Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 06 – 2


Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 06 – 2
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Ke Ai sudah selesai mandi. Dan saat melihat Xiao Gang, ternyata Xiao Gang sudah tertidur. Ibu merasa kalau mungkin itu karena pengaruh obat tidur. Ibu Ke Ai masih bekerja dengan menjahit.
Wen Wen datang ke rumah Ke Ai dengan panik dan bertanya apa yang terjadi pada Xiao Gang? Kenapa bisa terluka? Dia merasa cemas hingga menangis. Ke Ai menenangkannya, dengan berkata kalau Xiao Gang tidak terluka parah dan akan sembuh dalam beberapa hari. Hanya saja, Xiao Gang akan kesulitan bergerak beberapa hari ini.
“Untunglah. Aku meminjam ini (kruk) dari paman Wu Liu,” ujar Wen Wen dan memberikan kruk yang di bawanya.
“Kau memperlakukannya seperti dia adalah orang disabilitas. Berdasarkan keterangan dokter, kak Gang hanya mengalami keretakan tulang. Bukan hal yang serius.”
“Aku hanya berjaga-jaga,” jawab Wen Wen.
Ibu kemudian pamit untuk tidur dan menyuruh Ke Ai dan Wen Wen agar tidak mengobrol terlalu larut.

Wen Wen dan Ke Ai ngobrol bersama. Wen Wen bercerita mengenai harinya yang berjalan biasa saja, tidak ada yang istimewa. Karena itu, Ke Ai menyarankan agar Wen Wen bekerja saja dengannya di Hua Li. Dia harus mencapai target penjualan dan butuh lebih banyak orang untuk membantunya.
“Maksudmu kau ingin aku bekerja di Hua Li dept. store? Apa bisa? Kau baru saja mendapat promosi. Lalu, kau tiba-tiba memperkerjakan ku. Bagaimana jika semua orang nanti menggosipi mu? Tidak, aku takut akan menyusahkanmu.”
“Aku sekarang adalah manager sementara. Aku juga harus mencapai penjualan NTD 50juta dalam 1 bulan. Aku butuh SPG yang berbakat. Aku tahu kemampuanmu saat membantku ku berjualan baju di pasar. Jadi, aku tidak peduli apa yang mungkin akan di katakan orang, selama aku bisa memperkerjakan SPG berbakat untuk perusahaan. Ini yang harus ku lakukan.”
“Tapi…”
“Berhenti bilang ‘tapi’. Jika terjadi sesuatu, aku yang akan bertanggung jawab.”
Wen Wen tertawa mendengar ucapan Ke Ai, “Apa kau terpengaruh oleh Yang Zi Hao belakangan ini? ‘Aku yang akan menanggungnya’, bisa kah? Baiklah, aku akan pergi (bekerja pada Ke Ai)! Belakangan ini, apa kau dekat dengan Yang Zi Hao?”
“Dia adalah wakil presiden perusahaan kami.”
“Maksudku bukan dekat di kerjaan. Maksudku, apa Yang Zi Hao menyukaimu?”
“Menyukaiku?” tanya Ke Ai ulang. “Tidak mungkin! Dia hanya senang menggangguku. Dia suka menggagetkan dan menakutiku. Dia juga suka mengungkit fakta kalau aku berhutang padanya. Pertama, dia ingin aku membayar bunga hutang, lalu, dia ingin aku menyiapkan sarapan untuknya. Dia wakil presiden, dia termasuk dalam orang terkeal. Tapi, bagiku dia masih kekanak-kanakan. Dia pasti akan tetap sama walau sudah berusia 50 tahun.”
Wen Wen tersenyum mendengar. Mereka kemudian membahas hal lain.
--
Wen Wen sudah pulang, dan Ke Ai masuk ke dalam kamarnya, hendak tidur. Tapi, sebelum itu, dia melihat ponselnya dulu. Ada banyak notifikasi dari SUN Fansclub. Di chat group tersebut, trio pekerja termasuk Xiao Tian membicarakan mengenai ketampanan dan kekerenan Zi Hao saat membantu mengatasi VVIP tersebut. Mereka sangat bersemangat membahas hal tersebut dan bahkan semakin semangat untuk mencapai penjualan agar dapat melihat senyuman, dapat berfoto dan mungkin dapat mendapatkan ciuman dari Zi Hao.
Ke Ai benar-benar tidak habis pikir melihat isi chat group yang penuh dengan chat tidak penting tersebut. Tapi, dia malah teringat saat Zi Hao membantunya menghadapi Nn. Zheng tersebut. Ow…ow… sepertinya dia sudah mulai jatuh dalam pesona Zi Hao,
“Saat itu, dia sedikit tampan,” puji Ke Ai tanpa sadar. Tapi, kemudian dia tersadar, dan memarahi dirinya sendiri karena sudah berpikiran aneh. Lebih baik, tidur.
Ke Ai mematikan lampu dan langsung ke tempat tidur. Dia membuka separuh selimutnya, dan mengomel karena Zi Hao tidak membantunya mengambilkan bantal untuk Xiao Gang tadi.
Dan, terlihat kalau ada kaki pria di ranjang Ke Ai, tepat di sebelah Ke Ai, tetapi tertutupi selimut.

Saat telah tertidur nyenyak, Ke Ai membuka mata dan melihat wajah Zi Hao di sampingnya. “Aku berhalusinasi. Ini pasti karena aku membaca chat group tersebu,” gumamnya dan lanjut tidur. Hahahahaha, padahal itu beneran Zi Hao.
Malam semakin larut, saat tidur, Ke Ai tanpa sadar menendang Zi Hao yang ada di sebelahnya sampai jatuh ke lantai. Tapi, Zi Hao juga dalam keadaan ngantuk, malah balik naik lagi ke atas tempat tidur dan memeluk Ke Ai, seolah Ke Ai adalah guling.
--
Pagi hari,
Ke Ai terbangun karena kesulitan bernafas, tangan Zi Hao menimpa leher-nya. Masih dalam keadaan ngantuk, Ke Ai mengangkat kedua tangannya, eh, tapi kenapa masih ada tangan di leher-nya? Dia berbalik dan melihat wajah Zi Hao.
Dia masih belum sepenuhnya sadar. Tetapi, “Kau beneran nyata?!” tanya-nya memastikan.
Zi Hao terbangun, dan terkejut melihat wajah Ke Ai berada tepat di depannya. Mereka saling berkedip. Sekali dua kali tiga kali. Beneran nyata!
Dan tentu saja, setelah sadar sepenuhnya, Ke Ai langsung memukuli Zi Hao. Zi Hao jelas kabur dan berteriak kesakitan. Dia meminta Ke Ai untuk tenang dulu.
“Bagaimana bisa aku tenang?! Aku harus memukulmu! Kenapa kau bisa ada di atas tempat tidurku?”
Zi Hao diam sesaat. Dan teringat malam sebelumnya, dia mempunyai rencana untuk menakuti Ke Ai. Jadi, karena itu, dia bersembunyi di balik selimut, tapi malah tertidur. Dengan jujur, Zi Hao memberitahukan hal itu pada Ke Ai.
Ke Ai jelas marah. Tapi, terdengar suara ibu dan Xiao Gang yang bertanya ada apa? Kenapa berteriak? Dan karena panik, takut kalau Zi Hao akan ketahuan oleh ibu-nya dan Xiao Gang, Ke Ai langsung menyeret dan menyembunyikan Zi Hao! Di dalam lemari pakaian!
Pas saat itu, ibu dan Xiao Gang masuk. Ke Ai langsung membuat alasan kalau dia tadi terjatuh makanya berteriak. Dan untunglah, ibu percaya akan hal itu. Ke Ai juga langsung mengusir ibu keluar dari kamarnya.
Setelah ibu keluar, Zi Hao protes, dia kan tidak melakukan apapun, kenapa harus sembunyi? Ke Ai tidak menjawab dan menyuruh Zi Hao untuk langsung keluar, mumpung ruang tamu tidak ada orang.
Dia mendorong Zi Hao dengan cepat ke depan pintu, tapi Zi Hao malah bertanya mengenai sarapannya. Kan Ke Ai sudah janji akan sarapan dengannya. Eh, terdengar suara ibu yang memanggil Ke Ai untuk sarapan bersama. Dan ibu melihat Zi Hao!
Ke Ai langsung cepat berakhing, “Tn. Yang, kenapa kau kemari?” tanya-nya seolah Zi Hao baru datang. LOL.
Zi Hao juga dengan canggung masuk dan memberi salam pada ibu. Ibu tampak bingung dan heran, kenapa Zi Hao pagi-pagi sudah ke rumahnya? Di tambah lagi, rambut dan baju Zi Hao sangat berantakan.
“Dia orang yang jorok,” alasan Ke Ai. “Biasanya, dia tukar baju di kantor. Seperti ini sudah termasuk bagus. Dia sering memakai sandal jepit ke kantor.”
“Hah? Aku?” kaget Zi Hao, di fitnah jelek begitu. Hahahaha, kasihan betul!
Eh, datang pula Li Jian ke rumah Ke Ai. Dia datang karena Zi Hao kemarin menyuruhnya untuk mengantarkan bahan sarapan pada Ke Ai.
“Eh, tapi kenapa kau ada di sini?” tanya Li Jian bingung melihat Zi Hao. Suasana jadi tegang.
“Tentu saja, dia di sini. Bukankah kalian datang bersama?” ujar Ke Ai menatap pada Li Jian.
“Apa kami datang bersama?” tanya Li Jian balik dengan ekspresi bingung.
Ke Ai menatap tajam dan memberi kode dengan matanya, dia berkedip berulang kali. Untunglah, Li Jian berhasil menangkap maksud Ke Ai.
“Ya benar. Kami datang bersama. Maksudku tadi, aku tadi parkir mobil dan menyuruhnya untuk masuk duluan. Dia duluan masuk,” jelas Li Jian, berbohong.
Giliran Zi Hao yang membuat alasan kalau dia menyiapkan bahan sarapan itu untuk Xiao Gang yang baru terluka agar cepat sembuh. Dia menyuruh Ke Ai untuk cepat masak sarapan karena semuanya kan belum sarapan. Dan dia ingin telur mata sapi. Ke Ai langsung melotot padanya.
Baru selesai satu, tiba-tiba muncul Zi Jie! (Ampun, semua muncul samaan. Hahahahha). Zi Jie masuk begitu saja ke dalam dan langsung menanyakan keadaan Xiao Gang. Dia mendengar Xiao Gang terluka dan langsung datang.
“Kalian berdua… saling kenal?” tanya Zi Hao bingung.
Zi Jie dan Xiao Gang mengiyakan. Mereka senior dan junior.
“Tunggu,” ujar Zi Jie dan menatap penampilan Zi Hao dari atas ke bawah. Kemudian menatap ke Ke Ai. Dia tersenyum menggoda. “Sepupuku… kau anak nakal ya. Apa kau tidur di rumah Chang Ke Ai tadi malam?”
Ibu langsung menatap pada Ke Ai. Ke Ai langsung mengatakan tidak.
“Mungkin … mungkin dia tidur di sini,” ralat Zi Jie melihat reaksi ibu Ke Ai dan Ke Ai.

Belum selesai, masuklah Wen Wen. Dia datang membawa teman kantor Ke Ai. Teman kantor Ke Ai datang ke kedai kue beras-nya karena merasa bersalah pada Ke Ai mengenai kue beras kemarin. Tapi, karena Ke Ai tidak kelihatan di pasar, jadi dia membawa teman-teman kantor Ke Ai ke rumah Ke Ai.
Masuklah trio pekerja. Dan mata mereka langsung tertuju pada Zi Hao yang ada di sana. “Baju wakil presiden, sama seperti yang di kenakannya kemarin,” komentar Daniel.
“Rambutmu, kelihatannya seperti baru bangun tidur,” komentar pekerja yang lain.
“Ini pasti bukan masalah biasa,” komentar pekerja terakhir.
Hahahahhaa :D .LOL. Mau bohong kayak manapun, ada aja halangan. Ibu juga jadi curiga.
“Perjanjian NTD 50juta dengan tn. Jiang di mulai sekarang. Aku lembur sepanjang malam untuk mencari strategi mencapai target. Pagi ini, aku datang untuk mendiskusikannya dengan Chang Ke Ai. Apa ada masalah?” jelas Zi Hao (dan tentu saja itu bohong).
Trio pekerja langsung menjawab tidak ada masalah dan tidak membahas lagi.
“Ini adalah masalah serius. Tolong, jangan pikirkan pakaian dan penampilanku,” ujar Zi Hao dengan sopan pada ibu Ke Ai. Zi Jie di belakang senyum-senyum, tahu kalau Zi Hao bohong.
Ibu Ke Ai akhirnya percaya pada alasan Zi Hao dan tidak curiga lagi.
“Karena kalian semua sudah di sini dan adalah bagian dari pasukan kemenangan di departemen pakaian wanita, mari tidak membuang waktu lagi. Kau tidak perlu menyiapkan sarapan hari ini. Aku yang akan mentraktir sarapan. Mari makan bersama. Kita akan mengadakan rapat. Chang Ke Ai, kau pemimpin rapatnya,” ujar Zi Hao.
“Baik, wakil presiden.”


2 Comments

Previous Post Next Post