Sinopsis Chinese Drama : Nice To Meet You Episode 13-2
Images by : Hunan TV
Gao Jie pergi ke rumah Ny. Wu. Gao Hai yang
membuka pintu, sangat senang melihat Gao Jie, karena mengira Gao Jie datang
mencarinya. Tapi, Gao Jie datang bukan untuk mencari Gao Hai melainkan Ny. Wu.
“Aku tidak akan melupakan apa yang terjadi pada
kakek. Aku di sini hari ini karena aku ingin bertanya padamu, apakah kau pernah
melihat konsep desain ini sebelumnya? Kau pernah melihatnya sebelumnya kan?”
tanya Gao Jie dengan marah sembari menunjukkan desain yang di gambar ibunya.
Gao hai berusaha menengahi dengan menyuruh Gao Jie
agar bicara di dalam rumah. Tapi, Gao Jie tidak mau. Dia mengingatkan kalau
desain ini adalah desain ibunya dan persis sama dengan yang Ny. Wu gunakan
untuk kompetisi internasional yang membuat ny. Wu memenangkan trofi dan
mendapat ketenaran.
“Jadi, bagaimana jika itu benar? Apa yang ingin
kau katakan?” ejek Ny. Wu.
“Dua desain yang terlalu persis ini, ibuku
menggambar miliknya lebih awal dari milikmu. Jelas, kau telah menjiplak desain
ibuku!”
Ny. Wu tidak peduli dan hendak masuk ke dalam
rumah. Tapi, Gao Jie mencegatnya. Gao Hai langsung membujuk Gao Jie untuk
tenang dan dia juga meminta Ny. Wu untuk memaklumi Gao Jie yang masih dalam
suasana hati gelisah karena kakeknya baru meninggal.
“Masa lalu, apapun kebenarannya, bagaimanapun juga
sudah lewat. Jadi, bisakah kau berhenti membahasnya, oke?” bujuk Gao Hai.
“Bagaimana bisa kau punya ayah sepertimu!”
“Xiao Jie, bibi Wu, bagaimanapun, dia adalah
senior. Bahkan jika kau ingin menuntut hak ibumu, bisakah kau mengatakannya
dengan kata-kata yang lembut?” bujuk Gao Hai lagi.
“Kau ingin aku minta maaf padanya?”
“Aku berharap kau dan ibumu akan memiliki keluarga
yang penuh kasih. Bisakah kau mendengarkan sarah ayah?”
“Tercela! Sejak kau meninggalkan ibuku, aku sudah
tidak mempunyai ayah lagi. Jadi, bisakah kau berhenti mengucapkan kata ‘ayah’
?! kau di persilahkan untuk mengambil kembali rumah kapan saja. Adapun
permintaan maaf, aku pasti akan membuat kau bertobat kepada ibuku secara pribadi
suatu hari nanti!” tekad Gao Jie.
--
Gao Jie menemui Si Cheng memberitahu masalah
ibunya dan Ny. Wu. Si Cheng bisa memahami kemarahan Gao Jie, akan tetapi tidak
ada bukti yang bisa membuktikan kalau ny. Wu menjiplak desain ibunya. Jika Gao
Jie terus mempermasalahkan hal ini, orang luar akan berpikir kalau Gao Jie
menggunakan segala metode untuk menjatuhkan Ny. Wu.
“Apakah benar-benar tidak ada cara untuk
membuktikannya? Jika semua orang yang menjiplak karya orang lain dapat
menikmati ketenaran dan kehormatan, dan para korban hanya bisa bersembunyi di
sudut, aku sama sekali tidak mengerti apa nilai dan arti dari menempatkan
begitu banyak kerja keras dalam membuat desain?!” emosi Gao Jie.
Si Cheng mengerti kemarahan Gao Jie, tapi tetap
saja, jika Gao Jie tiba-tiba muncul dan menuduh Ny. Wu melakukan plagiat, Ny.
Wu bisa balik menuduh Gao Jie melakukan cara tidak bermoral untuk menjadi
terkenal. Orang-orang juga pasti akan memilih percaya pada Ny. Wu yang tampak
sebagai orang bermoral dan bermatabat seperti yang mereka lihat. Mau apapun,
Gao Jie tidak akan bisa memenangkan pertarungan dengan Ny. Wu.
“Si Cheng, aku meminta bertemu agar kau bisa
membantuku memikirkan solusi, bukan untuk memojokkanku.”
“Ada cara, dan hanya ada satu cara. Kau harus
menjadi lebih kuat dari dia. Percaya lah, jika ketenaran dan posisimu
benar-benar melampaui dirinya, itulah saatnya untuk mengekspos plagiarismenya.
Tidak hanya itu, kau tidak akan di curigai, sebaliknya, semua orang pasti ingin
mengetahui kebenaran darimu.”
“Melampaui dia? Berapa lama aku harus menunggu?”
pesimis Gao Jie. “Sekarang, karena niat jahatnya untuk mendiskreditkanku, aku
hampir tidak bisa bertahan di industri desain perhiasan lagi. Bagaimana aku
akan memenangkannya?”
“Jadi, dengarkan saranku. Pergilah keluar negeri
untuk mengembangkan dirimu. Gao Jie, kau memiliki potensi. Tolong jangan
membatasi dirimu pada satu sudut. Ada banyak desainer luar negerti yang
mengundangku untuk berkarir di luar negeri. Jika kau bersedia, aku akan pergi
denganmu. Ketika kau telah mengukir dunia untuk diri sendiri, kembali ke sini.
Kemudian, kau akan memiliki modal untuk menghadapi Wu Xiaoci secara langsung.”
“Biarkan aku memikirkan dulu hal ini,” ujar Gao
Jie, bimbang.
--
Gao Jie pergi ke panti jompo dan menemani ibunya
hingga tertidur. Saat tertidur itu, dia memimpikan ibunya yang berjalan seorang
diri dan kemudian tampak sebuah cahaya yang sangat terang. Wu Xiaoci berada di
balik mobil dan menyetirkan mobilnya dengan sangat kencang untuk menabrak Pan
Yue. Pan Yue terlempar jauh karena tabrakan tersebut.
Mimpi buruk itu membangunkan Gao Jie. Gao Jie yang
terbangun dengan panik, tanpa sengaja ikut membangukan Pan Yue.
“Xiao Jie, apa yang terjadi padamu, Xiao Jie?”
“Ibu, hanya kau yang ku miliki saat ini. Tolong
jangan tinggalkan aku.”
“Tidak akan pergi. Aku di sini.”
“Aku memiliki banyak hal di hatiku, tapi aku tidak
tahu harus mengatakannya pada siapa. Yu Zhi, Gao Hui dan Wu Xiaoci, mereka
adalah mitra kerja. Aku tidak dapat menyebabkan masalah baginya karena
masalahku sendiri. Selama bertahun-tahun, aku memperlakukan Wu Xiaoci sebagai
idolaku. Aku tidak tahu bahwa penderitaanmu selama ini karena dia. Maafkan aku
. Aku yang salah. Aku tidak bisa mendapatkan keadilan untuk ibu,” tangis Gao
Jie.
“Xiao Jie, jangan menangis. Siapa yang mengganggumu?
Aku akan memukulinya. Aku sangat mencintai Xiao Jie. Peluk. Aku sangat
mencintai Xiao Jie. Mari tidur.”
Gao Jie diam, memandangi wajah Pan Yue yang telah
tertidur. Di dalam hatinya, dia berkata kalau ibunya dapat hidup dengan tenang
tanpa kekhawatiran. Tinggalkan semua ketidakadilan dan penderitaan yang telah
ibunya derita padanya, dia akan membalaskannya kembali demi ibunya.
--
Siap berbelanja, Gao Hui membawa Yu Zhi ke bar
untuk minum-minum. Gao Hui tampak sangat menikmati suasana, sementara Yu Zhi
berulang kali menguap ngantuk. Saat itu, dia mendapat telepon dari Gao Jie,
jadi dia pergi menjauh dari sana.
“Halo? Ada apa? Kau merindukanku?” tanya Yu Zhi,
pede.
“Yu Zhi,” panggil Gao Jie dengan suara lemah.
Mendengar suara Gao Jie, membuat Yu Zhi jadi
cemas. Suara Gao Jie terdengar seperti baru saja selesai menangis. Apa ada yang
mengganggu Gao Jie?
“Ada sesuatu. Aku tidak tahu harus bilang pada
siapa. Aku telah memeriksa seluruh daftar kontakku dan sepertinya aku hanya
memilikimu.”
“Begitu kau mengalami masalah, kau memikirkanku.
Kau telah meningkat,” senang Yu Zhi. “Sekarang sudah larut. Bahkan jika kau mempunyai
pekerjaan, tidurlah. Besok pagi aku akan kembali …”
Lagi asyik berbincang, Gao Hui tiba-tiba muncul
dan langsung bertanya apa yang sedang Yu Zhi lakukan? Tidak hanya itu, Gao Hui
bahkan merebut ponsel Yu Zhi dan mengingatkan kalau walaupun Yu Zhi sudah
menemaninya belanja, Yu Zhi masih harus menenaminya sampai malam. Dan suara Gao
Hui tentu terdengar jelas oleh Gao Jie.
“Tidak sopan mencuri telepon orang lain. Tidak ada
yang suka wanita yang suka memerintah,” peringati Yu Zhi.
“Salah siapa ini karen kau tidak perhatian saat
bersamaku? Aku punya satu aturan. Aku selalu suka menjadi satu-satunya.
Sekarang ini adalah waktu yang kau habiskan bersamaku dan tidak boleh setengah
hati,” ujar Gao Hui, masih mengira kalau Yu Zhi pasti menyukainya makanya bertingkah
sesukanya.
Gao Jie akhirnya memutuskan sambungan telepon.
Sementara itu, Yu Zhi langsung berpura-pura pusing karena sudah mabuk. Tanpa
malu, Gao Hui langsung menarik Yu Zhi dan berkata akan membawa Yu Zhi kembali
ke hotel.
Tidak hanya itu, dia membawa Yu Zhi masuk ke dalam
kamar. Yu Zhi berpura-pura mabuk berat dan berjalan terhuyung-huyung. Melihat
kondisi Yu Zhi, Gao Hui memanfaatkan kesempatan untuk menemani Yu Zhi malam ini
dengan alasan menjaga. Tapi, Yu Zhi menolak.
Gao Hui tetap tidak sadar diri dan tidak mau
pergi. Dan Yu Zhi langsung berlari ke dalam kamar mandi, mengunci pintu, dan
muntah-muntah dengan suara keras. Mendengar suara Yu Zhi yang sedang muntah,
membuat Gao Hui tampak sedikit geli gitu.
“Dan, aku akan muntah sepanjang malam,” teriak Yu
Zhi dari dalam kamar mandi.
Gao Hui tampaknya benar-benar jijik, dan berkata
kalau dia baru teringat ada janji lain. Jadi, dia pamit pulang duluan. Yu Zhi
jelas senang dan mengizinkannya pergi.
Setelah Gao Hui pergi, Yu Zhi baru keluar kamar
mandi. Dia masih sangat sadar dan hanya berpura-pura muntah untuk mengusir Gao
Hui pergi secara halus. Begitu keluar, dia langsung menelpon Gao Jie.
“Gao Jie, mengapa kau mencariku?”
“Tidak apa. Aku telah mengatasinya. Sudah larut
malam. Aku tidak akan mengganggumu. Selamat malam.”
Walau Gao Jie berkata seperti itu, Yu Zhi merasa
ada yang aneh.
--
Esok hari,
Gao Jie sudah memindahkan semua kardus di dalam
rumah ke halaman. Dia sudah bersiap untuk pindah. Saat itu, Ny. Wu datang
menemuinya. Alasannya datang untuk memberi penghormatan untuk kakek, karena
bagaimanapun kakek adalah gurunya dulu.
“Aku tahu rumah ini sudah menjadi milikmu. Aku
tidak bermaksud untuk tinggal di sini. Tapi, aku perlu mengatur agar kakekku di
makamkan. Ketika aku telah menyelesaikan semua ini, aku akan segera pindah. Aku
tidak akan menunda waktu-ku bahkan untuk satu menitpun.”
“Mulai hari ini dan seterusnya, menjauhlah dari
suamiku,” peringati Ny. Wu.
“Jika kau dan Gao Hai benar-benar saling
mencintai, apakah kau masih keberatan dengan keberadaan ibuku dan aku? Atau
bisakah kau takut akan hal itu? Apapun yang di curi olehmu juga bisa di curi
oleh orang lain,” peringati Gao Jie.
Ny. Wu benar-benar kesal dan memilih pergi dari
sana.
Tidak lama setelah Ny. Wu pergi, orang-orang yang
bertugas mengosongkan rumah datang. Gao Jie berdiri di depan rumah dengan
memegang foto kakek dan melihat para pekerja itu, satu persatu mengeluarkan barang-barangnya
dari dalam rumah dan kemudian mengunci gerbang rumah dengan rapat.
--
Yu Zhi dan
Gao Hui akhirnya pulang kembali ke Shanghai setelah menyelesaikan negosiasi
kenaikan harga tersebut. Dan Yu Yi langsung menyambut mereka dengan bahagia
karena telah menyelesaikan masalah.
Dan saat berbincang itu, Gao Hui membahas mengenai
Yu Zhi yang kemarin mabuk berat. Yu Zhi langsung meminta maaf dan beralasan
kalau dia memiliki toleransi yang rendah terhadap alkohol. Dan dia mengarahkan
perbincangan dengan menyuruh Yu Yi juga ikut berterimakasih atas bantuan Gao
Hui. Yu Yi setuju karena itulah dia sudah memesan restoran untuk mereka makan
bersama.
“Maaf. Sebenarnya aku terlalu mabuk kemarin, jadi
perutku masih agak tidak sehat. Aku khawatir akan mempengaruhi kesenangan
kalian,” alasan Yu Zhi.
Gao Hui tidak menerima alasan dan memaksa Yu Zhi
untuk ikut makan bersama mereka sore ini. Yu Zhi sok berpikir dan akhirnya
setuju untuk makan sore, mungkin di sore hari dia sudah lebih baik. Gao Hui
langsung tersenyum senang.
“Telepon saja aku nanti. Tapi, kau menjatuhkan dan
merusak ponselku kemarin, aku tidak yakin apakah sore ini sudah bisa selesai
perbaiki atau tidak. Aku mungkin tidak bisa menerima panggilanmu. Aku akan
pergi dulu. Pokoknya, coba saja telepon nanti,” alasan Yu Zhi lagi.
Gao Hui jelas kecewa. Dan Yu Yi hanya bisa
geleng-geleng kepala menyadari Yu Zhi yang sengaja menghindari Gao Hui.
--
Yu Zhi ternyata pergi ke rumah Gao Jie. Tapi saat
dia sampai di sana, barang-barang di dalam rumah sudah di letakkan di luar, dan
Gao Jie tidak ada di sana. Yu Zhi langsung mencoba menelpon ponsel Gao Jie,
tapi tidak aktif juga. Yu Zhi jadi semakin cemas.
Yu Zhi langsung menelpon Pin Zhen dan menanyakan
Gao Jie. Tapi, Pin Zhen juga tidak tahu karena dia baru balik dari kampung. Dia
malah balik bertanya apa terjadi sesuatu? Bukannya menjawab, Yu Zhi langsung
mematikan telepon.
Yu Zhi pergi ke panti jompo, tapi Gao Jie juga
tidak ke sana. Tidak menyerah, Yu Zhi mulai mencari Gao Jie di sekitar panti
jompo dan bahkan menemui Si Cheng. Tapi, tidak ada yang tahu dimana Gao Jie.
Dan tanpa terasa, hari sudah malam saja.
Yu Zhi akhirnya pergi ke tempat dimana dia pernah
membawa Gao Jie untuk merayakan perjumpaan kembali mereka setelah dari hutan
hujan. Dan benar, Gao Jie ada di sana. Duduk menunduk di pojok dengan sebuah
koper di hadapannya. Yu Zhi sangat lega dapat menemukannya.
“Akhirnya, aku menemukanmu.”
“Aku berjalan cukup lama di jalanan sendirian. Aku
tidak tahu harus kemana. Aku tidak tahu apakah ada tempat lain yang masih bisa
menampungku.”
-Bersambung-
Tags:
Nice To Meet You
Terimakasih infonya,..
ReplyDeleteLanjut y kak
ReplyDeleteSemangatt
ReplyDelete