Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 01-2
Images by : Hunan TV
Gao Jie sudah berada di area pertambangan. Dan sedang
beristirahat kerja dengan seorang pekerja di dekat pinggiran sungai.
Yu Zhi juga sedang menuju area pertambangan
bersama seorang pria, Barry. Yu Zhi bertanya berapa lama lagi mereka akan
sampai? Barry menjawab sekitar setengah jam lagi.
Saat sedang istirahat, seorang pekerja tambang
Chinese, berteriak dengan panik menyuruh Gao Jie untuk segera lari! Pergi! dan
saat itu, seorang pria muncul dari belakang dan memukulinya dengan kayu besar. Gao
Jie terkejut melihatnya, dan pekerja yang sedang istirahat bersamanya, segera
menyuruh Gao Jie untuk berlari masuk ke dalam hutan.
Para pekerja tambang berusaha menahan para
penyerang tersebut, tapi mereka kalah karena para penyerang tersebut membawa
senjata dan menghajar semua pekerja.
Gao Jie benar-benar panik karena dia di kejar. Dia
terus berlari hingga tidak menyadari ada sebongkah pohon di depannya, dan
akhirnya dia tersandung, terguling dan masuk ke dalam sungai. Dia tidak
sadarkan diri dan terseret arus sungai.
Para penyerang menghajar dan membunuh semua pekerja
tambang. Sepertinya, ada permasalahan yang terjadi.
Yu Zhi dan Barry masih dalam perjalanan. Yu Zhi
sibuk melihat jalan dengan memakai teropong dan saat itu dia melihat ada
sesuatu di sungai, jadi dia menyuruh Barry untuk berhenti sebentar. Dari atas tebing,
dia melihat tubuh Gao Jie yang tidak sadarkan diri.
--
Gao Jie sudah di tolong dan di bawa masuk Yu Zhi
ke dalam mobilnya. Sementara itu, Yu Zhi berada di luar mobil berbincang dengan
Barry. Barry memberitahu kalau penduduk setempat memiliki masalah dengan
tambang itu, jadi mereka menculik seseorang di pertambangan untuk di tawar.
“Sepertinya kita tidak bisa pergi dari sini,” ujar
Yu Zhi. “Belum lagi menemukan ruby nya.”
“Untung aku punya koneksi. Aku bisa mengeluarkanmu
saat kita menyerahkan wanita itu kepada mereka.”
Gao Jie sudah sadar dan mendengar pembicaraan
mereka. Mendengar dia akan di serahkan kepada para penyerang tersebut, Gao Jie
jadi panik dan hendak kabur dari sana. Tapi, karena suara yang di timbulkannya
saat hendak kabur, Yu Zhi dan Barry jadi tahu kalau dia sudah sadar. Gao Jie
segera mengeluarkan pisau yang ada di sakunya dan menondongkannya ke Yu Zhi.
Dia menyuruh Yu Zhi untuk tidak mendekat.
Yu Zhi bingung melihat tingkah Gao Jie, apalagi
dia kan sudah menyelamatkannya. Dan karena Gao Jie masih terus menondongkan
pisau padanya, dengan cepat dia merebut pisau tersebut.
“Apakah kamu tidak akan menyerahkanku ke
penambang?”
“Itu ide yang buruk,” tawa Yu Zhi.
“Kalian mau apa?”
“Jika aku ingin melakukan sesuatu padamu, apakah
kau masih akan berdiri di sini tanpa kehilangan apapun? Percaya atau tidak.
Selama kita tidak bisa keluar dari hutan hujan ini, kita semua terjebak di
sini. Selain itu, kau hanya mendengar setengah dari percakapan ku dengan Barry
tadi. Kami masih punya rencana. Jika kita bisa melewati hutan hujan ini, kita
dapat menghindari tambang No. 1. Kita akan menginap di sini. Kita bisa mencapai
kota besok pagi.”
“Benarkah?”
“Jika kau mau mempercayai kami, maka masuklah ke
dalam mobil. Jika kamu tidak mau, kau bisa berjalan sendiri.”
Gao Jie diam dan berpikir sesaat. Yu Zhi menawarkan
bantuan untuk mengobati tangan Gao Jie juga, tapi Gao Jie menolak. Dan pada
akhirnya, Gao Jie memilih untuk percaya pada Yu Zhi.
--
Malam hari,
Mereka mendirikan tenda untuk bermalam. Mereka
duduk di sekitar api unggun. Barry menawarkan untuk minum bir, tapi Gao jie
menolak. Yu Zhi menyuruhnya untuk minum sedikit agar bisa membantu mencegah
kedinginan di malam hari. Gao Jie mencium bir itu, tapi masih ragu untuk minum.
“Apakah kamu perlu menjaga mentalitas
pertahanan-mu? Kamu tidak akan membiarkan kami membantu memulihkan lengan-mu,
atau minum bir untuk membantu menjaga kedinginan,” komentar Yu Zhi. “Tidak
apa-apa kamu tidak butuh bantuan, tapi aku kasi tahu ya, ketika saatnya tiba,
jangan menangis karena kau tidak bisa berjalan karena lenganmu terlalu sakit.
Tidak ada yang akan menggendongmu.”
Dan karena takut pada perkataan Yu Zhi, akhirnya
Gao Jie meminta tolong Yu Zhi untuk mengobati lengannya. Yu Zhi langsung tanya,
apa Gao Jie tidak takut padanya lagi? Gao Jie menjawab kalau untuk keluar dari
hutan ini, dia hanya bisa mempercayai Yu Zhi sekarang ini.
“Kalau gitu kau minum dulu. Itu akan sangat sakit
(kan lengan Gao Jie terkilir gitu, jadi kan mau di putar, biar tulangnya
letaknya benar lagi, dan pasti sakit). Kamu bisa mati rasa sendiri.”
Saat sedang bicara itu, Yu Zhi melihat di antara
barang-barang yang di keringkan Gao Jie di api unggun, ada sebuah kartu anggota
Toko Buku Hai Feng.
“Ini toko buku tua di Shanghai. Apakah kamu dari
Shanghai?” tanya Yu Zhi. “Kita dari kota yang sama.”
Dan dengan senang hati, Yu Zhi mulai membantu
mengobati tangan Gao Jie. Dia melakukannya dengan sangat cepat, hingga Gao Jie
tidak sempat bereaksi dan berteriak. Dia kemudian berkomentar kalau rasanya
sedikit sakit tapi sudah sedikit lebih baik.
Setelah itu, Yu Zhi mengajak Gao Jie minum lagi.
Dan kali ini, Gao Jie tidak lagi menolak dan minum segelas kecil. Tapi rasanya
sangat pahit hingga Gao Jie bergumam kalau alkohol sangat tidak enak rasanya.
Yu Zhi tersenyum kecil mendengar gumamamnya itu.
--
Esok pagi,
Diam-diam, Gao Jie pergi sendiri dari Yu Zhi dan
Barry. Sepertinya dia hendak kabur dan tidak begitu mempercayai mereka. Tapi,
sialnya, dia malah melihat ulang yang sangat besar berada di depannya. Dengan
takut, Gao Jie terus melangkah mundur dengan perlahan. Dan tanpa sadar, kakinya
masuk ke dalam batu dan tersangkut. Dia sangat ketakutan karena tidak bisa
kabur dan ular besar itu semakin dekat dengannya.
Dan tiba-tiba, Yu Zhi muncul dan melindunginya
dari ular itu. Dia menggunakan pisau yang dia ambil dari Yu Zh kemarin untuk
menyerang ular tersebut. Barry yang melihat hal tersebut, takut dan langsung
membawa pergi mobilnya setelah melempar tas Yu Zhi keluar dari dalam mobil. Yu
Zhi sampai bergumam kesal.
Akhirnya ular tersebut berhasil di usir pergi. Dan
Yu Zhi langsung membantu untuk melepaskan kaki Gao Jie yang tersangkut dari
sela batu.
“Bukankah kamu benar-benar ingin melarikan diri?
Mengapa kau ingin kabur?”
“Aku hanya tidak ingin menyeret orang lain ke
dalam hal ini.”
“Jocelyn, kamu bukan hanya keras kepala, tapi juga
selalu berpikir buruk tentang semua orang,” komentar Yu Zhi. “Tapi barusan, kau
menunjukkankau benar-benar memiliki hati nurani.”
“Apakah kau memarahiku atau memujiku?” bingung Gao
Jie.
--
Pekerja tambang yang selamat berada di kantor dan
sedang bersama Si Cheng. Dia memberitahu Si Cheng kalau polisi bilang
situasinya sudah terkendali sekarang. Semua staf perusahaan sudah di evakuasi
dengan aman, tapi keberadaan Jocelyn (Gao Jie) tidak di ketahui.
“Polisi bilang bahwa mereka tidak mengesampingkan
kemungkinan bahwa dia di culik oleh geng setempat.”
“Baiklah. Kau pergi dan beristirahatlah dulu,”
ujar Si Cheng.
Setelah pekerja itu pergi, Si Cheng segera
menelpon Kedutaan Besar China.
--
Yu Zhi dan Gao Jie akhirnya berjalan kaki untuk
keluar dari hutan. Yu Zhi yang memimpin jalan dan berkata kalau mereka akan
melewati jalan ini dan tidak akan bertemu ular lagi. Tapi, jalannya agak
sedikit sulit. Gao Jie melihatnya jalan itu, dan berkata kalau bukan sedikit
sulit, tapi sangat sulit. Hanya ada lereng dan sangat sulit di daki. Tapi, Yu
Zhi tidak usah khawatir, dia tidak akan menahan Yu Zhi.
Dan tiba-tiba Yu Zhi berlutut dan mengikat tali
sepatu Gao Jie.
“Tali sepatuku baik-baik saja. Kenapa kau
mengikatnya lagi?”
“Ini adalah ritual sebelum memasuk hutan hujan.”
“Ritual apa?”
“Apakah kamu tidak tahu bahwa di beberapa tempat,
ketika seorang pria mengikat sepatu wanita, itu di maksudkan sebagai lamaran?
Dengan cara ini, aku bisa menahanmu dan kau tidak akan bisa melarikan diri.”
Gao Jie tidak habis pikir dengan ucapan Yu Zhi,
“Apakah kau hanya bicara omong kosong atau serius?”
“Aku tahu. Kau tidak akan menahanku (mempersulit),
tetapi, jalur hutan sulit untuk di lalui. Dan lenganmu masih sakit. Jadi, aku
mengikat tali dengan benar sebagai tindakan pencegahan.”
Gao Jie melihat hasil ikatan tali sepatu Yu Zhi
dan bergumam kalau ikatannya aneh. Yu Zhi membenarkan, tapi ikatan itu tidak
akan mudah lepas. Dan juga, dia berkata kalau dalam sisa perjalanan ini, dia
bisa mendukung Gao Jie.
Yu Zhi mengulurkan tangannya, dan menyuruh Gao Jie
untuk menyambutnya. Dan Gao Jie menyambut uluran tangan Yu Zhi.
--
Dalam perjalanan, Gao Jie mengaggumi hutan hujan
yang indah. Dan Yu Zhi kemudian menunjuk ke sebuah pohon besar yang ada di
sana. Itu adalah pohon kehidupan, melambangkan harapan. Dan karena mereka masih
bisa melihat pohon itu di situasi mereka saat ini, itu jelas merupakan tanda
keberuntungan.
“Jocelyn. Jocelyn,” panggil Yu Zhi. “Aku pasti
akan membawamu keluar dari hutan hujan ini.”
Gao Jie tersenyum mendengarnya. Dia berjalan
mendekat ke pohon kehidupan dan mengulurkan tangan untuk menangkap daun-daun
yang berguguran dari pohon itu. Dia menangkap sehelai daun.
Gao Jie menyerahkan daun itu pada Yu Zhi, “Ini
untukmu. Terimakasih karena telah memberiku harapan.”
Yu Zhi menerima daun itu, “Apakah kau berpikir
untuk menyelesaikannya dengan daun? Bagaimana dengan ini, kau bisa
mempertimbangkannya, pergi berkencan atau makan malam bersamaku ketika kita
kembali. Bagaimana kalau begitu?”
Gao Jie tertawa kecil, “Kita sudah seperti ini.
Kau masih ingin berkencan?”
“Aku bisa melihat padamu api dan kecemerlangan
batu permata yang di poles,” gombalnya. “Sudahlah. Mari kita lanjut jalan. Ada
lebih banyak tempat di depan yang pasti akan kau sukai.”
Mereka terus berjalan bersama. Saat melewati
sebuah sungai, Yu Zhi menyempatkan diri untuk mandi sejenak. Gao Jie menghadap
ke belakang, tapi tetap saja dia tidak bisa menahan dirinya untuk melirik
sejenak ke arah Yu Zhi yang sedang mandi.
Yu Zhi menyuruh Gao Jie untuk turun ke dalam
sungai untuk membersihkan diri juga. Tidak perlu khawatir, tidak ada ular
maupun piranha di sini. Atau Gao Jie takut padanya?
“Jika itu orang lain, aku akan khawatir. Tetapi
setelah semua yang terjadi, aku percaya padamu seratus persen,” ujar Gao Jie.
-Bersambung-