Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 01-1


Nb : Ada satu drama taiwan yang punya judul sama dengan drama ini : YOUTH dan tayang di tahun 2018 juga. Tapi, ceritanya sangat berbeda ya. Ini drama dapat di katakan adalah remake dari drama Korea : Age of Youth.
Menurut review, banyak yang memuji drama ini lebih bagus dari yang ori, tapi aku juga nggak tahu. Jadi, aku mau coba nonton sembari buat sinopsis-nya 😊
Untuk opening drama ini, aku suka. Lagunya easy listening dan banyak adegan yang menggambarkan masa muda. Really like it!
--
Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 01-1
Images by : Youku


Cerita di mulai dengan gambaran buram seorang gadis SMA. Gadis itu, Lin Xiao Chun, berdiri di depan kelas. Sepertinya, dia datang terlambat karena dia masih mengenakan tas sekolah padahal jam pelajaran sudah di mulai. Xiao Chun melihat ke dalam kelas, kemudia entah kenapa dia berbalik melihat ke belakang. Dan adegan beralih memperlihatkan sebuah boneka beruang yang terjatuh ke lantai, dan tampak sepasang kaki yang mengenakan sandal rumah, menginjak boneka tersebut.
Dan…. Xiao Chun terbangun dari tidurnya. Dia berada di dalam taksi. Xiao Chun melihat keluar jendela dan menatap gedung-gedung yang menjulang tinggi.
“Setiap tingkat baru, semester baru dan awal yang baru, akan membuatku bermimpi buruk. Bagiku, hal pertama kali tidak membawa kegembiaran bagiku.”
-Ketakutan dari Awal Baru-
Xiao Chun tiba di tempat kos-nya. Saat itu, seolah pria lewat dan menyapa : ‘Hai’ dengan canggung Xiao Chun membalas sapaan pria tersebut. Tapi, ternyata, pria tersebut menyapa orang yang berada di belakang Xiao Chun. Hal itu membuat Xiao Chun merasa malu dan canggung.
Xiao Chun berdiri di depan tempat kos dan ragu untuk masuk. Seorang nenek berpakaian hitam yang baru pulang, melihatnya dan bertanya, “Kamu cari siapa?”
“Nenek Tong,” jawab Xiao Chun dan melihat foto nenek Tong di ponselnya. Nenek Tong adalah pemilik kos-kosan. Dan nenek yang berdiri di depan Xiao Chun adalah nenek Tong. “Aku baru pindah di sini hari ini. Aku mahasiswi baru, Lin Xiao Chun.”
“Senang bertemu denganmu. Mari masuk,” ajak nenek dan membuka pintu rumah.
Dia menyuruh Xiao Chun untuk masuk saja ke dalam rumah kos, dan memberikan semangat pada Xiao Chun.
Dengan canggung, Xiao Chun menekan bel rumah kos.
Di dalam rumah kos, terdengar suara pria. Dan wanita, Chen Chen Chen, yang mendengar suara bel itu tampak terkejut. Dia segera memakai baju dan keluar untuk melihat siapa yang datang. Pria yang tadi berteriak, ikut keluar dengan sembunyi-sembunyi dan bertanya siapa yang datang?

Xiao Chun menelpon ke nomor telepon orang yang tinggal di kos karena pintu tidak di bukakan, dan kebetulan itu nomor Chen Chen. Chen Chen ternyata sudah menyimpan nomor Xiao Chun dengan nama kontak : Teman sekos baru. Pria itu yang adalah pacar Chen Chen, menyuruh untuk kirim SMS saja, bilang tidak ada di rumah. Dan Chen Chen langsung mengetik SMS kalau dia tidak ada di rumah dan menyuruh Xiao Chun untuk menunggu di supermarket yang ada di sekitar kos dulu.
Belum sempat Chen Chen mengirim pesannya, terdengar suara nenek Tong. Nenek Tong yang melihat kalau tidak ada orang yang membukakan pintu untuk Xiao Chun, menawarkan diri untuk membukakannya dari depan. Chen Chen langsung panik dan mendorong pacarnya kembali ke dalam kamar.

Setelah itu, dia langsung membuka pintu. Nenek Tong kaget karena Chen Chen ada di dalam rumah, tapi kenapa tidak membukakan pintu tadi?
“Oh, tadi aku tidur,” alasan Chen Chen. “Dia pasti anak kos baru kan? Mari masuk,” ajak Chen Chen.
Dan nenek Tong menyuruh Chen Chen masuk saja dan kemudian dia kembali ke rumahnya.
“Kenapa kau datang sangat cepat?” tanya Chen Chen.
“Kita kan sudah setuju aku akan datang jam 3.”
“Bukannya jam 5?” tanya Chen Chen dan memeriksa ponselnya. Ternyata benar jam 3, dia yang salah.
“Tidak apa-apa. Aku belum menunggu terlalu lama.”
Chen Chen kemudian memberitahu Xiao Chun kalau setiap tingkat di rak sepatu ada pemiliknya. Dan Xiao Chun bisa memakai tingkat paling bawah. Dia juga menunjukkan di mana balkon, kamar mandi dan dapur. Dan dia langsung mendorong Xiao Chun ke dalam kamar yang akan di tempati Xiao Chun.
Xiao Chun melihat sekeliling kamarnya. Chen Chen masuk tidak lama kemudian, dan memberitahu yang mana meja belajar untuk Xiao Chun.
“Aku adalah Chen Chen Chen, jurusan Business English. Aku junior,” perkenalkan Chen Chen. 
“Teman sekamarmu adalah kak Sheng Nan. Ini adalah meja belajar kak Sheng Nan. Dia senior, jurusan Ekonomi. Dia berumur 25 tahun sekarang. Dia sempat cuti sementara. Kau akan jarang melihatnya di rumah. Dia terkadang ada di perpustakaan atau kerja part time.”
Dan Xiao Chun terus melihat ke arah luar.
“Teman sekamarku, Han Yi Tong dari jurusan Jurnalis. Dia adalah mahasiswa dengan nilai A. Dia sangat…. Kau akan tahu ketika bertemu dengannya,” lanjut Chen Chen. “Dia tidak akan ada di rumah beberapa hari ini. Kau tahu nggak, dia itu terlahir untuk jadi jomblo,” ujar Chen Chen dan tertawa keras. Tapi, Xiao Chun malah diam saja, dan tidak ikut tertawa. 
“Dan kamar terakhir di tempati oleh Ni Jin sendirian. Dia senior dari jurusan Desain. Dia suka pamer dan suka berbelanja. Dia mengira dirinya hot dan cantik. Belanja adalah hal paling membahagiakan di hidupnya. Tidak pernah ada satupun orang yang melihatnya membaca buku, okay? Dia hanya makan, minum dan mencari perhatian terus.”

Selama Chen Chen menjelaskan, pacar Chen Chen diam-diam memanfaatkan momen tersebut untuk kabur keluar. Setelah berhasil kabur, dia mengirim pesan pada Chen Chen. Chen Chen menghela nafas lega dan akhirnya keluar dari kamar Xiao Chun.


Xiao Chun mulai membereskan barang-barangnya. Dia juga melihat meja belajarnya dengan seksama. Dan saat itu, dia melihat ada sebuah kotak di bawah meja belajarnya. Di dalam kotak itu, ada banyak buku dan juga seorang foto wanita menari balet.


Setelah membereskan barang-barangnya, Xiao Chun keluar kamar dan memperhatikan setiap sudut tempat kos tersebut. Dia juga melihat isi kulkas, dimana setiap tupperware tertulis siapa pemiliknya. Di kamar mandi, juga tergantung banyak handuk, gelas yang berisi sikat gigi dan odol setiap orang, dan juga perlengkapan mandi. Di rak sepatu, juga ada sepatu setiap orang.

Saat melihat rak sepatu tersebut, Xiao Chun menyadari kalau ada sebuah rak sepatu yang memiliki pintu. Karena penasaran, Xiao Chun membuka rak tersebut, dan di rak paling bawah ada sebuah sepatu balet usang.
--
Malam hari,
Xiao Chun sedang mandi sambil keramas. Tiba-tiba ada orang yang mengetuk pintu kamar mandi. Xiao Chun langsung berkata untuk menunggu sebentar. Tapi, yang mengetuk malah bilang dia akan mandi.
Dan belum sempat Xiao Chun menjawab, wanita cantik masuk ke dalam dan langsung duduk di kloset untuk pipis. Dia melihat Xiao Chun yang bersembunyi di balik tirai kaman mandir.
“Hai, kau baru pindah kan? Aku Ni Jin. Siapa namanu?”       
“Lin Xiao Chun.”
“Kalau gitu aku akan memanggilmu Xiao Chun. Darimana kamu?”
“Dari kota Huizhou di Guangdong,” jawab Xiao Chun dengan malu.
Selesai pipis Ni Jin langsung mencuci tangan dan keluar dari kamar mandi. Xiao Chun tampak sangat risih dengan hal tersebut.


Jam sudah sangat larut, dan Xiao Chun memutuskan untuk tidur. Tapi, dia tidak bisa tidur jika terlalu gelap, jadi dia membuka lampu meja. Saat tidur, Xiao Chun bermimpi mengenai kejadian dia menemukan kotak di bawa meja belajar dan sepatu balet tersebut.
Tiba-tiba, lampu meja belajar yang di nyalakannya mati, dan dalam gelap, dia melihat teman sekamarnya naik ke atas tempat tidur. (tempat tidurnya bertingkat, dan Xiao Chun tidur di tempat tidur bawah).   
--

Pagi hari,
Xiao Chun sudah bangun. Dan saat dia melihat ke atas, teman sekamarnya sudah tidak ada lagi. sebaliknya, dia menemukan kertas post it yang di tinggalkan teman sekamarnya.
“Aku melakukannya untukmu,” gumam Xiao Chun.

Xiao Chun kemudian keluar kamar dan membuat roti panggang. Dia mengoleskan roti tersebut dengan selai miliknya. Chen Chen keluar kamar dan menyapanya. Dan Xiao Chun balas menyapa dengan memanggilnya : Kak Chen Chen.
“Kak Chen Chen? Kau lag mau pamer kalau kau lebih muda dariku ya?” marah Chen Chen.
“Tidak,” jawab Xiao Chun dengan panik.
Chen Chen langsung tersenyum dan menjulurkan lidahnya. Dia kemudian mengambil gelas dan membuat kopi tetapi melirik ke arah roti panggang yang di buat oleh Xiao Chun. Xiao Chun menyadari hal tersebut dan menawarkan roti nya pada Chen Chen. Chen Chen dengan sumringah menerimanya dan berterimakasih.
“Emmm, ini sangat enak! Dimana kau membeli selai-nya?”
“Aku tidak beli. Ibuku yang membuatnya.”
“Ibu mu sangat hebat,” puji Chen Chen dan terus memandang selai Xiao Chun.
“Kau bisa tambah jika suka,” tawari Xiao Chun.

Dan tanpa malu, Chen Chen langsung mengambil banyak selai dan mengoleskannya ke atas roti. Xiao Chun tampak terkejut.
Setelah itu, keluarlah Ni Jin dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk. Xiao Chun terkejut melihatnya. Dan Chen Chen langsung mencibirinya.

Chen Chen membuat kopi, dan Xiao Chun terus menatapnya. Tapi, Chen Chen tidak menawarinya sama sekali kopi. Xiao Chun tampak kecewa.
Xiao Chun kemudian menanyakan mengenai kak Sheng Nan. Apa dia penari ballet? Chen Chen langsung menggeleng.
“Kalau gitu, siapa gadis yang ada di foto di dalam kamarku? Seorang penari balet,” tanya Xiao Chun.
Dan entah kenapa, Ni Jin serta Chen Chen jadi tampak misterius. Chen Chen memberitahu kalau itu adalah pemilik dari orang yang sebelumnya tinggal di kamar tersebut. Dan setelah itu, Chen Chen segera beralasan untuk kembali ke kamar sebelum Xiao Chun bertanya lagi. Ni Jin juga langsung pergi masuk ke dalam kamarnya.

2 Comments

Previous Post Next Post