Disekolah. Didalam kelas. Hana serta teman- temannya sibuk
membicarakan liburan mereka di pemandian air panas yang sangat menyenangkan.
Dan melihat foto- foto yang mereka ambil selama disana.
Dan ketika Okamoto datang, Hikaruko langsung berdiri dan menunjukan
salah satu foto yang diambilnya,” Foto ini akan membuat gadis- gadis menggila,”
kata Hikaruko dengan senang. Dan Okamoto langsung menyuruhnya berhenti.
Foto itu adalah foto Okamoto yang digendong oleh Takane.
Mizuki memperhatikan Hana yang hanya diam saja sambil tersenyum.
“Itu foto yang bagus,” komentarnya sambil ikut melihat foto di hape Hana. Dan
Hana tersenyum mengiyakan.
Di kantor. Seorang pria berkaca mata datang menemui Takane. Dia
memperkenalkan dirinya sebagai sekretaris baru Takane. Dia diperintahkan oleh
Sainbara. Dan namanya adalah Kirigasaki Eiji.
“Asisten ku? Seharusnya tidak boleh ada pemindahan karyawan saat
ini,” kata Takane, merasa heran.
“Mereka bilang ini adalah pemindahan khusus. Saya mungkin tidak
terlalu penuh perhatian dan memuaskan, tapi saya akan mendukung Anda dengan
semua kemampuan saya,” jelas Eiji dengan sopan.
“Kamu lebih baik tidak mengecewakan ku,” balas Takane,
menerimanya. Dan Eiji mengiyakan sambil membungkuk memberikan hormat.
Didalam kamar. Hana berbaring- baring dengan malas diatas tempat
tidur sambil melihat fotonya dengan Takane di hape. Dan ketika tiba- tiba saja
terdengar bunyi bel rumah, Hana pun langsung berlarian keluar dari dalam kamar
sambil tersenyum lebar.
Namun senyum Hana langsung menghilang, ketika melihat bahwa yang
datang cumalah Okamoto saja. Dan mendengar itu, Ibu pun merasa heran, dan
bertanya siapa yang memangnya Hana pikirkan. Dengan gugup, Hana pun langsung
menjawab tidak ada.
Okamoto datang untuk memberikan hadiah dari Ibunya, sebagai
balasan terima kasih untuk apel yang Ibu Hana berikan kepada mereka tempo hari.
Dan Ibu Hana pun menerimanya sambil mengatakan bahwa Okamoto tidak perlu repot2
membalasnya.
Lalu ketika melihat bahwa hadiah yang Okamoto berikan adalah kue2
yang enak, maka Ibu Hana pun menawarkan Okamoto untuk mampir dan menikmatinya
bersama- sama dulu, barulah Okamoto pulang. Dan Hana pun mengiyakan, dia
mengajak Okamoto untuk mampir sebentar dulu.
“Terima kasih banyak,” kata Okamoto, mengiyakan ajakan tersebut.
Okamoto menikmati kue roll di dalam kamar Hana. Dan sambil
menikmati kue nya, Okamoto memperhatikan kamar Hana yang sudah lumayan banyak
berubah. Lalu dia menanyakan boneka keramik besar milik siapa itu. Dan Hana pun
menjelaskan bahwa itu adalah hadiah pemberian dari Takane.
“Ini,” kata Hana sambil menunjukan kartu pesan dari Takane. Dan
Okamoto pun membacanya. Ini boneka yang
kamu suka! Aku sedang tertahan di tempat kerja, sehingga aku tidak akan bisa
menemui mu untuk sementara waktu. Pikirkanlah boneka ini seperti ku dan jaga
itu!
Sambil tersenyum, Hana
memberitahu kalau dia tidak pernah memberitahu siapapun bahwa dia menyukai
boneka sejenis ini. Okamoto lalu pun bertanya, apakah itu berarti Hana belum
ada berjumpa dengan Takane. Dan Hana mengiyakan dengan raut sedih diwajahnya
sambil memperhatikan boneka dari Takane.
Melihat itu, Okamoto memukul Hana
menggunakan bantal. “Apa yang kamu perhatikan dengan begitu terpesona disana?”
“Ah. Pemandian air panas sangat
menyenangkan, kan? Aku berpikir betapa menyenangkannya itu. Dan kemudian aku
mulai merindukan pergi ke sana,” jawab Hana mengelak, lalu dia kembali duduk di
tempatnya.
“Kalau begitu maka aku akan
membawa mu ke sana lagi,” kata Okamoto tiba- tiba saja. Dan Hana pun
mengiyakan.
Dikantor. Eiji memberikan jadwal
Takane secara mendetail, dan menjelaskan segalanya dengan baik. “Siang ini kita
akan pergi dan menemui 3 perusahaan yang kita akan bekerjasama dengannya. Jam 5
sore, kita memiliki rapat biasa. Jam 6 sore, kita akan bertemu dengan orang
dari takaba grup.”
“Tolong beritahu mereka, aku
terlalu sibuk untuk bertemu dengan mereka,” perintah Takane, untuk membatalkan
jadwal pertemuannya dengan orang dari Takaba grup.
Bukannya mengiyakan, Eiji tiba-
tiba saja menanyakan apakah Takane ada melihat potensi pada partner perjodohan Takane
sekarang. Dan mendengar itu, Takane memberikan tatapan tajam kepada Eiji.
Menyadari bahwa dirinya telah terlalu
lancang dengan bertanya seperti itu,
maka Eiji pun meminta maaf, mengiyakan perintah Takane, dan pamit keluar dari
ruangan.
Takane ikut keluar dari dalam
ruangan. Dia memanggil Eiji dan menanyakan apa yang Eiji inginkan untuk makan
siang, karena masih ada waktu sebelum rapat di mulai. Dan dengan sopan, Eiji
menolak, karena dia merasa seperti nya mereka akan membicarakan banyak hal yang
tidak berhubungan dengan pekerjaan.
Takane lalu secara blak- blakan
menanyakan, apakah sebelum Eiji ke sini, Eiji ada memiliki perselisihan dengan
bos Eiji dulu. Dan Eiji mengiyakan, itu karena dia tidak bisa melayanin bosnya
dengan baik, sebab sulit baginya untuk melakukan hal lain selain dari
pekerjaan.
“Aku tidak meminta siapapun,
selain daripada diriku sendiri untuk menjadi sempurna. Aku tidak mengharapkan
terlalu banyak darimu. Jadi santailah sedikit,” kata Takane. Lalu dia berjalan
pergi.
“Apa kamu menyembunyikan
kekecewaan mu dengan kebaikan?” tanya Eiji sebelum Takane benar- benar pergi
menjauh.
“Kemudian bekerja keras lah!
Pembicaraan sehari- hari juga berkaitan dengan peluang bisnis,” balas Takane
dengan tegas, memberikan saran dan semangat. Lalu dia menepuk pelan lengan
Eiji, dan berjalan pergi.
Direstoran okonomiyaki milik
keluarga Okamoto. Disana Takane makan bersama dengan Luciano, Hana, dan kedua
teman Hana. Namun saat harus memasak okonomiyaki, Takane serta Luciano ternyata
sama sekali tidak bisa memasak dengan baik. Takane memasak seperti menulis
essai, Luciano memasak dengan seni.
Sehingga melihat itu, maka
Okamoto pun merebut spatula mereka berdua. Dan membantu mereka berdua untuk
memasak Okonomiyaki dengan benar.
“Okonomiyaki mu adalah yang terbaik,
Okamoto!” kata Hana memujinya.
“Aku bisa memasak apapun dengan
baik,” balas Okamoto sambil tersenyum dan duduk disebelah Hana. Dan Hana balas
tersenyum padanya.
Melihat kedekatan mereka berdua,
maka Takane pun merasa sedikit cemburu. “Oh! Mari kulihat seberapa baiknya
ini,” kata Takane, mencobai Okonomiyaki buatan Okamoto. Dan ternyata, itu
sangat enak. Melihat ekspresi nya, Okamoto serta Hana pun tersenyum menatapnya.
“Takane- san. Aku pikir kamu
terlalu sibuk untuk datang ke sini hari ini,” kata Hana, bertanya.
“Ah. Itu karena aku memiliki
asisten yang sangat bisa diandalkan sekarang,” jawab Takane sambil fokus
memakan makanannya.
Sebuah mobil berhenti tidak jauh
di depan restoran Okamoto. Tapi dia tidak keluar dari dalam mobil, dan masuk ke
sana.
Setelah selesai makan, Luciano
serta kedua teman Hana pulang duluan. Sementara Hana serta Takane masih duduk
dan mengobrol berduaan sebentar disana sambil bersiap- siap untuk pulang juga.
Dan Okamoto, dia disibuk membersihkan meja.
“Aku senang kamu mendapatkan
asisten yang bisa diandalkan,” kata Hana.
“Itu benar. Aku pikir dia lebih
cocok untuk pekerjaan ini daripada yang lain,” balas Takane, memuji Eiji. Dan
Hana ikut memuji Eiji juga, karena sampai Takane bisa memuji seperti ini, maka
Eiji pasti benar- benar luar biasa.
Setelah selesai memakai
mantelnya, Takane pindah duduk disebelah Hana untuk memakai sepatunya. Dia
menggoda Hana yang tumben saja begitu peduli tentang pekerjaannya. Dan Hana
membalas bahwa itu karena Takane jarang memuji orang lain selain diri Takane
sendiri.
“Aku berterima kasih padanya.
Karena dia, maka kita bisa bertemu lagi,” kata Hana sambil tersenyum. Dan
mendengar itu, Takane langsung tersenyum lebar.
“Ternyata kamu begitu ingin
bertemu…”
“Baiklah. Mari kita pulang!” sela
Hana.
“Setidaknya dengarkan apa yang
mau ku katakan,” balas Takane.
“Okamoto. Dah!” kata Hana,
mengabaikan Takane, lalu dia keluar duluan. Dan Takane pun mengikutinya.
Ayah Okamoto tersenyum, dan
menyenggol bahu Okamoto yang hanya diam saja. Dia memberikan kode agar Okmaoto
mengantarkan Hana juga, tapi Okamoto merasa tidak mungkin dia melakukannya.
Ternyata orang di dalam mobil
yang berhenti tidak jauh dari depan restoran Okamoto, dia adalah Eiji. “Oh. Dia
masih anak sekolah?” gumamnya, ketika melihat Takane serta Hana keluar dari
dalam restoran.
Dikantor Direktur pelaksana
senior. Eiji menemui Aiba Saya, dia melaporkan bahwa Takane adalah seseorang
yang perfeksionis, jadi Takane tidak mengekspos kelemahan dirinya sendiri
dengan begitu mudah.
“Itu tugas mu untuk menyelidiki
dan menemukan kelemahannya!” kata Aiba dengan keras.
“Sebenarnya, saya ada menemukan
beberapa informasi yang berguna untuk Anda,” kata Eiji dengan yakin.
Eiji datang menemui Hana yang
baru pulang ke rumah dari sekolah. Dia memperkenalkan dirinya sebagai asisten
Takane, dan meminta sedikit waktu dari Hana untuk membicarakan tentang masalah
Takane. Dan Hana merasa sedikit bingung, kenapa Eiji datang untuk berbicara
kepadanya.
“Saya berpikir akan lebih baik,
jika kamu putus dengan Saibara Takane- san,” kata Eiji dengan serius dan tegas.
“Eh?” respon Hana, terkejut serta
bingung karena tiba- tiba mendengar itu.
Tags:
Takane To Hana