Sinopsis Chinese
Drama – YOUTH Episode 03-1
Silahkan
lanjut baca jika umur di atas 17 tahun 😊
Images by :
Youku
Chen Chen
tidak bisa tidur karena memikirkan ucapan Yi Tong yang bilang bisa melihat
hantu. Dia berusaha menyakinkan dirinya sendiri untuk tidak percaya dengan Yi
Tong karena Yi Tong adalah pembohong. Saat dia kesulitan tidur, Yi Tong yang
tidur di tempat tidur atas malah tidur nyenyak sampai mengorok.
Tapi,
tiba-tiba saja suara ngorokannya berhenti.
Chen Chen jadi takut dan melihat ke atas. Tangan Yi Tong yang terulur
mengeluarkan darah. Chen Chen sudah takut, tapi mengira dia salah lihat. Dan
ketika dia melihat ke atas…. Woooaaah, ada hantu!
Dan mimpi
buruk itulah yang membangunkan Chen Chen. Eh, ternyata dia bermimpi darah
karena dia hari ini datang bulan.
-Kebohongan
dan Kebenaran-
Chen Chen
sudah mencuci pakaiannya, dan saat dia hendak menjemur baju, dia malah
mendapati celana pendek pria. Chen Chen panik dan segera menyembunyikan celana
itu di dalam bajunya. Bagaimana bisa Gao Lin meninggalkan celananya di sini?
--
Chen Chen
langsung menuju tempat Gao Lin, dan menunjukkan celana itu. Dia rasa Gao Lin meninggalkan
celana itu di tempatnya saat hari Xiao Chun pertama kali datang itu. Dan
seseorang mungkin tanpa sengaja mencucinya. Gao Lin masih setengah ngantuk. Dia
melihat celana itu dan berkata kalau itu bukan celananya. Dia tidak pernah
memakai celana bentuk seperti itu.
Chen Chen
langsung penasaran, kalau gitu itu celana siapa? Siapa yang sudah membawa pria
masuk ke dalam rumah?
Gao Lin
tidak peduli dan malah menarik Chen Chen untuk tidur dengannya. Chen Chen langsung berkata kalau dia sedang datang bulan.
“Lalu kenapa
kau kemari?” gumam Gao Lin kesal. Chen Chen tidak mendengar gumaman Gao Lin
tersebut. Dan Gao Lin langsun merubah perkataannya dengan menyebut Chen Chen
yang cantik.
--
Chen Chen
pulang dan ada seorang pria yang berdiri di depan kos mereka. Ketika pria itu
melihat Chen Chen, pria itu langsung pergi. Chen Chen sedikit curiga
melihatnya.
Di dalam
rumah, Xiao Chun menatap lemari sepatu tua tersebut. Dia memikirkan perkataan
Yi Tong kalau ada hantu di lemari tersebut. Dengan perlahan, Xiao Chun
mendekati lemari itu dan ingin membukanya. Tepat saat itu, Chen Chen pulang.
Dan akhirnya
mereka ngobrol-ngobrol. Xiao Chun memberitahu kalau Sheng Nan kerja part-time,
Ni Jin pergi fitness, sementara Yi Tong pergi kencan buta.
--
Kencan buta
itu di hadiri 3 orang gadis dan 3 orang pria. Dan tampak 3 orang pria itu lebih
tertarik pada Yi Tong.
--
Chen Chen
tidak habis pikir dengan Yi Tong yang terus menerus ikut kencan buta, apa dia
tidak bosan.
“Kata kak
Yitong, pria itu seperti makanan di kantin. Rasanya akan buruk jika kita
terlambat memakannya.”
“Benar. Dia
sudah 22 tahun, tapi belum pernah pacaran. Jika ini terus berlanjut, dia hanya
akan bisa mendapatkan makanan ‘basi’. Dan kau juga sama, apa kau ingin mati
sendirian di rumah di hari libur begini?”
“Aku tidak
masalah. Lagipula kak Sheng Nan juga single.”
“Kenapa kau
hanya melihat kak Sheng Nan, bagaimana dengan yang lain? Di mata kak Sheng Nan,
tidak ada cinta apapun. Hidup itu ya akan membosankan tanpa cinta. Dan
orang-orang akan jadi seperti robot. Kau ingin hidup seperti itu? Makanya
jangan meniru Kak Sheng Nan. Dia itu bukannya ‘hidup’ tapi hanya ‘bertahan’,”
ceramah Chen Chen.
Dan dia
kemudian teringat sesuatu, dia mengeluarkan celana boxer pria dari dalam
tas-nya. Dia memberitahu Xiao Chun kalau celana itu tergantung di balkon rumah
mereka. Itu artinya, ada pria yang masuk dalam rumah ini.
“Tapi…
kenapa benda itu ada di tas-mu?” tanya Xiao Chun.
Chen Chen
sedikit gugup dan akhirnya membuat alasan kalau dia mengambilnya untuk
melakukan penyelidikan. Dan biar Xiao Chun tidak bertanya lebih jauh, dia
segera mengalihkan dengan bertanya apa peraturan di rumah kos ini? Tidak boleh
membawa pria, dan seseorang telah melanggarnya.
“Terus
kenapa dia harus melepas celananya sebelum pergi?”
“Kau bodoh
ya?! Apa mungkin dia melepasnya untuk ke kemar mandi dan meninggalkannya? Tentu
yang pasti adalah…” ujar Chen Chen dan tidak menjelaskan lebih jauh karena
wajah Xiao Chun yang tampak tidak mengerti. Dia kemudian pendapat Xiao Chun,
siapa ya kira – kria? Xiao Chun tidak tahu.
Chen Chen
langsung menjelaskan kalau itu pasti adalah kak Ni. Dia yakin akan hal
tersebut.
“Sejujurnya
saja ya, Kak Ni itu tidak cantik.”
“Aku merasa
dia cantik,” puji Xiao Chun.
“Memang
benar dia cantik. Tapi dia tidak secantik Liu Yifei. Dia hanya biasa-biasa
saja, standar. Dan kita juga tidak begitu buruk jika di bandingkan dengannya.”
Dan karena
Xiao Chun tidak merespon, Chen Chen malah mengajak Xiao Chun untuk mencari
bukti kalau Ni Jin membawa pria ke dalam kos. Dia yakin pasti ada petunjuk di
dalam kamar Ni Jin.
“Aturan
pertama di sini adalah, jika ada yang membawa pria, maka dia harus di usir!”
“Kau ingin
mengusir kak Ni?”
“Tidak, dia
bisa membayar denda saja,” ujar Chen Chen.
Dan mereka
berdua mulai menguping, berusaha mendengar apakah ada suara seorang pria di
dalam kamar Ni Jin. Dan memang terdengar suara pria. Pas sekali, Ni Jin pulang
dan melihat tingkah aneh mereka.
“Ngapain
kalian berdua berdiri di depan kamarku?”
“Bilang,
siapa pria yang ada di dalam kamarmu?!” tanya Chen Chen menuduh.
“Pria?!”
bingung Ni Jin dan membuka pintu kamarnya.
Chen Chen
langsung menerobos masuk dan melihat ke kolong tempat tidur. Eh, ternyata
suaranya dari atas tempat tidur. Dari tablet yang menyiarkan anime detective
conan. Chen Chen jelas malu dan menutupinya dengen memarahi Ni Jin yang tidak
mematikan tablet ketika keluar rumah.
Dan mereka
akhirnya menunjukkan celana boxer tersebut. Ni Jin mengatakan kalau itu bukan
miliknya, karena pria yang di kencani-nya tidak pernah memakai celana seperti itu. Lagipula, hotel kan tidak
mahal, untuk apa dia membawa pria ke rumah. Setelah itu, dia masuk ke dalam
kamarnya dan menutup pintu rapat.
Chen Chen
jadi bingung, kalau bukan Ni Jin jadi siapa? Kak Sheng Nan? Tidak mungkin.
“Kenapa?”
tanya Xiao Chun.
“Kak Sheng
Nan tidak punya waktu dan energi. Dan juga kelihatannya, kak Sheng Nan tidak tertarik
sama sekali dengan pria. Jika dia punya sedikit saja ketertarikan, menurutmu
dia akan seperti itu?”
Dan Xiao
Chun mulai mengingat rutinitas kak Sheng Nan. Sheng Nan tidak memakai make up,
dan terkadang keluar rumah tanpa cuci muka. Padahal dia sudah umur 25 tahun.
Rambutnya saja tidak ada model. Pakaiannya juga gelap. Karena dengan begitu,
tidak akan ketahuan jika pakaiannya kotor. Dalam 365 hari mau hujan atau panas
terik, Sheng Nan hanya memakai pakaian berwarna hitam atau abu-abu. Sepatunya
juga hanya satu, dan menurut cerita, sepatu itu awalnya putih.
“Coba kau
pikir, apa akan ada pria yang tertarik padanya?”
“Itu karena
dia terlalu sibuk.”
“Jika orang
bilang Yi Tong adalah iron lady, maka kak Sheng Nan adalah pria sejati,” ujar
Chen Chen.
“Tapi, di
lihat dari sudut pandang psikologi, ada beberapa pria yang menyukai wanita
sepertinya.”
Tapi,
menurut Chen Chen itu adalah hal yang tidak mungkin.
--
Sheng Nan
berlari kencang ke tempat kerjanya, sebuah restoran. Dan ternyata seorang chef,
Jiang Heng, sudah menunggunya. Dia memberitahu kalau Sheng Nan tidak terlambat
dan masih punya waktu 5 menit lagi. Jiang Heng bahkan menyuruh Sheng Nan untuk
minum dari botol yang telah di sediakannya. Isi botol itu adalah kopi.
Restoran
sangat sibuk. Sheng Nan bekerja di sana sebagai pelayan. Walau sibukpun, Jiang
Heng menyempatkan diri untuk terus melihat Sheng Nan dari CCTV.
Jiang Heng
jelas menyukai Sheng Nan, karena sebelumnya dia juga sudah menunjukkan
perhatiannya ketika melihat Sheng Nan yang tampak sakit.
--
“Tapi
bagaimanapun, tidak mungkin itu milik kak Sheng Nan. Jadwalnya sangat padat
seperti artis terkenal saja. Dia tidak punya waktu untuk bersantai. Dia bahkan
tidak punya waktu untuk istirahat, apalagi tidur dengan pria,” ujar Chen Chen.
Dan Xiao
Chun setuju. Dan Chen Chen menduga kalau celana boxer itu pasti milik Yi Tong.
Yi Tong kan sering kencan buta, mana tau saja dia mendapatkan seorang pria dan
langsung bergerak cepat.
--
Yi Tong
masih di tengah kencan butanya. Di saat semua orang pada bertingkah malu-malu
kucing, Yi Tong malam mencairkan suasana dengan bertingkah konyol. Semua sampai
tertawa keras melihat tingkah konyolnya tersebut.
--
Malam hari,
Xiao Chun
sedang memasak mie instan di dapur, dan Chen Chen melihatnya. Dia terus
memandangi mie yang di masak oleh Xiao Chun dan bahkan bertanya itu mie rasa
apa. Karena itulah, Xiao Chun menawarkan Chen Chen untuk ikut makan mie
bersamanya. Chen Chen menolak dan berkata kalau dia sudah makan biskuit tadi
dan sudah kenyang. Tapi, mata tidak bisa berbohong, karena Chen Chen terus
menatap mie yang sedang di masak tersebut.
--
Yi Tong
balik pulang bersama salah seorang di kencan buta. Yi Tong udah senang aja
karena mengira kalau pria itu tertarik padanya, eh, ternyata pria itu langsung
pulang naik taksi. Tidak ada basa-basi sama sekali. Hahahha. Yi Tong jelas saja
kesal.
Tags:
Youth