Sinopsis K- Drama : Angel’s Last Mission Love Episode 1 - part 2


Sinopsis Angel’s Last Mission Love : Episode 1 – Part 2
Network : KBS2
Hujan telah berhenti. Digantikan oleh bunga putih yang berguguran. Lalu sebuah daun yang berada diatas pohon bersinar, melihat itu L ingin mengambilnya. Tapi tiba- tiba saja, Yeon Seo yang duduk disebelahnya, bertanya, siapa disana. Dan mendengar itu, L langsung memandang ke sekelilingnya, tapi dia tidak melihat siapapun.

“Siapa kamu? Mengapa kamu duduk tanpa bertanya padaku?” tanya Yeon Seo sambil mendekati L. Dan melihat itu, L merasa sangat terkejut.
“Apa kamu memandang rendah aku? Aku tahu kamu disana!” teriak Yeon Seo bertanya, karena L hanya diam saja. Dan L secara perlahan berdiri di atas kursi untuk menghindari Yeon Seo yang tampak seperti bisa melihatnya.

L merasa bingung, karena Yeon Seo terus mengomel padanya. Dan kemudian tiba- tiba saja Yeon Seo mengayungkan tongkat kepadanya, dan tanpa sengaja L pun bersuara karena itu. “Tunggu, bukan begitu.”
“Apakah dia mendengarku? Huh. Tidak mungkin dia mendengarku,” pikir L.
“Kamu seorang Pria?” tanya Yeon Seo.
“Apa? Apa? Kamu bisa mendengarku? Kamu bisa?” tanya L terkejut.

Yeon Seo mengarahkan tongkat nya pada L, dia mengira L sedang merendahkannya karena dia tidak bisa melihat. Kepadahal sebenarnya, L sedang terkejut, karena seharusnya Yeon Seo tidak bisa mendengarnya.
“Apa urusanmu? Pencopet? Orang mesum? Aku meragukan kamu duduk disebelah wanita buta hanya untuk melihat hujan,” kata Yeon Seo, menuduh. Lalu dia kembali duduk dengan tenang, dan menyuruh L pergi jika tidak ingin terluka.
“Tunggu. Aku tidak mau!” balas L. Lalu dia ikut duduk kembali. “Bangku ini bukan hanya milik kamu atau aku. Bangku ini milik dewa. Tidak ada yang lain. Apa aku salah?”
Yeon Seo diam sejenak, dan berpikir, lalu dia menyebut L orang gila. Dan mendengar itu, L merasa kesal, lalu dia mulai menceramahi Yeon Seo untuk tidak berbicara buruk. Tapi Yeon Seo langsung menyela nya, karena dia tidak percaya pada Tuhan. Mendengar itu, L merasa semakin terkejut, dan dia berusaha menceramahi Yeon Seo. Tapi Yeon Seo menyela nya lagi.
“Tidak peduli betapa keras aku berdoa. Dia mengabaikan doak ku, ketika itu hanya satu- satunya harapan ku. Aku meminta pada- Nya untuk menjaga Ayah ku hidup, untuk membiarkan ku melihat Ayahku seminggu saja sebelum dia meninggal. Aku menangis dan berdoa selama 11 jam di pesawat, tapi Dia tidak mendengarkan. Aku meminta pada- Nya agar mengambil satu anggota tubuhku selain mataku. Sehingga aku bisa menari. Tapi dia mengabaikan ku, ketika aku berdoa dengan putus asa,” jelas Yeon Seo dengan kesal, frustasi, dan putus asa.
Seperti bisa merasakan perasaan Yeon Seo. L berkomentar bahwa tidak ada orang yang berperilaku seperti Yeon Seo, ketika mengalami tragedi. Tidak ada seorang pun yang melompat dari jembatan seperti Yeon Seo.

Mendengar perkataan L, Yeon Seo merasa curiga siapa L. Dia memengang Lm dan membauinya. Merasakan itu, L terkejut karena ternyata Yeon Seo juga bisa memegangnya.
“Siapa kamu? Siapa yang mengirim mu?” teriak Yeon Seo bertanya.


Ny. Jung datang memanggil Yeon Seo. Dan mendengar itu, Yeon Seo segera menyuruh Ny. Jung untuk menangkap L. Tapi mau dilihat kemana pun, tidak ada seorang pun disekitar Yeon Seo. Mengetahui itu, Yeon Seo merasa bingung, karena jelas- jelas L barusan ada didekatnya.
“Apa barusan kamu melihat hantu?” tanya Ny. Jung merinding.
Yeon Seo yakin bahwa barusan L ada bersamanya. Dia meraba- raba bangku taman, dan tanah untuk mencari jejak L. Dan ditanah, dia menemukan sebuah kain putih.

Tn. Jo menemui Ny. Choi, dia mempertanyakan kenapa Ny. Choi harus membuat perayaan besok, kepadahal besok adalah kematian kedua orang tua Yeon Seo. Dan perayaan 20 tahun itu tepatnya seminggu lagi, jadi kenapa harus besok.
Ny. Choi menyadari itu. Dia menjelaskan bahwa Yeon Seo sudah mengurung diri selama 3 tahun. Yeon Seo tidak pernah muncul di acara yayasan. Dan sebenarnya, menjalankan organisasi sebesar ini menggantikan Yeon Seo itu sangat sulit. Jadi dia mengundang Yeon Seo untuk datang dan melihat. Untuk memperlihatkan betapa baiknya dia menjalankan organisasi yang dibuang oleh Yeon Seo.
“Oh, ampun. Dia kan tidak bisa melihat dengan matanya lagi. Kasihan nya keponakanku,” kata Ny. Choi seperti menghina Yeon Seo. 

Tn. Jo merasa kesal mendengar hinaan Ny. Choi. Dia berdiri dan dengan tegas mengatakan bahwa Yeon Seo tidak akan menghadiri acara besok. Tapi Ny. Choi langsung membalas bahwa dia telah mengundang Yeon Seo secara resmi, dan dia hanya menjalankan tugasnya.
“Tiga tahun ini, kamu tahu. Aku bertanya- tanya mengapa dia belum mendapatkan donor kornea. Selalu hampir saja, tapi selalu di batalkan di menit terakhir,” kata Tn. Jo membahas donor untuk Yeon Seo.
Dengan gugup, Ny. Choi sedikit kesulitan untuk menjawab. “Mungkin itunya tidak cocok. Apa yang bisa kulakukan? Itu tergantung keberuntungannya.”

“Terima kasih untuk itu, kamu berhasil menjaga posisi mu sebagai direktur. Benarkan?” balas Tn. Jo. Dan Ny. Choi tidak terima. Tapi Tn. Jo tidak peduli dan berbalik untuk pergi. “Oh ya, aku berencana untuk menyuruh polisi menyelidiki mengenai pembatalan donor kali ini.”
“Ah. Jangan membuat kekacauan,” kata Ny. Choi, gugup.
“Jika seseorang melakukannya. Aku tidak akan membiarkannya.”
Ny. Choi pergi ke rumah sakit, dan bertemu secara diam- diam dengan dokter Kim. Dia menanyakan pada Dokter Kim bagaimana caranya sehingga Tn. Jo bisa tahu. Dan Dokter Kim pun menceritakan kejadian hari ini, dimana Tn. Jo datang menemuinya secara paksa. Serta mengenai Tn. Jo yang telah melaporkan kasus ini ke pusat donor, sehingga dia tidak bisa perbuat apapun.
Tapi Dokter Kim menjelaskan bahwa hari ini dia masih berpura- pura tidak tahu apapun, namun sebenarnya dia tidak tahan lagi karena bagaimanapun dia adalah seorang dokter.

Ny. Choi menertawakan Dokter Kim. Lalu dia mengatakan kalau dia sadar bahwa Kim adalah seorang dokter, itu mengapa dia masih berbicara dengan sopan dan penuh hormat. Kemudian Ny. Choi menakut- nakuti Dokter Kim. Sebagai seorang Dokter yang berhubungan dengan donor, transplantasi, serta hal lainnya. Maka  ketika ada penyelidikan, Dokter Kim lah yang akan terkena dampaknya.

“Ingatlah ini. Dokter Kim, kamu telah menyebrangin sebuah jembatan. Dan aku mem-bom jembatan itu. Kamu tidak bisa mundur sekarang. Apa kamu mengerti?” kata Ny. Choi sambil tersenyum.
“Ya,” jawab Dokter Kim dengan patuh. Karena dia takut diselidiki, dan terkena dampak.
Setelah semua pembicaran itu selesai. Ny. Choi pun pergi.

Post a Comment

Previous Post Next Post