Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 03-2


Sinopsis Chinese Drama – YOUTH Episode 03-2
Silahkan lanjut baca jika umur di atas 17 tahun 😊
Images by : Youku
Di rumah kos,
Entah bagaimana ceritanya, malah Chen Chen yang menghabiskan mie yang Xiao Chun masak.
“Bukankah tadi kau bilang tidak mau makan?” sindir Xiao Chun.
“Tapi kau yang menggodaku,” alasan Chen Chen dan bahkan merengek kalau rencana diet-nya gagal. Bukan hanya itu saja, dia malah membiarkan Xiao Chun yang mencuci piring.
Xiao Chun sampai ngedumel kesal, padahal Chen Chen yang makan habis mie-nya, tapi tetap dia juga yang harus cuci piring.
Pas saat Yi Tong pulang, Chen Chen langsung menghampirinya dan melemparkan celana boxer itu pada Yi Tong. “Itu punyamu kan? Jujur padaku, kau membawa beberapa pria kemari kan?”
Yi Tong melempar balik celana itu pada Chen Chen. “Aku ingin sekali melakukan hal itu,” ratap Yi Tong.
Dan dia mulai menangis karena semua pria di kencan butanya, awalnya berjalan balik, tapi begitu selesai kenapa malah tidak ada yang chatting padanya. Yi Tong dengan sedih masuk ke dalam kamar. Sementara Chen Chen malah berbisik pada Xiao Chun kalau kencan buta Yi Tong pasti gagal lagi.
Xiao Chun jadi heran, padahal Yi Tong kan cantik, tapi kenapa tidak punya pacar?

“Apakah wanita cantik itu selalu menarik? Kak Ni punya 3 pacar, dan aku punya 1. Tapi, Tongtong tidak punya satupun,” ujar Chen Chen. “Oh, aku ingat. Kelihatannya ada satu pria yang dekat dengan Tongtong. Itu setelah dia kembali dari kampung halaman…”

Flashback
Saat itu Yi Tong sedang berjalan bersama Chen Chen di kampus. Dan Yi Tong menggerutu kalau dia sudah pergi selama 7 hari, tapi tidak ada satupun orang di Klub Berita rindu padanya. Tadi pagi saat bertemu dengannya, anggota klub malah bertanya oleh-oleh.
Saat itu seorang pria, Zhang He Lin lewat dan melihatnya, “Yi Tong, kau sudah pulang?”
Melihat He Lin, Yi Tong langsung berlari kencang dan memeluk He Lin dengan agresif hingga mereka terjatuh. Mereka berdua tampak sangat dekat hingga membuat Chen Chen sedikit kaget.
Yi Tong akhirnya memperkenalkan Chen Chen pada He Lin yang adalah senior-nya dan juga kepala dari Klub Berita. Mereka sangat dekat.
End
“Jelas sekali kalau mereka cocok. Tapi, aku rasa, di pandangan Yi Tong, He Lin bukanlah pria. Dan di pandangan He Lin, Yi Tong bukanlah wanita.”
“Pria bukan pria dan wanita bukan wanita?” bingung Xiao Chun.
“Aiyyo, ku jelaskan juga kau nggak akan mengerti.”
Dan tiba-tiba, Chen Chen jadi curiga kalau jangan-jangan celana boxer itu milik Xiao Chun. Xiao Chun kan berusia 20 tahun, itu kan usia dimana dia pasti ingin melakukan apasa saja. Apalagi Xiao Chun kan tampak seperti wanita yang mudah di rayu. Chen Chen mulai menggoda Xiao Chun hingga membuat Xiao Chun risih.
“Kak Chen, kenapa semua orang suka menertertawakanku?”
“Semua? Siapa?”
Flashback
Saat Xiao Chun sedang makan di kantin, dan kebetulan menu kantin hari ini salah satunya kentang kacang kecap. Jadi, Xiao Chun memisahkan kacang-kacang itu. Eh, datang Yang Yu yang melihatnya dan bertanya apa Xiao Chun tidak makan kacang?
Dia mulai memakan kacang yang Xiao Chun pisahkan dan tanpa sadar ada yang jatuh ke bajunya. Xiao Chun jadi menatap ilfeel padanya. Yang Yu jelas heran melihat pandangan Xiao Chun, dan memuntahkan kacangnya kembali. Apa kacang itu kotor? Atau sudah jatuh ke lantai?
“Tidak,” jawab Xiao Chun.
“Lalu kenapa kau menatapku begitu?”
Xiao Chun hendak memberitahu kalau ada kacang yang terjatuh ke baju Yang Yu, tapi karena dia tidak kunjung bicara dan hanya menatap ke arah badan Yang Yu, Yang Yu jadi risih. Dia mulai menggoda Xiao Chun yang menatap tubuhnya seperti itu. Apalagi suaranya sangat keras hingga membuat Xiao Chun malu dan memilih pergi saja.
End
“Karena senior Yang Yu, aku tidak ingin pergi ke kampus sekarang,” curhat Xiao Chun.
Chen Chen mengerti dan berkata kalau berada di sekitar pria seperti Yang Yu, kehidupan kampus Xiao Chun pasti jadi menderita.
“Tapi sebenarnya, masih ada orang baik,” lanjut Xiao Chun sambil tersenyum malu.

Flashback
Xiao Chun berada di perpustakaan, dan saat dia mengambil buku, dia menyadari kalau Gu Qing juga ada di sana. Dan dengan sengaja, Xiao Chun pergi ke rak di depan Gu Qing dan diam-diam menatapnya dari sela buku.
Eh, lagi asyik melihat sialnya, dia malah melihat Yang Yu. Ternyata, Yang Yu ada di sebelah Gu Qing. LOL.
“Kau mengikutiku?” tanya Yang Yu.
“Ada apa?” tanya Gu Qing.
“Tidak ada. Hanya seorang wanita mesum,” jawab Yang Yu.
Xiao Chun jelas jadi malu dan berlari pergi. Tapi, dia kembali di tegur petugas perpus karena tidak boleh berlari di dalam perpus. Yang Yu diam-diam tersenyum melihat tingkahnya.
End
“Nahhhh… aku bisa mencium aroma cinta. Suatu hari nanti, kau akan bisa bahagia seperti aku dan Linlin,” ujar Chen Chen.
“Linlin?”
“Ya, pacarku Gao Lin. My darling.”
“Kalau gitu apa boxer itu milik pacarmu Linlin?” tanya Xiao Chun.
“Tidak. Aku sudah bertanya padanya. Pacarku hanya mengenakan celana pendek.”
“Tapi… kenapa kau harus bertanya padanya?” tanya Xiao Chun balik. Hahahaha, itu kan artinya pacarnya pernah datang ke rumah.
Chen Chen panik karena sadar sudah keceplosan. Untunglah Yi Tong lewat, jadi dia mengalihkan perhatian Xiao Chun dengan bertanya pada Yi Tong, kau bisa melihat hantukan? Kalau gitu coba tanya sama hantu itu, siapa yang membawa pria ke rumah?
“Kau kira aku penyihir?”
“Tidak bisakah kau bicara ‘padanya’?”
“Jika aku bisa, aku pasti sudah pacaran sekarang.”
Dan Chen Chen malah seperti berdoa pada si ‘hantu rak sepatu’ agar memberitahunya nomor lotere yang akan menang.
Sementara, Xiao Chun dia terus menatap tajam pada rak sepatu itu.
“Itu pasti bohong,” ujar Chen Chen tiba-tiba, tidak percaya pada Yi Tong.
“Aku tahu siapa yang berbohong,” ujar Yi Tong misterius.
“Siapa?” tanya Chen Chen.
Yi Tong menatap tajam pada Xiao Chun, dan Xiao Chun langsung menundukkan kepala dengan gugup. “Kak Ni,” ujar Yi Tong.
“Darimana kau tahu?” tanya Chen Chen lagi.
“Karena aku bisa melihatnya.”
“Kau tidak hanya bisa melihat hantu, tapi juga bisa melihat siapa yang berbohong? Kau kira kau punya ‘mata ketiga’ ya.”
“Tubuh setiap orang punya aura berbeda yang tidak bisa di lihat orang biasa,” jelas Yi Tong. “Kalau kau tidak percaya ya sudah. Aku tidak akan bicara lagi.”
Tapi, Xiao Chun penasaran “Aura dan kenapa?”
“Orang yang berbohong memiliki aura yang redup,” jelas Yi Tong. “Dan Kak Ni seperti itu.”
Chen Chen masih tidak percaya pada Yi Tong dan menyuruh Xiao Chun tidak percaya juga. Karena Xiao Chun mudah percaya seperti itulah makanya suka di gangguin orang.
--

Ni Jin di antar pulang oleh pacarnya. Dan Yi Tong melihatnya dari beranda rumah. Dia langsung heboh memanggil Yi Tong dan Xiao Chun untuk melihat Ni Jin yang sedang berciuman dengan pacarnya itu di depan rumah.


Dan begitu Ni Jin masuk, ketiga orang itu langsung menatap dengan menggoda. Yi Tong dan Chen Chen bahkan berpura-pura mempraktekan ciuman Ni Jin tadi. Ni Jin hanya tersenyum dan sadar kalau mereka mengintip tadi.
Chen Chen dan Yi Tong langsung penasara dan bertanya banyak hal. Siapa pria itu? pekerjaannya? Umurnya? Kapan pacaran? Dan merk mobilnya?
“Dia kerja di firma hukum gitu.”
“Umurnya?”
“38 atau 39 tahun gitu. Aku tidak ingat.”
“Dia cukup tua untuk menjadi paman,” komentar Chen Chen.
“Kelihatannya dia itu ‘ayah dayan’,” ujar Ni Jin.
“Dia sudah menikah?!” kaget Chen Chen.
“Ayah Dayan adalah…” tanya Xiao Chun.
“Anak nya sekolah di luar negeri dengan istrinya, sementara dia tetap tinggal di sini untuk mencari uang,” jelas Chen Chen.
“Dia sudah menikah?!” kaget Xiao Chun.
“Aku dengar dia dan istrinya sudah setuju untuk bercerai,” jawab Ni Jin singkat dan langsung masuk kamar.
Mereka bertiga benar-benar kaget dengan jawaban santai Ni Jin. Entah mereka yang terlalu kuno atau zaman yang sudah terlalu cepat berubah. Xiao Chun sendiri merasa kalau Ni Jin terlalu jujur dan terbuka, jadi sulit percaya kalau dia orang yang berbohong. Chen Chen semakin yakin kalau omongan Yi Tong itu hanyalah bualan.
--
Di dalam kamarnya,
Ponsel Ni Jin terus berbunyi, dan Ni Jin tidak mau mengangkatnya. Orang yang menelponnya akhirnya mengirim pesan : Ada yang ingin ku katakan padamu.
Ni Jin tampak kesal dan mengabaikan pesan tersebut.
--
Esok hari,
Sheng Nan berlari menuju kampus, dan berusaha menahan kantuknya saat sedang mendengar penjelasan dosen.
Chen Chen sibuk mengocok adonan kue. Dia ikut kursus membuat kue.
Yi Tong sibuk rapat dengan klub Berita.
Xiao Chun sibuk menghindari untuk berjumpa dengan Yang Yu.
Sementara Ni Jin, berjalan-jalan di tengah kota. Dia melihat kalung yang di pajang di sebuah toko dan tampak tertarik.
--
Malam hari,
Chen Chen baru pulang dan Xiao Chun menyambutnya. Dia bertanya bagaimana kelas baking Chen Chen hari ini?        
“Kak Chen, kau sungguh sangat mencintai pacarmu dan bahkan belajar bakery khusus untuknya.”
“Aku melakukannya bukan hanya untuk dia. Setelah aku mendapatkan sertifikat profesional, akan lebih mudah bagiku untuk melamar kerja. Kau ya, mumpung masih punya waktu untuk bersenang-senang, nikmatilah.”
Yi Tong keluar kamar untuk mengambil minum dan ikut nimbrung dengan obrolan mereka. Yi Tong merasa kalau kak Ni itu sangat beruntung, tidak perlu berusaha mendapatkan sertifikat atau penghargaan apapun. Chen Chen membenarkan, karena setelah lulus nanti, Ni Jin bisa langsung bekerja di perusahaan ayahnya.
“Apa pekerjaan ayah kak Ni?”
“Dia pemilik dari pabrik keramik,” jawab Chen Chen.
“Tapi, seingatku dia bilang ayahnya adalah pemilik dari pabrik handuk,” timpal Yi Tong.
“Sama sajalah. Yang pasti, ayahnya sangat kaya,” balas Chen Chen.
Chen Chen jadi semakin merasa iri. Yi Tong menyuruh Chen Chen untuk tidak membandingkan diri dengan Ni Jin, tapi dengan Sheng Nan. Melihat Sheng Nan membuat mereka mengerti betapa kerasnya hidup.
--
Sheng Nan pulang ke kos, dan melihat seorang pria yang menatap ke arah kos mereka. Ini pria yang tempo hari di lihat oleh Chen Chen juga. Saat melihat Sheng Nan, pria itu langsung berbalik dan sibuk melihat ponselnya. Tapi, setelah Sheng Nan masuk, dia kembali menatap kos.
Pria itu kemudian mengirim pesan pada Ni Jin : Jin, aku tahu rahasiamu – Wu Lei.


Post a Comment

Previous Post Next Post