Sinopsis Drama Taiwan – Hello Again Episode 06 –
4
Images by : SET TV , TTV, iQiyi
Li Jian mengajak Wen Wen ngobrol di sela-sela jam
istirahat Wen Wen. Dengan gaya sok cool dia
bertanya, bagaimana hari ini? Ada yang mengganggumu? Berapa banyak pakaian yang
kau jual hari ini? Apa sudah makan siang? Apa ada waktu ke toilet? Atau…
“Kau terlalu banyak bertanya. Yang mana yang
harus ku jawab?”
“Eh, itu, aku hanya ingin mengatakan, aku akan
membantumu jika terjadi sesuatu.”
“Membantuku? Baik. Kalau gitu, aku akan langsung bilang.
Aku tadi bertemu pelanggan yang menyulitkan. Dapatkah kau memukulnya untukku? Aku
di denda oleh supervisor lantai, dapatkah kau membatalkan denda itu untukku? Terus,
aku tidak punya waktu untuk pipis, dapatkah kau membantuku untuk pipis?!” tanya
Wen Wen balik dengan kesal.
Li Jian terkejut hingga menjawab, “Ya, aku akan
pipis. Aku akan bertanggung jawab. Tidak… aku,” gugup Li Jian. Hahahha.
“Hh, aku tumbuh di pasar. Aku bukannya hidup di
lindungi. Jadi, kau tidak perlu menjagaku!” tegas Wen Wen.
--
Zi Hao akhirnya menemui putri dari pemilik Bank Ju
Bang, Jammie Chien. Jammie berpenampilan elegan. Dengan sopan, Zi Hao meminta
maaf karena sudah salah membiarkan Jammie menunggunya kemarin dulu. Saat itu,
dia sibuk bekerja hingga lupa waktu.
“Aku tadi sudah bilang, tidak masalah kan. Tapi… lupa
mengenai waktu adalah alasanmu saja. Sekarang, kau bisa mengatakannya dengan
jelas. Jadi aku bisa menjelaskan (kepada ayahnya) ketika di rumah.”
“Kerja adalah hal yang paling penting bagiku. Aku
juga bukan orang baik. Kau tidak suka orang yang tidak peduli pada keluarga. Apa
yang kau pikirkan mengenai penjelasanku?”
“Tidak masalah. Tapi, apa kau tidak punya alasan
yang lebih baik?”
“Hufft…,” Zi Hao menghela nafas panjang dan melirik
ke samping. Di sana ada Zi Jie yang memberi kode padanya. “Aku punya rahasia
yang tidak akan bisa kau terima.”
Dan Zi Jie bangkit dari kursinya, bergabung dengan
Zi Hao dan Jammie.
“Dia adalah rahasia-ku,” ujar Zi Hao, dan Zi Jie
menggandeng tangan Zi Hao dengan romantis. Hahahahaha. Jammie sampai heran
melihat tingkah mereka.
“Jangan bertengkar dengan keluargamu karena aku,”
ujar Zi Jie pada Zi Hao. “Aku tidak masalah.”
“Sayang, kau orang yang baik. Kau tidak egois dan
memikirkanku. Bagaimana bisa aku bertahan melihatmu sedih?” jawab Zi Hao. Mereka
sok sebagai pasangan.
Dan Jammie tersenyum usil melihat hal itu. Dia
malah menyuruh mereka berdua untuk saling berciuman. Dengan begitu, dia akan
pulang dan memberitahu kedua orangtua-nya kalau dia tidak menyukai Zi Hao. Dia akan
menolak Zi Hao.
Zi Hao kaget. Tapi, tidak punya pilihan lain. Zi
Jie mengehela nafas panjang. Zi Hao mendekat dengan perlahan. Aaaahhh…. ampun,
ini adegan ngakak! LOL.
“Hahahhahaha!” Jammie ketawa ngakak, dan membuat
Zi Hao gagal mencium Zi Jie. Dan terlihat kalau, Zi Jie sangat lega karena
gagal berciuman dengan Zi Hao. “Aku tidak percaya kau sampai melakukan hal ini
untuk menolakku. Ini sangat menarik. Karena kalian sangat polos, maka aku akan
langsung bilang saja. Aku lesbi!”
Zi Hao dan Zi Jie terkejut. Jammie kemudian mulai
mengeluarkan karet rambut dan mengikat rambutnya kemudian makan dengan lahap. Dia
capek daritadi berpura-pura berkelas. Melihat rambut Jammie yang terikat, membuat
Zi Jie jadi teringat sosok Jammie.
“Kau yang makan kue beras dengan Chang Ke Ai di
restoran itu kan!” ujar Zi Jie.
“Okay, Yang Zi Hao. Aku rasa kita tidak akan bertemu
lagi,” ujar Jammie dan beranjak pergi.
Tapi, Zi Hao menarik tangannya. Hal itu di rekam
oleh salah seorang pengunjung restoran tersebut.
“Kenapa kita tidak pacaran saja?” tawari Zi Hao. “Kita
akan di paksa kencan buta setelah ini. Karena kita sudah saling terbuka, kenapa
kita berpura-pura pacaran saja? Kita bisa mendapatkan apa yang kita inginkan. Jika
ada sesuatu, kita bisa saling menutupi satu sama lain. Aku rasa ini cara paling
mudah untuk menjelaskannya pada keluarga kita.”
“Baik. Aku setuju.”
Dan setelah itu, Jammie pergi.
Zi Jie masih penasaran, apa Jammie benar-benar
lesbi? Tapi, Zi Hao tidak peduli, karna dia harus buru-buru ke rumah Ke Ai. Ke
Ai kan hari ini shift pagi, jadi pasti sudah pulang.
--
Zi Hao sampai di depan rumah Ke Ai dan melihat Ke
Ai keluar dengan terburu-buru. Zi Hao langsung mengejarnya dan bertanya ada
apa? Tapi, Ke Ai malah menyuruhnya untuk tidak ikut campur.
Ke Ai menerima pesan, dan Zi Hao mengintip pesan
yang Ke Ai terima. Tiger mengirimkan foto Xiao Gang yang babak belur, Ini gedung yang di renovasi di sebelah pasar
Tian Tian, No. 7, jalan Hua Xing. Datang sendiri!
“Ini jebakan!” ujar Zi Hao.
Tapi, Ke Ai tidak mendegarkan ucapan Zi Hao dan
langsung lari ke vespa-nya. Zi Hao menghalangi Ke Ai untuk pergi karena itu
adalah perangkap. Tapi, Ke Ai terlalu panik dan tidak mau mendengarkan apapun
perkataan Zi Hao.
“Jangan takut. Aku di sini. Aku akan
menghadapinya denganmu.”
“Tidak. kau tidak bisa ikut denganku.”
“Kenapa?”
“Aku hanya boleh ke sana sendirian. Kau sudah
sering menolongku. Tolong berhenti menolongku lagi. jika kau ikut campur dengan
para preman itu, kau tidak akan bisa lepas dari mereka sama sepertiku. Aku tidak
bisa membawamu ke dalam masalah ini. Fokus saja mencapai penjualan NTD 50juta. Itu
yang harus kau lakukan. Berpura-pura saja kau tidak tahu masalah kak Gang ini,”
jawab Ke Ai dan langsung pergi dengan vespa-nya.
Zi Hao tentu tidak menyerah begitu saja. Dia melihat
helm yang ada di salah satu motor yang terparkir dan mengambilnya. Setelah itu,
dia berlari sekuat tenaga, mengejar vespa Ke Ai. Ke Ai tidak menyadari hal itu.
Zi Hao berhasil melompat ke tempat duduk vespa
dan memegang setir bersama dengan Ke Ai. Ke Ai terkejut.
“Kau ngapain? Aku sudah bilang jangan ikut kan?”
“Aku juga tidak ingin ikut. Tapi, aku tidak ingin
meninggalkanmu. Terlebih lagi, kau masih berhutang NTD 70juta. Jika sesuatu
terjadi padamu, aku juga akan kehilangan NTD 70juta. Jadi, untuk melindungi uangku,
akan akan bertanggung jawab atas keselamatanmu.”
Pada akhirnya, mereka tiba di gedung yang di
SMS-kan oleh Tiger. Ke Ai menyuruh Zi Hao untuk berkeliling mencari barang yang
bisa menjadi senjata, dan Zi Hao menurut. Tapi, saat Zi Hao sudah berjalan
pergi, Ke Ai langsung masuk ke dalam gedung tersebut dan menguncinya dari
dalam. Zi Hao mendengar dan langsung berteriak menyuruh Ke Ai membuka pintu. Terlalu
bahaya sendirian! Ke Ai tidak membuka pintu dan langsung naik ke atas gedung.
Zi Hao tidak menyerah. Dia melihat kalau gedung
itu bisa di panjat, dan langsung memanjatnya. Dia mengerahkan semua tenaga-nya,
sudah seperti polisi profesional. Dan dia berhasil masuk ke dalam gedung tersebut.
Dan dengan kemampuan pas-pasan nya, dia melumpuhkan para penjaga.
Ke Ai jelas heran melihat Zi Hao bisa masuk ke
dalam gedung. Zi Hao hanya berkata pada Ke Ai untuk terus membawa-nya, apapun
yang terjadi. Percayalah padanya, segalanya akan baik-baik saja.
Sementara itu, anak buah Tiger, mendorong tubuh Xiao
Gang ke bawah gedung (lihat foto-nya ya).
“Tuan pengacara, jangan membesarkan masalah ini. Kau
bahkan membahayakan nyawa-mu untuk orang-orang di pasar. Aku akan memberimu
kesempatan terakhir. Apa yang aku inginkan sederhana. Aku tidak bertanggung
jawab atas kecelakaanmu. Jangan bicara omong kosong. Dan juga, berhenti ikut
campur masalah pasar. Dan aku akan segera membebaskanmu,” tawar Tiger.
“Apa yang ku inginkan juga sederhana. Jika kau
setuju tidak menaikkan harga sewa dan membuat masalah untuk semuanya, semuanya
akan setuju untuk membiarkanmu menjadi ketua pasar yang baru. Kita akan hidup
bersama dengan damai. Jika kau mendapat masalah di masa depan, selama itu masih
masuk akal, aku akan membantumu secara gratis.”
“Kau kira kau punya hak untuk mendiskusikan syarat-nya
denganku? Nanti, ketika Chang Ke Ai datang, ayo kita lihat apakah kau masih
akan keras kepala.”
Xiao Gang jelas marah karena Tiger melibatkan Ke
Ai dalam masalah ini. Dia langsung memberontak. Tapi muncullah Ke Ai dan Zi
Hao.
Zi Hao menyapa Tiger dengan ramah. Tapi, Tiger
jelas tidak peduli walaupun Zi Hao sudah pernah memberikannya uang. Dia malah
menyuruh anak buahnya untuk mendorong tubuh Zi Hao dari atas gedung tersebut.
“Jangan sentuh Yang Zi Hao!” teriak Ke Ai dengan
panik. Tetapi, anak buah Tiger langsung mendorong tubuh Ke Ai menjauh.
“Sebelum aku mati, kau peduli padaku, itu sudah
cukup,” ujar Zi Hao tiba-tiba. “Jika aku benar-benar mati, kau akan mengingatku
selamanya, kan?”
“Kenapa kau masih bercanda sekarang?!” marah Ke
Ai.
“Tentu saja aku bercanda. Karena… seseorang
mungkin tidak akan bisa tertawa keras lagi.”
Semua bingung dengan maksud Zi Hao.
“Tiger lihat, kita ada di kamera. Senyum. Segala yang
kau lakukan sudah terekam. Lihat itu?” ujar Zi Hao dan menunjuk ke drone yang
terbang di depan mereka. “Temanku ada di seberang kita. Jika dia menggerakan jarinya,
lokasi dan bukti kejahatanmu agar di kirim ke kantor polisi.”
Dan terlihat Li Jian ada di gedung seberang
sedang memegan remote drone.
Tiger berteriak kesal karena mereka sudah berada di
tempat kosong begini, kenapa masih ada CCTV?
“Karena sekarang kita sudah hidup di era digital.
Tolong ikutilah perkembangan zaman. Sebelum kau berbuat kejahatan, periksa
terlebih dahulu apakah ada CCTV atau kamera drone di sekitar. Jangan kehilangan
segalanya karena ini,” lanjut Zi Hao.
Dan para anak buah Tiger malah bersembunyi di
belakang tubuh Tiger karena takut wajah mereka terekam. Tiger semakin kesal dan
memukuli mereka sembari menyebut mereka pengecut.
“Baiklah. Bukan aku yang membuatmu kecelakaan. Dan
juga mengenai pasar, kita akan mendiskusikannya lagi,” ujar Tiger dan pergi
bersama para anak buahnya.
Setelah Tiger pergi, Ke Ai langsung berlari ke
arah Xiao Gang dan melepaskan ikatannya. Dia juga memeluk Xiao Gang dengan lega
karena Xiao Gang tidak terluka sama sekali. Zi Hao kesal sekali melihatnya.
Dan dia langsung berakting kesakitan sambil
memanggil nama Ke Ai. Ke Ai jelas jadi peduli padanya lagi. Dan Zi Hao langsung
tersenyum menang pada Xiao Gang.
--
Untuk membalas dendam pada Zi Hao, Xiao Gang
dengan sengaja mengurut pinggang Zi Hao dengan keras. Zi Hao berteriak kesakitan
memanggil nama Ke Ai sambil merengek kalau Xiao Gang berusaha membunuhnya.
Ke Ai keluar dan memberitahu kalau air panas sudah
siap. Siapa yang ingin mandi duluan? Xiao Gang lah yang mandi duluan. Zi Hao
bertanya, apa Xiao Gang perlu bantuan untuk mencuci punggung lagi?
“Tidak perlu. Aku bisa melakukannya sendiri.”
“Bisa sendiri? Jadi sebelumnya kau membohongiku?”
tanya Zi Hao. Dan Xiao Gang tersenyum memberi tanda ya.
Setelah Xiao Gang pergi, suasana menjadi canggung
antara Ke Ai dan Zi Hao.
“Terima kasih. Kau terluka karena aku.”
“Tidak perlu berterimakasih. Aku juga tidak serius
terluka. Aku sudah lebih baik sekarang. jangan khawatir.”
“Kau tahu betapa bahayanya tadi?”
“Kau khawatir padaku?” goda Zi Hao.
“Tentu saja.”
“Kenapa?”
“Karena kita sekolah di tempat yang sama. Kita teman.
Kau boss-ku dan aku pegawaimu. Jangan lakukan hal ini lagi. Jangan membantuku
lagi. Aku tidak bisa membalasmu.”
“Membalasku? Gampang. Biarkan aku tinggal di sini,”
ujar Zi Hao.
“Tinggal di sini?”
“Ya, tinggal di sini!” senyum Zi Hao.
Bersambung
Tags:
Hello Again
Lanjut.....
ReplyDelete