Sinopsis
Angel’s Last Mission Love : Episode 1 – Part 1
Network : KBS2
Network : KBS2
Diatas panggung. Pertunjukan tarian ballet dipentaskan. Beberapa
penari ballet masuk duluan, dan menari terlebih dahulu. Sementara dibelakang
panggung, seorang wanita (Lee Yeon Seo), dia menarik
nafas dan melakukan pemanasan, mempersiapkan dirinya untuk memasuki panggung.
“Tidak,” gumam Yeon Seo dalam tidurnya. Dia tampak berkeringat
sangat banyak serta gelisah, seperti memimpikan sebuah mimpi buruk.
Yeon Seo masuk ke dalam panggung, dan mulai menari.
“Tidak, jangan pergi. Jangan,” gumam Yeon Seo.
Yeon Seo menari di tengah panggung, dan menjadi sorotan utama
ditengah cahaya panggung. Lalu kemudian seorang penari ballet berpakaian hitam
masuk dan menari didekatnya, seperti ingin menyakitinya.
“Tidak, jangan keluar kesana,” gumam Yeon Seo. Wajahnya tampak
ketakutan.
Yeon Seo menari dengan begitu luar biasa. Dia menari tepat
ditengah panggung, sementara para penari yang lain mengelilinginnya di samping
panggung. Dan lampu panggung yang berada diatas menyorotinya.
Kemudian tiba- tiba saja, pada saat pertunjukan sudah hampir akan
selesai. Lampu panggung yang berada diatasnya, retak dan pecah, lalu pecahan
itu jatuh tepat mengenai bola matanya. Dan setelah itu, percikan darah menodai
pakaian putihnya.
Yeon Seo berteriak histeris, dan terbangun dari tidurnya. “Huh,
mengapa mimpi ku selalu berwarna? Menyebalkan,” gumam Yeon Seo dengan raut
kesal dan kelelahan.
Yeon Seo turun dari tempat tidur, dan berjalan menuju ke dalam
ruangan penyimpanan pakaian. Dia mengambil handuk nya, dan berniat menuju ke
kamar mandi. Tapi tanpa sengaja dia malah tersandung kursi.
Yeon Seo kemudian meraba- raba lantai disekitarnya, berusaha
mencari apa penyebabnya tersandung. Dan ketika dia merasakan sebuah kursi putih
didekatnya, dia berteriak dengan sangat keras.
Setiap orang yang berada di halaman terkejut, dan langsung berlari
masuk ke dalam rumah, ketika mereka mendengar teriakan Yeon Seo.
Jo Seung Hwan terbangun dari tidurnya, ketika mendengar teriakan
keras Yeon Seo.
Satu persatu pelayan
menutup matanya, dan berjalan tanpa bisa melihat. Lalu sama seperti apa yang
Yeon Seo alamin, mereka tersandung dan terjatuh, karena ada kursi putih didepan
mereka yang tidak mereka lihat.
“Selanjutnya,” perintah Yeon Seo dengan raut wajah datar.
“Selanjutnya,” perintah nya terus seperti itu.
“Tunggu sebentar,” kata Tn. Jo yang masuk ke dalam kamar. “Apa
yang kamu lakukan?” tanyanya pada Yeon Seo.
“Tidak ada yang tahu darimana ini datangnya. Kursi ini ditemukan
disebelah kamar mandi, ditempat yang sempurna untuk ku tersandung. Tidak ada
yang tahu mengapa ada disana. Mereka semua perlu merasakan rasanya tidak bisa
melihat apapun, kepala mereka bisa saja pecah dan mati jika mereka jatuh,”
jelas Yeon Seo dengan raut kesal, tapi nada datar.
Yeon Seon kemudian berdiri. Dia memakai tongkatnya untuk meraba
jalan, dan mendekati mereka satu persatu. Karena tidak ada seorang pun dari
mereka yang mengaku, jadi dia memutuskan untuk memecat mereka semua. “1 dan 2
dan 3 dan … ” hitungnya.
“Itu saya,” aku seorang pelayan dengan takut.
“Aku tahu. Alas nya berwangi lavender murahan,” balas Yeon Seo.
Si Pelayan menjelaskan bahwa kemarin dia memakai kursi itu untuk
membersihkan pakaian diatas lemari, dan lalu melupakan kursi itu disana.
Mendengar penjelasan itu, dengan dingin Yeon Seo membalas bahwa dia tidak
bertanya apa alasannya, karena dia tidak mau tahu.
“Hanya gadis berwangi lavender yang di pecat,” kata Yeon Seo
dengan tegas. Dan mendengar itu, si Pelayan merasa terkejut, lalu dia pun pergi
dari sana.
“Selamat pagi,” sapa Ny. Jung. Dia masuk ke dalam ruangan rias
milik Yeon Seo dengan membawakan surat- surat yang diterima.
“Anggota staff mu menyebabkan masalah, karena kamu selalu datang
dan pulang tepat waktu. Aku akan memberikan mu kamu kamar pilihan mu, jadi
pindahlah,” kata Yeon Seo.
“Bagaimana bisa aku mengurus emosi mu 24 jam sehari? Tn. Jo bisa
bertahan, karena dia memanjakan mu. Tapi aku…” balas Ny. Jung mengatasi Yeon
Seo.
“Tidak menyukai ku?” sela Yeon Seo.
“Kamu sudah tahu,” jawab Ny. Jung membenarkan.
Ny. Jung kemudian memberikan surat- surat yang dibawanya kepada
Yeon Seo. Dan Yeon Seo menghitung ada berapa surat itu. Lalu setelah itu, Ny.
Jung mengambil kembali surat itu dari Yeon Seo, dan membacakan nya satu persatu
darimana surat itu berasal.
Surat yang diterima ada lima. Dan surat kelima adalah surat yang
berasal dari Yayasan Budaya Fantasia, tapi Ny. Jung ragu untuk membacakannya,
dan dia memperlihatkan surat tersebut kepada Tn. Jo.
“Oh ini. Ini adalah tagihan air,” kata Tn. Jo berbohong.
Yeon Seo menyadari bahwa Tn. Jo berbohong. Jadi dia merebut surat
itu dari tangan Ny. Jung dan membuka nya. Lalu dia meraba surat tersebut. Surat
tersebut ditulis menggunakan huruf korea, dan juga huruf braille yang timbul.
Sehingga Yeon Seo bisa membacanya dengan diraba.
“Pesta Perayaan 20 tahun? “
gumam Yeon Seo. Dari belakang, Ny. Jung berniat merebut surat itu, tapi Yeon
Seo menyadari dan memukul tangannya.
“Hahaha… mengapa ini sudah disini? Seharusnya kan minggu depan?
Yeon Seo palingan tidak akan menghadirinya. Tapi Ny. Choi begitu gigih,” kata
Ny. Jung dengan gugup dan sikap canggung.
Yeon Seo lanjut membaca surat tersebut. Acaranya hari selasa jam 5
sore, tepatnya besok.
Yeon Seo bersiap- siap untuk membawa anjingnya berjalan-jalan
ditaman. Namun saat dia mendengar Tn. Jo mendapatkan telpon dari dokter, dia
langsung kembali dan merebut hape Jo, lalu berbicara kepada dokter.
Dan setelah berbicara dengan dokter, Yeon Seo menjadi emosi.
Karena Dokter lagi- lagi membatalkan donor kornea untuk matanya. Dengan alasan,
wali menolak mendonorkan disaat terakhir, ada infeksi, dan alasan sebagai nya.
“Lupakanlah. Jangan pernah menghubungin ku lagi. Aku akan
menghapus diriku sendiri dari daftar tunggu,” kata Yeon Seo, kemudian dia
menyerahkan hape itu kembali pada Tn. Jo dan pergi bersama anjingnya.
Tn. Jo meminta dokter untuk menunggu sebentar. Lalu dia berlari
mau mengikuti Yeon Seo. Tapi Ny. Jung langsung menahan tangannya, dan meminta
agar Tn. Jo membiarkan Yeon Seo untuk sendirian menghirup udara segar dulu.
Karena Ny. Jung mengerti perasaan kesal Yeon Seo, sebab pihak rumah sakit
setiap saat selalu beralasan.
“Aku harus mengunjungin rumah sakit,” kata Tn. Jo. Lalu dia
kembali ke dalam rumah.
Setelah Yeon Seo menjadi buta, dia melarang orang untuk menyebutkan
ballet. Dia tidak ingin ada hubungan dengan Fantasia. Itu sudah 3 tahun.
Yeon Seo berlari pagi bersama dengan anjingnya ditaman.
Diatas gedung yang tinggi. L duduk disana, dan memandangin
pemandangan. “Selamat tinggal, langit. Selamat tinggal, dunia. Bahkan walaupun
aku tidak disini, kalian harus tetap menjadi cantik, ya?” gumam L bersikap
puitis.
L kemudian berdiri, dan merentangkan kedua tangannya. Dia lalu
menutup mata, dan menjatuhkan dirinya. Tapi … eits… sebelum dia jatuh ke atas
tanah, sebuah sayap muncul dibelakang punggungnya, dan dia terbang ke atas.
Jalan pesisir, 3964, truk. (3964 itu nomor mobilnya).
Didalam mobil. L mengomentari Pria gemuk yang sedang merokok dan
mengemudi disebelahnya. Pria itu adalah seorang pencuri binatang, dan penjual
binatang. Dan itu adalah hidup yang menyedihkan.
Ketika si Pria akan menyalakan mancis nya untuk merokok, L
menjetikan jarinya. Sehingga mancis si Pria tidak bisa menyala, kemudian karena
kesal si Pria melemparkan mancis nya. Tapi mancis tersebut malah terbang
melayang di depannya. Dan itu adalah perbuatan L.
“Apa? Apa ini? Apa ada hantu? Hantu!” teriak Pria itu histeris
ketakutan.
“Aku malaikat, Hey!” balas L dengan kesal. Tapi si Pria tidak
mendengarnya.
Karena ulah L yang memainkan mancis di depannya, maka si Pria pun membanting
stir mobilnya. Dan kandang- kandang anjing yang berada dibelakang mobil nya
terbuka, sehingga semua anjing melarikan diri.
“Hey, kemarilah! Hey!” teriak si Pria. Dia berlari mengejak
anjing- anjingnya.
L naik ke atas bak mobil, dan berbicara dengan seekor anjing kecil
yang tampak sudah sekarat. “Klien ku, apa kamu sudah siap? Ayo,” kata L sambil
tersenyum. Lalu dia mengulurkan tangannya ke atas anjing tersebut. “Tolong beri
dia kedamaian,” kata L, dan jiwa anjing tersebut terbang menuju ke surga.
“Aku harus menerima misi akhir ku sekarang,” kata L sambil tersenyum. Lalu dia menjentikan
jarinya.
Ditaman. L tersenyum menikmati pemandangan. “Sejak ini hari
terakhir ku, tolong menugaskan ku untuk yang luar biasa,” teriaknya ke langit.
Lalu tiba- tiba L mendengar suara gongongan anjing.
“Gureum, tunggu!” kata Yeon Seo pada anjingnya. Dia berdiri
menepi, memberikan jalan untuk dua orang pria yang sedang bermain skateboard
dibelakangnya. Tapi walaupun dia sudah menghindar, salah satu di Pria itu tetap
terjatuh.
Yeon Seo meminta maaf, dan menanyakan apakah si Pria baik- baik
saja. Dan dengan sedikit kasar, si Pria berbaju biru yang terjatuh, dia
mengatai dan menyalahkan Yeon Seo. Lalu saat dia mengetahui kalau Yeon Seo
tidak bisa melihat, dia dan temannya mengganggu Yeon Seo.
“Ampun. Jika kamu buta, kamu harusnya tinggal dirumah saja.
Mengapa kamu malah merangkak keluar dan berlari? Kamu hanya akan mengganggu
orang lain? Kamu akan merepotkan kami orang yang normal,” kata si Pria biru
dengan kasar, mengejek.
Yeon Seo berusaha bersabar, dia meminta maaf kepada mereka. Tapi
mereka berdua malah semakin menjadi mengganggu nya. L yang melihat itu dari
jauh merasa jengkel kepada dua orang tersebut. Tapi sebelum dia ingin membantu,
Yeon Seo telah menjatuhkan dua orang tersebut.
Walaupun tidak bisa melihat, tapi Yeon Seo bisa merasakan. Dia
bahkan mengetahui tinggi kedua Pria tersebut, yang hijau sekitar 175 cm, yang
biru kurang dari 170 cm. Dan saat mereka berdua ingin menyentuhnya, serta melakukan
pelecehan seksual kepadanya, dia menyerang mereka berdua menggunakan tongkat
nya. Lalu karena tubuhnya lumayan lentur, maka dia bisa menghindari serangan
mereka berdua dengan mudah.
Melihat itu, L merasa takjub dan kagum pada Yeon Seo.
“Hati- hati. Kamu bisa terluka dalam sekejap mata,” kata Yeon Seo
pada kedua pria itu. Dan tidak terima di kalahkan, Pria biru mencoba untuk
menyerang Yeon Seo lagi, tapi Yeon Seo dengan sigap menjatuhkannya. Lalu Yeon
Seo mengarahkan tongkatnya tepat di depan mata Pria biru.
“Aku tidak buta. Aku tunanetra. Ulangin setelah aku,” ancam Yeon
Seo.
“Tuna netra,” kata Pria biru, dia gemetar ketakutan melihat
tongkat Yeon Seo.
Pria hijau ingin menyerang Yeon Seo juga, tapi Yeon Seo dengan
sigap langsung menendangnya. Dan dia melakukan hal yang sama, yaitu mengarahkan
tongkatnya tepat di depan mata Pria hijau. “Buta adalah istilah menghina untuk
memanggil orang yang kehilangan penglihataannya karena alasan bawaan atau
diperoleh. Apa kamu mengerti? Kamu jauh tidak bernilai dibandingkan Gureum
(anjingnya),” jelas Yeon Seo.
Dengan ketakutan, kedua pria itu akhirnya pergi melarikan diri
dari Yeon Seo. Tapi dengan masih menghina dan mengejek Yeon Seo. Dan melihat
itu, L menggeleng- gelengkan kepalanya.
Yeon Seo meraba- raba tanah mencari tongkatnya yang terjatuh. Lalu
setelah dia menemukannya, dia berjalan pergi dari taman menuju ke jembatan.
Dijembatan. Saat angin berhembus, Yeon Seo menggosok- gosok
matanya. Lalu tiba- tiba dia teringat akan perkataan dokter yang mengatakan
bahwa tampaknya sulit bagi Yeon Seo untuk bisa menerima donor mata. Dan Yeon
Seo mengingat juga perkataan dua pria bajingan yang mengejeknya barusan.
Yeon Seo semakin keras mengucek matanya dengan frustasi. Lalu dia
mulai tertawa. Dan kemudian dia menangis.
L memperhatikan itu. “Kamu telah mati disini sekali, kan?” tanya
L.
Flash back
Yeon Seo menari diatas pegangan jembatan. Dan setiap orang yang
melihatnya, mereka merasa cemas dan mereka berteriak meminta agar Yeon Seo
turun. Tapi Yeon Seo tidak mau mendengarkan, dan terus menarikan tarian ballet
nya.
“Ini
adalah mudah untukku. Aku sudah berlatih lebih dari 1.000 kali. Aku bisa
melakukannya dengan mata tertutup.”
Saat Yeon Seo berputar, dan dia hampir saja terjatuh ke dalam air.
Dan melihat itu, semua orang langsung menjerit ketakutan. Mereka memperingatkan
Yeon Seo bahwa itu adalah hal yang berbahaya, jadi jangan lakukan. Tapi Yeon
Seo mengabaikan mereka.
“Hahah… bagaimana bisa? Ibu. Ayah. Aku tidak bisa melihat apapun,”
gumam Yeon Seo ke arah langit. Lalu dia melompat ke langit. Dan terjatuh ke
dalam air.
“Mereka
bilang bahwa ballerina mati dua kali. Pertama kali, ketika mereka menyerah pada
ballet. Kedua kali, ketika mereka berhenti bernafas. Ketika aku berhenti
menjadi penari, kegelapan mengelilingin ku. Apakah ada gunanya menunggu
kematian kedua ku? Aku ingin menghadapi dua kematian sekaligus.”
Flash back end
Yeon Seo menangis. Menengadah ke arah langit. Menutup matanya.
Melihat itu, L secara perlahan berjalan mendekatinya. Lalu dia
mencium Yeon Seo, dan ketika L melakukan itu, cahaya mengalir di wajah Yeon
Seo. “Kamu bodoh. Manusia mati ketika mereka berhenti bernafas,” kata L sambil
tersenyum.
Yeon Seo membuka matanya, dan melihat ke sampingnya, tapi L tidak
ada disana. Malahan Gureum yang datang berlari kepadanya.
Hujan turun. Dan Yeon Seo duduk dibangku taman, menikmati setiap
butiran air yang turun membasahinya. L datang mendekat, dan duduk disebelah
Yeon Seo. L menemanin Yeon Seo dalam diam.
Tags:
Angels Last Mission Love