Network : iQiyi iQiyi
Didalam
hutan bambu. Xiu Wen berlatih pedang sambil mengingat perkataan Yi Yi yang
memintanya untuk jangan melupakan kebencian bangsa mereka. Serta dia mengingat
perkataan Luo Jing yang berjanji akan pulang bersama dengannya.
Dan
mengingat hal tersebut, Xiu Wen merasa sangat gundah. Lalu ketika tiba2
tangannya terasa nyeri karena terluka, barulah Xiu Wen tersadar.
Malam
hari. Dipenginapan. Saat Luo Jing melihat tangan Xiu Wen yang terluka, dia
ingin segera memanggilkan Shang. Tapi Xiu Wen menolak, dan meminta agar Luo
Jing membawa kan nya tambahan wine saja. Dan Luo Jing pun mengiyakan.
Xiu Wen
duduk sambil memperhatikan pedangnya. Dan ketika Luo Jing datang membawakan
wine tambahan, dia langsung meminumnya seperti orang kehausan. Melihat itu, Luo
Jing meminta Xiu Wen untuk minum pelan2 saja.
“Sekali
aku minum, itu tidak sakit lagi,” kata Xiu Wen. Lalu dia meminum wine nya lagi.
Dan Luo Jing pun membiarkannya.
“Dari
pertama aku melihat mu, aku sudah merasa bahwa kamu berbeda dari yang lain.
Kamu terlihat seperti cahaya. Seperti bintang dilangit. Yang melelehkan salju,”
kata Xiu Wen dengan begitu puitis, lalu dia merasa malu dan minum lagi.
Kemudian Xiu Wen menanyakan kenapa Luo Jing datang mencarinya.
“Aku
menjatuhkan saputanganku dikamar Zhong Wu Mei. Aku takut dia akan tahu. Jadi aku
ingin kamu membantu ku mencurinya,” jelas Luo Jing dengan pelan.
“Apa kamu
benar2 tidak ingin dia tahu?” balas Xiu Wen.
Luo Jing
menjelaskan bahwa dengan situasi sekarang, jika Wu Mei mengenali siapa dirinya,
maka Wu Mei mungkin akan menderita lebih lagi. Itulah mengapa, Luo Jing tidak
ingin Wu Mei mengenalinya, karena itu adalah yang terbaik untuk semuanya.
Dengan
bersemangat, Xiu Wen tiba2 saja bertanya. “Xiao Jing. Setelah kita pergi ke
Persia. Maukah kamu menikah denganku?” tanyanya.
Mendengar
itu, Luo Jing merasa sangat terkejut, dan tidak bisa menjawab ‘iya’. Dan Xiu
Wen langsung memeluk Luo Jing dari belakang. “Sebenarnya, aku tidak seharusnya
membiarkan mu kembali (ke Sheng Jing),” kata Xiu Wen dengan nada sedih.
“Xiu Wen,
aku…”
Xiu Wen
melepaskan pelukannya, dan melangkah mundur. “Ini sudah terlalu malam. Kamu
harus beristirahat,” kata Xiu Wen dengan sedih, tapi dia berusaha untuk tetap
tersenyum. Sepertinya dia mengerti bahwa perasaan Luo Jing telah berubah.
Dengan
gugup, Luo Jing menganggukan kepalanya. Lalu tanpa mengatakan apapun, dia
berjalan pergi meninggalkan Xiu Wen.
“Xiao Jing. Kamu seperti segelas wine didalam hatiku. Aku rela mabuk
didalamnya. Aku tidak ingin siuman. Tapi melihat sosok mu yang berjalan pergi
sekarang. Ini waktunya untuk aku terbangun,” pikir Xiu Wen dengan sedih. Sambil memperhatikan sosok Luo Jing yang
berjalan pergi semakin menjauh darinya, hingga akhirnya Luo Jing menghilang
dari pandangannya.
Xi Que
masuk ke dalam kamar Luo Jing, dia membawakan madu dan susu untuknya. Tapi Luo
Jing menolak, karena dia tidak lapar. Dengan waspada, Xi Que lalu bertanya,
apakah Luo Jing tidak ingin makan ‘sushi’. Dan Luo Jing menjawab tidak, dia
tidak biasa makan sushi.
Mendengar
itu, Xi Que langsung mengenali Luo Jing. Dia menangis, dan meminta agar Luo
Jing jangan membohonginnya lagi. Karena tidak ada satupun orang didunia ini
yang tahu apa itu ‘Sushi’, cuma Luo Jing lah yang tahu dan bisa membuatnya.
“Nona.
Apa kamu tidak memerlukan Xi Que lagi? Xi Que telah mencari mu sangat lama,
tidakkah Nona memerlurkan Xi Que lagi?” rengeknya.
Luo Jing
pun membuka masker yang di kenakan nya. “Xi Que bodoh,” katanya dengan pelan.
Dengan
penuh kerinduan, sambil menangis, Xi Que langsung memeluk Luo Jing dengan erat.
Dan Luo Jing balas memeluknya. Sesudah itu, Luo Jing mengelus wajah Xi Que dan
memintanya agar jangan menangis lagi.
“Nona,
wajahmu…” kata Xi Que khawatir, saat melihat bekas luka di wajah Luo Jing .
“Bodoh,
ini palsu. Ini sengaja dipakai,” balas Luo Jing sambil tersenyum.
Dengan
semangat, Xi Que pun berniat untuk memberitahu Wu Mei. Tapi Luo Jing segera
menahannya, dan menjelaskan agar Xi Que jangan memberi tahu Wu Mei yang masih
keracunan, jika tidak maka Wu Mei mungkin akan semakin menderita. Dan Xi Que
pun mengiyakan.
“Xi Que,
aku butuh pertolongan mu sekarang,” pinta Luo Jing tiba2. Dan Xi Que
menganggukan kepalanya.
Xi Que
menyelinap ke dalam kamar Wu Mei. Dan mendekati Wu Mei yang sedang tidur. Lalu
secara hati- hati dia mengambil sapu tangan milik Luo Jing yang disimpan Wu Mei
didalam saku bajunya. Tapi sialnya, tindakan Xi Que ketahuan oleh Wu Mei yang
tiba2 saja terbangun.
“Beraninya
kamu menyelinap masuk ke dalam kamarku pada tengah malam? Bicara. Apa yang kamu
rencana kan?” tanya Wu Mei dengan tegas. Sambil memegang kuat tangan Xi Que.
“Tidak,
jangan salah paham. Aku berjanji sama dia, aku pasti tidak akan mengatakan
apapun,” jelas Xi Que dengan ketakutan.
“Dia
siapa? Dia Nona- mu kah?” bentak Wu Mei, bertanya. Dan Xi Que terduduk lemas di
tempatnya.
Tags:
Unique Lady
Lanjutkan minnnn
ReplyDelete