Sinopsis Angel’s Last
Mission : Love Episode 5 – Part 2
Network : KBS2
Network : KBS2
Kang
Woo tiba- tiba saja merasa seperti ada seseorang yang sedang mengintai dan
mengikutinya dari belakang, tapi dengan tenang dia terus berjalan, dan berpura-
pura bahwa dia tidak tahu.
Kemudian
setelah berjalan agak jauh, Kang Woo dengan sengaja berbalik tiba- tiba,
sehingga si Penguntit tersebut merasa panik dan masuk ke dalam gedung untuk
bersembunyi. Lalu Kang Woo pun mengikutinya, dan memojokannya.
Ternyata
si penguntit tersebut adalah Ni Na. Ketika telah ketahuan, dia beralasan bahwa
ada tempat makan pangsit yang enak di dekat sini, jadi dia datang ke daerah ini
untuk membelinya, tapi dia tidak tahu bahwa Kang Woo tinggal di dalam sini.
Jadi intinya pertemuan mereka ini adalah kebetulan.
“Tanganmu
kosong,” kata Kang Woo sambil memperhatikan tangan Ni Na yang tidak ada membawa
apapun.
“Aku
sedang dalam perjalanan untuk membelinya.”
“Kalau
begitu. Berhati- hatilah,” balas Kang Woo. Dan dengan lemah, Ni Na mengiyakan,
lalu dia berjalan untuk pergi.
Sebelum
Ni Na berjalan pergi cukup jauh, Kang Woo memanggilnya, dan menanyakan apakah
Ni Na sudah makan malam.
Direstoran.
Sambil makan bersama, Kang Woo menanyakan kenapa Ni Na mengikutinya barusan.
Dan mendengar itu, Ni Na tersedak sedikit, dan menjawab bahwa dia sudah bilang
kalau itu cuma kebetulan. Kemudian Kang Woo pun membalas bahwa setahunya tidak
ada warung pangsit di dekat sini. Dan Ni Na kembali tersedak.
“Orang2
tidak bisa di percaya dengan mudah,” kata Kang Woo sambil memberikan air kepada
Ni Na.
“Kenapa?”
“Karena
lemah. Orang baik mati lebih cepat. Para pendusta yang egois hidup sangat lama.
Mereka berkhianat dan melakukan perbuatan jahat. Aku tidak percaya siapapun,”
jelas Kang Woo.
“Beberapa
orang berbohong dan mengkhianati orang lain, tapi aku yakin 1 dari 100 orang
tidak akan melakukan itu. Aku ingin mempercayai orang dan terus melakukannya.
Dan aku juga ingin menjadi orang yang bisa kamu percayai,” balas Ni Na.
“Kamu
tidak perlu berbohong. Aku muak dengan kemunafikan dan kepura- puraan,” kata
Kang Woo dengan tegas.
Ni Na menanyakan, kenapa Kang Woo berpikir dirinya tidak tulus. Kemudian Ni Na menceritakan bahwa dulu ketika dia belajar balet di Rusia, dia tidak sabar untuk bangun pagi dan melihat tarian Yeon Seo. Menurutnya Yeon Seo adalah bukti Dewa itu ada, karena tubuh Yeon Seo tampak di bentuk hati2, dan Dewa memberikan banyak bakat kepadanya. Jadi jika Yeon Seo bisa menari lagi, dia siap untuk menjadi penggantinya. Dan dia tulus.
“Lalu kenapa kamu menemuiku?” tanya Kang Woo. “Aku pikir kamu datang untuk mengeluh, karena tidak jadi yang utama.”
Setelah kembali dari WC, Ni Na memakai pembersih tangan. Dan disaat itu, Kang Woo melihat bekas merah di dekat jari Ni Na, jadi dia langsung menarik tangan Ni Na untuk melihat lebih dekat. Kemudian setelah itu, dia berdiri dan melihat wajah Ni Na.
“Kamu
tidak…” kata Ni Na merasa malu.
“Syukurlah,
kelenjar ludahmu belum membengkak. Geum Ni Na, kamu baru saja muntah, kan?”
tanya Kang Woo. Dan Ni Na terdiam.
Ni Na mengikuti Kang Woo keluar dari dalam restoran. Dia menjelaskan bahwa itu hanyalah gangguan pencernaan saja. Dan dengan tajam, Kang Woo membalas bahwa barusaja Ni Na bilang ingin bisa menjadi balerina yang di percayainya, tapi Ni Na malah makan dan memuntahkannya, dan makan lagi.
“Aku
sudah melihat banyak balerina yang kariernya berakhir, karena anoreksia,” jelas
Kang Woo, tegas.
“Maafkan aku. Harap rahasiakan ini dari keluargaku. Khususnya untuk kakakku. Dia akan menyalahkan dirinya sendiri dan jadi sangat marah. Ini semua salahku, marahlah padaku,”kata Ni Na dengan cemas.
“Kamu
harus pedulikan dirimu terlebih dahulu. Haruskah aku beritahu kamu cara jadi
balerina yang baik?” balas Kang Woo.
Kang Woo menarik Ni Na ke depan kaca jendela, dan membuat Ni Na melihat pantulan dirinya sendiri. “Mementingkan diri sendiri. Tempatkan dirimu terlebih dahulu daripada orang lain,” kata Kang Woo di dekat Ni Na.
Di dekat pintu, Yeon Seo sengaja berdehem dengan keras, tapi tidak ada respon sama sekali, sehingga Yeon Seo pun bertanya-tanya apa Kim Dan masih tertidur. Lalu dengan ragu, Yeon Seo pun membuka pintu kamar. Dan dia langsung merasa kaget, karena tepat disaat dia melakukan itu, Ny. Jung yang berada di luar juga membuka pintu. Sehingga mereka berdua sama2 terkejut.
Yeon Seo lalu keluar dari dalam kamar, tapi dia tidak menemukan Kim Dan berada didepan kamarnya. Merasa ada yang aneh, Ny. Jung bertanya, “Bisakah kamu ceritakan lagi, apa yang kamu katakan di telpon?”
“Kamu
lihatkan di ruang tamu saat jalan kemari,” jawab Yeon Seo.
“Itu
sebabnya aku bertanya.”
Yeon Seo menceritakan tentang kaca jendela yang pecah semalam, serta lampu gantung yang terjatuh hingga dia hampir mati karena itu. Tapi herannya, Ny. Jung tampak tidak percaya, dia malah mengira Yeon Seo sedang bermimpi buruk dan itu sangat jelas.
“Aku
punya saksi. Kim Dan,” jelas Yeon Seo dengan kesal. Lalu dia berteriak
memanggil nama Kim Dan dengan keras.
Yeon
Seo datang ke taman di temanin oleh Ny. Jung. Dan saat dia melihat, para
pelayan yang tumben datang lebih awal, maka dia pun bertanya, apa mereka
merencanakan sesuatu. Dan semuanya diam, karena takut salah menjawab.
“Aku memanggil mereka untuk membersihkan, sebelum semua orang datang. Kami bekerja sangat keras sejak subuh,” jelas Kim Dan dengan bahasa santai (banmal).
Mendengar
cara berbicara Kim Dan yang terlalu santai, Yeon Seo memperingatkannya. Tapi
dengan tenang, Kim Dan membalas bahwa di dalam kontrak tidak ada disebutkan
kalau dia tidak boleh berbicara memakai bahasa Banmal. Mendengar itu, Yeon Seo
pun tidak bisa mengatakan apapun.
Kim Dan kemudian mendekati Yeon Seo, dan menjelaskan tugas para pelayan yang ada ditempat ini sekarang. Dan Yeon Seo langsung menyela nya.
Yeon
Seo mendekati mereka, dan memperhatikan mereka satu persatu dengan tajam.
“Siapa yang melakukannya?”
“Aku bertanya, tapi lampu dan jendela baik2 saja sampai mereka pulang kerja. Ketika semua orang pulang, petugas keamanan juga pergi,” kata Kim Dan, menjelaskan.
Tapi
Yeon Seo mengabaikan Kim Dan. “Jika kamu beritahu aku siapa yang ada dibalik
ini, aku akan memaafkanmu. Atau aku akan memecat, menuntutmu untuk kompensasi,
melapor polisi, dan membuat kamu di adili. Dan aku tidak akan berhenti sampai
akhir,” ancam Yeon Seo. Dan semua orang memalingkan pandangan mereka dengan
takut.
Kim
Dan berusaha menengahi. Dia menunjukan catatannya, dan menjelaskan bahwa dia
tidak ada menemukan batu atau apapun yang bisa digunakan untuk memecahkan
jendela. Jadi intinya itu murni kecelakaan.
“Kamu
detektif yang andal ya. Bagaimana dengan lampu gantungnya? Kenapa itu jatuh
tiba- tiba? Apa rayap menggigitnya?” tanya Yeon Seo dengan tajam. Dan Kim Dan
merasa bingung harus menjawab apa.
Ny. Jung mencoba menenangkan Yeon Seo agar berbicara baik2. Tapi Yeon Seo tidak mau, dan dia kembali mengancam para pelayan. Sehingga salah satu pelayan yang sedari tadi hanya diam, dia menjadi tidak sabaran dan tidak tahan lagi dengan tekanan dari Yeon Seo.
“Sial!
Tidak bisa. Tidak, aku tidak akan bekerja untukmu. Pikirmu kamu putri kerajaan?
Aku penasaran seberapa buruk kamu, saat aku mendengar bayarannya dua kali
lipat. Membayar aku 20 kali lipat lebih banyak pun tidak akan cukup. Kamu
mengoceh dibelakang telinga, melempar, mengancam, dan memperlakukan kami
seperti penjahat. Aku sudah muak!” katanya. Lalu dia pergi dengan mengajak yang
lain.
Ny.
Jung serta Kim Dan berusaha menghentikan semuanya agar jangan berhenti. Tapi
semua nya tetap pergi. Dan dengan kesal, Ny. Jung pun mengatakan bahwa orang2
menyebut tempat ini sebagai Lubang api. Namun Yeon Seo tidak peduli.
Yeon Seo kemudian menyuruh Ny. Jung menghubungin perusahaan keamanan, dan membawakan nya semua rekaman dari tiga hari yang lalu. Dan mendengar itu, Ny. Jung merasa tidak percaya, kenapa Yeon Seo bisa begitu tidak peduli. Sementara Kim Dan, dia mulai merasa cemas, karena takut sayapnya tampak di CCTV.
Tags:
Angels Last Mission Love