Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 04-2


Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 04-2
Images by : Hunan TV

Gao Jie sudah menemui Pin Zhen. Setelah mendengar yang terjadi, Gao Jie tampak marah, dan Pin Zhen masih tetap cemas.
“Dia meminta padamu untuk meminjam 50.000 dan kau memberinya keanggotaan gym panjat tebing. Kemudian dia putus denganmu dan berkata dia tidak punya uang untuk mengembalikan uangmu. Bagaimana bisa kau membiarkannya?! Aku harus membantumu, mendapatkan uangmu kembali,” tegas Gao Jie.
Mereka pergi ke arena panjat tebing.
Dan ternyata, Yu Zhi juga ada di arena itu, karena temannya kan pelatih di arena itu juga. tapi, Yu Zhi pergi membantu orang lain hingga tidak melihat kedatangan Gao Jie.
Pin Zen menunjuk ke seorang pria yang sedang memanjat dan memberitahu Gao Jie kalau itu mantan pacarnya. Gao Jie langsung berteriak memanggil pria itu dan menyuruhnya untuk mengembalikan uang yang dia pinjam dari Pin Zhen. Tapi, pria itu mengabaikannya. Karena emosi, Gao Jie memutuskan untuk memanjat dan memaksa pria itu turun.

Dia berhasil memanjat dua langkah, dan menarik sepatu pria itu, memaksanya untuk turun. Apa yang di lakukannya, menarik perhatian banyak orang. Termasuk Yu Zhi yang terkejut dan juga senang karena akhirnya menemukan Miss J.



Dia segera berlari ke depan, tepat saat Gao Jie kehilangan pegangan dan hampir terjatuh. Yu Zhi dengan sigap menangkap tubuhnya. Mereka saling berpandangan. Akhirnya, Surga mempertemukan mereka kembali.
Mereka saling menatap. Yu Zhi tersenyum tipis, sementara Gao Jie tampak terkejut melihat James, berada tepat di depannya.
“Ini benar-benar kau,” ujar Yu Zhi, masih sulit percaya.
“Kebetulan bertemu lagi,” timpal Gao Jie.
Yu Zhi mengambil sepatu Gao Jie yang ada di lantai, dan kemudian menarik tangan Gao Jie agar ikut dengannya. Mereka berlari sambil saling menatap dan tersenyum.

Saat akhirnya mereka tinggal berdua, Yu Zhi menawarkan diri untuk memakaikan Jocelyn sepatunya. Gao Jie jelas merasa sungkan, tapi Yu Zhi benar-benar memasangkan sepatunya kembali. Mereka kemudian bertanya keadaan masing-masing.

Tapi, tetap saja suasan masih terasa canggung. Gao Jie juga mengucapkan terimakasih karena Yu Zhi menemukan tim penyelamat untuk menyelamatkannya saat itu.
“Ku pikir, setelah kita tidak bertemu, kita akan saling melupakan. Tidak di sangka, ternyata kita masih saling mengingat. Ini pasti takdir, kan?” ujar Yu Zhi.
Dan di moment romantis tersebut, ponsel Yu Zhi malah berbunyi. Yang menelpon adalah Yu Yi untuk memberitahu kalau toko di North Street akan ditutup. Yu Zhi jelas panik, dan meminta Gao Jie menunggunya sebentar. Dia akan segera kembali.
“Apa yang terjadi?” tanya Gao Jie.

“Aku tidak punya wakut untuk menjelaskan kepadamu sekarang. Tunggu aku di sini. Aku pasti akan kembali. Tunggu aku!” ujar Yu Zhi dan langsung berlari pergi.
--
Yu Zhi tiba di toko dan melihat kalau papan nama toko sudah mulai di lepas dan bahkan di pasang tanda bahwa toko sudah di tutup. Yu Zhi protes, dan pekerja di sana menjelaskan kalau dia hanya mengikuti perintah perusahaan.
Yu Zhi bisa menduga kalau itu pasti adalah perintah dari Mu Zi Yun. Pekerja itu tidak bisa membantah, tapi dia meminta pengertian Yu Zhi, karena dia kan hanya pekerja dan harus mengikuti perintah atasan.
“Dimana foto ibuku?”
“Foto? Aku tidak memperhatikan. Semua hal yang masih berguna sudah di angkut. Dan yang tidak berguna masih ada di sana,” tunjuknya ke arah tumpukan sampah di sana.

Dan Yu Zhi langsung membongkar tumpukan sampah itu, mencari foto ibunya.
--
Gym sudah mau tutup. Pin Zhen mengajak Gao Jie untuk pulang, tapi Gao Jie berkata kalau dia masih harus menunggu di sini, jadi Pin Zhen pulang duluan saja.
“Siapa? Aku hampir lupa. Siapa pria yang tadi menarikmu pergi?”
“Dia adalah James.”
“Ya Tuhan. Kau akhirnya bertemu James di sini,” kaget Pin Zhen. “Oke, aku akan menunggunya bersamamu.”
“Tidak perlu. Kau harus pulang. Aku juga tidak tahu kapan dia akan kembali.”
“Bagaimana jika dia tidak kembali?”
“Tentu saja dia akan kembali,” yakin Gao Jie. Dan menyuruh Pin Zhen untuk pergi.
Setelah Pin Zhen pergi, Gao Jie berdiri sendirian menunggu Yu Zhi.

Hari sudah sangat sore, dan bahkan hujan pun turun. Tapi, walaupun begitu, Gao Jie masih terus berdiri di depan gedung gym, menanti Yu Zhi.


Dan hingga akhirnya malam tiba, Yu Zhi masih ada di sana. Duduk menundukkan kepala, menanti Yu Zhi. Saat itu, Yu Zhi akhirnya tiba dengan tubuh basah kuyup. Dan dia melihat Gao Jie yang masih menantinya.
Merasa ada orang di depannya, perlahan Gao Jie mengangkat kepalanya. Dia segera menarik Yu Zhi yang berdiri di tengah hujan, untuk masuk ke tempat teduh. Dan dia melihat tangan Yu Zhi yang terluka.
“Tanganmu kenapa?”
“Tidak apa. Maaf, membuatmu menunggu begitu lama. Dan hujan juga sangat deras.”
“Jika aku pergi, maka aku tidak bisa menunggumu.”
“Bahkan jika hujan turun lebih deras, kau tidak akan pergi?” tanya Yu Zhi.
“Aku yakin kau pasti akan kembali. Terakhir kali, aku pergil duluan. Kali ini, aku tidak mau kehilangan lagi.”
Mendengar jawaban Gao Jie, Yu Zhi langsung memeluknya dengan erat.
“James, ada apa?”
“Aku senang kau masih di sini. Aku senang kau masih mau menungguku.”
“Aku sudah berjanji padamu. Seperti ketika kita berada di hutan hujan, aku tahu kau pasti akan kembali.”
Yu Zhi menatap Gao Jie, “Ku rasa itulah alasanku ke Asia Tenggara, untuk bertemu denganmu.”
“Bukan untuk batu permata?”
“Setiap permata berharga dapat di gantikan oleh yang lain. Tapi bagiku, orang yang mau mempercayaiku dan mau menungguku bukan siapa-siapa kecuali kau.”
Mendengar ucapan Yu Zhi, Gao Jie tiba-tiba saja mencium Yu Zhi. Dan Yu Zhi balas memeluk Gao Jie dengan sangat erat.
--
Gao Jie dan Yu Zhi pergi ke mini market terdekat untuk berteduh dan sekalian Gao Jie membantu mengobati luka di tangan Yu Zhi. Yu Zhi berterimakasih atas hal itu, dan dia kembali menatap foto ibunya yang menerima penghargaan.
“Ini ibuku,” beritahunya.
“Dia terlihat sangat cantik saat muda.”
“Dia meninggalkanku saat dia semuda ini. Sore ini… aku pergi ke tempat dia dulu bekerja. Aku suka bermain-main di sana. Tetapi tempat itu di tutup hari ini. Aku tidak akan pernah melihatnya lagi,” cerita Yu Zhi penuh kesedihan. “Aku menyaksikan dengan mata kepala sendiri segala yang terjadi.”
“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Gao Jie khawatir.
“Tidak ada,” jawab Yu Zhi dan menundukan wajahnya, menyembunyikan air matanya.
Gao Jie memeluknya, “Entah apapun yang terjadi, jika ibumu melihat dirimu sekarang, dia akan benar-benar sedih.”
--
Hujan sudah reda, dan Yu Zhi juga mengantar pulang Gao Jie. Gao Jie memberitahu kalau rumahnya ada di dalam gang kecil itu, di ujungnya. Yu Zhi langsung meminta nomor telepon Gao Jie. Mereka saling bertukaran nomor telepon agar bisa saling menghubungi.
Usai bertukar nomor, Gao Jie turun dari dalam mobil dan berjalan memasuki gang rumahnya. Tetapi, sebelum dia masuk, Yu Zhi ikut keluar dan menelponnya.
“Siapa nama Chinese mu?”
“Aku Gao Jie. Kau tidak tahu betapa mulianya dan tidak ternoda (‘gao jie’ – pengambilan huruf namanya dan artinya) pohon-pohon pinus sampai salju mencair.”
“Aku Yu Zhi. Merah daun musim gugur jatuh seribu kaki lebih merah dari bunga di bulan Februari,” ujar Yu Zhi.
Gao Jie tersenyum menatapnya. Dia mematikan ponselnya, dan menatap Yu Zhi yang ada di seberang jalan. Mereka saling tersenyum satu sama lain.
--

Yu Zhi sudah pulang ke rumahnya. Dia melihat fotonya dan ibunya, dan juga teringat penutupan toko tadi sore. Amarah dan dendam nya semakin mendalam.
--
Pagi hari,
Zi Yun turun dari lantai atas sambil mengajak Nenek untuk pergi ke perusahaan bersama. Dan dia kaget karena ternyata Yu Zhi sudah ada di meja makan dan bahkan sedang sarapan.
“Zi Yun, aku dengar kau menutup toko di North Street,” tanya Nenek.
“Aku berharap menemukan kesempatan untuk menjelaskan kepada Yu Zhi hari ini. Aku tahu toko itu adalah tempat ibumu dulu bekerja, tapi catatan kinerja untuk toko itu beberapa tahun terakhir selalu buruk. Staf lama yang tersisa, semua rekan ibu Yu Zhi dan melakukan hal-hal dengan cara mereka sendiri. Mereka semakin tidak memperhatikan pekerjaan, mereka memanfaatkan senioritas mereka dan tidak menjalankan bisnis dengan baik. Aku melakukan semua yang ku bisa untuk menyimpan kenangan itu untuk Yu Zhi. Jadi, aku selalu menyembunyikan masalan toko darimu. Tapi, ketika catatan kinerja toko-toko lain buruk, mereka di tutup. Dan karena itu, manager-manager toko terus datang dan protes padaku.”
“Jadi, situasinya seburuk itu?” tanya Yu Zhi.
“Yu Zhi, kau sudah dewasa sekarang. Saat menghadapi masalah, kau harus rasional. Tidak masalah apakah aku menutup toko atau tidak, kau harus mengerti bahwa aku sebenarnya telah mempertimbangan keterikatan emosional-mu. Aku tahu bahwa tidak peduli bagaimanapun aku menjelaskan ini kepadamu, kau akan salah paham pada akhirnya. Tapi, pikirkan sedikit dari sudut pandangku, siapa yang tidak ingin mnejadi ibu tiri yang sangat di puji? Namun, memikirkannya di posisiku di perusahaan, aku harus menanggung beban nama buruk ini,” keluh Zi Yun.
-Bersambung-



Post a Comment

Previous Post Next Post