Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 04-1


Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 04-1
Silahkan lanjut baca jika umur di atas 17 tahun 😊
Images by : Youku
-Bukankah itu terlihat bagus tanpa makeup?-

Pagi-pagi, Chen Chen sudah sibuk memakai make-up. Yi Tong sampai heran melihat Chen Chen yang menghabiskan banyak waktu hanya untuk make-up. Chen Chen membantah hal tersebut, dan pamit untuk pergi. Tapi, pas dia buka pintu, itu bersamaan dengan Nenek Tong yang hendak mengetuk pintu.
“Ini dari U.K lagi,” ujar Nenek Tong dan menyerahkan kartu pos itu pada Chen Chen.
Chen Chen menerima kartu pos itu. Dia masuk ke dalam kamar, dan memasukkan kartu itu dalam sebuah kotak kayu yang berkunci. Di dalam kotak itu sudah banyak kartu pos lainnya. Begitu memasukan kartu pos itu ke dalam kotak, dia segera menguncinya kembali sambil bergumam : “Aku tidak melihat apapun. Tidak melihat apapun.”
Setelah itu, Chen Chen keluar dengan langkah riang sambil membawa sebuah kantong besar. Dia pergi ke café dan melihat ke sekeliling, mencari sosok Gao Lin. Umur panjang, Gao Lin mengirim pesan padanya kalau dia baru bangun karena alarm -nya tidak berbunyi. Dia meminta Chen Chen menunggu.
CC : Kapan kau tiba?
GL : Kau dimana sekarang? aku akan tiba sekitar 30 menit lagi.
CC : Tidak apa. Aku juga telat. Aku akan tiba mungkin hampir bersamaan denganmu nanti.
Dan jelas saja, Chen Chen berbohong.
Aku berbohong lagi. Aku tiba lebih awal tapi aku berpura-pura terlambat. Aku sangat merindukannya, tapi aku berpura-pura tidak rindu. Aku ber-make up dengan sangat berhati-hati, tapi aku berpura-pura keluar dengan gaya kasual. Aku berpura-pura hal ini dan itu. Betapa bodohnya aku!
Kak Ni pasti tidak akan seperti ini.
Ni Jin dalam perjalanan bertemu, tapi orang yang hendak di temuinya mengirim pesan kalau dia akan terlambat. Ni Jin langsung balik pulang dan bergumam tidak usah datang kalau terlambat.
Jika kak Sheng Nan…
Sheng Nan dalam perjalanan bertemu seseorang, dan orang itu bilang dia akan datang terlambat. Sheng Nan langsung membalas kalau dia hanya akan menunggu selama 10 menit.
Beda lagi kalau Yi Tong, dia akan meminta di traktir. Dan dengan sengaja meminta minuman yang paling mahal.
Kalau Xiao Chun, dia akan menjawab tidak masalah, dan menyuruh orang itu untuk santai saja.
--

Gao Lin akhirnya tiba. Dia bertanya apakah Chen Chen sudah menunggu lama? Chen Chen berbohong kalau dia juga baru tiba. Dia kemudian bertanya, apa Gao Lin lupa hari ini hari apa?
“Bagaimana mungkin aku bisa lupa. Tentu saja, aku ingat.”
Chen Chen senang mendengarnya, dan memberikan kantong besar yang di bawanya pada Gao Lin. Itu hadiahnya untuk Gao Lin. Tas merk terkenal.
“Mana hadiahku?” tanya Chen Chen.
“Sudah kusiapkan,” jawab Gao Lin dan mulai membongkar tas-nya. “Sepertinya aku meninggalkannya di apartment ku. Tidak masalah, kita akan menjemputnya setelah makan.”
--
Chen Chen sudah di rumah Gao Lin, dan Gao Lin memintanya untuk tutup mata. Chen Chen sangat bersemangat dan menutup matanya rapat, menanti hadiahnya. Gao Lin mulai membongkar lemarinya, mencari-cari barang.
Dan ketemu!

Melihat hadiah yang Gao Lin berikan, membuat Chen Chen kecewa. Gao Lin beralasan kalau dia tidak sempat membungkus hadiahnya, tapi yang jelas hadiah itu dari hati.
“Parfum?” tanya Chen Chen.
“Kau tidak suka?”
“Tidak mungkin.”
“Lalu, apa karena itu murah?”
“Tidak. Terimakasih.”
Dan Gao Lin berjanji akan membelikan hadiah yang lebih mahal lain kali. Dia mencium kening Chen Chen dan memeluknya. Diam-diam, Gao Lin menghela nafas lega.
--

Malam hari,
Chen Chen pulang dengan membawa hadiah parfum tersebut. Di depan kos, dia melihat pria kemarin (Wu Lei) duduk di kursi yang ada dengan memegang sebuket bunga mawar merah. Entah kenapa, Chen Chen malah tampak sedih.
--

Chen Chen masuk ke dalam kamar dengan mood jelek. Dia kembali melihat hadiah parfum yang di berikan oleh Gao Lin, dan ternyata dia mempunyai parfum yang sama di dalam laci mejanya.
Flashback
Yi Tong memberikan parfum itu pada Chen Chen. Ada toko kosmetik baru yang di bukan di depan gerbang kampus, dan toko itu memberikan sampel parfum itu sebagai hadiah pembukaan.
End
Chen Chen melempar hadiah Gao Lin dengan kesal ke dalam laci mejanya.
--
Yi Tong berdiri di beranda dan menghela nafa melihat pria itu masih ada di depan kos. Dia sudah ada di sana selama beberapa jam.
Chen Chen juga melihat dari beranda. Dan dia melihat Ni Jin yang baru pulang dengan taksi. Pria yang menunggu dari tadi, langsung menghampiri Ni Jin dan meminta Ni Jin menjadi pacarnya. Dia meminta Ni Jin agar memberinya kesempatan.
“Kau benar-benar mengenalku?” tanya Ni Jin.
Yi Tong sudah malas melihat dan duduk di meja makan. Sementara Chen Chen masih betah melihat Ni Jin dengan pria itu. Yi Tong mengeluh, kapanlah dia bisa mendapatkan bunga seperti Ni Jin?
Chen Chen ikut nimbrung. Baginya, hal seperti bunga, lilin dan gitar adalah hal kuno (padahal dalam hatinya dia ingin Gao Lin seperti itu). Pokoknya, mereka berdua iri dengan Ni Jin yang di kelilingi pria.
“Kau tidak mengenalku sama sekali dan kau bilang suka padaku. Apa bedanya kau dan aku?! Aku tidak tertarik padamu sama sekali. Tidak sekarang dan tidak juga di masa depan. Jangan datang lagi,” usir Ni Jin. “Dan satu lagi, jangan berani-beraninya menelponku lagi.”
Wu Lei tampak kecewa dengan penolakan dan perkataan Ni Jin padanya.
--
Di dalam kos, Yi Tong penasaran dengan hadiah yang Chen Chen terima dari Gao Lin. Xiao Chun jadi penasaran, hadiah apa?
“Hari ini adalah hari 2 tahun mereka pacaran,” beritahu Yi Tong. “Untuk membelikan hadiah, Chenchen sampai menabung selama 1 bulan. Apa yang dia berikan padamu? Cincin, tas atau bunga?”
Chen Chen jelas bingung harus menjawab apa. Dan Yi Tong menduga kalau Gao Lin pasti lupa.
“Dia tidak lupa. Dia memberikanku sesuatu yang bagus dan mahal,” bohong Chen Chen.
“Mahal dan bagus… apa itu?”
“Travelling. Dia mengatur perjalanan pribadi minggu ini selama 2 hari 1 malam,” bohong Chen Chen.
Yi Tong bergumam kalau dia iri. Tapi kenapa Chen Chen malah murung seperti di selingkuhi saja? Chen Chen kembali berbohong kalau dia marah karena Gao Lin tidak menanyakan jadwalnya terlebih dahulu dan langsung memutuskan sendiri.

Dan Yi Tong masih terus menggoda Chen Chen, hingga membuat Chen Chen marah. Yi Tong jadi kaget karena di marahi begitu, padahal dia hanya bercanda. Pas sekali, Ni Jin masuk dan melihatnya yang sedang marah.
“Kau bilang kalau kak Ni Jin berbohong kan? Kau punya bukti?” marah Chen Chen dan masuk ke dalam kamar.
“Kau sangat hebat! Darimana kau tahu aku berbohong?” tanya Ni Jin, heran.
“Aku hanya asal bicara. Apa yang ku maksudkan adalah…” gugup Yi Tong.
Tapi, belum selesai dia bicara, Ni Jin sudah masuk ke dalam kamar. Yi Tong jelas jadi malu.
--
Malam hari,
Saat sedang tidur, Chen Chen mendapat SMS. Dari Yi Tong yang meminta maaf karena tadi sudah keterlaluan. Dan akhirnya, mereka berbaikan.
--

Esok hari,
Pagi-pagi, Chen Chen sudah bersiap untuk pergi liburan (yang dia bilang adalah hadiah dari Gao Lin padahal sebenarnya bohong). Dia berusaha pergi diam-diam, tapi, malah ketahuan oleh Yi Tong. Dan karena Yi Tong adalah orang yang sangat heboh, semua anggota kos juga jadi tahu kalau Chen Chen pergi liburan dengan Gao Lin (yang sebenarnya adalah bohong). Chen Chen berusaha tersenyum dan pamit pada semuanya.
--

Chen Chen keluar rumah dengan lunglai. Sebenarnya, dia sama sekali tidak punya tempat tujuan. Jadi, dia hanya berkeliling kota dengan koper-nya, dan pergi ke bioskop untuk nonotn sendirian. Tapi, dia sama sekali tidak menikmati film tersebut.
--
Ni Jin pergi kencan dengan pacarnya. Tapi, dia juga tidak menikmati kencannya. Pacarnya sibuk mengomentari caranya berpakaian dan juga mengenai Ni Jin yang terlalu banyak menghabiskan uang kartu kredit mencapai 20.000yuan. Ni Jin beralasan kalau temannya masuk rumah sakit, jadi dia membantu. Tapi, pacarnya malah berkata akan menurunkan limit kartu kredit menjadi 10.000 yuan. Ni Jin hanya tersenyum, padahal hatinya merasa jengkel.
Mereka pergi melihat pameran seni pacar Ni Jin. Nama pacar Ni Jin ini adalah Eric. Saat sedang melihat pameran, teman Eric (sang penyelenggara pameran) mengajak Eric untuk bicara berdua. Mereka membicarakan mengenai nilai tubuh dan wajah Ni Jin. Mereka tidak sadar kalau Ni Jin mendengar pembicaraan mereka itu. Temannya bahkan meminta Eric meminta Ni Jin untuk mencari modelnya. Eric tidak masalah dan mempersilahkan saja. Tapi, ternyata yang di maksud temannya itu adalah dia ingin Ni Jin menjadi model telanj**g untuknya.
“Kau bisa melakukan apapun yang kau mau,” jawab Eric, santai.
Ni Jin jelas marah mendengarnya. Tapi, dia menyembunyikan hal itu dan menghampiri mereka seolah tidak tahu apa yang mereka bicarakan. Temannya Eric langsung tanpa basa basi mengajak Ni Jin untuk minum teh bersama sore ini.
“Tentu saja. Kau kan teman Eric. Tapi, aku sudah punya janji sore ini,” jawab Ni Jin. Dan Eric langsung memasang wajah masam. “Aku akan membatalkannya sekarang.”
Ni Jin berbalik dan menelpon seseorang. Temannya, Ma Ke. “Hallo, apa ini dokter Ma Ke (sebenarnya Ma Ke bukan dokter, tapi Ni Jin berpura-pura seolah menelpon dokter)? Aku Ni Jin. Kita telah setuju untuk bertemu untuk mengobati luka ruam di tubuhku. Tapi, aku punya janji penting sekarang, jadi aku tidak bisa pergi. Kau bilang padaku untuk menghindari makanan tertentu, tapi aku tidak berhati-hati. Sekarang, tubuhku menjadi gatal. Maaf ya, kita ketemu lain kali saja.”
Tapi, temannya Eric langsung ilfeel, dan membatalkan niatnya. Dia menyuruh Ni Jin untuk berobat saja. Ni Jin berpura-pura segan, tapi Eric malah langsung menyuruh Ni Jin untuk pergi. Ni Jin tersenyum senang karena rencana-nya berhasil, dan dia masih berakting dengan menggaruk-garuk tubuhnya seolah gatal.
--
Ni Jin tidak pulang ke kos, dan malah mampir ke sebuah bar. Dia minum hingga sedikit mabuk.
“Jie, bisakah kau meihat kalau aku seorang pembohong?” tanya Ni Jin pada bartender. “Benar. Hidupku adalah kebohongan.”
--

Chen Chen menghabiskan waktu untuk menonton di warnet (dia nonton Three Lives Three Worlds / Ten Miles o Peach Blossoms / Eternal Love -2017. Ini drama Xianxia terbaik yang pernah aku tonton, menurutku. Aku benar-benar suka. Rekomendasi buat kalian semua. Silahkan coba tonton. Setelah itu, Ashes of Love drama Xianxia kedua terbagus menurutku. Xianxia itu drama Chinese yang mencampurkan unsur fantasi dengan Wuxia). Dia menonton hingga ketiduran.
Tapi, tidak lama kemudian dia terbangun karena suara ketawa ketiwi sepasang pasangan yang lewat di sampingnya. Dia melihat ponselnya, tapi tidak ada pesan sama sekali dari Gao Lin, Chen Chen jadi kesal dan memilih tidur lagi. Pas dia tidur, malah ada seorang pria cabul yang memegang-megang pahanya, dan sontak Chen Chen terbangun dan berteriak keras. Mendengar teriakan Chen Chen, pria itu langsung kabur.

Chen Chen menelpon Gao Lin. Gao Lin lagi bersama teman-temannya dan bersenang-senang. Gao Lin juga tidak tampak peduli padanya dan hanya bertanya singkat, Chen Chen ada dimana?
“Aku juga lagi di luar. Sama teman-teman,” jawab Chen Chen berbohong.
“Oh, kalau gitu selamat bersenang-senang ya,” ujar Gao Lin cuek dan mematikan telepon.
--

Di kos,
Yi Tong dan Xiao Chun duduk bersama di meja makan. Yi Tong sangat iri pada Chen Chen dan membayangkan Chen Chen yang pasti sedang bersenang-senang dengan Gao Lin.
“Kak Yi Tong,” panggil Xiao Chun. Dan matanya terus menatap ke lemari sepatu. “Aku penasaran hantu seperti apa yang ada di sana.”
“Kau juga ingin tahu itu hantu pria atau wanita? Kenapa kalian semua sangat penasaran akan hal itu sih? Kak Ni Jin dan kak Sheng Nan juga menanyakan hal itu padaku.”
“Kak Sheng Nan juga pernah bertanya?”
“Ya. Kelihatanya di hati setiap orang, ada hantu.”
Dan Xiao Chun jadi teringat gumaman Ni Jin waktu itu : Aku yang membuatnya mati. Dan Sheng Nan : Ada seseorang yang ku harapkan dia segera mati.
“Jadi… itu hantu pria atau wanita?” tanya Xiao Chun lagi.
“Nona muda, berbicara mengenai hantu, orang biasa membayangkan kalau mereka terlihat seperti Sadako atau sejenisnya. Tapi, tidak seperti itu. Hantu… itu seperti… seperti udara hitam yang bersatu bersama. Tanpa bentuk manusia.”
Tapi, Xiao Chun bukannya ketakutan malah terus menatap ke lemari sepatu itu. Dan Yi Tong malah hendak membahas mimpi kotornya tadi malam, sehingga Xiao Chun memilih untuk mendengarkan musik saja dari handset nya.
--

Sheng Nan dalam perjalanan pulang. Dia tampak sangat mengantuk. Sebuah taksi melewatinya, dan penumpang taksi itu adalah Ni Jin.


Post a Comment

Previous Post Next Post