
“Apa yang
kau inginkan dariku? Berapa banyak yang kau inginkan? Berapa banyak?”
“Jika aku bilang
aku ingin semua yang Anda miliki, akankah kau memberikannya untukku? Anda
sangat ceroboh. Ayah Sun Ho datang menemuiku. Dia bertanya mengenai sepatu Sun
Ho, dan sepertinya dia curiga kalau itu adalah pembunuhan. Ibu Sun Ho sangat yakin
akan hal itu.”
“Hal itu
tidak bisa membuktikan apapun.”
“Sebuah keretakan
kecil akan dapat membuat sebuah rumah hancur. Bertingkahlah dengan penuh kehati-hatian.
Anda membuat hal mengerikan seperti ini hanya untuk melindungi putra Anda. Jadi,
bukankah Anda harusnya melindunginya sampai akhir? Aku juga mempunyai keluarga
yang harus ku lindungi. Aku tidak bisa membiarkan Anda membuatku ikut terjatuh,”
saran Dae Gil.
“Selama kau
menjaga kesepatakan kita, itu tidak akan terjadi.”
“Hidupku
memang kacau, tapi kelihatannya hidup Anda juga tidak lebih baik. Jika Anda
membiarkanku keluar dari hal ini, aku tidak akan melakukan apapun utuk
menyingkap apa yang terjadi. Pulanglah sekarang.”
Eun Joo
mengerti. Dan dia memilih untuk mempercayai Dae Gil. Saking takutnya, Eun Joo
sampai meneteskan air mata.
Setelah Eun
Joo pergi, Dae Gil mengingat kejadian malam itu. Dia lah yang mengambil ponsel
Sun Ho dan mematikannya. Dia juga melihat buku diary Sun Ho di sana.
Saat hendak
berbalik pergi, dia melihat sebuah mobil hitam di kejauhan. Sepertinya,
seseorang mengikutinya.
--
Dalam perjalanan
pulang, Eun Joo masih saja takut. Dia terus menyakinkan dirinya kalau yang terjadi
di malam itu adalah kecelakaan. Eun Joo kemudian teringat nasihat Dae Gil untuk
lebih berhati-hati. Dan hal itu membuatnya teringat saat In Ha yang tampak
curiga padanya.
Panik, Eun
Joo langsung menelpon In Ha. Dia berbohong kalau dia baru teringat kalau dia
mendengar mengenai tali sepatu Sun Ho itu dari suaminya. In Ha jelas bingung,
darimana suami Eun Joo tahu mengenai tali sepatu itu? Apa polisi memberitahu suami
Eun Joo?
Eun Joo kembali
berbohong. Dia mengatakan kalau suami In Ha pergi ke sekolah dan menanyakan satpam
sekolah mengenai tali sepatu itu. Jadi, satpam itu memberitahu suaminya. Dan
itulah bagaimana mereka bisa tahu mengenai hal tersebut. In Ha yang awalnya
sudah curiga, menjadi tidak curiga lagi.
“Terimakasih
karena sudah memberitahu. Sebenarnya saja, apa yang kau katakan tadi membuatku
merasa terganggu.”
“Benar. Aku menelpon
karna berpikir demikian juga. Sekecil apapun itu, aku pikir aku harus memperjelasnya.”
Usai berteleponan
dengan In Ha, Eun Joo menghela nafas dan berdoa memohon pertolangan untuk kali
ini saja.
-Orang yang
Berbohong-
Nenek Sun Ho
sudah tahu yang terjadi dan datang ke rumah sakit. Dia merasa terpukul melihat
cucunya dan marah karena In Ha dan Joon Ha tidak memberitahu nya mengenai hal
itu. nenek terus saja marah pada In Ha karena tidak tahu kalau Sun Ho di bully.
Dia merasa sangat sedih.
Tapi, In Ha yang
dalam keadaan emosi tidak stabil, meminta ibunya untuk pulang saja. Dia tidak
punya tenaga untuk menjeaskan dan menenangkan ibunya, jadi sebaiknya ibu pulang
saja. Dia sedih karena ibunya tidak menenangkan dan berusaha menguatkannya
malah menyalahkannya.
“Kau masih
membenci ibu? Ini sudah bertahu-tahun. Bukankah sudah seharusnya kau melupakan
hal itu?” tanya nenek.
“Kenapa ibu
bicara begitu?” marah Joon Ha.
“Ibu akan pergi.
Jagalah Sun Ho. Dan paksa dirimu untuk makan. Kau terlihat pucat,” ujar nenek
dan pergi keluar.
In Ha
menangis karena sudah marah pada ibunya. Dan dia melihat amplop berisi uang
yang ibunya tinggalkan di sofa beserta buah.
Joon Ha
mengejar ibunya. Dia berusaha meminta ibu agar tidak marah pada In Ha. Ibu
tidak marah dan justru sebaliknya merasa khawatir pada kesehatan In Ha. Dia juga
merasa bersalah karena sudah salah bicara. Dia menyuruh Joon Ha untuk menjaga
In Ha dengan baik.
Joon Ha hendak
mengantar ibu pulang, tapi ibu melarang. Dia bisa pulang dengan naik subway,
jadi Joon Ha tetap di sini untuk menjaga In Ha.
--
Di rumah Joon
Seok,
Jin Pyo
mendapat telepon dan begitu menutup telepon, dia menghela nafas.
Saa itu, Eun
Joo baru pulang.
“Ayah menelpon.
Kenapa kau tidak bilang padaku kalau kau memindahkan Sun Ho ke rumah sakit
ayah?”
“Aku bermaksud
memberitahumu, tapi aku lupa.”
Eun Joo
kenapa bertanya mengenai kondisi sekolah? Dia khawatir kalau petisi yang Soo Ho
tulis akan menimbulkan kekacauan di sekolah dan menyulitkan Jin Pyo. Jin Pyo
hanya tenang dan berkata kalau sebentar lagi, semua juga akan tenang (lupa pada
petisi itu). Lagipula, banyak orang tidak akan peduli pada petisi tersebut.
--
Soo Ho membuka
website petisi tersebut. Dia melihat kalau orang yang menandatangani petisi
baru 153 orang. Dia jelas kecewa karena itu tidak seperti yang di harapkannya.
Dan tiba-tiba
dia teringat pernyataan Ki Chan, kalau Joon Seok lah yang menyuruh mereka mengajar
Sun Ho.
--
Soo Ho
menemui Ki Chan. Ki Chan sedikit kesal dan bertanya tujuan Soo Ho mengajak bertemu.
Soo Ho menanyakan, apa Ki Chan bisa membuktikan kalau Joon Seok lah yang memulai
pembullyan tersebut? Karena jika di lihat, Ki Chan lah yang memulai pembullyan
tersebut. Bahkan Sun Jae dan Young Chul sudah mengaku kalau Ki Chan lah yang
berbohong.
“Mereka lah
yang berbohong.”
“Aku tanya,
apa kau bisa membuktikan hal itum.”
“Ini
membuatku gila. Ah, benar. Tanya saja ke ‘hantu’.”
“Hantu? Dong
Hee eonni?”
“Ya, Han
Dong Hee.”
“Kenapa dia
bisa tahu?”
“Dialah
alasan kenapa Joon Seok mulai kejam pada Sun Ho.”
Flashback
Saat itu sedang jam istirahat,
dan semua orang bersenang-senang. Sementara Dong Hee menggunakan waktu istirahat
untuk membaca buku “Little Prince”. Saat itu, Ki Chan entah kenapa malah
mengganggunya. Dia bahkan mengejek tubuh Dong Hee yang bau. Sung Jae dan Joon
Seok yang melihat hal itu tersenyum kecil, sementara Young Chul menunduk takut.
“Bisakah kau bersikap dewasa?”
tegus Joon Seok dan mengambil buku Dong Hee dari tangan Ki Chan.
Dia seolah ingin mengembalikan buku
itu, tapi saat Dong Hee hendak mengambilnya, Joon Seok malah menjatuhkannya.
“Maaf. Itu kesalahan,” ujar Joon
Seok dan tersenyum mengejek.
Dia kemudian berjalan pergi bersama
Ki Chan. Dan dia melihat tatapan Sun Ho padanya. Dia mengajak Sun Ho untuk
bermain basket bersama, tapi Sun Ho mengabaikannya. Sun Ho malah berjalan ke
meja Dong Hee dan mengambilkan buku yang terjatuh itu dan memberikannya pada
Dong Hee.
End
“Itu hanya
membuktikan kalau kalian itu sampah!”
“Itulah
ketika semuanya di mulai.”
“Apanya?!”
“Itulah
ketika Sun Ho dan Joon Seok mulai menjauh. Tanya saja pada hantu.”
“Apa dia
tahu kalau Joon Seok yang memulai semuanya?”
“Tidak, tidak
begitu. Tapi, dia adalah alasan kenapa Joon Seok mulai bersikap kejam pada Sun
Ho.”
“Apa kau bodoh?
Aku terlalu menyedihkan karena bertanya padamu, ketika kau adalah sampah sama
seperti yang lainnya,” kesal Soo Ho.
“Baik, aku
akan membuktikannya. Aku akan membuktikannya.”
“Lakukan
saja.”
“Kau tunggu
saja, aku akan membuktikannya bagaimanapun caranya,” tekad Ki Chan dan berbalik
pergi, “Eh, tapi, kenapa kau terus bicara seperti aku adalah temanmu?!”
“Apa kau
akan bicara dengan sampah secara sopan?”
“Tapi, tetap
saja aku setahun lebih tua daripadamu,” protes Ki Chan. Saat Soo Ho mau pergi,
dia malah memanggilnya lagi, “Park Soo Ho, kau mau makan pizza? Aku yang
traktir.” LOL.
Soo Ho jelas
kesal dan menendang tulang kering Ki Chan, dan langsung pergi.
--
Moo Jin
pergi ke rumah Dong Soo, yang ternyata adalah rumah atap. Saat dia kesana, Dong
Soo tidak ada dan hanya ada Dong Hee yang menyambutnya. Dong Hee mengajark Moo
Jin masuk setelah Moo Jin memperkenalkan diri sebagai guru wali kelas Dong Soo.
Di dalam rumah, Dong Hee berusaha menelpon Dong Soo, tapi nomor oppa-nya tidak
aktif.
“Dimana
ibumu? Aku tidak bisa menghubunginya. Apa kau hanya tinggal bersama oppamu? Sejak
kapan? Dapatkah kau menghubungi ibumu?” tanya Moo Jin.
Dong Hee
menggeleng.
“Jadi,
kalian bertahan hidup dengan uang yang Dong Soo hasilkan dari pekerjaan paruh
waktu?”
“Benar.”
Moo Jin
menghela nafas, baru mengetahui hal tersebut.
Saat keluar
dari rumah Dong Soo, dia teringat saat Dong Soo menjelaskan dia memukul orang
itu karena orang itu tidak membayarkan upahnya dan malah menuduhnya mencuri.
--
Dong Soo berjalan
cepat dan penuh amarah ke tempat kerja paruh waktunya. Dia hendak menuntut
upahnya, tapi saat itu dia malah melihat Moo Jin yang juga berjalan dari
seberang jalan ke tempat itu.
Moo Jin ke
toko itu dan meminta ahjussi untuk membayar upah Dong Soo. Dia juga menyuruh
ahjussi meminta maaf pada Dong Soo karena sudah memfitnahnya. Semua pengunjung
jelas mendengar pertengkaran mereka. Apalagi Moo Jin berkata tidak akan pergi
sampai upah Dong Soo di bayarkan.
“Tidak bisakah
kau melihat ini? si brengsek itu memukul orang tua! Kau tidak seharusnya
memihak preman itu hanya karena kau gurunya.”
Dong Soo
yang mendengar dari luar, sudah emosi dan hendak masuk, tapi dia mendengar
jawaban Moo Jin.
“Jika aku
adalah dia, aku sudah akan membunuhmu!” teriak Moo Jin. “Kau tidak membayarnya
dan bahkan memfitnahnya sebagai pencuri. Siapapun yang berada di posisinya,
pasti akan menghajarmu. Tidak ada satupun yang menolong dia, dan tidak ada
satupun yang percaya padanya. Apa lagi yang bisa di lakukannya? Siapa yang kau
pikir preman dan pencuri?! Kau lah preman dan pencuri yang mengambil uang
darinya dan memfitnahnya padahal dia hanya seorang anak. Orang tua? Jangan bercanda,
kau bukan orang tua! Dong Soo seribu kali lebih dewasa daripada brengsek sepertimu!”
Dong Soo berjalan dari sana dengan perasaan kacau. Dia menangis, terisak – isak. Moo Jin
adalah satu-satunya orang dewasa yang mengerti apa yang di rasakannya.
--
Moo Jin pergi
ke supermarket. Dia berbelanja beberapa snack dan amplop.
--
Moo Jin
pulang ke rumah dan bertanya pada In Ha, mana Soo Ho? In Ha menjawab kalau Soo
Ho sudah tidur. Jadi, Moo Jin mengajak In Ha untuk minum soju bersama. In Ha
tahu kalau sesuatu terjadi pada Moo Jin.
Moo Jin
akhirnya mencurahkan isi hatinya. Dia ingin cuti sementara dari sekolah. Itu
karena dia merasa tidak peka, dia tidak tahu apa yang terjadi pada anak dan muridnya.
In Ha berusaha menenangkan Moo Jin dengan memuji Moo Jin adalah orang baik,
sangat baik. Moo Jin tertawa dan berkata kalau dia hanya berpura-pura. Dia tidak
mampu melihat apa yang terjadi pada Sun Ho dan muridnya, padahal mereka sudah
berusaha melihatnya.
In Ha
berkata kalau semua orang selalu melihat dari sudut pandang mereka. Termasuk dirinya.
Moo Jin adalah orang baik, jadi selalu melihat dari sudut pandang orang baik. Moo
Jin sedikit bercanda kalau dia pasti telah menyelamatkan negara di kehidupan
sebelumnya hingga bisa mendapatkan In Ha.
Mereka bicara
dari hati ke hati, mengenai beban mereka. Mereka berdua benar-benar menyesal
atas apa yang telah terjadi. In Ha juga curhat kalau dia menyesal karena sudah
bersikap kejam pada ibunya tadi, saat ibunya datang menjenguk Sun Ho. Mereka minum-minum
bersama.
“Berapa lama
kau berencana cuti?”
“Setahun.”
“Kau bisa
bilang kalau Sun Ho memberimu liburan terpanjang di hidupmu.”
“Karena dia
anak yang baik.”
Mereka berusaha
untuk tetap kuat.
“Aku berharap
Sun Ho ada di sebelah kita… berbincang dengan kita tahun depan.”
“Pasti.”
In Ha
kemudian meminta tangan Moo Jin dan menggenggamnya dengan kuat, “Hingga saat
itu, mari lewati semua ini dan berbagia. Walaupun orang-orang mengatakan pada
kita, ‘bagaimana bisa orang tua itu berbahagia ketika anak mereka sendiri dalam
keadaan koma. Keluarga itu hancur. Mereka sudah berakhir.’ Biarkan mereka
berkata seperti itu karena jika kita tidak bahagia, Sun Ho dan Soo Ho juga
tidak akan bisa bahagia. Jadi… mari kita berbahagia, sayang. Mari lewati semua
ini, sayang.”
Moo Jin
tersenyum, “Ya.”
Soo Ho
mendengar semuanya dari dalam kamar. Dan dia menangis. Dia melihat bulan
setengah lingkaran dari dalam kamarnya.
Tags:
Beautiful World