Sinopsis
Korean Drama : Beautiful World Episode 02 – 2
Images by : jTBC
Eun
Joo menunggu di dalam toko roti HOHO. Sementara, Soo Ho sibuk melihat
laptop-nya dengan serius. Joon Ha merasa tidak enak karena Eun Joo sudah menunggu
terlalu lama. Setaunya, In Ha tadi bilang pergi sekolah untuk memeriksa loker Sun
Ho, tapi mungkin terjadi sesuatu hingga jadi lama.
“Kenapa
dengan loker Sun Ho?” tanya Eun Joo.
“Diary
Sun Ho hilang.”
“Diary?”
“Ya,”
“Apa
Sun Ho menulis diary?” tanya Eun Joo, dari suaranya jelas sekali dia merasa
cemas.
Joon
Ha membenarkan. Joon Ha kemudian membahas mengenai Joon Seok. Joon Seok pasti
merasa shock dengan yang terjadi, karena dia kan teman Sun Ho. Eun Joo dengan
gugup membenarkan. Joon Ha kemudian berkata kalau dia berharap Sun Ho akan
segera sadar, dan semuanya akan kembali baik-baik saja. Polisi dan sekolah
tidak melakukan apapun dan berusaha menutupi masalah ini. Dan Soo Ho sekarang sedang
berusaha untuk memeriksa kegiatan rutin Sun Ho.
“Dia
memeriksa apa?”
“Kartu
transit Sun Ho. Anak-anak zaman sekarang menggunakan itu untuk melakukan hampir
segalanya.”
“Apa
yang bisa di temukan dari itu?”
“Jika
dia memeriksa riwayatnya, dia bias tahu kemana Sun Ho, apa yang di belinya dan
sejenisnya. Hal -hal seperti itu akan ketahuan. Tapi, kelihatannya, dia tidak
tahu apa password-nya.”
--
In
Ha di bawa ke ruang guru. Dan Sang Bok menegurnya karena sudah bertemu dengan
para siswa dan membuat suasana menjadi tidak enak. In Ha membantah kalau dia
tidak menginterogasi mereka. Tapi percuma, Sang Bok tetap menyalahkan tingkah
In Ha yang membuat anak-anak menjadi terbeban.
Sang
Bok benar-benar kesal karena In Ha tidak bisa menerima hasil penyelidikan dan
malah mengganggu mereka.
In
Ha keluar gedung sekolah dengan langkah lesu. Dan pas di depan gedung, dia
melihat Dae Gil yang sedang membersihkan rumput.
Dae
Gil membukakan pintu atap untuk In Ha. In Ha berterimakasih atas bantuannya. Itu
adalah atap dimana Sun Ho melompat. Dengan langkah kaki berat, In Ha berjalan
mendekati tempat yang di duga Sun Ho melompat. Kakinya bergetar, dan dia
berusaha untuk tetap kuat melangkah.
Dia
naik ke atas pembatas gedung. dari sana, semua terlihat sangat luas dan jauh. Air
matanya keluar dan nafasnya terasa sesak. Dia memegang lantai gedung tersebut. Tangisan
penuh kesedihannya keluar. Dae Gil hanya memandangnya dari tempatnya berdiri. Dia
merasa kasihan dengan yang In Ha alami dan rasakan.
--
Toko
Roti HOHO
Soo
Ho masih terus mencoba untuk membuka password kartu transit Sun Ho, tapi semua
password yang di pikirkannya tidak ada yang cocok. Soo Ho sangat frustasi. Tapi, dia kemudian terpikir sesuatu, walau tidak yakin,
Soo Ho mengetikan apa yang di pikirkannya itu.
Terbuka!
Kartu
transit dan riwayat penggunaan kartu itu keluar. Entah apa yang di lihatnya,
Soo Ho langsung berlari keluar dengan semangat. Joon Ha bisa menebak kalau Soo
Ho pasti sudah berhasil menebak pasword-nya.
--
Moo
Jin menemui det. Park, dia melaporkan apa yang di temukannya. Mengenai sinyal
ponsel terakhir Sun Ho yang berada di sekitar SMP jam 9.39 malam. Dan satpam
menemukan dan menelpon polisi sekitar jam 10 malam. Jadi, ada seseorang yang
mematikan ponsel Sun Ho sebelum itu.
Tapi,
bukannya mendengar laporan Moo Jin, det. Park malah menuduh kalau apa yang di
katakan Moo Jin seolah mengatakan ada konspirasi. Dia meminta Moo Jin untuk
dapat berpikir logis.
“Aku
hanya mengatakan apa yang perusahaan telkom katakan padaku.”
“Mereka
bilang dekat sekolah, bukan tepat di sekolah.”
Moo
Jin berusaha menjelaskan, tapi det. Park malah berteriak. Dia membuat
kesimpulan kalau bisa saja Sun Ho kehilangan ponselnya di suatu tempat dekat
sekolah, dan orang yang menemukan ponselnya, mengambil dan mematikannya. Itu
hal yang paling mungkin.
“Bukankah
kau menyelidiki hal ini dengan asumsi bahwa dia bunuh diri?” tanya Moo Jin.
“Aku
sudah menjadi polisi lebih dari 20 tahun. Semua orang akan bilang kalau ini adalah
bunuh diri sedeharna.”
“Sederhana?
Seorang siswa kelas 9 tidak sadarkan diri. Dan kau bilang ini hal sederhana?!”
“Bukan
itu yang ku maksudkan!”
“Tidak
ada satupun anak yang ingin mati tanpa alasan.”
“Alasannya…
harus berapa kali aku mengulanginya!” emosi det. Par. “Aku punya banyak kasus
lain yang harus ku kerjakan. Aku bahkan tidak bisa pulang ke rumah dan tidur selama
3 hari.”
“Bukankah
kau harus memeriksa CCTV sekitar sekolah?”
“Aku
akan menelponmu ketika kami melakukannya. Jadi, kau pulang saja.”
Dan
det. Park kemudian mengabaikan Moo Jin.
Moo
Jin keluar dari kantor polisi dengan emosi.
Aku
seharusnya menjemputmu hari itu. Aku seharusnya menelponmu balik. Aku seharusnya
melakukannya. Narasi Moo Jin.
Flashback
Hari itu, Moo Jin sedang menghadapi
kasus salah seorang murid dan harus menghadap kepala sekolah.
Selesai menghadap kepala sekolah,
Moo Jin memeriksa ponselnya dan ada telepon tidak terjawab 2 kali dari Sun Ho. Tapi,
Moo Jin tidak menelpon balik dan malah menghibur muridnya yang terkena masalah.
End
Kenapa
aku tidak menelponnya hari itu? Padahal itu hanya akan memakan waktu 5 menit. Nanti.
Selanjutnya. Untuk apa aku meletakkan putraku sebagai prioritas terakhir?! Apa yang
bisa lebih penting darinya?
Flashback
Sun Ho memandang kecewa pada
ponselnya karena ayahnya tidak menelpon kembali. Matanya tampak penuh tekanan
dan kesedihan. Dia memegang sebuket bunga. Menatap ke arah trotoar jalan,
dimana orang berlalu lalang.
End
Jika
aku mengangkat teleponnya hari itu. Jika aku menelponnya balik. Jika aku
melakukannya, apa itu akan membuat Sun Ho datang padaku? Sun Ho-ah, apa itu? Apa
yang ingin kau katakan pada ayah? Sun Ho-ah, ayah ada di sini. Beritahu ayah. Bicara
pada ayah. Ayah di sini.
Moo
Jin menangis, menyalahkan dirinya sendiri atas apa yang Sun Ho alami.
--
Dong
Hee sampai di depan rumahnya, dan oppa-nya (Dong Soo) sudah menunggunya. Dia menyuruh
Dong Hee untuk mengangkat kepalanya. Dia sudah memasak sup dan nasi untuk Dong
Hee, jadi jangan makan ramyeon. Dong Soo akan pergi kerja.
“Apa
anak di kelas-mu yang bunuh diri bernama Park Sun Ho?”
“Oppa,
bagaimana kau bisa tahu?”
“Dia
bahkan tidak bisa mengurus anaknya sendiri…” gumam Dong Soo.
“Tidak.
Tidak ada alasan untuk Sun Ho mencoba bunuh diri.”
“Aku
dengar dia jatuh dari atap.”
Dong
Hee mengangguk.
“Kalau
gitu, itu bunuh diri.”
“Tidak.
Dia tidak mungkin melakukannya.”
“Bagaimana
kau bisa tahu?”
“Aku
hanya tahu.”
“Aku
tidak tahu apa yang kau ketahui. Tapi, jangan terlibat hal ini dan diam saja. Mengerti?!”
peringati Dong Soo. Setelah Dong Hee menjawab, ‘Ya’, Dong Soo baru pergi.
--
Soo
Ho ternyata pergi ke toko bunga. Dia menunjukan foto Sun Ho di ponselnya dan
bertanya, apa ahjussi toko bunga mengenalnya? Ahjussi itu membenarkan. Soo Ho
langsung bertanya, apa Sun Ho ada memberitahu untuk siapa bunga yang di
belinya?
“Apa
oppa-mu kabur dari rumah?”
“Tidak.”
“Sepertinya,
ya.”
“Dia
tidak kabur dari rumah.”
“Aku
tebak, dia kabur dari rumah setelah patah hati.”
“Patah
hati?”
“Ya.
Aku bertanya padanya, apa dia membeli bunga untuk pacarnya.”
“Terus?”
Flashback
Sun Ho menjawab tidak. Dia
membelinya untuk temannya. Dia akan menjenguk temannya di rumah sakit.
End
“Tapi,
kenapa kau mengira dia patah hati?”
“Itu…”
Flashback
Se-jam setelah Sun Ho pergi dari
tokonya, dia melihat Sun Ho kembali melewati tokonya dengan membawa bunga yang
tadi dia beli. Kelihatannya, Sun Ho tidak bertemu dengan pacar-nya itu atau di campakkan
karena Sun Ho terlihat sangat tidak bersemangat.
End
Soo
Ho keluar dari toko bunga tersebut. Dia seolah bisa melihat Sun Ho berdiri di
depannya sambil tersenyum. Soo Ho menatapnya dengan sedih, berbicara seolah-olah
Sun Ho ada dan bisa menjawabnya. Dia bertanya, siapa yang dia temui? Dan apa
juga password itu, dasar bodoh.
--
In
Ha sudah kembali ke toko dan memarahi Joon Ha karna tidak menanyakan kemana Soo
Ho pergi. Joon Ha menenangkan, karena Soo Ho pasti akan menelpon.
“Tapi,
kak, kapan kau akan memberitahu ibu mengenai yang terjadi pada Sun Ho? Dia
pasti akan tahu cepat atau lambat. Bukankah kita harusnya memberitahunya
sekarang?”
“Jika
kita memberitahunya, itu hanya akan membuatnya khawatir.”
Seorang
pelanggan datang, jadi Joon Ha langsung melayani.
Sementara
itu, In Ha mendapat telepon dari Jin Woo.
“Ya,
Pak Lee, apa Anda sudah memeriksa?”
“Dia
murid di kelas-ku, namanya Jung Da Hee. Dan angka terakhir ponselnya adalah
yang kau sebut,” ujar Jin Woo, tapi dia langsung keluar ruang guru begitu
menyadari kalau Sang Bok memperhatikannya.
“Dapatkah
kau memberitahuku nomor Da Hee? Aku akan menelponnya sendiri.”
“Dia
cuti dari sekolah. Dia sakit. Aku rasa lebih baik kau bicara dengan Da Hee
setelah menelpon orang tuanya dan menjelaskan pada mereka apa yang terjadi.”
--
Seok
Hee sedang kerja di minimarket, ketika salah seorang ibu-ibu (Ibu Ki Chan)
datang dan bergosip padanya. Dia berkata kalau ayah Sun Ho selingkuh dengan ibu
dari muridnya. Seok Hee jelas marah mendengarnya karena sudah menyebarkan rumor
palsu. Dia mengusir ibu Ki Chan pergi saja.
Tapi,
ibu Ki Chan terus saja menghina keluarga Sun Ho yang kacau dan membuat Sun Ho
jadi bunuh diri. Seok Hee tentu frustasi mendengar ucapan ibu itu.
“Kau
tahu nomor telepon ibu Sung Jae kan?”
“Kenapa
kau merubah topik?”
“Telepon
dia dan bilang padanya kalau kita harus bertemu.”
“Sekarang?”
“Ya.
Aku punya hal yang ingin ku beritahu pada kalian. Hal penting!”
--
Soo
Ho berada di rumah sakit. Tapi, dia hanya berdiri di ruang tunggu saja. In Ha
menelponnya dan bertanya dia ada dimana? Soo Ho berbohong kalau dia ada di
depan rumah.
“Kau
tidak akan mengunjungi Sun Ho hari ini?”
“Aku
sudah bilang akan menjenguknya setelah oppa bangun.”
Setelah
menutup telepon dari In Ha, dan berbalik, ternyata Moo Jin sudah ada di
sebelahnya dari tadi. Moo Jin tersenyum padanya dan bertanya sudah lama Soo Ho
datang?
“Aku
sudah mau pulang.”
“Bukankah
kau ke sini untuk melihat oppa-mu?”
“Tidak,”
bantahnya dan berjalan pergi.
Moo
Jin hendak mengikutinya, tapi seorang perawat memanggilnya. Perawat itu
memberitahu kalau Soo Ho datang setiap hari ke rumah sakit. Dia datang setiap
hari dan berdiri selama 1 jam.
Moo
Jin menatap Soo Ho yang terus berjalan pergi. Dia pasti merasa sangat sedih, tidak
tahu kalau Soo Ho ternyata datang setiap hari.
Soo
Ho berjalan dengan kepala tertunduk. Tiba-tiba saja, Moo Jin sudah menggandeng
tangannya. Dengan suara keras, Soo Ho berkata kalau dia akan melihat Sun Ho
begitu Sun Ho sadar.
“Ayah
akan mengantarmu pulang,” ujar Moo Jin.
“Aku
bukan murid SD.”
“Ayah
hanya ingin menghabiskan waktu. Ayah masih mempunyai sisa waktu 1 jam sebelum
bisa menjenguk.”
“Lalu,
kenapa datang lebih awal kemari?”
“Untuk
alasan yang sama kenapa kau di sini. Ayah hanya ingin bersama Sun Ho walaupun bisa
melihatnya atau tidak. Ayah yakin itu alasan kenapa kau kemari.”
“Lepaskan
tanganku. Ini memalukan.”
“Bagaimana
bisa cintamu berubah gini? Kau biasanya suka bergandengan tangan dengan Ayah.”
Dan
Soo Ho mulai tertawa. Mereka bisa sedikit bercanda. Dan tiba-tiba, Soo Ho
bertanya, apa mungkin Sun Ho sedih karena patah hati? Moo Jin jelas bingung. Dan
Soo Ho memberitahu kalau di hari kejadian, Sun Ho membeli bunga. Tapi, dia
tidak tahu untuk siapa. Yang dia tahu, Sun Ho tidak bisa memberikan bunga itu
untuk orang tersebut.
--
Jin
Woo, Young Joo dan Kang Hoon berkumpul bersama di sebuah resotran. Mereka membicarakan
mengenai kasus Sung Ho. Young Joo sepertinya ingin membantu orang tua Sun Ho. Tapi,
Jin Woo dan Kang Hoon malah tidak mau terlibat karena hanya akan membuat mereka
terlibat masalah.
Saat
sedang asyik minum, Jin Woo mendapat telepon dari In Ha. Dia menarik nafas panjang
sebelum keluar untuk mengangkat telepon tersebut. Kang Hoon bergumam kalau
kasus ini pasti tidak akan segera berakhr.
--
In
Ha menelpon dari rumah sakit. Di belakangnya ada Joon Ha bersama Soo Ho serta
Moo Jin. In Ha memberitahu Jin Woo kalau di hari kejadia, sepertinya Sun Ho
bertemu dengan Da Hee. Jadi, dia berharap bisa bertemu dengan Da Hee hari ini.
Jin
Woo merasa hal itu akan sulit. Sebenarnya, alasan Da Hee cuti dari sekolah
adalah karena dia punya serangan panik. Jika Da Hee tahu apa yang terjadi pada
Sun Ho, dia takut Da Hee akan mengalami shock.
In
Ha berusaha membujuk Jin Woo untuk memberitahu nomornya saja dan dia yang akan
coba bicara pada ibu Da Hee. Jin Woo menolak dan berkata, dia yang akan mencoba
bicara dengan ibu Da Hee. In Ha mengerti dan memohon bantuan.
“Apa
yang dia katakan?” tanya Moo Jin.
“Itu…”
belum sempat In Ha menjawab, dia melihat Eun Joo.
Eun
Joo melihat kondisi Sun Ho. Dan dia tampak sangat ketakutan. Dia memegang
tangan Sun Ho. Dan entah apa yang di pikirkannya, dia tiba-tiba saja mengarahkan
tangannya ke arah alat bantu pernafasan Sun Ho. Dia ingin mencabutnya!
Tapi,
sebelum dia sempat melakukannya, dia segera tersadar dan mundur dengan
ketakutan. Dia takut dengan dirinya sendiri yang ingin melakukan pembunuhan.
Saat
keluar ruangan, In Ha memanggilnya. In Ha tidak tahu apa yang hampir Eun Joo
lakukan, dan malah berterimakasih atas kunjungan Eun Joo.
Moo
Jin memanggil In Ha karena dokter ingin bicara. Dokter memberitahu kalau Soo Ho
sudah bisa di tempatkan di kamar rawat umum dan bisa meninggalkan ICU. Itu pertanya
kalau kondisi Soo Ho sedikit membaik. Tapi, jangan terlalu berharap, jika
pernafasannya kembali buruk, Soo Ho harus kembali lagi ke ICU. Tapi, In Ha dan
Moo Jin tetap senang.
Hanya
saja, Eun Joo yang mendengarnya, tampak semakin takut.
--
Eun
Joo di dalam mobilnya menelpon Joon Seok. Dia meminta maaf sepertinya akan
sedikit terlambat menjemput.
Flashback
In Ha memberitahu Eun Joo kalau
ponsel dan buku diary Sun Hao menghilang. Dan juga tidak ada pesan bunuh diri. Tapi,
para polisi tetap mengatakan kalau dia mencoba bunuh diri. Sekolah juga tidak
melakukan apapun.
“Aku mau minta tolong. Suamimu adalah
kepala direktur. Dapatkah kau memintanya agar para polisi mewawancarai ulang para
murid?”
“Dan kau… yakin kalau dia tidak
mencoba bunuh diri?”
“Sejujurnya, aku tidak tahu lagi.
Dia anakku, tapi aku merasa seperti aku orang terakhir yang mengenalnya. Tapi,
walaupun dia melakukannya, harus ada alasannya. Stress karena nilai? Bukan itu.
Tidak mungkin itu. Pasti ada alasan lain yang aku tidak tahu, tapi pasti bukan
itu. Aku akan melakukan segalanya. Hingga aku yakin, aku akan melakukan segala
yang ku bisa. Tolong aku, Eun Joo.”
“Baik. Aku akan bicara padanya.”
End
Eun
Joo tiba-tiba berhenti di pinggir jalan. Dan dia langsung menelpon seseorang.
“Aku
ingin menanyakan sesuatu. Ponsel Sun Ho dan diary-nya, apa kau yang
menyimpannya?” tanya Eun Joo pada orang yang di teleponnya. Eun Joo memanggil
orang itu sesaengmin (guru). “Apa maksudmu dengan ‘tidak’? itu bukan aku. Lalu,
dimana barang itu? Aku sudah bilang, aku tidak tahu apapun. Mulai dari
sekarang, kita tidak akan pernah saling bicara lagi!”
--
Moo
Jin bersama keluarga dalam perjalanan pulang. Soo Ho tertidur.
“Tapi,
apa password-nya?” gumam Joon Ha.
“Password?”
“Kartu
transit Sun Ho. Soo Ho berhasil menebaknya, tapi dia tidak akan pernah
memberitahuku.”
In
Ha kemudian menatap ponselnya dan bertanya-tanya kenapa Jin Woo tidak menelponnya
lagi? Moo Jin menyuruhnya untuk tetap menunggu sebentar.
Saat
melihat keluar jendela mobil, In Ha melihat Seok Hee sedang bersama ibu Ki Chan
dan Sung Jae.
--
Ki
Chan, Sung Jae dan Joon Seok, mereka memarahi Young Chul karena sudah
memberitahu hal tersebut pada ibunya. Young Chul berusaha menjelaskan kalau ponselnya
saat itu tertinggal di kamar, dan ibunya melihatnya.
“Jangan
khawatir,” ujar Joon Seok
“Bagaimana
bisa tidak khawatir? Kita dalam masalah gara-gara dia,” omel Ki Chan.
“Aku
yakin dia tidak akan melaporkan putranya sendiri. Apa kau akan melakukannya
jika jadi dia?”
“Tapi,
dia akan memberitahu ayahku!” ujar Ki Chan.
“Tidak
akan.”
“Darimana
kau bisa yakin?”
“Kenapa
kau harus khawatir? Kau kan sudah menghapus video-nya juga. Terus saja bilang
kalau kau tidak bersalah.”
Ki
Chan menghela nafas kesal. Dia tadi sudah di telepon ibunya dan dia bilang
kalau itu hanya candaan. Sementara, Sung Jae, ibunya belum menelpon. Ibunya tidak
akan pernah menelpon selama dia berada di akademi karena takut mengganggu. Tapi,
dia pasti akan dimarahi begitu sampai di rumah.
“Hanya
ingat hal ini. Aku tidak tahu apapun mengenai hal ini,” peringati Joon Seok. “Jika
kau mengatakan hal seperti terakhir kali, aku akan mengungkapkan video itu,” ancam
Joon Seok pada Ki Chan.
Ki
Chan tampak takut.
Usai
memperingati hal itu, Joon Seok langsung pergi.
--
Malam
hari, saat semua sudah tidur, In Ha masih belum bisa tidur. Dia melihat foto
Sun Ho di ponselnya.
In
Ha mencoba menahan air matanya. Dia berulang kali menghela nafas. Dan tiba-tiba,
dia mendapat pesan dari nomor tidak di kenal. Awalnya, In Ha sudah mau memblokir
nomor tersebut, tapi tidak jadi. Dia akhirnya membuka pesan tersebut, dan isinya
ternyata sebuah video.
Matanya
membelalak. Dia berteriak ketakutan. Ponselnya terjatuh ke lantai. Itu adalah
video Sun Ho di bully!
Tags:
Beautiful World
Lanjut....
ReplyDeleteUuhhhh seruuu.. Semangat min nulis nyaaa
ReplyDelete