Sinopsis
Drama Taiwan – Hello Again Episode 11 – 1
Images
by : SET TV , TTV, iQiyi
“Bagaimana bisa
kulit wajah sehalus milikmu punya lesung pipit yang dalam ketika tersenyum?”
puji Ke Ai dan hendak menyentuh pipi Zi Hao yang sedang tertidur. Ke Ai
mengulurkan tangannya, untuk menyentuh pipi Zi Hao.
Dan dia
kaget sendiri, “Kenapa wajahku
memerah? Kenapa jantungku berdetak
begitu kencang?”
Zi Hao
terbangun, dan Ke Ai langsung berdiri. Mereka saling bertatapan untuk sesaat.
Dan begitu
tersadar kalau Zi Hao menatapnya, Ke Ai langsung mundur dengan cepat dan
tersandung sofa di belakangnya. Dia hampir terjatuh jika Zi Hao tidak bergerak
cepat untuk menangkapnya. Melihat wajah Zi Hao yang begitu dekat dengannya,
membuat Ke Ai sangat gugup.
“Ada apa?”
tanya Zi Hao.
Ke Ai mundur
selangkah, “Tidak ada,” jawabnya. “Ah, aku datang untuk memberikan laporan
penjualan Single Noble. Aku pergi sekarang ya.”
Dan Ke Ai
langsung berlari pergi. Zi Hao melihat laporan penjualan dan sangat puas dengan
hasilnya yang mencapai NTD 2.17 juta. Dia bahkan bergumam kalau dia tidak salah
menilai Ke Ai.
Diluar, Ke Ai
memandangi pergelangan tangannya yang di genggam oleh Zi Hao tadi agar dia
tidak terjatuh, dan Ke Ai tersenyum-senyum sendiri melihat tangannya.
--
Esok hari,
Hari ini,
pelanggan tidak ada yang masuk ke dalam toko Single Noble. Amy (salah satu trio
pekerja) bahkan sampai berdoa agar hal yang buruk pergi dan hal yang baik
datang.
Saat itu,
Jammie datang ke Hua Li untuk mengunjungi Ke Ai. Dan Zi Hao melihat
kedatangannya, dia sudah menduga kalau Jammie pasti akan datang menemui Ke Ai
dan dia akan menghalangi pertemuan tersebut. Saat Jammie datang dengan riang
dan menghampiri Ke Ai, Zi Hao langsung muncul dan menarik tangan Jammie agar
ikut dengannya. Tapi, tanpa di sangka, Ke Ai malah menarik tangan Zi Hao. Wajahnya
tampak cemburu.
Ooohhh…ooohhh….
Bahkan Zi Hao dan Jammie terkejut melihat hal tersebut.
“Yang Zi
Hao, ikut denganku,” tarik Ke Ai.
Hal yang di
lakukan Ke Ai tersebut menarik perhatian banyak SPG di toko lainnya. Dan Jammie
benar-benar kaget melihat tindakan impulsif Ke Ai tersebut.
“Kenapa aku menariknya begitu
terburu-buru?” sadar Ke Ai.
“Kau mau membawaku
kemana sebenarnya?” tanya Zi Hao, menanti jawaban Ke Ai.
“Inspeksi.”
“Inspeksi? Inspeksi
apa?”
“Inspeksi
apa? Kau kan pernah bilang padaku bahwa sebuah baju laku terjual atau tidak,
hal itu tergantung pada pengalaman bebelanja dan lingkungannya. Jadi, aku melakukan
riset terhadap display toko-toko retail yang ku lewati, dan aku menyadari hal
itu,” jelas Ke Ai panjang lebar berusaha membuat alasan.
Zi Hao tetap
tersenyum dan dengan ramah berkata kalau dia mengerti dan akan ikut Ke Ai untuk
inspeksi. LOL.
Li Jian
sendiri yang melihat hal tersebut, tersenyum penuh makna, mungkin ikut senang
pada Zi Hao karena Ke Ai mulai menunjukkan reaksi. Sementara Jammie, dia
berbalik pergi dengan sedih.
--
Ke Ai
membawa Zi Hao berkeliling di jalalan menjelaskan apa pelajaran yang di
dapatnya dari memperhatikan toko-toko pakaian yang ada dan bagaimana pola
perilaku konsumen. Dan bagaimana tampilan toko yang bisa menarik perhatian para
konsumen. Mereka mulai saling berdiskusi mengenai hal tersebut.
Setelah itu,
Ke Ai membawa Zi Hao pergi untuk makan. Dia menjelaskan kalau toko dessert di
Taiwan sangat banyak dan menghasilkan banyak pendapatan. Karena para konsumen
biasanya tidak segan menghabiskan uang untuk membeli dessert, jadi mereka bisa
memanfaatkannya dan menggabungkannya dengan penjualan pakaian.
Selesai berdiskusi,
mereka mulai menghabiskan kue yang Ke Ai pesan. Ah, malah jadi seperti nge-date
gitu mereka. Apalagi Zi Hao terus tersenyum menatap Ke Ai.
Eh, lagi
mesra-mesra-nya malah turun hujan deras. Zi Hao segera menggunakan mantel-nya
untuk melindungi dirinya dan Ke Ai dari guyuran hujan dan berlari ke tempat
yang lebih besar untuk berteduh. Setelah menemukan tempat teduh, dia memakaikan
mantelnya pada Ke Ai agar tidak kedinginan. Mendapat perlakuan seperti itu dari
Zi Hao, jelas membuat Ke Ai semakin gugup. Apalagi saat melihat bibir Zi Hao,
dia berusaha keras mengalihkan tatapannya. Tapi, tertanya bukan hanya dia, Zi Hao
juga menatap bibir Ke Ai dan berusaha keras untuk menahan diri.
Ke Ai sepertinya
menyadari hal tersebut. Dan dia menutup matanya seolah memberi tanda menanti
ciuman Zi Hao. Zi Hao perlahan memajukan kepalanya untuk mengecup bibir Ke Ai,
tapi dia sangat canggung dan bingung harus mengecup bagaimana dan apa benar Ke
Ai menanti ciumannya? Ke Ai bingung karena Zi Hao tidak kunjung mencium-nya, jadi
dia membuka matanya dan melihat wajah Zi Hao yang sangat dekat dengannya. Dia tersenyum.
Zi Hao
melihat senyuman Ke Ai dan tidak ragu lagi. Dia mencium Ke Ai meluapkan perasaannya,
begitu pula dengan Ke Ai, hingga tanpa sadar dia menjatuhkan kotak kue yang di
pegangnya dan memeluk Zi Hao. Mereka sama-sama menikmati momen tersebut.
“Sekarang,
kau sudah percaya kalau aku menyukaimu? Atau kau masih mengira kalau ini adalah
prank?” tanya Zi Hao.
Ke Ai gugup
dan perlahan melepaskan pelukannya.
“Jika kau
masih belum percaya padaku, aku akan mencium-mu lagi.”
“Kau tidak bisa
melakukannya begitu. Aku tidak ingin…” dan belum selesai Ke Ai bicara, Zi Hao
mengecup lembut bibir Ke Ai.
“Kau benar-benar
sangat ingin aku mencium-mu?” goda Zi Hao.
Pas sekali,
hujan sudah mulai agak reda, jadi Ke Ai menggunakan alasan tersebut untuk
menghindar.
“Jika
begitu, jika kau setuju, maka mulai dari sekarang kau adalah pacarku,” ujar Zi
Hao.
“Mana pula,
aku tidak pernah bilang setuju.”
“Pacarku!”
ulang Zi Hao.
“Diam lah.”
“Pacarku!”
ulang ZI Hao berulang kali. Ke Ai langsung berlari sambil menyuruh Zi Hao untuk
diam, tapi ZI Hao terus mengejarnya dan berteriak, “Pacar!”
Arggh,
mereka seperti anak kecil saling berdebat. Dan karena Ke Ai terus membantah, Zi
Hao jadi mengecup bibirnya.
“Berhenti
membantahnya!” kata Zi Hao, dan mengecup bibir Ke Ai. “Jangan bantah!” ujarnya
lagi.
“Aku tidak bilang
‘tidak’!” teriak Ke Ai. Dan Zi Hao tersenyum lebar mendengarnya.
Tags:
Hello Again