Krong Karm Episode 4 – part 2
Network : Channel 3
Pagi
hari. Ketika bangun, dan keluar dari dalam kamar, Atong melihat Philai yang
sudah bangun dan berpakaian rapi. Jadi dia pun menanyakan, apa Philai sudah
lama bangun. Dan Philai pun menjelaskan bahwa dia tidak bisa tidur, makanya dia
bangun cepat.
Atong
kemudian menyuruh Philai untuk memasak nasi, lalu mereka akan sarapan bersama. Sesudah
itu, mereka bisa pergi ke toko untuk membantu. Tapi ternyata, Philai sama
sekali tidak tau bagaimana cara nya memasak nasi. Bahkan Philai juga tidak tau
bagaimana caranya menyalakan api.
Mengetahui
itu, Atong terkejut, dan tanpa sadar dia pun berbicara dengan nada keras. Dan mendengar
itu, Philai menatap malas ke arahnya. Lalu merasa tidak enak, Atong pun meminta
maaf, karena telah berbicara terlalu keras.
“Ketika
kamu tinggal di Thap Krit, apa kamu tidak pernah menyalakan api untuk memasak
nasi?” tanya Atong.
“Mom
melakukan segalanya untukku. Aku tidak perlu melakukan apapun sendirian. Mengapa?”
balas Philai, dengan sikap malas.
“Tidak
apa. Hari ini aku akan mengajari mu. Sehingga kamu bisa melakukannya,” balas Atong
dengan nada lembut.
Dipasar.
Chai menemani serta membantu Renu berjualan kue. Dan melihat itu, beberapa
orang di pasar memuji mereka. Lalu kemudian mereka membicarakan tentang betapa
tidak baiknya Yoi, yang mengabaikan Renu, hingga Renu keguguran. Mendengar itu,
Chai merasa tidak nyaman, dan Renu menyadarinya.
“Jangan
bicara begitu. Ini mungkin karma ku. Dia akan menerima ku suatu hari nanti. Dan
lagian, aku selalu menghormatinya seperti Ibuku sendiri,” kata Renu kepada
semua orang, sambil memegang tangan Chai untuk menghiburnya. Dan Chai
tersenyum.
Atong
datang ke toko untuk membeli beberapa barang belanjaan. Dan ketika mengetahui
bahwa Philai masih dirumah untuk memasak nasi, Yoi merasa heran, kenapa baru
jam segini Philai memasak nasi. Dan kenapa Atong yang harus datang untuk
belanja ke sini, bukannya Philai sendiri yang kesini atau kepasar.
“Philai
tidak bisa memasak nasi. Bahkan menyalakan api juga. Dia bilang, Ibunya yang
selalu melakukan segalanya selama ini,” jelas Atong. Dan Boonplook merasa
kasihan pada Atong.
“Tidak
apa. Dia bisa belajar. Pekerjaan rumah dan pekerjaan dapur adalah pekerjaan
wanita,” balas Yoi dengan tenang.
Setelah
Atong selesai memesan semua barang yang di butuhkan. Yoi memberitahu agar Atong
mencatat semua nya itu di buku, karena pada akhir bulan nanti, dia akan
memotong bayarannya dari gaji Atong serta Philai. Karena bagaimana pun, Atong
telah hidup berpisah dari mereka, dan memiliki keluarga sendiri. Dan Atong
mengerti.
“Pastikan
Istrimu mengerti juga,” kata Yoi, tegas. Dan Atong mengiyakan.
Dipasar.
Chai pamit pergi kepada Renu. Tapi dengan manja, Renu meminta agar Chai
menenamanin nya sebentar lagi sampai kue jualannya habis, sebelum Chai
berangkat ke stasiun.
Tapi
Chai tidak bisa menemanin Renu lebih lama, karena dia harus pergi ke toko Ibu
nya. Dan sambil tersenyum Renu bertanya, apa dia harus menemanin Chai ke sana. Dan
Chai balas tersenyum.
“Aku
akan menulis surat untuk mu. Jaga dirimu ya,” pamit Chai.
“Aku
akan menunggu mu, P’Chai,” balas Renu.
Sebelum
Chai pergi meninggalkannya sendirian, Renu menunjuk pipinya. Sebagai kode agar
Chai mencium nya dulu. Namun Chai merasa sedikit malu, karena sekarang mereka
sedang berada di pasar. Tapi karena Renu meminta dengan manja padanya, maka
Chai pun mencium pipi Renu. Lalu dia pamit dan pergi.
Atong
pulang ke rumah. Dan ketika dia melihat meja makan yang masih kosong, dia
bertanya kepada Philai. Lalu dengan acuh, Philai bertanya, memang apa yang
harus dilakukannya. Dan Atong pun menjelaskan bahwa setidaknya Philai bisa
memanas kan air untuk di minum.
“Au
tidak tau dimana tempat minumnya,” kata Philai. Dan Atong pun mengambilkan nya,
tapi Philai sama sekali tidak mau melihat dimana Atong mengambil nya.
Atong
kemudian memeriksa nasi yang dimasak nya, tapi ternyata Philai sama sekali
tidak ada mengaduknya, sehingga nasinya menjadi lengket ke bawah. Dan dia pun
bertanya. Lalu dengan mudah, Philai menjawab bahwa dia tidak tahu kalau itu
harus di aduk.
Philai
kemudian protes, mengapa Atong membeli kebutuhan sehari- hari merk ini,
kepadahal dia tidak suka merk itu. Dan Atong pun membalas lain kali dia akan
membelinya. Lalu dia memberitahu bahwa semua barang itu tidak di dapatkannya
secara gratis. Karena semua bayarannya akan dipotong pada gaji mereka diakhir
bulan.
“Toko
itu punya mu sendiri, tapi mengapa kamu harus membayar nya sendiri?!” keluh
Philai.
“Dengarkan
aku. Kita sudah memiliki keluarga sendiri. Jadi kita tidak seharusnya mengambil
keuntungan dari yang lain,” jelas Atong.
Chai
datang ke toko. Dan melihat nya, Ayah pun menghampirinya, lalu dia menanyakan
apakah Chai sudah akan kembali ke kamp hari ini. Dan Chai mengiyakan. Lalu dia
menanyakan kepada Ayah, dimana Ibu, karena dia ingin bertemu.
“Masuklah
ke dalam dan makan dengannya. Cobalah berbicara kepadanya. Dia akan
mendengarkan mu,” kata Ayah. Lalu dia pergi.
“Aku
ingin mengucapkan selamat tinggal padamu. Aku harus kembali ke camp hari ini,”
kata Chai.
“Kamu
datang menyapa ku dan mengucapkan selamat tinggal. Tapi sebelum nya, kamu tidak
pernah berkonsultasi dengan ku sekali pun. Dan menyebabkan masalah!” balas Yoi,
tanpa mau menatap Chai. Dan sibuk melakukan kegiatan di dapur.
Chai
meminta Ibu untuk menjaga Renu selama dia tidak ada disini. Tapi Ibu malah
membalas bahwa sebentar lagi Chai akan meninggalkan militer, jadi dia akan
memberikan saran. Dan Chai pun bertanya, saran apa itu.
“Cari
Istri baru. Pilihlah seorang wanita yang lebih berkelas. Bukan seseorang yang
berada di tempat rendah. Cukup dengan itu!” kata Yoi, tegas.
“Ma.
Aku mencintai Renu. Apa kamu mengerti tentang cinta?” balas Chai.
Yoi
dengan emosi mengatakan bahwa jika Chai tidak menurutinya, maka dia tidak akan
memberikan sepeser pun kepada Chai. Dan Chai pun menerimanya. Lalu Yoi
menyindir Chai, dia mengatakan bahwa ketika Renu menuliskan surat kalau dia keguguran,
Chai buru- buru kembali. Dan Chai membalas bahwa itu karena, bayi Renu adalah
anak nya.
“Aku
tidak mempercayai dia. Dan aku juga tidak percaya bahwa dia hamil karena kamu. Dia
sudah berbohong padamu dan membuat cerita tentang kehamilannya, berharap kamu
terjebak! 3 bulan hamil dan perutnya tidak membesar?! Karena takut ketahuan,
dia berpura-pura keguguran!” teriak Yoi, emosi.
“Ma,
kamu begitu berprasangka melawan Istriku,” balas Chai.
Dengan
penuh emosi. Yoi menceritakan mengenai Renu yang sudah mempunyai anak, sebelum
bertemu dengan Chai, serta sebelum Chai mengambil Renu sebagai Istri. Dan karena
itulah, makanya dia tidak bisa mempercayai Renu.
“Aku
tau itu, Ma. Renu menceritakannya sendiri padaku,” kata Chai.
“Kamu
tau, tapi kamu masih mengambil nya?!” balas Yoi.
“Ma,
tidak ada seorang pun yang terlahir sempurna di dunia ini. Setiap orang
memiliki cacat. Kita semua punya luka. Tapi masa lalu adalah masa lalu. Bahkan walaupun
kita mencoba untuk menghapus nya, itu tidak mungkin terhapus,” jelas Chai.
“Kamu
tidak perlu mengajariku. Kemanapun kamu mau pergi, pergi saja! Pergi dan jangan
biarkan aku melihat wajahmu lagi! Pergi!” usir Yoi. Dan Chai pun pergi.
Melihat
Chai yang berbalik untuk pergi begitu saja, Yoi merasa sangat sedih dan
kecewa. Dia masuk ke dalam dapur. Dan menangis
tanpa suara.
“Aku
minta maaf, Ma,” gumam Chai. Lalu dia pergi.
Tags:
Krong Karm
Lanjutt kak 💪
ReplyDelete