Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 06 – 3
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Rapat di mulai,
Salah seorang dari trio pekerja mengatakan
pendapatnya, bahwa cara paling cepat menjual baju adalah dengan melakukan
siaran live. Seorang yang lain memberika ide lain kalau mereka bisa membuat
group khusus wanita kaya agar datang dan berbelanja.
“Aku rasa, lebih baik jika orang terkenal membantu
kita,” pendapat Daniel. “Mulai dari sekarang, kita harus membuka besar-besar
mata kita. Jika kita melihat artis terkenal menggunakan pakaian kita di jalan,
kita harus mengambil foto dengannya dan menyebarkan foto tersebut.”
“Itu pasti akan sulit,” komentar 2 pekerja
lainnya.
“Tidak sulit. Sebenarnya, mencapai penjualan NTD 50juta
tidaklah sulit. Kau dapat menghitungnya sendiri. Hua Li dept. store bagian pakaian
wanita mempunyai 25 toko. Di setiap toko ada 3 orang SPG atau SPB. Setiap orang
harus bekerja 22 hari dalam sebulan. Jadi, setiap orang hanya perlu mencapai penjualan
NTD 30.000 per hari. Dengan begitu, jika kita mentotalkan semuanya, kita akan
mencapai penjualan NTD 50juta. Penjualan
NTD 30.000 per hari, apakah itu sulit?” jelas Ke Ai.
“NTD 30.000? Terakhir kali, aku bisa mencapai NTD
200.000 penjualan sehari,” komentar Daniel.
“Kalau aku, terakhir bisa mencapai lebih dari NTD
50.000 penjualan sehari.”
Makanya, mereka pasti bisa mencapai hal tersebut.
Jadi mencapai penjualan NTD 50juta dalam sebulan bukanlah hal yang tidak
mungkin.
Daniel tertawa dan menjelaskan ‘terakhir kali’
itu maksudnya adalah di masa lalu. Sudah sangat lama. Dan sekarang tidak lagi.
“Tapi, Daniel, kau yang paling banyak berjualan
di departemen pakaian wanita. Kenapa kau tidak membagi kemampuan promosi-mu dengan
yang lain?” tanya Zi Hao.
“Kemampuan terbaikku tidak bisa di pelajari oleh
yang lain. Aku adalah pria. Para wanita sangat mempedulikan bagaimana para pria
melihat mereka. Aku menjadi salah satu di antara mereka. Aku seorang pria dan
juga seperti saudara perempuan mereka. Jadi, mereka memperlakukanku dengan
tulus. Jadi, yang harus ku katakan : ‘Wow,
pakaian ini sangat cantik! Ini di desain spesial untukmu!I’ Ding Dong! Akhirnya
di beli,” jelas Daniel. “Jadi, wakil presiden, aku punya saran. Kita bisa memperkerjakan
lebih banyak SPB. Mereka bisa membentuk grup lelaki. Dan hal itu pasti akan
berjalan lancar.”
“Tidak bisa! Daniel, aku tidak setuju dengan caramu.
Kita menjual baju jadi pelanggan kita bisa menemukan pakaian yang sesuai untuk
mereka. Kita bukannya bermulut manis pada mereka. Kalau bermulut manis saja,
mereka akan menyesal telah berbelanja begitu sampai di rumah. Jadi, jika seorang
pelanggan tidak bisa menemukan pakaian yang sesuai di INDEX, aku dapat
merekomendasikannya ke GD Shop atau toko lainnya. Kita ada di kapal yang sama. Kita
tidak bisa hanya memikirkan diri sendiri dan mengambil semua pelanggan. Kita juga
harus membantu toko lain dengan memperkenalkan mereka kepada pelanggan. Dengan begitu,
walau aku tidak bisa berhasil menjual, setidaknya aku bisa membantu toko lain
menjual. Kita harus menghentikan pemikiran saing bersaing dengan sesama. Setiap
pelanggan yang datang ke Hua Li dept store akan menghabiskan uang mereka di
sini. Dengan begitu, kita baru bisa sukses,” jelas Ke Ai.
Semua terkesima dengan pemikiran Ke Ai, termasuk
Zi Hao. Zi Hao kemudian menggunakan kata-kata untuk menyemangati mereka karena
dia tahu kalau mereka kehilangan semangat juang. Mereka harus punya mimpi yang
ingin di capai agar bisa semangat berjuang.
“Tulis semua mimpi kalian atau cari foto dan
tempelkan. Setiap hari katakan ini pada papan mimpi kalian : Aku bisa melakukannya. Dengan penjualan NTD 50juta,
hidupku akan berbeda. Aku akan mencapai mimpiku. Aku dapat mencapai penjualan
NTD 30.000 setiap hari.”
Trio pekerja semakin semangat. Mereka juga
bersemangat untuk mempelajari produk dari toko lain di Hua Li agar bisa merekomendasikannya
juga ke pelanggan. Pokoknya, mereka sekarang menjadi lebih kompak daripada
sebelumnya.
Dan diam-diam, Li Jian bertanya mengenai ‘Wen Wen’
dan Ke Ai memberi tanda ‘oke’ dengan tangannya.
Wen Wen ikut bekrja secara resmi di Hua Li!
--
Zi Jie dan Xiao Gang ngobrol bersama di café. Zi Jie
memberitahu hasil penyelidikannya kalau bukan Tiger yang menabrak Xiao Gang.
“Itulah kenapa aku buru-buru mencarimu. Aku sudah
tahu alasannya. Kejadian ini di lakukan oleh ketua pasar Tian Tian sebelumnya. Dia
ingin memfitnah Tiger. Dia melakukannya untuk mengambil kembali pasar Tian Tian,”
beritahu Zi Jie.
Xiao Gang tentu tidak menyangka akan hal itu. Dan
tentu, masih ada kecurigaan kalau Tiger terlibat. Zi Jie kemudian mengeluarkan
kartu memori yang di ambil dari kamera mobil saat kejadian. Dan kartu memori
itu tidak menguntungkan bagi Tiger. (Itu lho, waktu Tiger dan anak buahnya kena
tipu oleh trik Zi Hao, sehingga mereka mengira ada polisi dan kabur. Saat itukan
Tiger bilang akan membuat sesuatu yang besar, dan ternyata itu terekam oleh blackbox
mobil yang ada di sana).
--
“Kalian bodoh! Kalian di peralat oleh orang lain
dan menabrak pengacara itu dengan mobil. Kamera mobil bahkan ada dan bisa
menjadi bukti. Aku tidak bisa membuktikan ketidakbersalahan ku sekarang!’ marah
Tiger kepada anak buahnya. “Dasar pengacara sial! Dia menggunakan hal ini untuk
mengancamku agar tidak menaikkan sewa! Aku tidak akan membiarkannya!”
“Kami tidak melakukan hal itu. Kenapa kita harus
takut?” ujar salah satu anak buah tiger.
“Sst! Berhenti bicara kau!” marah anak buah yang
lain. “Boss, aku dengar kalau pengacara itu dekat dengan polisi. Apa yang harus
kita lakukan? Polisi pasti akan lebih percaya padanya.”
“Apa yang harus kita lakukan?! Dia tidak akan
pernah bisa bicara lagi!” tekad Tiger.
--
Di Hua Li Dept. Store
Penjualan di departemen pakaian wanita mulai
membaik. Tampak banyak pelanggan yang datang. Dan para toko mulai saling
bekerja sama unuk menawarkan pakaian terbaik bagi pelanggan. Jika pakaian yang
di cari tidak ada di toko mereka, mereka akan membawa pelanggan ke toko lain
dan memperkenalkan pakaian yang sesuai. Ke Ai tersenyum senang melihat
perkembangan tersebut.
Ke Ai kemudian berkeliling melihat toko lain. Dia
berpas-pasan dengan Zi Hao dan Li Jian yang juga sedang berkeliling. Dengan sopan,
Ke Ai memberi salam. Tapi, anehnya, Zi Hao dan Li Jian malah terus berjalan di
belakangnya.
Ke Ai menjadi tidak tenang, apalagi teringat
pertanyaan Wen Wen malam itu, apa Yang Zi Hao menyukai Ke Ai?
Pas saat Ke Ai menunduk dan hendak memperbaiki
tali sepatunya, Zi Hao yang masih berjalan di belakangnya dengan Li Jian tidak
memperhatikan jalan. Hingga Zi Hao jadinya menabrak Ke Ai dan hampir membuat Ke
Ai terjatuh, tapi untung dia sigap memeluk Ke Ai hingga tidak terjatuh. Wajah mereka
jadi sangat dekat hingga membuat Ke Ai gugup. Dia segera mendorong tubuh Zi Hao
menjauh.
“Kenapa kau terus mengikutiku?” tanya Ke Ai.
“Mengikuti? Terus? Aku?” tanya Zi Hao bingung.
“Masih berani bilang nggak. Dari tadi kau
mengikutiku di sana hingga sekarang.”
“Nn. Chang, aku rasa kau sudah salah paham. Wakil
presiden dan aku hanya memastikan kalau pelanggan akan mempunyai pengalaman berbelanja
yang baik dan setiap desain toko yang ada akan menarik mata pelanggan. Jadi,
kami berjalan di sekitar sini untuk memeriksa,” jelas Li Jian.
Dan jadinya, Zi Hao menggoda Ke Ai yang sudah
salah paham dan terus memperhatikannya. Ke Ai membantah hal tersebut. Tapi, Zi
Hao masih terus mengganggu. Ke Ai tidak terjebak dalam godaan Zi Hao dan dengan
tegas menjawab tidak salah paham dan tidak memikirkan apapun.
Zi Hao akhirnya menyuruh Ke Ai untuk mengikutinya
berkeliling. Dia menanyakan pendapat Ke Ai, bagaimana caranya membawa orang
yang tidak suka berbelanja ke lantai 2 (bagian pakaian wanita)? Dan bagaimana membuat pelanggan yang hanya
ingin membeli 1 buah pakaian menjadi membeli lebih banyak pakaian?
“Taktik kawan,” jawab Ke Ai.
“Kawan?” tanya Li Jian dan Zi Hao bersamaan.
“Seluruh dept. store mempunyai pelanggan yang
berbeda. Target pelanggan di setiap lantai juga berbeda. Departemen pakaian
wanita akan mempunyai target yang sama dengan beberapa lantai.”
“Tentu saja. Target pelanggan kita sama dengan
departemen kosmetik. Seorang gadis akan berdandan untuk pria yang dia cintai. Tidak
hanya wajah, dia tentu juga harus membeli pakaian.”
“Itu benar. Ketika aku berjualan pakaian di pasar,
aku tidak takut bersaing dengan kompetitor sejenis. Karena aku tahu, kami bukan
musuh, tapi kawan. Pelanggan mereka akan menjadi pelanggan potensialku. Ketika
mereka menarik pelanggan mereka, mereka juga membantuku menarik pelangganku
juga.”
“Aku mengerti maksudmu. Jika kita ingin meningkatka
penjualan, kita harus memikirkan cara agar target pelanggan dari departemen
kosmetik di lantai 1 akan naik ke lantai 2 juga. jadi, departemen kosmetik
adalah kawan kita,” simpul Zi Hao.
“Aku juga mengerti maksud Anda. Tapi tn. Yang,
apa yang harus kita lakukan?” tanya Li Jian.
“Ketika aku masih di pasar, aku bergabung bersama
dengan yang lain. Contohnya, jika kau membeli sebuah pakaian, kau akan
mendapatkan semangkuk kue beras atau potongan daging ayam secara gratis. Itu
menguntungkan. Jadi, aku sarankan, kita harus mulai dari departemen kosmetik
yang mempunyai target pelanggan yang sama dengan kita. Wanita tidak akan tahan
dengan beli 1 gratis 1, dan mendapatkan potongan diskon NTD 100 jika mencapai
pembelian NTD 1000. Jika kita membatasi waktu dan kuantitas, aku yakin jantung
mereka akan berdetak cepat dan tidak bisa menahan godaan.”
“Aku setuju. Kita selalu menggunakan taktik ini
selama berjualan. Diskon NTD 100 dengan pembelian NTD 1000. Tapi, kita harus
menyesuaikan konten-nya. Tidak hanya pembelian dari toko yang sama, atau dari
lantai yang sama. Dengan pembelian mencapai NTD 1000 dari departemen kosmetik,
kita akan memberikan voucher diskon NTD 100 untuk pakaian wanita. Dengan begitu,
pelanggan dari departemen kosmetik mungkin akan datang pada kita. Chang Ke Ai,
aku izinkan kau untuk memikirkan ide hebat ini,” puji Zi Hao. Dan dia yang akan
mengatasi hal ini. Dia tahu 1 orang yang bisa melakukannya.
--
Zi Jie sedang berada di ruang pantry dan menggoda
para SPG. Lagi asyik menggoda, datangalah Zi Hao menemuinya.
“Tn. Liang sekarang ini tn. Jin sedang mengambil
cuti panjang. Jadi, kau yang bertugas mengurus departemen kosmetik dari
sekarang. Tapi, selama jam kerja, tolong jangan terlalu banyak bicara,” tegur
Zi Hao. “Pemimpin harus memberikan contoh yang baik. Mengerti? Nama depanmu bahkan
adalah Liang.”
Zi Jie tersenyum malu dan memberi tanda pada para
SPG yang ada di sana untuk pergi. Setelah semua pergi, ZI Hao langsung bertanya,
produk kosmetik apa yang baru laku terjual?
“Aku dengar itu adalah lipstick yang di endorse
oleh Jamie Cheng. Tidak ada lagi stock di Taiwan karena sudah habis terjual. Tapi,
dengan reputasiku, pabrik mengizinkan untuk menambahkan stock 1000 lipstick
lagi. Terlebih lagi, ini adalah 1000 lipstick terakhir. Ketika persediaan nya
tiba, departemen kosmetik ku akan…,” jelas Zi Jie dengan semangat.
“Berikan aku 1000 lipstick itu,” potong Zi Hao.
“No. tidak bisa!”
“Aku ingin menjadikan itu menjadi hadiah pembelian
untuk departemen kita.”
“Hah? Hadiah gratis? Lalu, apa keuntungan yang
akan ku dapatkan dari hal ini?”
“Aku sudah memeriksa. Rata-rata penjualan kalian
adalah NTD 3.654. Aku dapat membantu
meningkatkannya menjadi NTD 5000.”
Zi Jie jelas tidak percaya, karena itu hal yang mustahil.
Zi Hao mulai menjelaskan metode-nya mengenai taktik kerja sama tersebut, dan Zi
Jie setuju.
Lagi asyik membahas bisnis, Zi Hao malah mendapat
pesan dari ibunya yang mengingatkan untuk tidak melupakan janji dengan putri
dari Bank Ju Bank lagi. Zi Jie yang membaca pesan itu, langsung mengejek Zi
Hao.
--
Jammie datang ke Hua Li lagi. Dia mencari Ke Ai,
karena itu dia berkeliling di setiap lantai Hua Li. Begitu menjumpai Ke Ai, dia
langsung menyapa.
“Kue beras yang waktu itu kau berikan padaku, sangat
enak. Ayo. Di toko mana kau bekerja? Bawa aku ke sana.”
“Ke toko ku?”
“Ya. Aku akan menghabiskan uang di sana. Chang Ke
Ai (Jammie membaca tag nama Ke Ai). Nama mu sangat Ke Ai. Ayo, bawa aku ke sana. Aku akan meningkatkan penjualanmu.”
“Jika kau ingin membantu ku, maka tidak perlu. Kecuali,
kau benar-benar ingin membeli baju.”
“Aku benar-benar ingin beli baju. Jadi, tolong
rekomendasikan beberapa baju padaku.”
Ke Ai tidak punya alasan menolak lagi. Dia
memperhatikan penampilan Jammie dan berkata kalau dia tahu toko baju apa yang cocok
untuk Jammie.
Ke Ai membawa Jammie ke toko baju Daniel. Jammie
memperkenalkan dirinya dengan nama Jian Zhen Yi. Ke Ai meminta Daniel merekomendasikan
beberapa baju untuk Jammie. Dan dengan cepat, Daniel langsung melayani Jammie.
“Ini bukan tokomu?” tanya Jammie.
“Aku bekerja di INDEX, yang ada di depan toko
ini. Tapi, pakaian kami lebih ke style romantic dan elegant. Aku rasa kau
mempunyai karaktermu sendiri. Aku tidak ingin merekomendasikan pakaian yang
tidak sesuai untukmu. Tapi, walau bagaimanapun, jika kau membeli pakaian yang
kau suka di toko manapun dari departemen kami, aku akan bahagia.”
Dan salah satu dari trio pekerja, ternyata
mengenali Zhen Yi sebagai Jammie Chien. Jammie mendengar bisikan mereka.
“Chang Ke Ai, sebenarnya, aku dapat juga
mengenakan pakaian elegan. Hari ini, aku harus mengenakan pakaian dari toko mu.
Setelah itu, kau akan lebih menyukaiku lagi,” ujar Jammie. Ke Ai bingung.
Tags:
Hello Again
Lanjut...
ReplyDelete